Studi AMDAL Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat Kabupaten Bangkalan PDF

Title Studi AMDAL Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat Kabupaten Bangkalan
Author Diaz Dwi
Pages 52
File Size 1.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 35
Total Views 373

Summary

Studi Amdal Analisis Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat di Kawasan Kec.Labang, Kab.Bangkalan- Madura Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Amdal Pesisir dan Lautan Oleh: Ayu Diaztai Dwi Putri 12500601111043 Diah Rinani 12500607111003 PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JUR...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Studi AMDAL Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat Kabupaten Bangkalan Diaz Dwi

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

AMDAL pembangunan jembat an himawan sant oso

ST UDI AMDAL Analisis Dampak Reklamasi Pant ai Kawasan Bahu Mall, Manado Arlin Dwi Noviasri Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL GunGun Kut ukupret

Studi Amdal Analisis Dampak Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat di Kawasan Kec.Labang, Kab.Bangkalan- Madura Paper ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Amdal Pesisir dan Lautan

Oleh: Ayu Diaztai Dwi Putri 12500601111043 Diah Rinani

12500607111003

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015

DAFTAR ISI DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii DAFTAR TABEL .................................................................................................. ii DAFTAR BAGAN ................................................................................................. ii 1. Sekilas Tentang Jembatan Suramadu ............................................................. 1 2. Studi Kasus Pengaruh Adanya Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat di Kawasan Kec.Labang, Kab.Bangkalan- Madura ............................................. 1 3. AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) ........................................... 3 4. Rencana Kegiatan Pembangunan Jembatan Suramadu.................................. 3 4.1 Tahap Prakonstruksi .................................................................................. 4 4.2 Tahap Konstruksi ....................................................................................... 4 4.3 Tahap Pasca Konstruksi............................................................................ 6 5. Rona Lingkungan Awal .................................................................................... 6 5.1 Sosial Ekonomi .......................................................................................... 6 5.2 Sosial Budaya ............................................................................................ 7 6. Penapisan (Screening) Studi Kasus................................................................. 8 7. Pelingkupan (Scoping) Studi Kasus ............................................................... 11 7.1 Identifikasi Dampak Potensial................................................................... 11 7.1.1 Komponen Biogeofisik ....................................................................... 11 7.1.2 Komponen Sosial Ekonomi ................................................................ 12 7.1.3 Komponen Sosial Budaya .................................................................. 13 7.2 Evaluasi Dampak Potensial ...................................................................... 15 7.3 Hasil Proses Pelingkupan......................................................................... 18 7.4 Wilayah Studi dan Batas Waktu Kajian..................................................... 21 7.4.1 Wilayah Studi ..................................................................................... 21 7.4.2 Batas Waktu Kajian............................................................................ 22 7.5 Prakiraan Dampak Penting....................................................................... 22 8. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) Pembangunan Jembatan Suramadu ..................................................................................................... 28 9. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) Pembangunan Jembatan Suramadu ..................................................................................................... 38 10. Kesimpulan .................................................................................................. 46

i

DAFTAR TABEL Tabel 1. Perkembangan pendapatan daerah Kabupaten Bangkalan tahun 2002 – 2009 ....................................................................................................... 7 Tabel 2. Identifikasi Dampak Kegiatan Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat Kec.Labang, Kab.Bangkalan – Madura ............. 15 Tabel 3. Skala Besaran Dampak ....................................................................... 23 Tabel 4. Skala Pentingnya Dampak ................................................................... 23 Tabel 5. Prakiraan Dampak Besar Pada Setiap Tahapan Kegiatan ................... 24 Tabel 6. Prakiraan Dampak Besar dan Penting Pembangunan Jembatan Suramadu .......................................................................................................... 25 Tabel 7. RKL Prakonstruksi ............................................................................... 28 Tabel 8. RKL Tahap Konstruksi ......................................................................... 31 Tabel 9. RKL Tahap Pasca Konstruksi .............................................................. 36 Tabel 10. RPL Tahap Prakonstruksi .................................................................. 38 Tabel 11. RPL Tahap Konstruksi ....................................................................... 40 Tabel 12. RPL Tahap Pasca Konstruksi ............................................................ 45

