Kamboja Jepang PDF

Title Kamboja Jepang
Pages 7
File Size 114.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 271
Total Views 416

Summary

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sistematika Tanaman Kamboja Jepang adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Sub kingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Super divisio : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisio : Magnoliophyta (berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil) Sub Kelas : Aste...


Description

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Tanaman Sistematika Tanaman Kamboja Jepang adalah sebagai berikut : Kingdom

: Plantae

Sub kingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Super divisio : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisio

: Magnoliophyta (berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua/ dikotil)

Sub Kelas

: Asteridae

Ordo

: Gentianales

Familia

: Apocynaceae

Genus

: Adenium

Spesies

: Adenium obesum (Forssk.) Roem.& Schult

(http://www.plantamor.com., 2008). Akar kamboja jepang mampu membesar seperti umbi. Bagian ini menyimpan air, yaitu akar bagian atas atau pangkal batang. Akar yang membesar itu diselimuti rambut-rambut akar (akar-akar kecil) yang sangat banyak terutama di bagian bawah, samping, maupun atas, menyatu dengan akar yang membesar (Soenanto, 2005). Tanaman kamboja jepang berbatang lunak, tidak berkayu. Bagian dalam batang atau daging batang berwarna putih dan basah. Kulit batang berwarna hijau

Universitas Sumatera Utara

keputih-putihan, halus, setiap 2-3 cm terdapat mata tunas, dan bergetah (Soenanto, 2005). Daunnya mengelompok pada ujung-ujung ranting; berupa helaian daun, bertangkai 0,5-1 cm, berwarna hijau, memanjang berbentuk lanset, ujungnya berbentu bulat telur ampai bentuk spatel atau solet, panjangnya 9-13 cm, lebar 2-3 cm. warna dan bentuk daunnya mirip sekali dengan Kamboja tetapi proporsinya lebih kecil (Suryowinoto, 1997). Bunganya berupa malai, menggerombol pada ujung rantai dan berbentuk terompet. Mahkota bunga berbentuk corong, diameter 1-,5 cm, sisi dalam berambut, sisi luar berwarna merah, tajuk bunga menutup ke kiri, panjangnya 1,5-2 cm, sisi dalam berwarna merah, bentuk tumpul, lebar 1-1,5 cm. Benang sari berjumlah 5 dan berambut halus (Suryowinoto, 1997). Buah kamboja jepang tumbuh secara berpasangan (dua buah), terletak di ujung tunas. Buah berbentuk pipih panjang, berwarna hijau waktu masih muda dan kemudian berangsur-angsur berubah warna menjadi cokelat. Buah yang sudah dewasa bisa mencapai panjang 15-30 cm (Soenanto, 2005). Biji kamboja jepang berada di dalam buah. Satu buah tanaman ini dapat berisi antara 20-40 biji, tergantung dari besar kecilnya. Biji berukuran kecil mirip biji pada (gabah) dan berwarna cokelat muda. Jika dikupas, akan tampak isinya yang berwarna putih seperti nasi. Biji yang masih berkulit diselimuti bulu-bulu halus (Soenanto, 2005). Di Indonesia tanaman ini dikenal dengan nama tanaman kamboja. Tanaman kamboja merupakan dua tanaman yang berbeda namun masih dalam

Universitas Sumatera Utara

satu

Famili,

yaitu

Apocynaceae,

tetapi

dengan

genus

yang

berbeda.

(http://www.dyahayuirawati.net., 2006). Perbedaannya sebagai berikut : Tabel 1.Perbedaan Kamboja jepang dan Kamboja Kamboja jepang Sebutan di Indonesia Kamboja jepang Genus Adenium Daun Panjang dan kecil Akara Dapat membesar, seperti umbi-sebagai tempat penyimpan air Perawakan Kecil-kebanyakan pendek Kegunaan Tanaman hias

(http://tamanjogja.wordpress.com., 2008).

