EARNING MANAGEMENT PDF

Title EARNING MANAGEMENT
Author Hanum Maulana
Pages 10
File Size 179.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 37
Total Views 112

Summary

TUGAS MANDIRI Makalah Earning Management, Insider Traiding, Dan Penerbitan Saham Gorengan Mata Kuliah : Lembaga Keuangan dan Pasar Modal Nama : Nurohmah Hanum Mubasiroh NPM : 150810130 Kode Kelas : 151-MN040-N1 UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2016 EARNING MANAGEMENT, INSIDER TRAIDING, DAN PENERBITAN SAHAM ...


Description

TUGAS MANDIRI Makalah Earning Management, Insider Traiding, Dan Penerbitan Saham Gorengan Mata Kuliah : Lembaga Keuangan dan Pasar Modal

Nama : Nurohmah Hanum Mubasiroh NPM : 150810130 Kode Kelas : 151-MN040-N1

UNIVERSITAS PUTERA BATAM 2016

EARNING MANAGEMENT, INSIDER TRAIDING, DAN PENERBITAN SAHAM GORENGAN Earning mangemen dan insider traiding yaitu, memanfaatkan keadaan yang ada dengan tujuan meraih keuntungan pribadi atua kelompok orang, tanpa memedulikan jika ada pihak-pihak tertentu yang mengalami kerugian. Salah satu tindakannya adalah merubah berbagai informasi yang disebarkan kepada public.

DEFINISI EARNING MANAGEMENT Manajemen laba (Earning mangemen) adalah suatu tindakan untuk mengatur laba sesuai keinginan pihak-pihak tertentu, terutama manajemen perusahaan (company management). Tindakan Earning mangemen yang dilakukan mengandung matifasi-motifasi tertentu. Pengertian manajemen laba menurut Healy dan Wahlen (1992) adalah : “earning managemen occurs when managers use judgment in financial reporting and in structuring transactions alter fianancial report to either mislead some stockholder about underlying economic performance of the company or to influence contractual that depand or reported accounting numbers”. Sebagaiman ayang dinyatakan oleh oleh Tatang Ary Gumanti bahwa “perlu dicatat disini bahwa manajemen laba tidak harus dikaitkan dengan upaya untuk memanipulasi data atau informasi akuntansi, tetapi lebih condong dikaitkan dengan pemilihan metode akuntansi (accounting method) untuk mengatur keuntungan yang bias dilakukan kerena memeng diperkenankan untuk accounting regulations”. Sebagaimana yang dinyatakan oleh Hadri Kusuma “ Di Indonesia, penelitian indra dan syam dan suwardi, membuktikan relevansi laba dan nilai buku menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu dan menjadi dasar ekspetasi investor masa mendatang. Relevansi laba dan nilai buku juga berhubungan dengan kebijakan pembagian deviden, kualitas akruak dan ukuran perusahaan”.

MANAJEMEN LABA DAN TINDAK KECURANGAN Manajemen laba merupakan tindakan yang sifatnya mengambil keuntungan jangka pendek, tanpa menunggu proses sewajarnya. Dorongan pihak manajemen untuk melakukannya adalah ingin menunjukkan kepada para pemegang saham bahwa prestasi perusahaan semakin lama semakin baik, sehingga terdapat kemungkinan pihak manajemen perusahaan akan dipertahankan karena prestasinya yang menonjol tersebut. Namun kemudian, apa yang dilaporkan oleh pihak manajemen perusahaan sebenarnya adalah suatu penipuan yang tidak etis. Merchant dan Rochness mengatakan bahwa tindakan manajer yang melakukan manajemen laba dapat dikatagorikan sebagai suaru tindak penipuan dan tidak etis.

FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN SUATU PERUSAHAAN MELAKUKAN MANEJEMEN LABA Beberapa factor yang menyebabkan suatu perusahaan berani melakukan manajemen laba, yaitu: 

Pertama, standar akuntansi keuangan-SAK memberikan fleksibilitas kepada manaejemn untuk memeilih prosedur dan metode akuntansi yang digunakan untuk mencatatsuatu fakta tertentu dengan cara yang berbeda, seperti menggunakan metode last in first out (LIFO) dan firt in firs out (FIFO) dalam menetaokan harga pokok persediaan, metode depresiasi aktiva tetap, serta metode-metode lainnya.



Kedua, SAK memberikan fleksibilitas kepada pihak manajemen untuk menggunakan perkiraan dalam menyusun estimasi.



Ketiga, pihak menejemen perusahaan memiliki kesempatan untuk merekayasa transaksi dengan cara menggeser pengukuran biaya dan pendapatan.

Faktor lain terjadinya manajemen laba adalah adanya hubungan yang bersifat asymmetric information yang pada awalnya didasarkan karena konflik kepentingan antara agent dan persial. Agent adalah manajemen perusahaan (internal) dan parsial adalah komisaris perusahaan (eksternal).

DEFINISI INSIDER TRADING Insider trading terjadi ketika informasi yang seharusnya disebarluaskan, tapi ditahan oleh sekelompok orang tertentu dan dilakukan dengan tujuan tertentu. Umumnya tindakan tersebut bertujuan untuk meraih keuntugan financial. Informasi adalah komoditi yang sangat penting dalam suatu bursa efek. Oleh karena itu informasi mengenai suatu berita yang terjadi atas suatu emiten yang sahamnya diperdagangkan di bursa tidak boleh diketahui oleh satu pihak secara eksklusif. Begitu pentingnya informasi ini, umpamanya, dapat dilihat dari berfluktuasinya harga saham di bursa ketika terjadi suatu peristiwa atas perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di bursa[5]. Terdapat beberapa pengertian atau definisi yang berusaha menjelaskan tentang apa yang dimaksud dengan Insider Trading atau Perdagangan Oleh Orang Dalam diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Insider trading adalah perdagangan efek yang dilakukan oleh mereka yang tergolong “orang dalam” perusahaan (dalam artian luas), perdagangan mana didasarkan atau dimotivasi oleh adanya suatu “informasi orang dalam”[6]. 2. Insider Trading adalah Transaksi kontrak berjangka dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai akses terhadap informasi pihak lain, baik karena jabatan atau karena terlibat dalam penyidikan suatu kasus. Pihak tertentu memanfaatkan informasi tersebut untuk mengambil keuntungan bagi diri sendiri atau pihak lain yang terafiliasi atau dia mempunyai kepentingan. Termasuk orang dalam adalah pegawai Bursa, pegawai Lembaga Kliring Berjangka dan pegawai Bappebti dan lain-lain yang mendapat informasi dimaksud[7]. 3. 3.

According to Black’s Law Dictionary (6th edition), insider trading “refers to transactions

in shares of publicly held corporations by persons with inside or advance information on which the trading is based. Usually the trader himself is an insider with an employment or other relation of trust and confidence with the corporation[8].” 4. Insider Trading adalah perdangan saham yang dilakukan dengan menggunakan informasi dari orang dalam, dapat dilakukan oleh orang dalam (insider) atau pihak yang menerima, mendapatkan serta mendengar informasi tersebut[9].

