Filsafat Pendidikan Progresivisme, Konstruktivisme, Humanisme PDF

Title Filsafat Pendidikan Progresivisme, Konstruktivisme, Humanisme
Author Lutfiah Dwi Gatara
Pages 4
File Size 107.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 384
Total Views 450

Summary

Filsafat Pendidikan Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd. November 2020 Aliran Filsafat Progresivisme, Konstruktivisme, Humanisme Abdi Pratama, Lutfiah Dwi Gatara, Ovan Muhammad Ferdaus Jurusan Pendidikan matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Un...


Description

Filsafat Pendidikan Mata Kuliah: Filsafat Pendidikan Dosen Pengampu: Dr. Muhammad Kristiawan, M.Pd. November 2020

Aliran Filsafat Progresivisme, Konstruktivisme, Humanisme Abdi Pratama, Lutfiah Dwi Gatara, Ovan Muhammad Ferdaus Jurusan Pendidikan matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu, Bengkulu e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected] Ringkasan Eksekutif Dalam proses pendidikan, aliran-aliran filsafat progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme menghendaki agar peserta didik dapat menggunakan kemampuannya secara konstruktif dan komprehensif dalam mengembangkan pengetahuan dan potensi yang dimilikinya, tanpa menunggu arahan dan petunjuk dari guru atau siswa lainnya dalam pengembangan kurikulum pendidikan. Aliran-aliran filsafat progresivisme, konstruktivisme, dan humanisme memberikan keleluasaan pada siswa untuk aktif membangun kebermaknaan sesuai dengan pemahaman yang telah mereka miliki, memerlukan serangkaian kesadaran akan makna bahwa pengetahuan tidak bersifat objektif atau stabil, tetapi bersifat temporer atau selalu berkembang tergantung pada persepsi subjektif individu dan individu yang berpengetahuan menginterpretasikan serta mengkonstruksi suatu realisasi berdasarkan pengalaman dan interaksinya dengan lingkungan. Pengetahuan berguna jika mampu memecahkan persoalan yang ada. Kata Kunci: Progresivisme, Konstruktivisme, Humanisme

berinisiatif potensinya.

PENDAHULUAN Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam keseluruhan hidup manusia. Pendidikan berintikan interaksi antar manusia, terutama antara pendidik dan terdidik demi mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam interaksi tersebut terlibat isi yang diinteraksikan serta proses bagaimana interaksi tersebut berlangsung.

dan

juga

mengembangkan

PEMBAHASAN A. Filsafat Pembahasan Filsafat berawal dari penelusuran asal makna dan bahasanya; yakni dalam bahasa yunani disebut "Philosophia", sedang dalam bahasa inggris disebut " Philosophy" demikian pula dalam bahasa arab disebut" Al-Falsafah"; sedang orang yang berpikir filsafat disebut: Failasuf, philosopher. Filsafat dalam pengertian etimologi, berasal dari bahasa yunani philosophia yang terdiri dari dua kata yakni : kata philein yaitu mencintai atau philos, philia atau love yang berarti cinta atau suka. Sedang kata shopia atau wisdom berarti kebijaksanaan, jadi philosophia berarti suka pada kebijaksanaan, maka dapat dikatakan setiap orang yang berfilsafat akan melahirkan pandangan yang bijaksana.

Dalam proses pendidikan, aliran-aliran filsafat yaitu progresivisme, konstruktivisme, dan humanism menghendaki agar peserta didik dapat menggunakan kemampuannya secara konstruktif dan komprehensif untuk menyesuaikan diri dengan tuntutasn perkembangan ilmu dan teknologi. Peserta didik harus aktif mengembangkan pengetahuan, bukan hanya menunggu arahan dan petunjuk dari guru atau sesama siswa. Kreativitas dan keaktifan peserta didik membantu untuk berdiri sendiri dalam kehidupan, aliran-aliran filsafat ini mengutamakan peran peserta didik dalam