Kamboja Kamboja kuburan Plumeria Panjang dan besar Biasa Tinggi dan besar Tanaman hias dan pelindung-karena sosoknya yang besar dan tinggi

Syarat Tumbuh Iklim Tanaman kamboja jepang tumbuh bila ditanam di tempat terbuka dan mendapat sinar matahari yang cukup. Kebutuhan matahari yang diperlukan mulai 6-9 jam/ hari. Sinar matahari berguna untuk pertumbuhan batang dan cabang lebih besar, membuat kokoh serta memunculkan bunga (Anonimous, 2007). Pada dasarnya, tanaman ini dapat hidup pada suhu antara 150-450 C. Suhu dibawah 150 C tampak kurang baik bagi pertumbuhan adenium. Meskipun tahan hidup pada suhu relatif panas, pada suhu diatas 450 C daun-daun akan kering dan rontok (Soenanto, 2005). Suhu perakaran optimal untuk perakaran stek berkisar antara 210C sampai 270C pada pagi dan siang hari dan 150C pada malam hari. Suhu yang terlampau

Universitas Sumatera Utara

tinggi dapat mendorong perkembangan tunas melampaui perkembangan perakaran dan meningkatkan laju transpirasi (Hartman, 1983 dalam Elisabeth, 2004). Tanah Berkat kemampuan adaptasinya yang baik, kamboja jepang dapat tumbuh di segala tempat. Tanaman ini bisa tumbuh baik di dataran rendah yang suhunya hangat hingga di dataran tinggi yang suhunya dingin, bahkan sampai ketinggian 1000 meter dpl. Namun, tanaman ini bisa tumbuh baik jika di pelihara di daerah tropis dengan ketinggian tempat di bawah 50 meter diatas permukaan laut (Chuhairy, 2006). Pada dasarnya, semua campuran media tanam bagus bila cocok dengan lingkungan dan cara pembudidayaannya. Hanya saja, media tanam yang baik bagi adenium yaitu mampu mengikat air dan udara sekaligus (porous tapi dapat menyerap air), mensuplai unsur hara, dan derajat keasaman (pH) berkisar 5,6-6,5 (Anonimous, 2007). ZPT Akar (Rootone F) Rootone F sebagai salah satu hormon tumbuh akar yang banyak dipergunakan akhir-akhir ini, dijumpai dalam bentuk tepung putih dan berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar-akar baru, karena mengandung bahan aktif dari hasil formulasi beberapa hormon tumbuh akar yaitu IBA, IAA, dan NAA (Anonim, 1987). Penggunaan Rootone F sebagai hasil kombinasi dari ketiga jenis hormon tumbuh di atas lebih efektif merangsang perakaran dari pada penggunaan hanya satu jenis hormon secara tunggal pada konsentrasi sama (Elisabeth, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Adanya tunas dan daun pada stek berperan penting bagi perakaran. Bila seluruh tunas dihilangkan maka pembentukan akar tidak terjadi sebab tunas berfungsi sebagai auksin. Selain itu, tunas menghasilkan suatu zat berupa auksin yang berperan dalam mendorong pembentukan akar yang dinamakan Rhizokalin (Hartman, 1983 dalam Elisabeth, 2004). Rootone F adalah salah satu ZPT yang berbentuk tepung. Cara pemakaiannya yaitu dengan membasahi lebih dulu pangkal setek kurang lebih 2 cm, lalu dicelupkan kedalam ZPT. Kelebihan ZPT yang menempel pada pangkal stek

dapat

dihilangkan

dengan

cara

mengetuk-ngetukkan

bahan

stek

(Wudianto, 1998). Hormon tumbuh akar Rootone F mengandung bahan aktif sebagai berikut : a. 1

Naphthaleneacematide (0,06 %)

b. 2 Methyl

1

Naphthaleneacetic Acid (0,033 %)

c. 3

1

Naphthaleneacematide (0,013 %)

