DEFINISI DAN DIMENSI KURIKULUM PDF

Title DEFINISI DAN DIMENSI KURIKULUM
Author I Gede Dana Santika
Pages 17
File Size 694.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 508
Total Views 991

Summary

MAKALAH DEFINISI DAN DIMENSI KURIKULUM TELAAH KURIKULUM DISUSUN OLEH I GEDE DANA SANTIKA (1113021077) AA GEDE BASUDEWA (1113021064) JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2013 KATA PENGANTAR Om Swastyastu, Puji syukur penulis panjatkan ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

DEFINISI DAN DIMENSI KURIKULUM I Gede Dana Santika

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Komponen2 Kurikulum.docx Evi Hasanah

Kel 2 Klasifikasi dan komponen kurikulum Dirga Hidayat T ELAAH KURIKULUM DAN PERENCANAAN PEMBELAJARAN MANAJEMEN PERKANT ORAN.docx Sit i Nurrochmah

MAKALAH

DEFINISI DAN DIMENSI KURIKULUM

TELAAH KURIKULUM

DISUSUN OLEH I GEDE DANA SANTIKA (1113021077) AA GEDE BASUDEWA (1113021064)

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2013

KATA PENGANTAR

Om Swastyastu, Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa karena atas berkat rahmat-Nya, makalah yang berjudul “Definisi dan Dimensi Kurikulum” ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Dalam penulisan makalah ini, penulis mendapat bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. I Wayan Suastra, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Telaah Kurikulum. 2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Penulis sadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis berharap agar makalah ini dapat berkontribusi terhadap kemauan ilmu pengetahuan, khususnya yang terkait dengan model pembelajaran serta dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Om Santih, Santih, Santih, Om

Singaraja, 10 September 2013

Penulis.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam dunia pengajaran, seorang pengajar tidak akan lepas dari apa yang disebut dengan kurikulum, silabus dan rencana pengajaran. Kurikulum yang merupakan patokan materi utama sangatlah penting peranannya. Oleh karena itu seorang pengajar yang baik hendaknya mengetahui seluk-beluk kurikulum itu sendiri. Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Dengan

diterapkannya

kebijakan

pemerintah

(Depdiknas)

yaitu

pengembangan kurikulum operasional dilakukan oleh setiap satuan pendidikan dengan program Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), maka seluruh jajaran di setiap satuan pendidikan harus memiliki pemahaman yang luas dan mendalam tentang konsep dasar kurikulum, dan secara operasional harus dijadikan rujukan dalam mengimplementasikan kurikulum di setiap satuan pendidikan yang dikelolanya. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu. Dari hal tersebut kita dapat mengetahui pengertian dan dimensi kurikulum serta fungsi dan peranan suatu komponen kurikulum terhadap komponen kurikulum yang lain. Namun, dalam makalah ini, kami hanya membahas pengertian kurikulum berkaitan dengan dimensi ide, dimensi rencana, dimensi aktivitas, dan dimensi hasil.

1

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: a. Bagaimana pengertian kurikulum secara umum? b. Bagaimana pengertian kurikulum terkait dengan dimensi dimensi ide, dimensi rencana, dimensi aktivitas, dan dimensi hasil?

1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut. a. Mendeskripsikan pengertian kurikulum secara umum. b. Mendeskripsikan pengertian kurikulum terkait dengan dimensi dimensi ide, dimensi rencana, dimensi aktivitas, dan dimensi hasil.

2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kurikulum Curriculum dalam bahasa Yunani berasal dari kata “Curir“ artinya pelari dan “Curere“ artinya ditempuh atau berpacu. Kurikulum diartikan jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Mengambil makna yang terkandung dari rumusan tersebut, kurikulum dalam pendidikan diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak didik untuk memperoleh ijazah. Kurikulum sebagai program pendidikan harus mencakup: (1) Sejumlah mata pelajaran atau organisasi pengetahuan; (2) pengalaman belajar atau kegiatan belajar; (3) program belajar (plan for learning) untuk siswa; (4) hasil belajar yang diharapkan. Dari rumusan tersebut, kurikulum diartikan program dan pengalaman belajar serta hasil-hasil belajar yang diharapkan, yang diformulasikan melalui pengetahuan dan kegiatan yang tersusun secara sistematis, diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan kompetensi sosial siswa (Nana Sudjana). Adapun beberapa pengertian kurikulum, yaitu sebagai berikut : a.

