Gelombang Demokrasi Ketiga - Samuel P. Huntington PDF

Title Gelombang Demokrasi Ketiga - Samuel P. Huntington
Author Fikri Ibrahim Arif
Pages 3
File Size 131.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 7
Total Views 56

Summary

Nama : Fikri Ibrahim Arif NPM : 1506811511 Program Studi : Pascasarjana Ilmu Politik Mata Kuliah : Demokrasi dan Demokratisasi Critical Review I Gelombang Demokrasi Ketiga - Samuel P. Huntington Gelombang demokrasi selalu terjadi pada Negara-negara di dunia, gelombang demokrasi pertama pada tahun 18...


Description

Nama NPM Program Studi Mata Kuliah

: Fikri Ibrahim Arif : 1506811511 : Pascasarjana Ilmu Politik : Demokrasi dan Demokratisasi

Critical Review I Gelombang Demokrasi Ketiga - Samuel P. Huntington

Gelombang demokrasi selalu terjadi pada Negara-negara di dunia, gelombang demokrasi pertama pada tahun 1828 – 1926 yang berawal dari adanya gerakan Revolusi Perancis dan Revolusi Amerika, pada beberapa tahun berikutnya dilanjutkan dengan gelombang balik demokrasi dengan bermuculannya lembaga-lembaga di berbagai negara. Perkembangan politik yang dominan dalam dasawarsa 1920 dan 1930 adalah pergeseran menjauhi demokrasi dan gerakan kembali ke bentuk-bentuk tradisional pemerintahan otoriter atau diperkenalkannya bentuk-bentuk baru totaliterisme yang berlandaskan pada massa, yang lebih brutal dan luas. Arus balik cenderung terjadi pada negara-negara yang sudah berbentuk demokrasi karena lembagalembaga demokrasi yang dibentuk cenderung korup. Gelombang demokrasi berikutnya mulai muncul pada masa perang Dunia II, dimana pemerintahan yang dipilih secara demoktaris oleh rakyat tidak mampu menjalankan hukumhukum dan lembaga-lembaga demokrasi yang dibentuk, sehingga memicu pengambilan kekuasaan secara paksa oleh militer, penggulingan Negara-negara demokrasi tersebut memunculkan Negara-negara otoriterisme baru yang diperintah oleh militer. Menurut sebuah penghitungan, pada tahun 1962 tiga belas pemerintahan di dunia merupakan hasil kudeta, pada

tahun 1975 tiga puluh delapan pemerintah. Menurut sebuah perkiraan lain, sepertiga dari 32 negara demokrasi yang berfungsi pada tahun 1958 telah menjadi Negara otoriter menjelang pertengahan dasawarsa 1970. Penyebab terjadinya gelombang kedua ini adalah faktor politik dan militer. Setelah pemimpin-pemimpin otoriter berkuasa lewat gelombang demokrasi kedua, pada tahun 1974 pada 30 negara di eropa, asia, dan amerika latin rezim-rezim demokratis menggantikan rezim otoriter dan gelombang demokrasi mendapat dukungan dan legitimasi. Pemerintahan demokrasi menawarkan undang-undang dan kebijakan akan perlindungan hak-hak bagi seluruh warga Negara atas kebebasan, keadilan dan kesejahteraan. Di Indonesia, sangat menarik untuk mengamati jalannya proses demokratisasi khusunya pada saat peralihan dari orde baru menuju era reformasi. Jatuhnya rezim Soeharto telah membawa harapan besar bahwa bangsa Indonesia akan segera menemui cahaya baru setelah 32 tahun lebih dalam kekuasaan otoritarian. Ekspektasi yang tinggi ditunjukkan melalui dukungan terhadap gerakan mahasiswa. Berbagai isu seperti penegakan hukum dan penghapusan KKN, reformasi politik dan ekonomi serta pengadilan Soeharto berikut kroninya menjadi spirit gerakan reformasi. Jatuhnya suatu rezim otoriter umumnya akan diikuti oleh proses demokratisasi. Dalam proses tersebut, elite politik memainkan peran sangat penting terutama dalam mengawal transisi demokrasi menuju konsolidasi demokrasi. Bukan hanya di Indonesia yang terjadi demokratisasi Sekitar 20 tahun setelah gelombang demokrasi ketiga, terjadi lagi gelombang demokratisasi. Dinamika gelombang tersebut terjadi di kawasan yang berbeda-beda. Eropa, Amerika Latin, Asia sampai Afrika sudah pernah terkena gelombang tersebut. Tahun 1990-an di Eropa Timur terjadi peristiwa yang disebut Glasnost. Peristiwa ini termasuk dalam gelombang demokratisasi ketiga yang menyebabkan runtuhnya Uni Soviet dan munculnya negara-negara baru yang menganut demokrasi. Sedangkan 20 tahun

kemudian terjadi hal yang serupa di belahan dunia lainnya, yaitu di kawasan Timur Tengah. Terjadi pemberontakan besarbesaran di negara-negara di kawasan Timur Tengah. Sudah menjadi hal yang biasa, jika membicarakan tentang Timur Tengah tidak jauh dari konflik yang terjadi antara Israel dan Palestina. Tetapi dalam dua tahun belakangan ini, sekitar akhir 2010, perhatian dunia terhadap Dunia Islam di Timur Tengah tidak lagi terpusat pada konflik Israel dan Palestina. Perhatian dunia berpindah 2 ke negara-negara Arab yang mengalami pergolakan di dalam negeri. Pergolakan ini tidak hanya terjadi di salah satu negara Arab, pergolakan ini menyebar ke negara-negara lain di sekitarnya. Dimulai dari Tunisia, Aljazair, Mesir, hingga Turki. Sesuai dengan contoh yang disebutkan sebelumnya terlihat banyak Negara kemudian mengalami demokratisasi, menurut penulis hal ini karena demokrasi dianggap sebagai sistem pemerintahan yang paling ideal dibandingkan sistem pemerintahan lainnya. Kedua, demokrasi menjamin hak asasi manusia, faktor lainnya karena keinginan rakyat untuk ikut berpartisipasi dalam pemerintahan, memberikan saran-kritik kepada pemerintahan dan juga ingin terlibat langsung dalam penyusunan kebijakan sehingga dapat menguntungkan rakyat. Diluar itu faktor eksernal yaitu intervensi Negara asing, juga menjadi asalan besar terjadinya demokratisasi....


Similar Free PDFs