CSR PT Pertamina EP PDF

Title CSR PT Pertamina EP
Author Wahyudi Ssi
Pages 10
File Size 213.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 114
Total Views 693

Summary

CSR PT Pertamina EP Pengembangan Masyarakat Merupakan salah satu wujud tanggung jawab perusahaan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dari berbagai aspek. Sebagai wujud implementasinya, Perusahaan secara sadar berinisiatif untuk mengajak masyarakat aktif bersama menemukan solusi guna meningkatk...


Description

CSR PT Pertamina EP Pengembangan Masyarakat Merupakan salah satu wujud tanggung jawab perusahaan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat dari berbagai aspek. Sebagai wujud implementasinya, Perusahaan secara sadar berinisiatif untuk mengajak masyarakat aktif bersama menemukan solusi guna meningkatkan kondisi ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya. Di kalangan Kontraktor Kontrak Kerja Sama, Program Pengembangan Masyarakat merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kontraktor KKS sebagai bentuk tanggung jawab sosial dan implementasi dari komitmen perencanaan pengelolaan lingkungan hidup. Program ini dilaksanakan melalui kegiatan bidang lingkungan, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan infrastruktur (fasilitas sosial/fasilitas umum). Pendidikan Sejumlah kegiatan pengembangan masyarakat dilakukan di sejumlah daerah operasi. Kegiatan tersebut antara lain adalah melaksanakan sejumlah kegiatan peningkatan kualitas dan keamanan pendidikan dengan memfasilitasi perbaikan sarana belajar mengajar antara lain seperti gedung, material bangunan sekolah, pagar sekolah, komputer, dan lain sebagainya. Sebagai upaya mendukung kelancaran pelaksanan pendidikan para siswa, Perusahaan juga menyalurkan bantuan beasiswa yang merupakan bagian dari program Cerdas Bersama Pertamina. Kegiatan ini dilaksanakan di sejumlah wilayah operasi mulai dari Sumatera hingga Kawasan Timur Indonesia. Program pemberian beasiswa ini merupakan bagian dari program besar CSR Pertamina yang diberikan kepada para siswa yang berada di sekitar daerah operasi perusahaan Pengembangan Potensi Indonesia memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup banyak. Namun demikian, pada kenyataannya kuantitas tersebut tidak didukung dengan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan industri. Oleh karenanya banyak sumber daya manusia yang tidak mendapatkan pekerjaan yang baik. Melihat kondisi ini, Perusahaan memetakan kebutuhan peningkatan kualitas SDM potensial di sekitar daerah operasi menjadi sebuah kebutuhan yang dapat dikembangkan. Hal ini pada akhirnya akan membukakan peluang kerja dan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat. Kebutuhan masyarakat mendapat respon proaktif dari perusahaan berupa penyelenggaraan pelatihan yang dilaksanakan bersama dengan pemangku kepentingan yang memiliki kompetensi seperti lembaga pendidikan. Dengan program ini diharapkan dapat menjawab kebutuhan masyarakat dan memberikan dampak langsung serta tepat sasaran. Setelah melalui masa pelatihan, para peserta diharapkan memiliki kemampuan yang mumpuni dan rasa percaya diri sebagai generasi muda yang mandiri. Keterlibatan Pemangku Kepentingan Pertamina EP menyadari bahwa pemangku kepentingan memegang peran penting dalam mendukung keberlanjutan perusahaan. Untuk mengelola hubungan dengan para pemangku kepentingan, perusahaan mengacu pada prinsip tata kelola yang telah ditetapkan. Pengelolaan hubungan dengan pemangku kepentingan diarahkan pada kepentingan bisnis perusahaan dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan lingkungan serta memperhatikan skala prioritas dan saling menghargai sehingga tercapai keseimbangan dan keharmonisan antara:

1. Dimensi bisnis yang berorientasi pada penciptaan nilai (value creation) dan kepuasan pelanggan 2. Dimensi sosial yang menyangkut aspek etika usaha dan tanggung jawab sosial perusahaan, kondisi kesehatan dan keselamatan serta kesejahteraan pekerja dan aspek sosial kemasyarakatan 3. Dimensi lingkungan yang mengarahkan perusahaan untuk memperhatikan aspek kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup di sekitar unit operasi/lapangan usaha 4. Pengelolaan pemangku kepentingan didasarkan prinsip-prinsip GCG, yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, kemandirian, dan kewajaran. Perusahaan menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak pemangku kepentingan, antara lain melalui pemberian informasi yang relevan dan penting secara transparan, akurat dan tepat waktu dan melalui mekanisme komunikasi yang sehat dan beretika. Untuk kepentingan komunikasi dengan pemangku kepentingan, perusahaan memiliki perangkat penghubung yakni fungsi Legal & Relations yang menjalai peran Sekretaris Perseroan atau fungsi Humas untuk unit operasi atau pejabat lain yang ditunjuk berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pertamina EP juga memiliki mekanisme untuk menampung dan menindaklanjut saran dan keluhan dari pemangku kepentingan. Hal ini antara lain dapat disampaikan melalui fasilitas “Hubungi Kami” di situs jejaring www.pertamina-ep.com. Jika saran dan keluhan yang disampaikan memiliki relevansi dengan persoalan etika, maka dapat disampaikan secara khusus melalui email komite etika yaitu [email protected]. Dalam pencapaian tujuan bersama demi menjaga keselarasan antara perusahaan dengan pemangku kepentingan, Pertamina EP menciptakan kondisi yang memungkinkan pemangku kepentingan berpartisipasi dalam mentaati peraturan perundang-undangan yang berlaku. Referensi : https://pep.pertamina.com/Etika-dan-Kebijakan/Community-Relations/CSR diakses pada tanggal 13 Nopember 2018 jam 22.28 WIB

CSR PT Pertamina (Persero) Ada beberapa pola implementasi dalam bentuk program yang bekerjasama antara perusahaan dengan lembaga lain / NGO diantaranya adalah: 1)Bidang Pendidikan a) Bright with Pertamina : Kacamata Gratis untuk 2000 Pelajar Pemberian kacamata tersebut merupakan program yang bertujuan membantu pemerintah untuk meningkatkan kesehatan mata anak usia sekolah. b) Pendidikan & Kesehatan Balita Program ini menjadi prioritas utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini, karena dengan pendidikan yang baik sejak balita akan terbentuk pondasi yang kokoh dalam setiap diri anak indonesia. c) Gelar Olimpiade Sains Nasional Perguruan Tinggi OSN-PTI 2009 diikuti sebanyak 4.666 mahasiswa. Jumlah ini melampaui target yang diharapkan penyelenggara saat itu sebanyak 2.000 mahasiswa. Penyelenggaraan OSN-PTI 2009 terdiri dari empat tahapan, yakni pendaftaran, seleksi tingkat daerah, seleksi tingkat nasional dan penetapan pemenang. Kegiatan berupa pendaftaran telah berlangsung sejak tanggal 5 September 2009 dan akan berakhir 26 Oktober 2009 d)Rumah Pintar Pertamina Rumah Pintar yang dibangun pada areal tanah seluas 8.000 Meter persegi dengan luas bangunan 358 Meter persegi ini diresmikan oleh Ibu Negara RI Ani Yudhoyono, didampingi Direktur Umum & SDM Pertamina Waluyo dan Panglima Divisi Infanteri I Kostrad, Mayjen TNI Hatta Syafrudin, bertempat di Cilodong Bogor e) Pertamina Goes to Campus program Pertamina Goes To Campus, sejak 2007 Pertamina mendonasikan kepada berbagai universitas untuk meningkatkan pendidikan generasi penerus bangsa yang sadar lingkungan. Pertamina memberikan bantuan - salah satunya - untuk membangun fasilitas rumah kaca sebagai sarana pendukung pendidikan di beberapa Institut dan Universitas. 2) Bidang Kesehatan a) Program 11.000 Kacamata Baca Dalam rangka mendukung upaya peningkatan kesehatan mata bagi masyarakat, khususnya di lingkungan pelajar, CSR Pertamina bekerjasama dengan Yayasan