Kurikulum sesbagai satu seri pengalaman yang terjadi pada pebelajar di sekolah

(Oliva, 1992) (cenderung mengarah pada definisi kurikulum

dihubungkan dengan dimensi proses). b.

Kurikulum diintepretasikan melingkupi materi pelajaran, aktivitas, dan pengalaman yang dimiliki siswa di bawah pengarahan sekolah baik di kelas maupun di luar kelas (Romine, dalam Hamalik, 2001) (cenderung mengarah pada definisi kurikulum dihubungkan dengan dimensi proses).

c.

Kurikulum itu sendiri adalah sebuah konstruk/konsepsi yang merupakan verbalisasi dari sebuah atau satu set ide yang sangat kompleks (Oliva, dalam Hasan, 2004) (cenderung mengarah pada definisi kurikulum dihubungkan dengan dimensi ide).

d.

Hilda Taba, mengartikan kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh anak-anak.

3

e.

J. Galen Saylor dan William M. Alexander, menjelaskan “the curriculum is the sum total of schools effort to influence learning, whether in the classroom, on the playground, or out of school”. Jadi segala usaha sekolah untuk mempengaruhi anak itu belajar, apakah dalam ruangan kelas, dihalaman sekolah atau di luar sekolah.

f.

Harold B. Alberty CS memandang kurikulum sebagai “all of the activities that the provided for the students by the school”. Dengan kurikulum dimaksud segala kegiatan yang disajikan oleh sekolah bagi para pelajar dan tidak diadakan pembatasan antara kegiatan di dalam dan di luar kelas.

g.

B. Othanel Smith CS. mengartikan kurikulum sebagai sejumlah pengalaman yang secara potensial dapat diberikan kepada anak, yang diperlukan agar mereka dapat berpikir dan berkelakuan sesuai dengan masyarakatnya

h.

J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller, kurikulum lebih luas dari pada hanya bahan pelajaran, dalam kurikulum termasuk metode belajar dan mengajar, cara mengevaluasi kemajuan murid dan seluruh program, perubahan dalam tenaga pengajar, bimbingan dan penyuluhan, supervisi dan administrasi dan hal-hal struktural mengenai waktu, jumlah, ruangan serta kemungkinan adanya pilihan mata pelajaran.

i.

Alice Miel, kurikulum meliputi segala pengalaman dan pengaruh yang bercorak pendidikan yang diperoleh anak di sekolah.

j.

Depdikbud, kurikulum dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Dari definisi ini mencerminkan adanya: 1) Pendidikan itu adalah suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan; 2) Di dalam kegiatan pendidikan itu terdapat suatu rencana yang disusun/diatur; 3) Rencana tersebut dilaksanakan di sekolah melalui cara yang telah ditetapkan. Sehubungan

dengan

banyaknya

definisi

tentang

kurikulum,

dalam

implementasi kurikulum kiranya perlu melihat definisi kurikulum yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan

4

pendidikan tertentu.

Lebih lanjut pada pasal 36 ayat (3) disebutkan bahwa

kurikulum disusun sesuai dengan jenjang dan jenis pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: a.

Peningkatan iman dan takwa;

b.

Peningkatan akhlak mulia;

c.

Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;

d.

Keragaman potensi daerah dan lingkungan;

e.

Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;

f.

Tuntutan dunia kerja;

g.

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

h.

Agama;

i.

Dinamika perkembangan global;

j.

Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Pasal ini jelas menunjukkan berbagai aspek pengembangan kepribadian

peserta didik yang menyeluruh dan pengembangan pembangunan masyarakat dan bangsa, ilmu, kehidupan agama, ekonomi, budaya, seni, teknologi dan tantangan kehidupan global. Artinya, kurikulum haruslah memperhatikan permasalahan ini dengan serius dan menjawab permasalahan ini dengan menyesuaikan diri pada kualitas manusia yang diharapkan dihasilkan pada setiap jenjang pendidikan. Pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen. Komponen-komponen kurikulum suatu lembaga pendidikan dapat diidentifikasi dengan cara mengkaji suatu kurikulum lembaga pendidikan itu. Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baim secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.

