Laporan Magang. Pengelolaan Limbah B3 PDF

Title Laporan Magang. Pengelolaan Limbah B3
Author Wiwin Iriawati
Pages 24
File Size 744.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 221
Total Views 416

Summary

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertambangan merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah B3. PT. ANTAM (persero) tbk UBPN MALUT merupakan industri pertambangan nikel yang ada di Halmahera Timur, Maluku Utara. Aktivitas tambang nikel ini menghasilkan limbah B3 yang bersumber dari ope...


Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Pertambangan merupakan salah satu industri yang menghasilkan limbah B3. PT.

ANTAM (persero) tbk UBPN MALUT merupakan industri pertambangan nikel yang ada di Halmahera Timur, Maluku Utara. Aktivitas tambang nikel ini menghasilkan limbah B3 yang bersumber dari operasional alat berat dan aktivitas klinik, laboratorium dan kantor yang dapat menghasilkan limbah B3 dengan jenis dan karakteristik yang berbeda. Limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun). Hal tersebut sebenarnya bukan merupakan masalah kecil dan sepele, karena apabila limbah (B3) tersebut dibiarkan ataupun dianggap sepele penanganannya, atau bahkan melakukan penanganan yang salah dalam menangani limbah B3 tersebut, maka dampak dari Limbah B3 tersebut akan semakin meluas, bahkan dampaknya pun akan sangat dirasakan bagi lingkungan sekitar kita, dan tentu saja dampak tersebut akan menjurus pada kehidupan makhluk hidup baik dampak yang akan dirasakan dalam jangka pendek ataupun dampak yang akan dirasakan dalam jangka panjang dimasa yang akan datang. Kita tidak akan tahu seberapa parah kelak dampak tersebut akan terjadi, namun seperti kata pepatah ”Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati”, hal tersebut menjadi salah satu aspek pendorong bagi kita semua agar lebih berupaya mencegah dampak dari limbah B3 tersebut, ketimbang menyaksikan dampak dari limbah B3 tersebut telah terjadi dihadapan kita, dan kita semakin sulit untuk menanggulanginya. Secara garis besar, hal tersebut menjadi salah satu patokan bagi kita, bahwa segala sesuatu yang terjadi merupakan tanggung jawab kita bersama untuk menanggulanginya, khususnya pada masalah limbah (B3) perindustrian. Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat

1

tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula. 1.2.

Tujuan • Mengetahui proses dan metode pengelolaan limbah B3 di PT. ANTAM (persero) tbk UBPN MALUT •

Mengetahui penanganan permasalahan di lapangan beserta pencegahannya



Untuk memenuhi salah satu mata kuliah Kerja Praktek pada Fakultas Teknik Lingkungan,

Institut

Teknik

Lingkungan

Yogyakarta

(STTL

“YLH”

Yogyakarta)

1.3.

Manfaat • Dapat membandingkan teori yang didapat di bangku kuliah dalam kehidupan kerja, menambah wawasan dan digunakan untuk memperdalam ilmu yang telah didapatkan di bangku kuliah. •

Dapat mengetahui secara detail tentang pengelolaan limbah B3



Memberikan pengalaman kerja secara langsung.



Memperoleh masukan informasi yang tidak didapat diperkuliahan.



Sebagai koreksi kemampuan mahasiswa belajar dalam program studi yang diambil.

1.4.

Waktu dan tempat pelaksanaan Waktu : (22 juli – 20 agustus 2015) Tempat Pelaksanaan : PT. ANTAM (persero) tbk UBPN MALUT. Buli-Halmahera Timur, Maluku Utara.

2

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah perusahaan Kegiatan usaha Perseroan telah dimulai sejak tahun 1968 ketika Perseroan didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara melalui merjer dari beberapa Perusahaan tambang dan proyek tambang milik pemerintah, yaitu Badan Pimpinan Umum Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan Negara Logam Mulia, PT Nikel Indonesia, Proyek Intan dan Proyek-proyek Bapetamb. Perseroan didirikan dengan nama "Perusahaan Negara (PN) Aneka Tambang" di Republik Indonesia pada tanggal 5 Juli 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968. Pendirian tersebut diumumkan dalam Tambahan No. 36, BNRI No. 56, tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14 September 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974, status Perusahaan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Negara Perseroan Terbatas ("Perusahaan Perseroan") dan sejak itu dikenal sebagai "Perusahaan Perseroan (Persero) Aneka Tambang". Pada tanggal 30 Desember 1974, ANTAM berubah nama menjadi Perseroan Terbatas dengan Akta Pendirian Perseroan No. 320 tanggal 30 Desember 1974 dibuat di hadapan Warda Sungkar Alurmei, S.H., pada waktu itu sebagai pengganti dari Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta jo. Akta Perubahan No. 55 tanggal 14 Maret 1975 dibuat di hadapan Abdul Latief, dahulu notaris di Jakarta mengenai perubahan status Perseroan dalam rangka melaksanakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-undang No. 9 tahun 1969 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 1 tahun 1969 (Lembaran Negara tahun 1969 No. 16. Tambahan Lembaran Negara No. 2890) tentang bentuk-bentuk Usaha Negara menjadi Undangundang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 No. 40), Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1969 tentang Perusahaan Perseroan (Persero). Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1969 No. 21 dan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Aneka Tambang menjadi Perusahaan Perseroan (Persero), Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 1974 nomor 33 jo. Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep.

