Title | Kebutuhan Pembangunan Infrastruktur dalam mendukung pengembangan wilayah Kabupaten Bangkalan |
---|---|
Author | A. Ananta Praya |
Pages | 29 |
File Size | 1.5 MB |
File Type | |
Total Downloads | 338 |
Total Views | 523 |
TUGAS INDIVIDU Kajian Studi Kasus : Kebutuhan Pembangunan Infrastruktur untuk mendukung Pengembangan Wilayah Kabupaten Bangkalan MATA KULIAH : Sistem Wilayah Lingkungan dan Hak Pertanahan DOSEN : Dr. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg Oleh : Nama : ARWENDRA ANANTA PRAYA NRP : 03111750077017 PROGRAM PASCA...
TUGAS INDIVIDU
Kajian Studi Kasus : Kebutuhan Pembangunan Infrastruktur untuk mendukung Pengembangan Wilayah Kabupaten Bangkalan
MATA KULIAH : Sistem Wilayah Lingkungan dan Hak Pertanahan DOSEN : Dr. Eko Budi Santoso, Lic.Rer.Reg
Oleh : Nama NRP
: ARWENDRA ANANTA PRAYA : 03111750077017
PROGRAM PASCA SARJANA (S2) BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN ASET INFRASTRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL, LINGKUNGAN, DAN KEBUMIAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2018
i
DAFTAR ISI
COVER DAFTAR ISI BAB I
BAB II
BAB III
i
PENDAHULUAN
1
1.1
Latar Belakang
1
1.2
Perumusan Masalah
3
PEMBAHASAN
4
2.1
Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan
4
2.2
Tata Ruang Wilayah
13
2.3
Analisis Isu-Isu Startegis
16
PENUTUP
25
3.1
Kesimpulan
25
3.2
Saran
25
3.3
Ucapan Terima Kasih
25
DAFTAR PUSTAKA
27
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Infrastruktur adalah katalisator pembangunan. Ketersediaan infrastruktur yang memadai dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap sumber daya, sehingga dapat memacu produktifitas serta efisiensi, dan pada akhirnya mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Gerak laju pembangunan sebuah kawasan atau daerah tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan infrastruktur seperti transportasi, telekomunikasi, sanitasi, dan energi. Oleh karena itu, pembangunan sektor ini sangat penting dan menjadi fondasi pembangunan ekonomi berkelanjutan. Lebih dari itu, pembangunan infrastruktur harus sejalan dengan kondisi dan kebutuhan wilayah/daerah yang bersangkutan, serta memiliki keterkaitan antara wilayah satu dan wilayah lainnya (konetivitas) dan antara sektor yang satu dan sektor lainnya (terintergrasi). Selama ini, praktik pembangunan setiap sektor lebih banyak berjalan sendiri-sendiri, sehingga pertumbuhan kawasan di sekitar infrastruktur tidak berjalan
secara
maksimal.
Itulah
makanya
pemerintah,
melalui
Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) berupaya meningkatkan keandalan infrastruktur seperti di wilayah timur dan perbatasan Republik Indonesia serta membangun pusat perekonomian dan permukiman baru. Propinsi Jawa Timur adalah salah satu dari enam propinsi yang berada di Pulau Jawa. Propinsi Jawa Timur merupakan pusat bisnis penting di Indonesia. Ibukota propinsi Jawa Timur adalah Kota Surabaya. Pulau Madura merupakan salah satu wilayah yang secara geografis terpisah dengan Kota Surabaya. Hal ini menyebabkan Kabupaten Madura sering disebut Pulau Madura. Secara administratif Pulau Madura tergabung dalam 33 pemerintahan propinsi Jawa Timur. Oleh karenannya dibutuhkan infrastruktur yang mendukung kegiatan di kedua wilayah tersebut. Pembangunan Jembatan Suramadu memiliki peran yang sangat strategis di pulau Madura, akan meningkatkan kegiatan ekonomi, distribusi barang dan jasa serta kegiatan pariwisata. Pulau Madura yang menjadi bagian dari provinsi Jawa Timur mengalami kondisi yang kurang menguntungkan. Laju pertumbuhan 1