DAFTAR BAGAN Bagan 1. Bagan Alir Dampak Penting Hipotetik ................................................. 20

ii

Pengaruh Pembangunan Jembatan Suramadu Terhadap Masyarakat di Kawasan Kec.Labang, Kab.Bangkalan- Madura 1. Sekilas Tentang Jembatan Suramadu Jembatan Suramadu adalah Jembatan yang melintasi Selat Madura, yang mana Jembatan ini menghubungkan antara Pulau Jawa (di Surabaya) dan Pulau Madura (di Bangkalan), Indonesia. Jembatan Suramadu yang merupakan Jembatan terpanjang di Indonesia untuk saat ini memiliki panjang sebesar 5.438 meter dengan lebar kurang lebih 30 meter. Jembatan ini menyediakan empat lajur dua arah selebar 3,5 meter dengan dua lajur darurat selebar 2,75 meter. Jembatan ini juga menyediakan lajur khusus bagi pengendara sepeda motor disetiap sisi luar Jembatan. Jembatan Suramadu terdiri dari tiga bagian yaitu jalan layang (causeway), Jembatan penghubung (approach bridge), dan Jembatan utama (main bridge). Perkiraan biaya yang dihabiskan untuk pembangunan Jembatan ini adalah sekitar 4,5 triliun rupiah. Jembatan Suramadu diresmikan awal pembangunannya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri pada tanggal 20 Agustus 2003 dan diresmikan pembukaannya oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 10 Juni 2009. Pembuatan Jembatan ini dilakukan dari tiga sisi, baik sisi Bangkalan maupun sisi Surabaya. Pembangunan Jembatan Suramadu ini diharapkan dapat membuka Wilayah Madura menjadi lebih accessible sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakatnya. Seperti halnya pembangunan infrastruktur lainnya, pembangunan Jembatan Suramadu pasti menimbulkan dampak sosial, dan ekonomi bagi masyarakt sekitarnya (KPUBPP, 2011). 2. Studi

Kasus

Pengaruh

Adanya

Jembatan

Suramadu

Terhadap

Masyarakat di Kawasan Kec.Labang, Kab.Bangkalan- Madura Kawasan Jembatan Suramadu memiliki potensi sebagai generator pembangkit, namun apabila tidak dikendalikan maka diprediksi akan membawa pengaruh perubahan terhadap pengembangan wilayah di kawasan kaki Jembatan Suramadu dan sekitarnya baik pada sisi Surabaya maupun Bangkalan. Fenomena perubahan tersebut dapat terlihat antara lain dengan menurunnya fungsi bangunan dan kualitas lingkungan.

1

Pembangunan Jembatan Suramadu yang tujuan utamanya adalah untuk menigkatkan perekonomian masyarakat madura justru memiliki beberapa dampak negatif. Dampak itu sangat dirasakan oleh penduduk warga sekitar tepatnya yang berada di dekat akses Jembatan Suramadu itu sendiri. Berdasarkan

penelitian

oleh

Septanti

dan

Wahyu

(2007)

