Budidaya Rumput Laut dan Pengolahannya di Kabupaten Jeneponto PDF

Title Budidaya Rumput Laut dan Pengolahannya di Kabupaten Jeneponto
Author AM Yusuf
Pages 6
File Size 182.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 125
Total Views 758

Summary

NAMA : ARISKA WAHDA WAHYUNI NIM : A21116012 BUDIDAYA RUMPUT LAUT DAN PENGOLAHANNYA DI KABUPATEN JENEPONTO A.Pengantar Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh perairan berupa laut yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Pekerjaan ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Budidaya Rumput Laut dan Pengolahannya di Kabupaten Jeneponto AM Yusuf

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Opt imasi Pengelolaan Sumberdaya Rumput Laut di Wilayah Pesisir Kabupat en Bant aeng, Pro… Aziz Waigit ang Membangun Daerah Perbat asan Dengan Rumput Laut Yusuf Arif Set iawan PKL PK BP 119-16 Fir t arkhandra pradipt a

NAMA : ARISKA WAHDA WAHYUNI NIM

: A21116012

BUDIDAYA RUMPUT LAUT DAN PENGOLAHANNYA DI KABUPATEN JENEPONTO

A.Pengantar Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya dikelilingi oleh perairan berupa laut yang berbatasan langsung dengan Samudra Hindia dan Samudera Pasifik. Pekerjaan yang mendominasi di wilayah perairan khususnya bagian pesisir adalah sebagai nelayan tradisional yang subsisten. Salah satunya rumput laut, namun masih kurang dalam hal pembudidayaan secara massal. Hal ini tidak mengherankan karena keterbatasan informasi dan teknologi membuat rumput laut bukan primadona masyarakat pesisir seperti hal-nya hasil perikanan lainnya. Sumber daya kelautan berperan penting dalam mendukung pembangunan ekonomi daerah dan nasional untuk meningkatkan penerimaan devisa, lapangan kerja, dan pendapatan penduduk. Sumber daya kelautan tersebut mempunyai keunggulan komparatif karena tersedia dalam jumlah yang besar dan beraneka ragam serta dapat dimanfaatkan dengan biaya eksploitasi yang relatif murah sehingga mampu menciptakan kapasitas penawaran yang kompetitif. Rumput laut telah dikenal sejak puluhan atau bahkan ratusan tahun yang lalu di Indonesia maupun di manca negara. Pada umumnya rumput laut digunakan sebagai bahan makanan dan minuman, namun seiring dengan berkembangnya IPTEK dewasa ini rumput laut dapat di kembangkan dan manfaatkan dalam berbagai macam industri misalnya tekstil, kosmetik, dan industri kefarmasian.1

1

Anonim. 2012. Klasifikasi Rumput Laut. http://www.insinc.to/edible.htl. [04 Juni 2012].

B. Pembahasan Kabupaten Jeneponto dengan panjang garis pantai yang mencapai 114 km dan potensi areal budidaya seluas 8.150 Hamen jadi salah satu wilayah pengembangan industrialisasi perikanan di bidang rumput laut di Sulawesi Selatan. Jika dilihat sekilas, memang daerah Jeneponto termasuk daerah yang miskin. Namun jika kita melihat lebih jelas lagi, Jeneponto merupakan daerah yang kaya, hal ini di karenakan Jeneponto memiliki tidak hanya daerah pesisirnya yang berpotensi, namun juga sebagai daerah penghasil padi dan sayur mayur terbesar di sulawesi selatan.2 Di Kabupaten Jeneponto prospek bisnis untuk rumput laut begitu cerah, tetapi dalam upaya pengembangannya masih banyak kendala yang dihadapi. Di bidang budidaya misalnya, ketersediaan bibit yang berkualitas masih jarang ditemukan, di samping juga adanya faktor perubahan kondisi perairan dan musim yang sangat mempengaruhi kualitas rumput laut yang dihasilkan. Sementara, di bidang pengolahan , faktor pengetahuan terhadap arti penting kualitas menjadi kendala utama. Hal ini tercermin dari proses produksi dan peralatan yang digunakan masih jauh dari standar pengolahan.Berbagai kendala yang ada di bidang budidaya dan pengolahan rumput laut akan dibahas agar dapat melakukan cara-cara budidaya rumput laut, dapat melakukan analisis usaha dalam suatu kegiatan budidaya rumput laut sehingga mampu memperoleh keuntungan, serta mampu mengekstrak karajinan yang dapat dijadikan sebagai bahan baku makanan seperti dodol dan agar . Dalam pembahasan ini kita akan mempelajari bagaimana budidaya dan pengolahan Rumput Laut di Kabupaten Jeneponto . B.1 Pengolahan Rumput Laut Rumput laut akan bernilai ekonomis setelah mendapat penanganan lebih lanjut. Pada umumnya penanganan pasca panen rumput laut oleh petani hanya sampai pada penggeringan saja. Rumput laut kering masih merupakan bahan baku yang harus diolah lagi. Pengolahan rumput laut kering dapat menghasilkan agar-agar, keraginan atau algin tergantung kandungan