ekonomi lambat dan income perkapita tertinggal. Pergerakan jalur transportasi yang terhambat membuat pembangunan Jembatan Suramadu dinilai penting sebagai pembuka awal. Dengan dibangunnya Jembatan Suramadu yang akan menghubungkan Surabaya dengan pulau Madura melalui jalan darat diharapkan ketimpangan sosial dan ekonomi dapat direduksi. Arus transportasi yang cepat dan efektif akan membuat perkembangan pulau madura segera melejit bersaing dengan daerah – daerah lain di provinsi Jawa Timur. Beroperasinya jembatan Suramadu membawa dampak bagi struktur tata ruang pembangunan Jawa Timur. Kini pulau Madura tidak lagi terpisah, namun sudah menjadi bagian strategis pembangunan Kota Surabaya Metropolitan. Oleh karena itu,
konsep pengembangan kota metropolitan Gerbangkertosusilo
(Peraturan Pemerintah No 26 Tahun 2008) yang menempatkan Kabupaten Bangkalan sebagai salah satu pusat kegiatannya. Semakin mudahnya akses dan transportasi ke Pulau Madura akan meningkatkan investasi pengusaha besar dan investor asing, karena investasi di Madura relatif sama bahkan lebih ekonomis bila dibandingkan dengan kota Surabaya. Harga tanah di Madura masih relatif lebih murah dibandingkan dengan di Surabaya. Pembangunan pabrik dan kantor akan lebih murah di Bangkalan dibandingkan dengan Gresik, Lamongan, Sidoarjo, maupun Mojokerto. Untuk itu dukungan kebutuhan infrastruktur yang sesuai untuk pengembanganKabupaten Bangkalan ke depan. Kabupaten Bangkalan merupakan pintu gerbang menuju Pulau Madura dan Wilayah Indonesia Timur mempunyai potensi pengembangan wilayah yang cukup prospektif dengan luas wilayah sebesar 1.260,14 km2 yang diperuntukkan untuk kawasan permukiman, perdagangan dan jasa, pertanian, kawasan militer, dan lain - lain. Penggunaan lahan di Kabupaten Bangkalan masih didominasi oleh kegiatan pertanian berupa pertanian sawah irigasi, lahan kering, perkebunan, maupun tegalan. Dalam perkembangannya, penggunaan lahan di Kabupaten Bangkalan mengalami perubahan terkait dengan pemanfaatan lahan, baik untuk permukiman,
fasilitas
umum
maupun
untuk
pengembangan
industri.
Pengembangan pemanfaatan lahan yang cukup terlihat adalah pengembangan kawasan Suramadu. Setelah di bukanya jalur atau akses Suramadu maka kawasan tersebut akan dikembangkan sebagai kawasan terpadu khususnya disekitar kawasan kaki jembatan Suramadu. 2
1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada makalah ini adalah : Identifikasi kebutuhan infrastruktur untuk mendukung pengembangan wilayah di Kabupaten Bangkalan
3
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Gambaran Umum Kabupaten Bangkalan Kabupaten Bangkalan merupakan salah satu kabupaten yang secara geografis berada di Provinsi Jawa Timur bagian utara dan merupakan pintu gerbang menuju Pulau Madura. Luas wilayah Kabupaten Bangkalan adalah 1.260,14 km², yang secara administratif Pemerintahan terbagi dalam : 18 (delapanbelas) Kecamatan, 8 (delapan) kelurahan, 273 (duaratus tujuhpuluh tiga) desa dan 1 (satu) Pulau Karang Jamuang. Selain itu dapat dikemukakan pula bahwa posisi Kabupaten Bangkalan ditinjau dari letak geografis, dimana secara eksistensial, berada di kawasan Pulau Madura dengan titik koordinat berada pada posisi 112°40’ 06” - 113° 08’ 04” FBujur Timur dan 6° 51’ 39” - 7° 11’ 39” Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara berbatasan dengan : Laut Jawa; Sebelah Timur berbatasan dengan : Kabupaten Sampang; Sebelah Barat berbatasan dengan : Selat Madura; Sebelah Selatan berbatasan dengan : Selat Madura
Secara lebih jelasnya, dapat diperhatikan pada peta 1 di bawah ini.
4
Peta 1: Peta Kabupaten Bangkalan
Sumber Data: Pemerintah Kabupaten Bangkalan
2.1.1.
Kondisi Fisik Alam
2.1.1.1. Topografi A. Kemiringan Lahan Kemampuan tanah di Kabupaten Bangkalan dilihat dari kemiringannya sebagian besar memiliki kemiringan 2-15° yaitu sekitar 50,45% atau 63.002 Ha. Dan kemiringan 0-2° sekitar 45,43% atau 56.738 Ha. Sedangkan tekstur tanah sebagian besar bertekstur sedang yaitu seluas 116.267 Ha atau sekitar 93,10% dan untuk kedalaman spektip tanah di Kabupaten Bangkalan memiliki kedalaman >90 cm yaitu seluas 64.130/64.131 Ha atau 51,35%.