yang

menyatakan bahwa pembangunan Jembatan Suramadu ternyata memberi dampak negatif pada warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan khususnya untuk permukiman nelayan di kawasan sekitar kaki Suramadu sisi Surabaya maupun sisi Madura. Dari penelitian tersebut menyatakan bahwa warga yang bermata pencaharian sebagai nelayan mengalami penurunan income karena berkurangnya populasi ikan dan kerang di daerah perairan sekitar Jembatan Suramadu. Selain itu ada juga nelayan yang menyampaikan bahwa adanya penurunan terhadap hasil tangkapan gragu. Adanya penurunan terhadap hasil tangkapan gragu menyebabkan nelayan beralih untuk mencari kerang. Sedangkan disaat hasil tangkapan kerang juga menurun maka nelayan beralih kembali untuk mencari ikan teri bulu ayam untuk bahan ikan asin. Adanya penurunan terhadap hasil tangkapan membuat nelayan kesulitan untuk mendapatkan ikan, sehingga nelayan terpaksa mencari ikan ke wilayah laut yang lebih jauh. Hal ini tentu saja berkaitan dengan bahan bakar yang dibutuhkan oleh nelayan untuk melintasi wilayah laut yang lebih jauh dari wilayah yang biasanya digunakan untuk melaut. Dampak dari berdirinya Jembatan megah Nasional Suramadu tersebut tidak hanya merugikan masyarakat sekitar kawasan kaki Suramadu Surabaya, tetapi juga memiliki efek yang cukup signifikan bagi tingkat kesejahteraan warga masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan kaki Suramadu Madura tepatnya di kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Hal ini ditunjukkan dengan adanya penurunan terhadap hasil pertanian yang mana petani disini harus merelakan lahannya guna kepentingan pengembangan Jembatan Suramadu. Selain itu masih banyak warga masyarakat yang menjadi pengangguran karena kurangnya lapangan pekerjaan. Yakin (2013), menyarankan bahwa pembangunan industri dan pengembangan objek wisata di wilayah Jembatan Suramadu sisi madura sangat berpotensial untuk peningkatan pendapatan ekonomi masyarakat madura khususnya masyarakat di Kecamatan Labang dan peningkatkan ketersediaan lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kecamatan Labang.

2

3. AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan) Analisis mengenai dampak Lingkungan (AMDAL) merupakan suatu kajian ilmiah tentang penanganan lingkungan dan berfungsi sebagai instrument pencegahan pencemaran lingkungan. Dalam pembuatan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) ini, tidak semua pihak yang dapat membuatnya . Dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) ini harus dibuat khusus oleh konsultan yang telah memiliki izin atau yang sudah yang memiliki sertifikasi pembuatan dokumen analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dimana semua konsultan ini telah diuji dan dipilih langsung oleh Kementrian Lingkuangan Hidup (KLH) (Zhuhri, 2015). Sebagai instrumen pengelolaan lingkungan yang bersifat preventif, AMDAL harus dibuat pada tahap paling dini dalam perencanaan kegiatan pembangunan. Dngan kata lain, proses penyusunan dan proses pengesahan AMDAL harus merupakan bagian dari proses perijininan suatu proyek. Dengan cara ini proyek-proyek dapat disaring seberapa jauh dampaknya terhadap lingkungan. Disisi lain, studi AMDAL Njuga dapat member masukan bagi upayaupaya untuk meningkatkan dampak positif dari proyek tersebut (Zhuhri, 2015). Dalam proses pengerjaan AMDAL salah satu proses awal yang perlu ditelusuri adalah proses Screening atau penapisan/penyaringan. Proses penapisan atau sering juga disebut sebagai proses seleksi wajib AMDAL merupakan proses untuk menentukan apakah suatu rencana usaha/kegiatan memerlukan AMDAL atau tidak. Dengan adanya penapisan ini maka suatu kegiatan atau rencana proyek dapat memperkirakan sendiri jenis kegiatan mana yang memerlukan AMDAL. Setelah melakukan proses penapisan (screening) lalu dilanjutkan dengan prose pelingkupan (Scoping). Dalam AMDAL proses pelingkupan ini merupakan peroses untuk menemukan atu menetapkan dampak penting dari suatu kegiatan pembangunan atau proyek terhadap suatu lingkungan. Proses pelingkungan bertujuan untuk membatasi dalam analisis dampak mengenai lingkungan pada hal yang penting saja sehingga natinya dapat diambil keputusan dari dampak penting yang teridentifikasi. 4. Rencana Kegiatan Pembangunan Jembatan Suramadu Rencana kegiatan yang dilakukan dalam pembangunan Jembatan Suraadu ini dibagi menjadi tigas bgaian, yaitu prakonstruksi, konstruksi, dan