Peduli Kemanusiaan dan Dinas Kesehatan setempat, melaksanakan Program Pembagian 11.000 Kacamata Baca Gratis mencakup wilayah Palembang, Cilacap, Makasar, Bekasi, Cepu, Surabaya dan Lahendong. Kepada para pelajar dilakukan pemeriksaan mata dan pemberian kacamata baca bagi yang memerlukan. Program ini cukup signifikan membantu Pemerintah dalam upaya menurunkan angka gangguan penglihatan warga. b)Clino Gigi Kesehatan gigi dan pemahaman akan pentingnya kesehatan gigi bagi siswa anak dan remaja sangat penting guna menunjang kelancaran dan keberhasilan mencapai prestasi belajar. Kegiatan Clino Gigi 2009 dilaksanakan CSR Pertamina menjangkau 6.000 pelajar yang tersebar di 24 Sekolah Dasar di Plumpang, Cikampek, dan Bekasi. Melalui Clino Gigi, para siswa diberikan pemeriksaan gigi, penyuluhan dan perawatan gigi, serta tindakan medis yang diperlukan terhadap gigi. c) Pertamina Sehat Anak dan Ibu Tercinta (SEHATI) Program yang selaras dengan tujuan pembangunan millennium (MDGs) yang telah berjalan lebih dari lima tahun ini kembali digelar pada tahun 2009 dengan menjangkau 3.000 peserta yang tersebar di 7 kota di Indonesia, mulai dari Dumai hingga Nusa Tenggara Timur. Program Pertamina Sehati bertujuan untuk meningkatkan kesehatan Ibu Hamil, Menyusui dan Bayi, sehingga mampu menurunkan angka kematian bayi, ibu melahirkan dan menyusi. Sehingga generasi penerus akan lahir dengan tingkat kesehatan yang baik. d) Pertamina Bantu Selamatkan Bayi Pertamina memberikan bantuan berupa perlengkapan kesehatan sekali pakai langsung buang untuk bayi bayi usia 0 - 28 hari kepada Divisi Perinatologi - Dept. Ilmu Kesehatan Anak RSCM. Bantuan sebesar Rp 140 juta diserahkan oleh Public Health Officer CSR e) Sehat Bersama Pertamina EP Program Sehat Bersama Pertamina EP ini merupakan sebuah rangkaian program yang terdiri atas beberapa kegiatan yaitu pembinaan kader Posyandu, perlombaan balita sehat, pemberian 50 bantuan prasarana Posyandu serta bantuan pemberian makanan tambahan kepada balita. Program ini dilaksanakan oleh PEP Field Pangkalan Susu untuk 4 posyandu yaitu Posyandu Melati dan Posyandu Nusa Indah di Kelurahan Bukit Kubu serta Posyandu Ka-sih Ibu dan Posyandu Kamboja di Desa Lubuk Kertang. f) Bantu Pemberdayaan Pos Yandu

Jakarta, Senin, 26 Oktober 2009 (13:41) MEDAN – Untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat, Pertamina melalui program CSR "Sehat bersama Ibu dan Anak Tercinta" (SEHATI) memberikan bantuan pemberdayaan Pos Yandu. g) Pertamina SEHATI Jakarta, Monday, June 22 2009 (15:34) Pertamina Sehat Anak dan Ibu Tercinta (SEHATI) adalah salah satu program Corporate Social Responsibility (CSR) Pertamina yang fokus pada kesehatan ibu, bayi dan balita. Kehadiran program ini sejalan dengan salah satu poin dalam Milenium Development Goals (MDGs), yaitu mengurangi angka kematian bayi dan balita serta ibu melahirkan. Penyaluran bantuan secara simbolis dilakukan oleh GM RU - II M. Djamhuri Muchtar beserta Ketua PWP RU - II Ibu Hastina Djamhuri kepada masing-masing perwakilan Pengurus Posyandu Binaan PT. Pertamina (Persero) RU - II dengan mengambil tempat di gedung pertemuan "Jasmine" PWP RU - II di Bukit Datuk (18/6). Hadir pada acara tersebut antara lain Walikota Dumai, Zulkifli AS, Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Kepala Dinas Sosial Kota Dumai dan Pengurus PWP RU - II serta Tim Manajemen RU-II. Tidak semua program yang telah direncanakan oleh CSR PT Pertamina (Persero) dapat berjalan dengan baik sesuai apa yang telah direncanakan dalam program kerjanya. Ada beberapa hambatan yang selalu menjadi kendala ba gi CSR PT Pertamina (Persero) dalam merealisasikan programnya, faktor penghambatnya adalah: Hambatanya dari level internal kurangnya assesmen dalam mencari permasalahannya. Di level eksternal atau masyarakatnya yang mereka inginkan cuma kebutuhan pribadi saja, bukan kebutuhan yang bisa dimanfaatin masyarakat banyak. Hambatan internal ini dikarnakan kurangnya sumber daya manusia yang berada di CSR PT Pertamina (Persero) sebagai berikut: Kalau sekarang ini paling kurangnya dari sumber daya manusia SDM, paling biasanya dibantu sama tim humas. Pegawai atau sumber daya manusia CSR PT Pertamina (Persero) merupakan salah satu penghambat CSR PT Pertamina (Persero) dalam melaksanakan programnya, hal ini dikarenakan kurangnya tenaga kerja CSR PT Pertamina (Persero) sehingga tanggung jawab sosial yang harus diberikan PT Pertamina (Persero) kepada masyarakat seluruh Indonesia menjadi terhambat. Referensi : http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1403/1/MUHAMMAD%20SUBHIFDK diakses pada tanggal 13 Nopember 2018 jam 22.46 WIB

Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial) Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya), perusahaan adalah memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan sebuah fenomena dan strategi yang digunakan perusahaan untuk mengakomodasi kebutuhan dan kepentingan stakeholder-nya. CSR dimulai sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang adalah lebih penting daripada sekedar profitability perusahaan. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa tanggung jawab perusahaan terhadap social maupun lingkungan sekitar dimana perusahaan itu berada, seperti melakukan suatu kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar dan menjaga lingkungan, memberikan beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut, dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, sumbangan untuk membangun desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak, khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada Corporate Social Responsibility (CSR) dapat didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya. Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002). Menurut Carrol tanggung jawab sosial, dari sudut pandang strategisnya bahwa suatu perusahaan bisnis perlu mempertimbangkan tanggung jawab sosialnya bagi masyarakat dimana bisnis menjadi bagiannya. Ketika bisnis mulai mengabaikan tanggung jawabnya, masyarakat cenderung menanggapi melalui pemerintah untuk membatasi otonomi bisnis. Carroll menyatakan bahwa manajer organisasi bisnis memiliki empat tanggung jawab yakni : 1. Tanggung jawab ekonomi yakni memproduksi barang dan jasa yang bernilai bagi masyarakat. 2. Tanggung jawab hukum yakni perusahaan diharapkan mentaati hukum yang ditentukan oleh pemerintah 3. Tanggung jawab etika yakni perusahaan diharapkan dapat mengikuti keyakinan umum mengenai bagaimana orang harus bertindak dalam suatu masyarakat. 4. Tanggung jawab kebebasan memilih yakni tanggung jawab yang diasumsikan bersifat sukarela.

Terdapat dua pandangan tentang kepada siapa organisasi bertanggung jawab sosial, yaitu sebagai berikut : 1. Model Pemegang saham (Shareholder) 2. Model Pihak yang berkepentingan (Stakeholder) Alasan Perusahaan Menerapkan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Ada beberapa alasan mengapa sebuah perusahaan memutuskan untuk menerapkan CSR sebagai bagian dari aktifitas bisnisnya, yakni : 1. Moralitas : 2. Pemurnian Kepentingan Sendiri 3. Teori Investasi. 4. Mempertahankan otonomi Strategi Pengelolaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. 1. Strategi Reaktif 2. Strategi 3. Strategi Akomodatif 4. Strategi Manfaat Tanggung Jawab Sosial Perusahaan 1. Manfaat bagi Perusahaan Citra Positif Perusahaan di mata masyarakat dan pemerintah. 2. Manfaat bagi Masyarakat Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan akan lebih erat dalam situasi win-win solution 3. Manfaat bagi Pemerintah Memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari pemerintah dalam hal tanggung jawab sosial. Kegiatan CSR akan menjamin keberlanjutan bisnis yang dilakukan. Hal ini disebabkan karena :  Menurunnya gangguan social yang sering terjadi akibat pencemaran lingkungan, bahkan dapat menumbuh kembangkan dukungan atau pembelaan masyarakat setempat.  Terjaminnya pasokan bahan baku secara berkelanjutan untuk jangka panjang.