3

1768/MK/IV/12/1974, tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Tambang menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Aneka Tambang, yang telah memperoleh pengesahan dari Menkumham dalam Surat Keputusannya No. Y.A. 5/170/4 tanggal 21 Mei 1975 dan kedua Akta tersebut di atas telah didaftarkan dalam buku register yang berada di Kantor Pengadilan Negeri Jakarta berturut-turut di bawah No. 1736 dan No. 1737 tanggal 27 Mei 1975 serta telah diumumkan dalam Tambahan No. 312 BNRI No. 52 tanggal 1 Juli 1975. Untuk mendukung pendanaan proyek ekspansi feronikel, pada tahun 1997 Perseroan menawarkan 35% sahamnya ke publik dan mencatatkannya di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, Perseroan mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat.

2.2. PT. ANTAM (persero) tbk UBPN MALUT PT. Aneka Tambang (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bermaksud mengembangkan penambangan bijih nikel KW 97 PPO 443/Maluku di daerah Blok Mornopo, Pulau Pakal dan Blok Sangaji yang berlokasi di Kecamatan Maba (Utara) dan Kecamatan Maba Selatan, Kabupaten Halmahera Timur Propinsi Maluku Utara. •

Tujuan Tujuan proyek penambangan dan rencana pengembangan bijih nikel ini adalah untuk meningkatkan penyediaan akan bijih nikel dalam rangka memenuhi permintaan pasar luar negeri yang dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Tujuan lainnya yang sekaligus dapat merupakan dampak langsung dari kegiatan penambangan adalah untuk pengembangan wilayah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.



Kegunaan Kegunaan dari proyek penambangan dan rencana pengembangan bijih nikel ini tentu akan sangat besar terutama dalam memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung dalam Kawasan Penambangan Tanjung Buli, Pulau Gee, Blok Mornopo, Pulau Pakal, dan Blok Sangaji, yang berarti pula sekaligus akan berfungsi menyanggah dan mendorong perekonomian lokal dalam wilayah

4

Kecamatan Maba (Utara) dan Kecamatan Maba Selatan pada khususnya serta perekonomian daerah dan regional Kabupaten Halmahera Timur dan Provinsi Maluku Utara pada umumnya. 2.3. Struktur Organisasi

2.3. Visi dan Misi Perusahaan 1. Visi Perusahaan Adapun visi PT. ANTAM 2020 adalah ”Menjadi korporasi global berbasis pertambangan dengan pertumbuhan sehat dan standar kelas dunia.”

Arti visi PT. ANTAM : a. Global Menerapkan praktik manajemen bisnis bertaraf internasional serta meningkatkan skala usaha dan/atau memperluas wilayah operasi keluar negeri untuk menjadi pelaku bisnis kelas dunia.

5

b. Berbasis Pertambangan Berbasis sumber daya mineral dan batu bara dengan diversifikasi dan integrasi terkait dalam bisnis pertambangan c. Pertumbuhan sehat Pertumbuhan berkesinambungan di atas rata-rata industri pertambangan. d. Standar kelas dunia Kemampuan dan budaya organisasi berkinerja tinggi dan penerapan praktikpraktik terbaik kelas dunia.

2. Misi Perusahaan Adapun misi PT. ANTAM adalah : a. Membangun dan menerapkan praktik-praktik terbaik kelas dunia untuk menjadikan Antam sebagai pemain global. b. Menciptakan keunggulan operasional berbasis biaya rendah dan teknologi tepat guna dengan mengutamakan kesehatan dan keselamatan kerja serta lingkungan hidup. c. Mengolah cadangan yang ada dan yang baru untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. d. Mendorong pertumbuhan yang sehat dengan mengembangkan bisnis berbasis

pertambangan,

diversifikasi

dan

integrasi

selektif

untuk

memaksimalkan nilai pemegang saham. e. Meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan pegawai serta mengembangkan budaya organisasi berkinerja tinggi. f. Berpartisipasi meningkatkan kesejahteraan masyarakat terutama di sekitar wilayah operasi, khususnya pendidikan dan pemberdayaan ekonomi.