1

B. Filsafat Pendidikan Filsafat dan pendidikan sebenarnya adalah dua istilah yang mempunyai makna sendiri.Akan tetapi ketika digabungkan akan memiliki makna baru dan khusus.Filsafat pendidikan tidak dapat dipisahkan dari ilmu filsafat secara umum. Filsafat Filsafat pendidikan berperan untuk terus menganalisis dan mengkritisi aspek akademik dan humanis demi sebuah pendidikan yang utuh dan seimbang. Filsafat pendidikan akan terus melakukan peninjauan terhadap proses pendidikan demi perkembangan pendidikan yang mencetak manusia handal. C. Progresivisme progresivisme berasal dari kata progress yang memiliki arti kemajuan. Progresivisme merupakan suatu aliran yang menekankan bahwa pendidikan bukan hanya sekedar pemberian sekumpulan pengetahuan kepada peserta didik, tetapi hendaklah berisi aktivitas-aktivitas yang mengarah pada pelatihan kemampuan berpikir mereka sedemikian rupa sehingga mereka dapat berpikir secara sistematis melalui cara-cara ilmiah seperti memberikan analisis. Progresivisme merupakan teori yang dianggap baru di dunia barat. Dalam sejarahnya, bahwa progresivis dibidang pendidikan merupakan bagian dari gerakan reformasi sosio-politik yang lebih luas di Amerika Serikat pada abad ke-19 dan awal abad ke-20 sebagai akibat industrialisasi besar-besaran di Amerika Serikat (AS). Dalam bidang politik, dipelopori oleh R.L Follete dan W.Wilson yang mencoba mengembangkan demokrasi politik, sementara dalam bidang sosial dipelopori oleh James Adams yang mengadakan gerakan peningkatan kesejahteraan masyarakat (improvent of Sosial Walfare). Munculnya aliran Progresivisme dalam bidang pendidikan sebagai reaksi untuk menentang sistem pendidikan konvensional yang dianggap tradisional konservatif (esensialisme dan perenialisme) yang menekankan metode pembelajaran ekstruksional (pengajaran yang formal), menekankan pada mental learning, dan

menekankan pada kemampuan baca tulis peserta didik. Dalam konsep progresivisme, bahwa pendidikan bukanlah sekedar mentransfer pengetahuan kepada peserta didik, melainkan melatih kemampuan dan keterampilan dengan memberikan rangsangan yang tepat kepada mereka. Progresivisme merupakan suatu gerakan dalam bidang pendidikan yang dipelopori oleh John Dewey. Sejak kelahirannya, aliran ini berusaha menanggapi secara positif tentang pengaruh yang bersumber dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Adapun tokoh-tokoh aliran progresivisme yaitu: 1. William James (11 Januari 1842 – 26 Agustus 1910) James meyakini bahwa otak atau pikiran, aspek dari eksistensi organik harus mempunyai fungsibiologis dan nilai kelanjutan hidup. Dia menegaskan agar fungsi otak atau pikiran itu dipelajari sebagai bagian dari mata pelajaran pokok dari ilmu pengetahuan alam. James menolong untuk membebaskan ilmu jiwa dari prakonsepsi teologis, dan menempatkan di atas daasar ilmu perilaku. 2. Jhon Dewey (1859 – 1952) Jhon Dewey mengungkapkan teori filsafat pragmatisme yang diukur dengan standar rasional. Teori Dewey tentang sekolah adalah “progresivisme” lebih menekankan pada anak didik dan minatnya dari mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah “Child Centered Curriculum”, dan “Child Centered School”. Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas. 3. Hans Vaihinger (1852 – 1933) Menurut Hans Vaihinger, kata tau hanya mempunyai arti praktis. Persesuaian dengan objeknya tidak mungkin dibuktikan; satu-satunya ukuran bagai berpikir ialah gunanya (dalam bahasa Yunani pragma) untuk mempengaruhi kejadian-kejadian di dunia.

3

D. Konstruktivisme Aliran konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan yang menciptakan Sesutu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme juga dapat diartikan sebagai suatu filsafat pengetahuan yang memiliki anggapan bahwa pengetahuan adalah hasil dari konstruksi (bentukan) manusia itu sendiri. Manusia membentuk pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungan mereka. Tokoh-tokoh konstruktivisme yaitu: 1. Jean Piget Pieget dikenal sebagai kontruktivis pertama (Dahar, 1989 : 159) menegaskan bahwa proses untuk menemukan teori dan pengetahuan yang dibangun dari realitas lapangan. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai fasilitator dan moderator. Ilmu pengetahuan dibangun dalam pikiran seorang anak, kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai dengan schemata yang dimilikinya. 2. Lev Semenovich Vygotsky Vygotsky menyatakan bahwa siswa dalam suatu konsep perlu memperhatikan lingkungan sosial. Konstruktivisme ini oleh Vygotsky disebut Konstruktivisme sosial. Vygotsky menempatkan lebih banyak pada lingkungan sosial sebagai fasilitator perkembangan dan pembelajaran. Seluruh fungsi mental yang lebih tinggi berasal dari lingkungan sosial. Prinsip teori belajar Menurut aliran Konstruktivisme adalah: 1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri 2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru kemurid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar. 3. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses konstruksi berjalan lancer.