 Tambahan keuntungan dari unit bisnis baru, yang semula merupakan kegiatan CSR yang dirancang oleh korporat. Adapun 5 pilar yang mencakup kegiatan CSR yaitu :  Pengembangan kapasitas SDM di lingkungan internal perusahaan maupun lingkungan masyarakat sekitarnya.  Penguatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan wilayah kerja perusahaan.  Pemeliharaan hubungan relasional antara korporasi dan lingkungan sosialnya yang tidak dikelola dengan baik sering mengundang kerentanan konflik.  Perbaikan tata kelola perusahaan yang baik  Pelestarian lingkungan, baik lingkungan fisik, social serta budaya. Berikut ini adalah manfaat CSR bagi masyarakat :  Meningkatknya kesejahteraan masyarakat sekitar dan kelestarian lingkungan  Adanya beasiswa untuk anak tidak mampu di daerah tersebut.  Meningkatnya pemeliharaan fasilitas umum.  Adanya pembangunan desa/fasilitas masyarakat yang bersifat sosial dan berguna untuk masyarakat banyak khususnya masyarakat yang berada di sekitar perusahaan tersebut berada

Etika Bisnis dan Corporate Social Responsibility (CSR) Perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Pemikiran yang mendasari CSR (corporate social responsibility) yang sering dianggap inti dari Etika Bisnis adalah bahwa perusahaan tidak hanya mempunyai kewajiban-kewajiban ekonomis dan legal (artinya kepada pemegang saham atau shareholder) tapi juga kewajiban-kewajiban terhadap pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) yang jangkauannya melebihi kewajiban-kewajiban di atas. Beberapa hal yang termasuk dalam CSR ini antara lain adalah tatalaksana perusahaan (corporate governance) yang sekarang sedang marak di Indonesia,

kesadaran perusahaan akan lingkungan, kondisi tempat kerja dan standar bagi karyawan, hubungan perusahan-masyarakat, investasi sosial perusahaan (corporate philantrophy). Ada berbagai penafsiran tentang CSR dalam kaitan aktivitas atau perilaku suatu perusahaan, namun yang paling banyak diterima saat ini adalah pendapat bahwa yang disebut CSR adalah yang sifatnya melebihi (beyond) laba, melebihi hal-hal yang diharuskan peraturan dan melebihi sekedar public relations. Hasil Survey “The Millenium Poll on CSR” (1999) yang dilakukan oleh Environics International (Toronto), Conference Board (New York) dan Prince of Wales Business Leader Forum (London) diantara 25.000 responden di 23 negara menunjukkan bahwa dalam membentuk opini tentang perusahaan, 60% mengatakan bahwa etika bisnis, praktek terhadap karyawan, dampak terhadap lingkungan, tanggungjawab sosial perusahaan (CSR) akan paling berperan, sedangkan bagi 40% citra perusahaan & brand image yang akan paling mempengaruhi kesan mereka. Hanya 1/3 yang mendasari opininya atas faktor-faktor bisnis fundamental seperti faktor finansial, ukuran perusahaan,strategi perusahaan, atau manajemen. Lebih lanjut, sikap konsumen terhadap perusahaan yang dinilai tidak melakukan CSR adalah ingin “menghukum” (40%) dan 50% tidak akan membeli produk dari perusahaan yang bersangkutan dan/atau bicara kepada orang lain tentang kekurangan perusahaan tersebut. CSR Dapat Dijadikan sebagai Strategi Investasi Perusahaan Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kegiatan dari manajemen perusahaan yang sering dianggap sebagai sebuah etika bisnis. Kegiatan ini merupakan komitmen yang secara berlanjut terus dilakukan oleh perusahaan sebagai wujud tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. CSR pun dapat dijadikan sebuah investasi bagi perusahaan di mana para pemangku kepentingan dan pengguna kepentingan dapat berinteraksi dengan baik untuk saat ini dan ke depannya. Tidak mengherankan, fokus pada kegiatan ini terus dikembangkan. Seperti dikemukakan oleh Peter Brew dari International Business Leaders Forum (IBLF) , kondisi dunia saat ini sedang “on fire”. Hal tersebut ditandai oleh kondisi keuangan dan pereknomian yang tidak stabil, landscape ekonomi yang baru, kerusakan lingkungan dan perubahan iklim, kekayaan di antara kemiskinan, maraknya korupsi, konflik yang terus melebar dalam masyarakat serta kondisi sosial yang tidak stabil. Menurutnya hal-hal tersebut memberikan dampak kepada setiap perusahaan yang hubungannya dengan tindak lanjut dalam pelaksanaan CSR-nya. “Dampaknya pada bisnis yang pertama adalah bahwa ketidakpastian dan ketakutan akan menyebabkan...


Similar Free PDFs