Insider trading adalah Perdagangan efek dengan mempergunakan Informasi Orang Dalam (IOD). IOD adalah informasi material yang dimiliki orang dalam yang belum tersedia untuk umum Undang-Undang No. 8 Tahun 1995, tidak memberikan batasan insider trading secara tegas. Transaksi yang dilarang antara lain yaitu orang dalam dari emiten yang mempunyai informasi orang dalam melakukan transaksi penjualan atau pembelian atas efek emiten atau perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan emiten atau perusahaan publik yang bersangkutan. Dengan demikian pokok permasalahan insider trading adalah ”informasi”. Orang dalam atau dikenal dengan “insider” adalah manajer, pegawai atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, pihak yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkannya mempunyai IOD, termasuk pihak yang dalam 6 bulan terakhir tidak lagi menjadi orang-orang tersebut. Sementara pihak lain yang dilarang melakukan insider trading adalah mereka yang memperoleh IOD secara melawan hukum, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 97 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, bahwa pihak yang berusaha untuk memperoleh IOD dari orang dalam secara melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang berlaku bagi orang yang sebagaimana dimaksud Pasal 95 dan Pasal 96. Demikian juga perusahaan efek yang memiliki IOD, pegawai Bapepam yang diberi tugas atau pihak lain yang ditunjuk oleh Bapepam untuk melakukan pemeriksaan juga dilarang memanfaatkan untuk diri sendiri atau pihak lain kecuali diperintahkan oleh UU lainnya (Pasal 98 ayat (4))[10]. Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan harga dan volume perdagangan efek sebelum diumumkanya informasi material kepada publik terkait dengan terjadinya peningkatan atau penurunan perdagangan yang tidak wajar. Perdagangan orang dalam memiliki beberapa unsur, antara lain: a. Adanya perdagangan efek; b. Dilakukan oleh orang dalam perusahaan; c. Adanya inside information; d. Informasi itu belum diungkap dan dibuka untuk umum; e. Perdagangan dimotivasi oleh informasi itu; f. Bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.

Kasus perdagangan orang dalam diidentikkan dengan kasus pencurian, bedanya bila pada pencurian konvensional yang menjadi obyek adalah materi milik orang lain, maka pada perdagangan orang dalam obyek pencurian tetap milik orang lain tapi dengan menggunakan informasi yang seharusnya milik umum, sehingga pelaku memperoleh keuntungan dari tindakannya. Pada pencurian konvensional yang menderita kerugian adalah pihak pemilik barang, sedangkan pada kasus perdagangan orang dalam, yang menderita kerugian begitu banyak dan luas, mulai dari lawan transaksi hingga kepada pudarnya kewibawaan regulator dan kredibilitas pasar modal. Kalau kredibilitas pudar, maka kepercayaan masyarakat terhadap pasar modal juga akan pudar[11]. Alasan mengapa perdagangan orang dalam dilarang adalah sebagai berikut: 1)

Larangan bagi orang dalam untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek Emiten

atau Perusahaan Publik yang bersangkutan didasarkan atas pertimbangan bahwa kedudukan orang dalam seharusnya mendahulukan kepentingan Emiten, Perusahaan Publik, atau pemegang saham secara keseluruhan termasuk di dalamnya untuk tidak menggunakan informasi orang dalam untuk kepentingan diri sendiri atau Pihak lain. 2)

Orang dalam dari suatu Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan transaksi dengan

perusahaan lain juga dikenakan larangan untuk melakukan transaksi atas Efek dari perusahaan lain tersebut, meskipun yang bersangkutan bukan orang dalam dari perusahaan lain tersebut. Hal ini karena informasi mengenai perusahaan lain tersebut lazimnya diperoleh karena kedudukannya pada Emiten atau Perusahaan Publik yang melakukan transaksi dengan perusahaan lain tersebut. Yang dimaksud dengan “transaksi” disini adalah semua bentuk transaksi yang terjadi antara Emiten atau Perusahaan Publik dan perusahaan lain, termasuk transaksi atas Efek perusahaan. Berdasarkan praktiknya sulit untuk dibuktikkan insider trading karena pembuktiannya memerlukan standar pembuktian yang tinggi dan tidak mudah membuktikan ada atau tidaknya insiders itu melakukan insider trading. Banyak contoh kasus pembuktian pelaku insider trading dibebaskan oleh pengadilan karena pengadilan tidak mampu membuktikan kesalahan pelaku. Pembuktian praktik insider trading dapat dilakukan melalui investigasi para pihak yang dideteksi telah melakukan praktik tersebut dan juga dari pemeriksaan dokumen-dokumen tertulis, termasuk di dalamnya lembaran transaksi elektronik. Dalam dalam Pasal 95 sampai Pasal 99 dan Pasal 104 UUPM diatur larangan perdagangan orang dalam. Aturan ini