4. Menghadapi masalah yang relevan dengan siswa. 5. Mencari dan menilai pendapat siswa. E. Humanisme Aliran humanisme merupakan proses belajar yang memanusiakan manusia. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap individu dapat menggali kemampuannya sendiri untuk diterapkan dalam lingkungan. Pembelajaran pada aliran humanisme ini memusatkan perhatian kepada siswa sehingga menitik beratkan pada penilaian kognitif dan afektif. Pendekatan humanistic dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika siswa memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam beproses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaikbaiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pengamatnya. Ada salah satu ide penting dalam teori belajar humanisme yaitu siswa harus mampu untuk mengarahkan dirinya sendiri dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga siswa mengetahui apa yang dipelajarinya serta tahu seberapa besar siswa tersebut dapat memahaminya. Tokohtokoh humanisme yaitu: 1. Arthur Combs (1912-1999) Arthur Combs bersama dengan Donald Syng menyatakan bahwa belajar terjadi apabila mempunyai arti bagi individu tersebut. Artunya bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru tidak boleh memaksakan materi yang tidak disukai oleh siswa. Sehingga siswa belajar sesuai dengan kemauannya tanpa ada paksaan sedikit pun. Sebenarnya hal tersebut terjadi tak lain hanyalah dari

ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan kepuasan bagi dirinya sendiri. 2. Maslow Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hiarkis. Pada diri masing-masing orang mempunyai berbagai perasaan takut seperti rasa takut untuk berusaha atau berkembang, takut untuk mengambil kesempatan, takut membahayakan apa yang sudah ia miliki dan sebagainya. Tetapi disisi lain orang juga punya dorongan untuk lebih menuju kea rah keutuhan, keunikan diri, kearah berfungsinya semua kemampuan, kearah kepercayaan diri menghadapi dunia luar dan pada saat itu juga ia dapat menerima diri sendiri. 3. Carl Roger Seorang psikolog humanisme yang menekankan perlunya sikap saling menghargai dan tanpa prasangka dalam membantu individu mengatasi masalahmasalah kehidupannya. Menurut Rogers yang terpenting dalam proses pembelajaran adalah pentingnya guru memperhatikan prinsip pendidikan dan pembelajaran. KESIMPULAN Filsafat progresivisme menghendaki kurikulum yang bersifat luwes dan terbuka, dapat dirubah dan dibentuk, sesuai dengan

perkembangan zaman dan Iptek. Filsafat konstruktivisme menghendaki praktik pembelajaran yang konstruktif, berpusat pada peserta didik, mementingkan kecakapan hidup, membentuk kemampuan riil yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup secara nyata, melalui berbagai penilaian yang otentik dengan memanfaatkan proses dan hasil. Filsafat humanism menghendaki pelayanan peserta didik untuk menemukan makna dalam belajar sesuai tingkat pertumbuhan dan perkembangannya, dengan mengakomodasi kebutuhan khusus peserta didik, serta mendorong untuk berprestasi dan mencapai keberhasilan dengan memberikan penghargaan atas capaian prestasi tersebut, baik berupa ungkapan verbal maupun non-verbal. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Dr. Muhammad Kristiawan, M. Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Filsafat Pendidikan yang telah membimbing kami dalam pembuatan tulisan ini dan untuk teman-teman anggota kelompok yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan tulisan ini. DAFTAR PUSTAKA Kristiawan, M. (2016). The Choice Is Yours. Yogyakarta: Valia Pustaka. Muhmidayeli (2011). Filsafat Bandung: Refika Aditama

Pendidikan.

Tafsir, A. (1990). Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales Sampai Capra Bandung : PT. Remaja Rosda Karya....


Similar Free PDFs