3

pasca konstruksi. Penjelasan dari setiap rencana kegiatan tersebut akan dipaparkan sebagai berikut, 4.1 Tahap Prakonstruksi Tahap prakonstruksi adalah rencana yang dilakukan pada saat sebelum proyek pembangunan Jembatan Suramadu berjalan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap prakonstruksi Pembangunan Jembatan Suramadu terdiri dari survey lokasi dan melihat kelayakan wilayah yang tepat akan digunakan untuk pengembangan proyek Jembatan Suramadu. Langkah selanjutnya adalah melakukan

permohonan

izin

kepada

masyarakat

setempat

khususnya

masyarakat yang tinggal di Kec.Labang Kab.Bangkalan dan masyarakat yang tinggal di daerah pesisir Surabya dengan mensosialisasikan akan didirikannya Jembatan yang menghubungkan pulau Madura dengan Pulau Jawa yang dikenal sebagai Jembatan Suramadu. Terkait

dalam

proyek

pembangunan

Jembatan

Suramadu

yang

membutuhkan lahan yang luas untuk akses menuju jembatannya nanti maka pada tahap prakonstruksi ini perlu dilakukan negoisasi terhadap pembebasan lahan yang pada saat itu merupakan lahan milik warga masyarakat setempat. Setelah mendapatkan lahan yang dibutuhkan maka dilakukan perancangan terhadap Jembatan yang akan didirikan dan penetapan upah untuk para pekerja pembangunan Jembatan Suramadu. 4.2 Tahap Konstruksi Tahap konstruksi merupakan rencana kegiatan yang dilakukan saat pembangunan Jembatan Suramadu berlangsung. Pada awal pembangunan Jembatan, pemerintah terlebih dahulu melaksanakan operasi pembersihan ranjau untuk mengantisipasi kejadian yang tak diinginkan pada tahap awal pembangunan, mengingat selat Madura merupakan daerah medan ranjau paska perang dunia ke 2. Dengan adanya kegiatan pembersihan ranjau tersebut mengakibatkan akitifitas nelayan menjadi terganggu. Pada Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu digunakan metode konstruksi cable stayed . Jembatan cable stayed merupakan jembatan dengan struktur yang mempunyai sederetan kabel lurus dan memikul elemen horisontal kuku (misalnya balok atau rangka batang). Pada metode cable stayed yang dilakukan saat tahap konstruksi ini terbagi lagi menjadi beberapa pelaksanaan pekerjaan yang terdiri dari :

4

a. Pelaksanaan Pekerjaan Platform Platform merupakan konstruksi pendukung sementara yang berfungsi sebagai tempat untuk menginstalasi batching plan, menyimpan material seperti tiang pancang serta sebagai tempat bagi berbagai aktivitas di tengah laut selama kegiatan konstruksi berlangsung. b. Pelaksanaan Pekerjaan Bore Pile, yang meliputi :   

Pemasangan Casing Baja. Pengeboran sampai kedelaman yang diinginkan. Pemasangan tulangan Pengecoran lubang bored pile dengan beton.

c. Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap 

  

Setelah pekerjaan bored pile selesai dikerjakan, semua komponen platform yang menumpu ke steel casing di bongkar. Caisson baja yang berfungsi sebagai bekisting bawah pile cap kemudian dipasang. Pengecoran lapisan sealing concrete untuk menahan masukkan air laut ke pile cap Pemasangan tulangan pile cap. Pengecoran beton pile cap yang dilakukan tiga lapis.

d. Pelaksanaan Pekerjaan Pylon  

Konstruksi dasar pylon dan lengan bawah dari pylon.



Konstruksi balok pengikat pylon bagian bawah.



Konstruksi balok pengikat tengah.



Instalasi elevator pada pylon.



Konstruksi lengah pylon di tengah.



Konstruksi lengan atas pylon. Konstruksi balok pengikat atas.

e. Pelaksanaan Pekerjaan Struktur Atas  

Pemasangan struktur bantu sementara di atas pile cap. Pemasangan segmen girder baja pertama dengan crane barge, hubungan antara segmen dengan pylon dibuat tetap (fix) untuk

 

sementara. Pemasangan cantilever crane pada lantai jembatan untuk mengakat segmen berikutnya. Pemasangan girder baja dengan menggunakan cantilever crane diikuti dengan penenganan kabel.