2

.( http://kabmmu.blogspot.co.id/2012/03/rumput-laut-jeneponto-menuju.html

yang terdapat di dalam rumput laut. Pengolahan ini kebanyakan dilakukan oleh pabrik namun sebenarnya dapat juga oleh petani.3 Pengolahan rumput laut menjadi bahan baku telah banyak dilakukan para petani. Hasil yang diperoleh sesuai standar perdagangan ekspor. Untuk itu, akan lebih baik bila penanganan dilakukan secara hati-hati dan diawasi. Langkah-langkah pengolahan rumput laut menjadi bahan baku (rumput kering) adalah sebagai berikut : •

Rumput laut dibersihkan dari kotoran, seperti pasir, batu-batuan, kemudian dipisahkan dari jenis yang satu dengan yang lain.



Setelah bersih, rumput laut dijemur sampai kering. Bila cuaca cukup baik, penjemuran hanya membutuhkan 3 hari. Agar hasilnya berkualitas tinggi, rumput laut dijemur di atas para-para dan tidak boleh ditumpuk. Rumput laut yang telah kering ditandai dengan keluarnya garam.



Pencucian dilakukan setelah rumput laut kering. Sebagai bahan baku agar-agar, rumput laut kering dicuci dengan air tawar. Sedangkan untuk menjadi karaginan dicuci dengan air laut. Setelah bersih rumput laut dikeringkan lagi kira-kira 1 hari. Kadar air yang diharapkan setelah pengeringan sekitar 28 %. Apabila dalam proses pengeringan hujan turun, maka rumput laut dapat disimpan pada rak-rak, tetapi diusahakan diatur sedemikan rupa sehingga tidak saling tindih. Untuk rumput laut yang diambil keraginannya tidak boleh terkena air tawar karena air tawar dapat melarutkan karaginan.



Rumput laut kering setelah penggeringan kedua, kemudian di ayak untuk menghilangkan kotoran yang masih tertinggal.

B.2 Atribut Sensitif Budidaya Rumput Laut Atribut sensitif pada dimensi sosial-budaya yakni partisipasi keluarga, dalam kegiatan budidaya rumput laut ini bisa dilihat dari kenyataan dilapangan bahwa kaum pria dalam keluarga seperti ayah dan anak laki-laki melakukan pekerjaan di laut seperti penyiapan lahan, pemeliharaan dan pemanenan, sedangkan kaum perempuan seperti ibu dan anak perempuan lebih banyak berperan pada pekerjaan di darat seperti pembuatan tali, pengikatan bibit dan 3