Methyl

d. Indole

3

Butiryc Acid (0,057 %)

e. Thiram (Tetramethyl thiuram disulfida) (4,000 %) (Anonim, 1987 dalam Elisabeth, 2004). Auksin adalah hormon tanaman seperti indolasetat yang berfungsi untuk merangsang pembesaran sel, sintesis DNA kromosom, serta pertumbuhan aksis longitudinal tanaman, gunanya untuk merangsang pertumbuhan akar pada setek atau cangkokan (http:///www.rootonef.com, 2008). Pembentukan tunas dan akar tergantung pada perbandingan antara auksin dan sitokinin dalam tubuh tanaman. Apabila kandungan auksin lebih tinggi dari

Universitas Sumatera Utara

sitokinin akan terjadi induksi akar dan pemanjangan tunas. Sebaliknya kandungan auksin lebih rendah dari sitokinin akan terjadi induksi tunas dan pemanjangan akar (Skoog, 1957 dan Haryadi, 1979 dalam Wuryaningsih, dkk., 2000). Jika dianggap bahwa awalnya perbandingan sitokinin dan auksin endogen pada tubuh tanaman dalam keadaan seimbang, maka dengan penambahan auksin eksogen, maka akan diperoleh perbandingan auksin yang dikandung menjadi lebih tinggi dari sitokinin sehingga terjadi induksi akar dan pemanjangan tunas (Wuryaningsih, dkk., 2000). Media Tanam Fungsi media perakaran yang digunakan menanam stek adalah memegang stek agar tidak mudah goyah, memberikan kelembaban yang cukup dan mengatur peredaran udara (aerasi). Oleh karenanya, media yang ideal haruslah mampu memberikan aerasi yang cukup, mempunyai daya pegang air dan drainase yang baik serta bebas dari jamur dan bakteri patogen (Ashari, 1995). Top soil adalah lapisan tanah yang paling atas yang paling sering dan paling mudah dipengaruhi oleh faktor iklim dan faktor biologi. Pada lapisan ini, sebagian besar bahan organik terkumpul dan mengalami pembusukan, ini menjadikan top soil berwarna lebih gelap dibandingkan lapisan di bawahnya (California Fertilizer Association, 1998). Kompos merupakan semua bahan organik yang telah mengalami degradasi/ penguraian/ pengomposan sehingga berubah bentuk dan tidak dikenali bentuk aslinya, berwarna kehitam-hitaman dan tidak berbau. Bahan organik ini berasal dari tanaman maupun dari hewan (Indriani, 2004).

Universitas Sumatera Utara

Proses pengomposan juga dapat melibatkan organisme makro seperti cacing tanah. Kerja sama antara cacing tanah dengan mikroorganisme memberi dampak

proses

penguraian

yang

berjalan

dengan

baik.

Hasil

dari

vermikomposting berupa casting. Casting ini mengandung partikel-partikel kecil dari bahan organik yang dimakan cacing dan kemudian dikeluarkan lagi. Kandungan casting tergantung dari bahan organik dan jenis cacingnya (Indriani, 2004). Penggunaan sekam bakar untuk media tanam tidak perlu disterilisasi lagi karena mikroba patogen telah mati selama prosese pembakaran. Selain itu, sekam bakar juga memiliki kandungan karbon (C) yang tinggi sehingga membuat media tanam menjadi gembur (Anonimous, 2007). Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk menggantikan fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai media untuk penyemaian benih, pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran stek batang tanaman. Sifatnya yang cepat kering akan memudahkan proses pengangkatan bibit tanaman yang dianggap sudah cukup umur untuk dipindahkan ke media lain. Selain itu, keunggulan media tanam pasir adalah kemudahan dalam penggunaan dan dapat meningkatkan aerasi serta drainase media tanam (Anonimous, 2007).

Universitas Sumatera Utara...


Similar Free PDFs