B. Ketinggian Lahan Dilihat dari topografi, Kabupaten Bangkalan berada pada ketinggian 2-100 m di atas permukaan air laut. Wilayah yang terletak di pesisir pantai, seperti Kecamatan Sepulu, Bangkalan, Socah, Kamal, Modung, Kwanyar, Arosbaya, Klampis, Tanjung Bumi, Labang dan Kecamatan Burneh mempunyai ketinggian antara 2-10m di atas permukaan air laut. Sedangkan wilayah yang terletak pada 5
bagian tengah mempunyai ketinggian antara 19-100m di atas permukaan air laut. Lokasi tertinggi terletak di Kecamatan Geger dengan ketinggian 100m diatas permukaan laut.
C. Geologi Jenis batuan yang terdapat di Kabupaten Bangkalan meliputi; Allufium seluas 24.400Ha atau sekitar 19,54%; Elistosin, Fasies, Sedimen seluas 35.594Ha sekitar 28,50%; Fliose, Fasies Batu Gamping seluas 47.294Ha atau sekitar 37,87%; dan Miosen, Fasies Sedimen seluas 17.600Ha atau 14,09%.
D. Jenis Tanah Jenis tanah yang terdapat di Kabupaten Bangkalan meliputi Alufial Hidromurf; Alufial Kelabu Kekuningan; Assosiasi Hidromurf; Litosal; Regusal Coklat Kekuningan; Komplek Graund Gorset Kelabu dan Lits; Grumosal Kelabu; Kpl. Grumosal Kelabu Litosal; Kpl. Mediteran Coklat dan Litosal; Kpl. Mediteran Merah dan Litosal; Kpl. Mediteran, Grumosal, Regusal Litosal.
2.1.1.2 Hidrologi Sebagai bagian dari siklus hidrologi, di Kabupaten Bangkalan terdapat sejumlah mata air, waduk, dan sungai. Pola aliran permukaan dapat dilihat dari pola aliran sungai yang ada di Kabupaten Bangkalan. Sungai-sungai utama dari masing-masing kecamatan di Kabupaten Bangkalan bermuara di selat Madura dan Laut Jawa yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bangkalan. Selain dipengaruhi oleh adanya sungai, kondisi hidrologi di Kabupaten Bangkalan juga dipengaruhi oleh beberapa sumber air. Sumber-sumber air yang ada di Kabupaten Bangkalan mempunyai kualitas air baku yang cukup baik untuk kebutuhan irigasi maupun air bersih.
2.1.1.3 Klimatologi Rata–rata curah hujan di Kabupaten Bangkalan Tahun 2011 sebesar 9,56mm, naik dari tahun lalu yang sebesar 5,94mm. Pada periode yang sama rata-rata jumlah hari hujan per tahun mengalami kenaikan yakni dari 182 hari pada Tahun 2010 menjadi 200 hari pada Tahun 2011. Dengan demikian meningkatnya curah hujan tersebut diiringi peningkatan jumlah hari hujan. 6
2.1.2 Administratif Luas wilayah Kabupaten Bangkalan adalah 1.260,14 km², yang secara administratif pemerintahan terbagi dalam 18 kecamatan, 8 kelurahan dan 273 desa. Tabel 1: Nama, Luas Wilayah per Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Wilayah Jumlah Kelurahan/ Desa
(Ha)
(%) thd total
(Ha)
(%) thd total
Kamal
10
4.140
3,285
2.484
3%
Labang
13
3.523
2,796
2.114
3%
Kwanyar
16
4.781
3,794
2.869
4%
Modung
17
7.879
6,252
4.727
6%
Blega
19
9.282
7,366
5.569
7%
Konang
13
8.109
6,435
4.865
6%
Galis
21
12.056
9,567
7.234
10%
Tanah Merah
23
6.856
5,441
4.114
5%
Tragah
18
3.958
3,141
2.375
3%
Socah
11
5.382
4,271
3.229
4%
Bangkalan
13
3.502
2,779
2.101
3%
Burneh
12
6.610
5,245
3.966
5%
Arosbaya
18
4.246
3,369
2.548
3%
Geger
13
12.331
9,785
7.399
10%
Kokop
13
12.575
9,979
7.545
10%
Tanjung Bumi
14
6.749
5.,356
4.049
5%
Sepulu
15
7.325
5,813
4.395
6%
Nama Kecamatan
Administrasi
Terbangun
7
Luas Wilayah Jumlah Kelurahan/ Desa
(Ha)
(%) thd total
(Ha)
(%) thd total
Klampis
22
6.710
5,325
4.026
5%
Jumlah
281
126.014
100
75.609
100
Nama Kecamatan
Administrasi
Terbangun
Sumber Data: Bangkalan Dalam Angka 2012
Secara lebih jelasnya, dapat diperhatikan pada peta di bawah ini:
8
Peta 2: Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Bangkalan
Sumber Data: RTRW Kabupaten Bangkalan 2009 – 2029
9
2.1.3. Demografi A. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk wilayah Kabupaten Bangkalan mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 jumlah penduduk di Kabupaten Bangkalan sebanyak 1.308.414 jiwa.
B. Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah. Kepadatan kotor adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas keseluruhan. Jumlah penduduk pada tahun 2011 sebesar 1.308.414 jiwa dengan luas wilayah 1.260,14 Km2 sehingga pada tahun 2011 kepadatan kotor di wilayah perencanaan sebesar 1.038,31 jiwa/Km2. Kepadatan tertinggi adalah di Kecamatan Bangkalan sebesar 2.690,21 jiwa/Km2 dan terendah adalah di Kecamatan Kokop sebesar634,74jiwa/Km2.
10
Tabel 2 : Jumlah Penduduk dan Kepadatannya 3 Tahun Terakhir
Tingkat Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Kepadatan Penduduk Pertumbuhan
Nama Kecamatan
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2010
2011
2012
2010
2011
2012
2010
2011
2012
2010
2011
2012
Kamal
45.942
56.743
64.422
12.401
16.167
19.144
0,184
0,184
0,184
1.110
1.371
1.623
Labang
33.322
46.908
18.087
7.503
11.951
8.805
-0,263
-0,263
-0,263
946
1.331
981
Kwanyar
41.751
62.512
43.208
9.977
15.334
15.599
0,017
0,017
0,017
873
1.308
1.330
Modung
43.928
64.816
63.805
10.748
15.641
18.850
0,205
0,205
0,205
558
823
991
Blega
52.058
78.545
34.867
11.661
18.163
14.864
-0,182
-0,182
-0,182
561
846
693
Konang
45.023
59.049
46.719
10.201
13.589
13.843
0,019
0,019
0,019
555
728
742
Galis
72.705
106.968
62.604
17.066
23.927
22.203
-0,072
-0,072
-0,072
603
887
823
Tanah Merah
56.798
100.504
49.966
12.494
23.172
21.734
-0,062
-0,062
-0,062
828
1.466
1.375
Tragah
26.599
41.859
45.323
5.462
10.065
13.138
0,305
0,305
0,305
672
1.058
1.381
Socah
52.953
75.131
90.671
12.649
18.962
24.813
0,309
0,309
0,309
984
1.396
1.827
11
Tingkat Jumlah Penduduk
Jumlah KK
Kepadatan Penduduk Pertumbuhan
Nama Kecamatan
Tahun
Tahun
Tahun
Tahun
2010
2011
2012
2010
2011
2012
2010
2011
2012
2010
2011
2012
Bangkalan
76.499
94.211
42.300
17.737
25.851
19.223
-0,256
-0,256
-0,256
2.184
2.690
2.000
Burneh
55.840
81.865
50.759
12.596
19.573
18.661
-0,047
-0,047
-0,047
845
1.239
1.181
Arosbaya
40.203
59.296
20.880
9.207
15.525
11.189
-0,279
-0,279
-0,279
947
1.397
1.006
Geger
62.755
100.182
57.318
14.965
25.835
24.690
-0,044
-0,044
-0,044
509
812
776
Kokop
64.531
79.818
81.811
15.723
18.425
20.746
0,126
0,126
0,126
513
635
715
Tanjung Bumi
48.668
66.320
31.829
12.153
19.480
15.754
-0,191
-0,191
-0,191
721
983
795
Sepulu
38.826
59.272
34.089
9.658
14.950
14.008
-0,063
-0,063
-0,063
530
809
758
Klampis
48.360
74.415
28.692
11.654
19.779
15.235
-0,230
-0,230
-0,230
721
1.109
854
Sumber Data: Bangkalan Dalam Angka 2012
12
2.1.4 Kondisi Perekonomian Kabupaten Bangkalan Karakteristik perekonomian dapat dilihat dari tingkat perekonomian yang ditunjukkan dengan besarnya PDRB Kabupaten bangkalan. Tabel 3: Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Bangkalan Tahun 2009 – 2013 Tahun No
Deskripsi 2009
2010
2011
2012
2013**
3.891.566,84
3.891.566,84
6,37
6,37
1
PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp)
3.269.709,72
3.447.581,93
3.663.027,12
2
Pendapatan Perkapita Kabupaten (Rp)
3.206.191,40
3.314.321,78
3.448.238,90
3
Pertumbuhan Eko...