EKSPERIMEN FISIKA 1 INTERFEROMETER MICHELSON MORLEY PDF

Title EKSPERIMEN FISIKA 1 INTERFEROMETER MICHELSON MORLEY
Author Eka Fitri Rahayu
Pages 12
File Size 224.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 33
Total Views 83

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA 1 (INTERFEROMETER MICHELSON MORLEY ) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika 1 Dosen pengampu : Drs. David Edison Tarigan, M.Si. Disusun oleh : Eka Fitri Rahayu (1507104) Teman Sekelompok : Seli Nurpianti (1506036) PELAKSANAAN PERCOB...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM EKSPERIMEN FISIKA 1 (INTERFEROMETER MICHELSON MORLEY ) Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Eksperimen Fisika 1 Dosen pengampu : Drs. David Edison Tarigan, M.Si.

Disusun oleh : Eka Fitri Rahayu (1507104) Teman Sekelompok : Seli Nurpianti

(1506036)

PELAKSANAAN PERCOBAAN : Hari/Tgl/Jam : Jumat/ 13 Oktober 2017/ 07.00 – 08.40 WIB

DEPARTEMEN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2017

A. Tujuan Menentukan panjang gelombang sinar laser HeNe B. Dasar teori Fenomena interferensi selalu berkaitan dengan teori gelombang cahaya. Superposisi adalah salah satu sifat gelombang. Penjumlahan gelombang (superposisi) terjadi ketika dua buah gelombang atau lebih yang menjalar dalam medium yang sama dan pada saat yang sama akan menyebabkan simpangan dari partikel dalam medium menjadi jumlah dari masing-masing simpangan yang mungkin ditimbulkan oleh masing-masing gelombang. Prinsip penjumlahan simpangan akibat dua buah gelombang atau lebih yang merambat dalam satu medium yang sama dan pada saat yang sama sering disebut superposisi. Dalam superposisi dua gelombang atau lebih dapat menghasilkan sebuah gelombang berdiri yang mungkin simpangannya saling menguatkan atau saling melemahkan bergantung kepada beda fase gelombang-gelombang tersebut. Berikut merupakan syarat terjadinya interferensi: 1. Kedua sumber cahaya harus koheren yaitu keduanya harus memiliki beda fase yang selalu tetap, karena itu keduanya harus memiliki frekuensi yang sama. 2. Kedua gelombang cahaya harus memiliki amplitudo yang hampir sama jika tidak interferensi yang di hasilkan kurang kontras Interferometer ialah piranti yang menggunakan rumbai interferensi untuk membuat pengukuran jarak secara tepat. Michelson menggunakan interferometer untuk mengukur panjang gelombang garis spectrum cahaya yang dipancarkan oleh krypton 86 yang dinyatakan dalam batang meteran standar. Penggunaan lain interferometer Michelson ini ialah untuk mengukur indeks refraksi udara (sejumlah gas lain). Pada tahun 1887, Albert A. Michelson bersama Edward W. Morley menggunakan interferometernya dalam percobaan terkenal, yaitu mengukur perbedaan antara kecepatan cahaya relative terhadap bumi dalam arah gerak bumi dan dalam arah gerak tegak

lurus dengan medium yang diusulkan ialah eter, dengan hasil laporan bahwa percobaan tersebut tidak teramati adanya pergeseran rumbai sebagai bukti bahwa bumi tidak bergerak relative terhadap eter. Secara garis besar prinsip kerjanya digambarkan dalam diagram skematik berikut ini :

Seperti yang ditunjukan oleh diagram skematik, Interferometer Michelson memiliki cara kerja sebagai berikut. Gelombang dari sumber (berupa cahaya) dipancarkan menuju beam splitter. Kemudian sebagian gelombang tersebut dipantulkan ke cermin 1 dan sebagian lagi diteruskan ke cermin 2 (karena beam splitter memiliki sifat pembagi gelombang). Gelombang yang dipantulkan oleh beam splitter menuju C1 akan dipantulkan kembali melewati menuju layar. Sementara sebagian gelombang yang diteruskan ke C2 akan melewati Plat Compensator () dan dipantulkan kembali menuju Layar sehingga akan bergabung dengan pantulan gelombang yang berasal dari C1 dan membentuk pola interferensi yang dapat diamati dengan mudah di layar. Jika C2 digeser ke arah pembagi sejarak d maka tebal pola akan bertambah sebanyak d dan akan menghasilkan beda lintasan optis sejauh 2d karena gelombang cahaya melintasi jarak tersebut sebanyak dua kali. Jika jarak pindahnya C2 diketahui, maka panjang gelombang cahaya dapat

ditentukan dengan hubungan antara jarak pergeseran (2 ) dan banyaknya perubahan pola interferensi lingkaran ( ). Menggeser cermin C2 dilakukan dengan cara memutar mikrometer sekrup pada alat.Pola interferensi (gelapterang) yang terjadi seperti gambar di bawah ini:

Pola terang

Pola gelap

I akan maksimum jika   .n , maka n 

dY L

Jarak maksimum ke minimum diperoleh 2Y 

nL Y  2d  n.  2d sin   n , karena θ...


Similar Free PDFs