DEKONSTRUKSI JACQUES DERRIDA (Sebuah Filsafat Anti Metafisika DOCX

Title DEKONSTRUKSI JACQUES DERRIDA (Sebuah Filsafat Anti Metafisika
Author Fu'ad Hasyim
Pages 16
File Size 34.4 KB
File Type DOCX
Total Downloads 585
Total Views 1,009

Summary

DEKONSTRUKSI JACQUES DERRIDA (Sebuah Filsafat Anti Metafisika) Oleh: Fuad Hasyim Pendahuluan “Manusia berpikir, Tuhan pun tertawa” itulah sebuah parodi dan mungkin terdengar ironi. Seseorang berpikir tak harus mencari kebenaran, melainkan mendengan Tuhan tertawa atau menertawakan diri. Abad post-mod...


Description

DEKONSTRUKSI JACQUES DERRIDA (Sebuah Filsafat Anti Metafsiiaa Oleh: Fuad Hasyim Pendahuluan "Manusia berpikir, Tuhan pun tertawa" itulah sebuah parodi dan mungkin terdengar ironi. Seseorang berpikir tak harus mencari kebenaran, melainkan mendengan Tuhan tertawa atau menertawakan diri. Abad post-modern barat barangkali belum pas untuk Indonesia saat ini yang seolah-olah masih dalam abad kegelapan, mungkin bukan juga masa yang cocok untuk rasionalitas yang tertalu serius memburu kebenaran. Kini kebenaran sudah tidak ada dalam arti tunggal dan jelas, namun kebenaran ada di mana-mana dan selalu berubah sesuai dengan seleranya, selera sang penafsir. Itulah setidaknya yang menjadi wacana dalam post-modernisme seperti apa yang terekam dalam diskursus hermeneutika. Hermeneutika memahami bahwa realitas adalah teks. Untuk memahami kebenaran seseorang harus mampu menafsirkan teks terlebih dahulu. Kebenaran bukanlah sesuatu yang dapat hadir dengan sendirinya, melainkan harus dihadirkan. Tapi mampukah dengan segenap kemampuannya, manusia menggapai kebenaran? Entahlah, barangkali kebenaran adalah proses itu sendiri, proses untuk menggapainya. Adalah Jecques Derrida, seorang filsuf Prancis yang dikenal telah mendekonstruksi kebenaran, kebenaran adalah teks. Baginya, semua hal adalah teks "di luar teks tidak ada apa-apa." Barangkali, filsafat Derrida bukanlah filsafat dalam pengertian yang biasa. Derrida memilih menjadikan filsafatnya sebagai sebuah penafsiran (interpretasi). Derrida menyuguhkan sebuah pembacaan secara radikal terhadap tek-teks filsafat dan kemudian mempermainkannya. Ia membuka sebuah undang-undang untuk menggugat klaim filsafat sebagai satu-satunya penjelas bagi segala-galanya. Kata "dekonstruksi" merupakan kata yang pertama kali keluar melalui mulutnya. 1...


Similar Free PDFs