melarang insidersperusahaan berbadan hukum yang memiliki informasi orang dalam untuk membeli atau menjual saham perusahaan atau perusahaan lain yang bertransaksi dengan perusahaan tersebut. Orang dalam juga dilarang mempengaruhi pihak lain untuk menjual atau membeli saham tersebut. Orang dalam dilarang membocorkan informasi kepada pihak lain yang untuk menggunakannya untuk jual-beli saham tersebut[12]. Untuk pembuktian, insider trading tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa menggunakan pendekatan dan metode ekonomi keuangan. Pembuktian terjadinya insider trading melalui pendekatan dan metode ekonomi keuangan menjadi dasar yang kuat menjerat pelaku-pelaku berdasarkan pasal-pasal insider trading dalam UUPM. Tanpa itu tindak pidana insider trading hanya akan terus terjadi dan hukum hanya ada dalam buku (law in the book), tanpa mampu melakukan penegakan hukum dan menjerat pelakunya[13]. Ada beberapa hal yang tidak tergolong ke dalam perdagangan orang dalam berdasarkan pasal 97 dan 98 UUPM yaitu, 1)

Apabila setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dan

kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik tanpa pembatasan. 2)

Perusahaan Efek yang memiliki informasi orang dalam mengenai Emiten atau Perusahaan

Publik melakukan transaksi Efek Emiten atau Perusahaan Publik bukan atas tanggungannya sendiri, tetapi atas perintah nasabahnya. 3)

Perusahaan Efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada nasabahnya

mengenaiEfek yang bersangkutan.

TINDAKAN INSIDER TRADING YANG DILARANG DALAM UNDANG-UNDANG PASAR MODAL Ada beberapa pasal dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal yang menyebutkan mengapa insider trading (perdagangan saham yang dilakukan oleh orang dalam) dilarang, yaitu Pasal 95, Pasal 96, Pasal97 ayat 1 dan 2, Pasal98,serta Pasal 99.

Berdasarkan undang-undang tersebut, OJK melalui BEI memiliki wewenang besar dalam mengendalikan keberadaan setiap perusahaan, terutama terkait kasus insider trading. Salah satu tujuan utama OJK adalah membangun pasar modal Indonesia sebagai pasar modal yang disegani dan disukai oleh investor, baik domestic maupun internasioanal. INSIDER TRADING DAN DISCLOSURE Menurut R.J.Shook disclousure berarti perusahaan harus melaporkan semua praktik manajemen,situasi keuangan dan keterlibatan secara hokum, bila hal tersebut dapat memengaruhi suatu keputusan investasi. Disclousure dapat dipahami sebagau bentuk keterbukaan suatu perusahaan dalam melaporkan kebenaran kondisi keuangan (financial) dan non-keuangan (nonfinancial) yang dimiliki secara terbuka, terutama kepada pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan misalnya investor. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) 1994 telah menyatakan bahwa informasi yang disajikan didalam laporan keuangan harus mengikiuti prinsip full disclousure. Tujuannya agar terbentuk kepercayaan public yang tinggi terhadap pasar modal Indonesia , termasuk kepercayaan dari pihak investor asing dalam menanamkan modalnya. Regulation atau regulasi dapat diartikan sebagai peraturan yang menjelaskan berbagai hal yang berkenaan dengan yang dimaksud. Contohnya, regulasi tentang kredit mencakup segala peraturan