5

 

Pemasangan pelat lantai jembatan pada segmen pertama dan kedua dilanjutkan dengan pengecoran sambungan. Pemasangan girder baja selanjutnya dengan menggunakan cantilever crane diikuti dengan peregangan kabel. Pada saat bersamaan dipasang pilar sementara di dekat pilar V.

Berdasarkan analisa penelitian milik Hidayat (2011), tipe pilon atau menara yang dipasang untuk Jembatan Suramadu adalah tipe Diamond. Pada pemasangan Gelagar untuk Jembatan Suramadu digunakan Double Box Girder baja komposit yang akan memberikan kekakuan torsi yang lebih baik dan mudah dilakukan oleh para pekerja. Pemasangan kabel pada tahap konstruksi dipilih tipe Double plane, hal ini dilakukan mengingat lebar jembatan cable stayed Suramadu adalah 30 meter. 4.3 Tahap Pasca Konstruksi Tahap pasca konstruksi meliputi kegiatan yang dilakukan setelah berdirinya Jembatan Suramadu. Kegiatan tersebut meliputi pembersihan bahan material bangunan Jembatan Suramadu yang ada di lingkungan sekitar dan pembayaran upah para pekerja juga dilakukan setelah berdirinya Jembatan Suramadu. Setelah diyakinin semua kondisi yang di Jembatan Suramadu telah aman maka dilakukan peresmian Jembatan Suramadu oleh presiden Republik Indonesia sebagai Jembatan terpanjang yang ada di Indonesia pada saat zaman peresmiannya. 5. Rona Lingkungan Awal Kondisi lingkungan awal merupakan kondisi alami yang sudah ada di suatu wilayah sebelum adanya pembangunan di wilayah tersebut. Kondisi lingkungan awal yang ada di wilayah Kab.Bangkalan sebelum adanya Jembatan Suramadu dapat dilihat dari dua aspek sebagai berikut : 5.1 Sosial Ekonomi Kondisi

perekonomian

khususnya

pendapatan

daerah

kabupaten

Bangkalan sebelum adanya jembatan Suramadu menunjukkan angka yang positif. Setiap tahun terjadi peningkatan sebesar 5 – 6 persen. Berdasarkan hasil penelitian

Hotijah

(2010),

terhadap

pendapatan

daerah

Kab.Bangkalan

menunjukkan adanya perkembangan dari segi jumlah perusahaan industri kecil, jumlah tenaga kerja, serta nilai produksi dari tahun 2002 sampai dengan 2009

6

(sebelum pengoperasian jembatan Suramadu) yang mengalami peningkatan tiap tahunnya Tabel 1. Perkembangan pendapatan daerah Kabupaten Bangkalan tahun 2002 – 2009 Tahun

Pendapatan daerah (Juta Rupiah)

Perkembangan

2002

2.085.885,48

-

2003

2.180.542,43

4,54

2004

2.575.129,14

18,10

2005

2.697.572,26

4,75

2006

2.822.831,39

4,64

2007

2.960.986,54

4,89

2008

3.102.725,52

4,79

2009

3.257.069,05

4,97

Sumber : Buku Bangkalan dalam Angka dalam Hotijah (2010) Kondisi sosial ekonomi juga berkaitan dengan pendapatan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada hasil laut yakni sebagai nelayan. kondisi perekonomian nelayan baik yang tinggal di daerah pesisir Madura dan pesisir Surabaya yang ada di sekitar kaki Suramadu sisi Surabaya pada awalnya masih dapat dikatakan normal. Hal tersebut ditandai dengan masih aktifnya nelayan untuk melaut karena sumberdaya perikanan yang masih melimpah sebelum adanya proyek pembangunan Jembatan Suramadu. Melimpahnya sumberdaya...


Similar Free PDFs