6

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pengelolaan limbah B3 Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (limbah B3) merupakan sisa dari suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan beracun. Oleh karena sifat dan karakteristiknya yang dapat membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia, maka pengelolaannya harus mengikuti prinsip pengelolaan mulai dari sejak limbah B3 tersebut dihasilkan hingga dikelola pada fasilitas akhir pengelolaan (from

cradle to grave). Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah B3, dimana setiap penghasil limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkannya.

Pengelolaan limbah B3 itu sendiri mempunyai arti suatu rangkaian manajemen limbah B3 yang meliputi kegiatan pengurangan, penyimpanan, pengumpulan, pemanfaatan, pengangkutan, pengolahan dan penimbunan limbah B3. Rangkaian pengelolaan limbah B3 tersebut harus diawasi pelaksanaannya antara lain diatur dengan skema izin dan atau rekomendasi pengelolaan limbah B3.

3.1.1. Prinsip-prinsip Pengelolaan



POLLUTION PREVENTION PRINCIPLE" (Upaya meminimasi timbunan limbah)



POLLUTER PAYS PRINCIPLE" (Pencemar harus membayar semua biaya yang diakibatkannya)



CRADLE TO GRAVE PRINCIPLE" (Pengawasan mulai dari dihasilkan, dibuang dan ditimbunnya limbah B3)



NON DESCRIMININATORY PRINCIPLE" (Semua limbah B3 harus diperlakukan sama di dalam pengelolaan dan penanganannya)



SUSTAINABLE DEVELOPMENT" (Pembangunan berkelanjutan)

7

3.1.2. Dasar Hukum Pengelolaan limbah B3 Undang – undang No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup : Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 wajib melakukan pengelolaan limbah B3 yang dihasilkan (Pasal 59 ayat 1); PP No. 18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3 : Pelaku pengelola limbah B3 (penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan/atau penimbun limbah B3) wajib melakukan pengelolaan limbah B3 sesuai ketentuan yang berlaku (Pasal 9 s/d Pasal 26); PP No. 101 tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. PerMen LH. No. 14 tahun 2014 tentang Simbol dan Label Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun. Undang – Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup : Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 tanpa izin, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun dan denda paling sedikit satu milyar rupiah dan paling banyak tiga milyar rupiah (Pasal 102); Undang – Undang RI No. 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup : Setiap orang yang menghasilkan limbah B3 dan tidak melakukan pengelolaan limbah B3, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 3 tahun dan denda paling sedikit satu milyar rupiah dan paling banyak tiga milyar rupiah ( Pasal 103 )

Pengelolaan limbah B3 bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai dengan fungsinya kembali. Setiap kegiatan/usaha yang berhubungan dengan B3, baik penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3, harus memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada kondisi semula. Apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan kembali kepada fungsi semula.

8



Kewajiban pengahasil limbah B3 Limbah B3 yang dihasilkan harus diproses dengan menggunakan pendekatan metode 3R (reduce, reuse, recycle). Limbah kimia B3 yang dihasilkan disimpan dalam tangki sesuai dengan standar sebelum dikirim ke unit pengolah limbah kimia B3. Penghasil limbah B3 wajib melaporkan pengelolaan limbah B3 3 bulan sekali kepada BAPEDAL. Pada kemasan limbah B3 diberi label dan tanda bahaya dengan jelas. Rincian limbah B3 tentang sifat-sifat fisika dan senyawa kimia harus didokumentasi secara baik sebelum dikirim ke unit pengolah limbah B3. Pihak penghasil limbah B3 membantu melakukan pengawasan dengan pihak BAPEDAL yang mempunyai sistem tanggap darurat dan melaksanakan jika terjadi kecelakaan.



Kewajiban pengumpul limbah B3 Bagi pengumpul limbah B3 wajib memiliki lokasi sesuai dengan peraturan BAPEDAL, beroperasi sesudah memperoleh izin dari BAPEDAL, dan membantu mengawasi dan mempunyai sistem tanggap darurat.



Kewajiban pengolah limbah B3 Kewajiban bagi pengolah ialah melaksanakan AMDAL, memiliki fasilitas pengolahan dan atau menimbun limbah B3 yang memenuhi ketentuan dari BAPEDAL, memiliki tata letak metode penimpunan limbah B3 dan pemantauan dampak lingkungan sesuai dengan ketentuan dari BAPEDAL dan membantu pengawas dan serta mempunyai sistem tanggap darurat.



Kewajiban pengangkut limbah B3 Perusahaan pengangkut limbah B3 harus mempunyai kendaraan truk yang memenuhi syarat dari instansi berwenang memberi izin dan mempunyai dokumen muatan dan dokumen limbah B3. Dokumen harus diserahkan kepada pengumpul dan pengolah limbah B3. Perusahaan penangkut mengawasi dalam pelaksanaan pengawasan dan mempunyai sistem tanggap darurat.