5

2.2 Dimensi Kurikulum Pengertian

kurikulum

senantiasa

berkembang

terus

sejalan

dengan

perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum, maka secara teoretis kita agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. R. Ibrahim (2006) mengelompokkan kurikulum menjadi tiga dimensi, yaitu kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem, dan kurikulum sebagai bidang studi. Dimensi pertama, memandang kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar bagi siswa di sekolah atau sebagai perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu kurikulum dapat juga menunjuk pada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan pendidikan dan masyarakat. Dimensi kedua, memandang kurikulum sebagai bagian dari sistem persekolahan, sistem pendidikan dan bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur personalia dan prosedur kerja bagaimana cara menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem adalah tersusunnya suatu kurikulum dan fungsi dari sistem kurikulum adalah memelihara aga tetap dinamis. Dimensi ketiga, memandang kurikulum sebagai bidang studi yaitu bidang studi kurikulum. Hal ini merupakan kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Mereka yang mendalami bidang kurikulum mempelajari konsep – konsep dasar tentang kurikulum, melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, mereka menemukan hal – hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum. Nana Syaodih Sukmadinata (2005) mengemukakan pengertian kurikulum ditinjau dari tiga dimensi, yaitu sebagai ilmu, sebagai sistem dan sebagai rencana. Kurikulum sebagi ilmu dikaji konsep, asumsi, teori-teori dan prinsip-prinsip dasar tentang kurikulum. Kurikulum sebagai sistem dijelaskan kedudukan kurikulum dalam hubungannya dengan sistem-sistem lain, komponen-komponen kurikulum, kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan, manajemen kurikulum, dan sebagainya. Kurikulum sebagai rencana diungkap beragam rencana dan

6

rancangan atau desain kurikulum. Rencana bersifat menyeluruh untuk semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan atau khusus untuk jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Demikian pula dengan rancangan atau desain, terdapat desain berdasarkan konsep, tujuan, isi, proses, masalah, kebutuhan siswa. S. Hamid Hasan (1988) mengemukakan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, dimana satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi tersebut yaitu: (1) kurikulum sebagi ide/gagasan, (2) kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide, (3) kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoritis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana tertulis. (4) kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan. Selanjutnya bila kita merujuk pada dimensi pengertian yang terakhir, maka dapat dengan mudah mengungkap keempat dimensi kurikulum tersebut dikaitkan dengan pengertian kurikulum.

A. Pengertian Kurikulum Dihubungkan dengan Dimensi Ide Pengertian kurikum sebagai dimensi yang berkaitan dengan ide pada dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan dijadikan pedoman dan pengembangan kurikulum selanjutnya. Kurikulum sebagai suatu ide pada dasarnya merupakan sekumpulan ide-ide yang dipikirkan untuk mengembangkan kurikulum baik dalam skala terbatas (mikro), maupun skala yang luas (makro). Pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya: a.

“….the content of instruction without reference to instructional ways or means” (Henry C. Marrison, 1940).

b.

“…curriculum is the substance of the school program. It is the content pupils are expected to learn” (Donald E. Orlosky and B. Othanel smith,1978).

c.

Curriculm itself is a contruct or concept, a verbalization of an extremely complex idea or set of ideas” (Olivia, 1997:12). (Disadur dari Konsep Dasar Kurikulum, Kurtek UPI 2008)

7

B. Pengertian Kurikulum Dihubungkan dengan Dimensi Rencana Makna dari dimensi kurikulum ini adalah sebagai seperangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum menurut dimensi kedua ini terfokus pada bentuk program yang tertulis (document curriculum). Kurikulum dalam dimensi kedua ini merupakan tindak lanjut dari pengertian kurikulum dimensi pertama (dimensi ide). Misalnya sebelum mengajar guru terlebih dahulu membuat persiapan tertulis, seperti RPP, skenario pembelajaran, LKS. Pengertianpengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi ini, diantaranya: a.

“…A curriculum is a plan for learning; therefore, what is known about the learning process and the development of the individual has bearing on the shaping of curriculum” (Hilda Taba, 1962).

b.

“…all planned learning outcomes for wich the school is responsible” (W. Popham and Eva L. Baker, 1970).

c.