http://bisnisukm.com/pembuatan-rumput-laut.html

menjemur rumput laut. Sedangkan sosialisasi pekerjaan selain dilakukan bersama keluarga juga dilakukan secara berkelompok atau bergotong royong perlu dipertahankan. Selain itu, bagi masyarakat pesisir tidak terlalu banyak pilihan pekerjaan yang bisa diperoleh untuk memenuhi kebutuhan keluarga kecuali jika masyarakat pembudidaya rumput laut mencari pekerjaan diluar wilayahnya sehingga tingkat ketergantungan terhadap kegiatan budidaya rumput laut cukuptinggi. Karena itu jumlah rumah tangga petani rumput laut setiap tahun semakin bertambah banyak. Hasil penelitian menunjukkan populasi RTP rumput laut lebih dari 75% dari komunitas penduduk wilayah pesisir. Pertambahan rumah tangga petani rumput laut ini harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Atribut yang paling sensitif pada dimensi teknologi adalah standarisasi mutu rumput laut, yang menurut penyuluh dari Dinas Kelautan dan Perikanan sudah diterapkan di Kabupaten Jeneponto. Akan tetapi para petani/pembudidaya tidak mengetahui dengan pasti perbedaan penampilan fisik rumput laut yang bermutu baik atau bermutu jelek dalam hal ini kandungan agar dan karaginan tetapi informasi yang mereka peroleh dari Dinas Perikanan setempat bahwa rumput laut yang dipanen pada masa pemeliharaan 45 hari lebih bagus mutunya dibandingkan pada masa pemeliharaan 30-40 hari.4 dalam realitasnya pengembangan budidaya rumput laut ini masih banyak ditemukan permasalahan yaitu : 1.

Keterbatasan permodalan untuk membantu petani rumput laut yang membutuhkannya.

2.

Keterbatasan penerapan dan alih teknologi budidaya rumput laut yang dibutuhkan untuk meningkatkan produktivitas hasil panen yang berkualitas melalui penelitian, percontohan, pelatihan, magang dan penyuluhan.

3.

Kurangnya penyediaan sumber daya manusia terlatih melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan terstruktur sesuai segmen budidaya.

4.

Terbatasnya pola pengaman terpadu dengan mengikutsertakan masyarakat dalam segmensegmen usaha, seperti pembibitan dan pembesaran.

5.

Pengembangan budidaya rumput laut masih dilaksanakan sendiri-sendiri secara sektoral.

4

.(pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/b6c30979b05f80f6488e8244db2d6f31.pdf)

6.

Kurangnya pelaku usaha yang berperan sebagai pelaku pemasaran produksi rumput laut pada tingkat lokal maupun antarpulau sehingga harga rumput laut masih di bawah standar dapat memengaruhi kemauan pembudidaya untuk melaksanakan kegiatan budidaya rumput laut.

7. 8.

Belum adanya kelembagaan pada tingkat petani budidaya rumput laut. Kurangnya koordinasi antardinas dalam rangka pelaksanaan program pemberdayaan khususnya pada budidaya rumput laut dan penguatan modal serta peningkatan sistem monitoring, controlling dan survailance untuk memperoleh data kemajuan usaha budidaya rumput laut yang terpadu dengan baik dan akurat. Pengembangan budidaya perikanan rumput laut ini diharapkan mampu pemberdayaan masyarakat petani rumput laut dan meningkatkan taraf hidup petani rumput laut. Maka dari itu program pengembangan budidaya rumput laut ini menjadi perhatian penting bagi pemerintah daerah . Sebagian besar pengolahan budidaya rumput laut dikelola secara tradisional, hal ini dikarenakan pengolahan modern membutuhkan persyaratan yang sulit dipenuhi para petani rumput laut termasuk di dalamnya kualitas rumput laut yang bermutu tinggi dan teknologi pengelolaanya. Untuk ikut bersaing, industri pengolahan budidaya rumput laut skala kecil ini membutuhkan bantuan modal, pembinaan atau pelatihan serta bantuan pemasaran sehingga rumput laut ini dapat dikembangkan memiliki kualitas daya jual yang tinggi dan dapat meningkatkan kesejahteraan pada para petani rumput laut yang berkelanjutan untuk menghasilkan produk budidaya rumput laut yang ditinjau dari segi ekonomis menguntungkan dari segi teknis bisa dilaksanakan, sehingga pengembangan rumput laut ini dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat maupun untuk pemerintah Kota Jeneponto itu sendiri....


Similar Free PDFs