9

3.1.3. Pengelolaan limbah B3 di PT. ANTAM (persero) tbk UBPN MALUT

1.

Identifikasi limbah B3 Pasal 6 PP. No. 101 tahun 2014. Identifikasi limbah B3 dilakukan dengan uji sumber, uji karakteristik dan uji toksik.

a. Jenis limbah B3 menurut sumbernya :

- Limbah B3 dari sumber tidak spesifik - Limbah B3 dari B3 kedaluwarsa, B3 yang tumpah, B3 yang tidak memenuhi spesifikasi produk yang akan dibuang, dan bekas kemasan B3 dan

- Limbah B3 dari sumber spesifik. Limbah B3 dari sumber spesifik umum dan Limbah B3 dari sumber spesifik khusus. Aktivitas tambang nikel di PT. ANTAM menghasilkan limbah B3 yang berasal dari 2 sumber. Lihat pada tabel berikut ; Tabel 1. Sumber dan jenis limbah B3 yang dihasilkan

Sumber Jenis limbah yang dihasilkan - Limbah B3 cair - Alat berat (operasional) Excavator, dump truck, bulldozer, Oli bekas, Solar bekas, bahan bakar cair live vehicle, genset, dan unit - Limbah B3 padat lainnya. Filter bekas, majun, hose, bekas, drum bekas, contaminated goods. - Non operasional - Limbah B3 cair Klinik/medis, laboratorium, dan Limbah lab kantor. - Limbah B3 padat Botol korosif, majun bekas, aki bekas, cartridge bekas, contaminated goods.

b.

Karakteristik limbah B3 Pasal 5 PP. No. 101 tahun 2014 Dilakukan uji karakteristik untuk mengidentifikasikan limbah dalam beberapa kategori yaitu :

10

-

Limbah B3 kategori 1, Limbah B3 kategori 1 merupakan Limbah B3 yang berdampak akut dan langsung terhadap manusia dan dapat dipa dipastikan akan berdampak negatif terhadap lingkungan hidup.

-

Limbah b3 kategori 2 Limbah B3 kategori 2 merupakan Limbah B3 yang mengandung B3, memiliki efek tunda (delayed effect), dan berdampak tidak langsung terhadap manusia dan lingkungan hidup serta memiliki toksisitas sub-kronis atau kronis.

-

Limbah non B3. Limbah diidentifikasi sebagai limbah B3 apabila memenuhi salah satu atau lebih karakteristik limbah B3 yaitu mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan infeksi dan bersifat korosif

Karakteristik Limbah B3 yang dihasilkan Mudah terbakar Limbah-limbah yang mempunyai salah satu sifat-sifat sebagai berikut :

-

Limbah yang berupa cairan yang mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan/atau pada titik nyala tidak lebih dari 60°c (140 OF) akan menyala apabila terjadi kontak dengan api, percikan api atau sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.

-

Limbah yang bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan tekanan standar (25°C, 760 mmHg ) dapat mudah menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan uap air atau perubahan kimia secara spontan dan apabila terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus menerus.

Mudah meledak Limbah yang pada suhu dan tekanan standar (25°C, 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan/atau fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

11

Beracun Limbah yang mengandung pencemar yang bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk ke dalam tubuh melalui pernafasan, kulit atau mulut. Penentuan sifat racun untuk identifikasi limbah ini dapat menggunakan baku mutu konsentrasi TCLP (Toxicity Characteristic Leaching Procedure) pencemar organik dan anorganik dalam limbah. Apabila limbah mengandung salah satu pencemar yang terdapat dengan konsentrasi sama atau lebih besar dari nilai dalam Lampiran II (PP no 85 tahun 1999) tersebut, maka limbah tersebut merupakan limbah B3. Bila nilai ambang batas. Zat pencemar tidak terdapat pada Lampiran II tersebut maka dilakukan uji toksikologi.

Korosif Limbah yang mempunyai salah satu sifat sebagai berikut :

- Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit. - Menyebabkan proses pengkaratan pada lempeng baja (SAE 1020) dengan laju korosi lebih besar dari 6,35 mm/tahun dengan temperatur pengujian 55°C.

- Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12.5 untuk yang bersifat basa. Penentuan atau pengidentifikasian karakteristik berbahaya dan beracun dari bahan yang dicurigai merupakan langkah yang paling mendasar dalam upaya penanganan limbah B3. Dengan diketahuinya karakteristik limbah maka upaya penanganan terpadu yang

terdiri

dari

pengendalian,

pengurangan,

pengumpulan,

penyimpanan,

pengangkutan, pengolahan dan pembuangan akhir akan dapat di terapkan.

1. Pengumpulan Kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3. Kegiatan pengumpulan limbah B3 dilakukan dengan segregasi limbah B3 dan penyimpanan limbah B3.

12

2. Penyimpanan Penyimpanan Limbah B3 ada...


Similar Free PDFs