“…the palnned and guided learning experiences and intended learning outcomes, formulated trough the systematic reconstruction of knowledge and experiences of the school for leaner’s continous and will full growth in personal-social competence” (Daniel Tanner and Laurel Tanner, 1975). (Disadur dari Konsep Dasar Kurikulum, Kurtek UPI 2008) Pada dasarnya kegiatan merencanakan meliputi penentuan tujuan pengajaran,

menentukan bahan pelajaran, menentukan alat dan metode dan alat pengajaran dan merencanakan penilaian pengajaran (Sudjana, 1989: 31). Dengan demikian kegiatan merencanakan merupakan upaya yang sistematis dalam upaya mencapai tujuan, melalui perencanaan yang diharapkan akan mempermudah proses belajar mengajar yang kondusif. Dalam kegiatan perencanaan langkah pertama yang harus ditempuh oleh guru adalah menentukan tujuan yang hendak dicapai. Berangkat dari tujuan yang kongkrit akan dapat dijadikan patokan dalam melakukan langkah dan kegiatan yang harus ditempuh termasuk cara bagaimana melaksanakanya. Dalam pandangan Zais (1976: 297) ada beberapa istilah yang berkenaan dengan tujuan, antara lain aim goals dan objective. Pada materi ini yang dimaksud tujuan adalah

8

objective, yaitu tujuan pokok bahasan yang lebih spesifik, merupakan hasil proses belajar mengajar. Bloom (1954: 18) mengklasifikasikan tujuan tersebut menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan menurut Ansary (1988: 95) ada beberapa sumber tujuan pengajar yaitu: kebutuhan anak, kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Taba (1962: 200-105) memberi beberapa pentujuk tentang cara merumuskan tujuan pengajaran yaitu: a.

Tujan hendaknya mengandung unsure proses dan produk.

b.

Tujuan harus bersifat spesifik dan dinyatakan dalam bentuk prilaku nyata.

c.

Mengandung pengalaman belajar yang diperlukan untuk mencapai tu-juan yang dimaksudkan.

d.

Pencapaian tujuan kadang kala membutuhkan waktu ralatif lama (tak dapat dicapai dengan segera).

e.

Harus realistis dan dapat dimaknai sebagai kegiatan belajar atau pe-ngalaman belajar tertentu.

f.

Harus komprehensif, artinya mencakup semua aspek dan tujuan yang ingin dicapai sekolah. Dalam merencanakan proses pembelajaran maka langkah kedua adalah

menetapkan bahan pelajaran. Dalam pandangan Ansary (1988: 120) bahan pelajaran mencangkup tiga komponen, yaitu ilmu pengetahuan, proses dan nilainilai. Dalam hal ini tiga kompunen tersebut dapat dirinci sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai sekolah. Dalam menentukan bahan pelajaran bukanlah pekerjaan yang mudah akan tetapi pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi yang serius, karena bahan pelajaran harus disesuaikan dengan perkembangan sosial di sampingperkembanga ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dalam menentu-kan bahan pelajaran perlu memperhatikan beberapa hal yaitu: signifikan-si, kegunaan, minat, dan perkembangan manusiawi (Zais, 1976: 343). Yang harus diperhatikan adalah bagaimana bahan pelajaran yang akan disajikan kepada anak didik dirancang dan diogarnisir dengan baik. Nasution (1988: 142) mengartikan organisasi kurikulum sebagai pola atau bentuk bahan pelajaran yang disusun dan disampaikan pada murid. Sedangkan menurut Ansyar (1988: 122) bahwa

9

organisasi kurikulum mencangkup urutan, aturan dan integrasi kegiatan-kegiatan sedemikian rupa guna mencapai tujuan-tujuan. Sukmadinata (1988: 123) menjelaskan beberapa jenis organisasi kurikulum yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yaitu sebagai berikut: (1) organisasi kurikulum berdasarkan atas pelajaran, (2) organisasi kurikulum berdasarkan kebutuhan anak, (3) organisasi kuriku-lum berdasarkan masalahmasalah yang dihadapi masyarakat. Oleh karena itu, guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah sudah seharusnya data memilih jenis organisasi kurikulum yang sesuai deng...


Similar Free PDFs