yang

berkaitan

dengan

urusan

kredit

mulai

dari

proses

pengajuan,pencairan,keterlambatan pembayaran.hingga sangsi yang diberikan pada saat kredit tersebut mengalami keterlambatan dalam pembayaran.(penunggakan). Terciptanya suatu kondisi perusahaan yang jauh dari pengaruh insider trading tidak dapat dilepaska dari peranan pemerintah, khususnya yang berperan dalam bidang ini adalah OJK. OJK memiliki wewenang untuk membuat peraturan yang lebih ketet dan lebih modern. Insider trading pada dasarnya dapat digolongkan sebagai tindakan fraud atau kecurangan karena telah menyebabkan kerugian bagi pihak lain . salah satu contoh tindakan insider tradingyaitu dengan memonopoli informasi atau melakukan pengendalian informasi denga tujuan mengambil keuntungan atas suatu kejadian yang tidak normal. Oleh karena kejadian tersebut terjadi tidak normal atau tidak berbentuk dalam konsep perfec capital market (pasar modal sempurna), maka insider trading dianggap sebagai suatu kesalahan.

ERANING MANAGEMENT DAN INSIDER TRADING DALAM PERSPEKTIF ETIKA BISNIS Konsep pasar modal sangat mengutamakan kejujuran sebagai pondasi bagi setiap perusahaan yang akan go public, karena public yang menaruh dan menempatkan sejumlah dana pada setiap perusahaan menginginkan agar dana yang diinvestasikan menghasilkan keuntungan yang layak dan wajar. Sementara itu manajemen laba dan insider trading harus dilihat sebagai perbuatan yang dilakukan oleh pihak internal yang sifatnya merugikan pihak eksternal.

SAHAM GORENGAN DI PASAR MODAL YANG MELANGGAR ETIKA BISNIS Saham gorengan adalah saham yang diterbitkan atau dijual kepasar modal,kemudian dibeli kembali oleh perudahaan dalam jumlah yang banyak. Tujuannya adalah untuk menciptakan kesan pada public bahwa saham perusahaan tersebut baik, menguntungkan dan layak untuk dibeli, sementara masyarakat tidak mengetahui bahwa yang membeli saham tersebut adalah pihak internal perusahaan dengan motivasi tertentu, seperti ingin memengaruhi harga saham dipasaran agar naik. Berdasarkan konsep etika bisnis, tindakan tersebut jelas tidak dibenarkankerena pihak manejemen perusahaan sevara tidak jujur membeli saham sendiri demi memengaruhi public agar membeli saham perusahaan tersebut. Selain itu, ada kemungkinan bahwa penerbitansaham gorengan dilakukan karena rendahnya ketertarikan public terhadap saham perusahaan,sementara perusahaan berkeinginan untuk meraih hasil penjualan hasil penjualan saham dari public secara maksimal. Jika public mengetahui bahwa penerbitan saham gorengan ini dilakukan oleh manajemen perusahaan, tentunya mereka tidak akan berkeinginan untuk membeli saham perusahaan

tersebut.namun, karena ini sebuah tindakan kejahatan, manajemen perusahaan sangat menutupi segala informasi terkait tindakan ini. Biasanya, investor yang terlanjur membeli saham gorengan adalah investor uang belum memiliki banyak pengalaman dalam jual beli saham. Mereka melakukan karena terpengaruh situasi dimana banyak pihak yang membeli dan memborong saham tersebut, bukan berdasarkan analisis pribadi yang mendalam terhadap perusahaan seperti dengan membaca prospectus perusahaan secara detail, mamahami laporan keuangan,mengerti ruang lingkup aktivitas perusahaan, dan menghubungkannya dengan kondisi mikro dan makro ekonomi. Penerbitan saham gorengan pada prinsipnya ditujukan untuk member pengaruh psikologis kepasar. Bias saja aksigorengan itu dilakukan ada saat initial public offering-IPO (saat pertama klai perusahaan menjual saham kepada public yang biasanya dilakukan melalui pasar modal), atau pada saat munculnya keinginan dari pihak manajemen perusahaan untuk menaikkan saham pada periode waktu tertentu....


Similar Free PDFs