Laporan Praktikum Kimia Unsur - Percobaan Nitrogen PDF

Title Laporan Praktikum Kimia Unsur - Percobaan Nitrogen
Author G. Wiscnu Murti
Pages 24
File Size 789.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 261
Total Views 719

Summary

5LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UNSUR ACARA 3 PERCOBAAN NITROGEN DISUSUN OLEH : NAMA : GIBRAN SYAILLENDRA WISCNU MURTI NIM : K1A021068 KELAS :B ASISTEN : KOKOM KOMARIAH LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2021 PERCOBAAN NITROG...


Description

5LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UNSUR

ACARA 3 PERCOBAAN NITROGEN

DISUSUN OLEH : NAMA

: GIBRAN SYAILLENDRA WISCNU MURTI

NIM

: K1A021068

KELAS

:B

ASISTEN

: KOKOM KOMARIAH

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PURWOKERTO 2021

PERCOBAAN NITROGEN I.

TUJUAN Mengetahui sifat - sifat nitrogen beserta senyawanya.

II. LATAR BELAKANG Nitrogen adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil, sangat sulit bereaksi dengan unsur atau senyawa lainnya. Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif bereaksi dengan unsur lainnya. Nitrogen mengisi 78,08 persen atmosfir Bumi dan terdapat dalam banyak jaringan hidup. Zat lemas membentuk banyak senyawa penting seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida (Wahyudi, 2013).

III. TINJAUAN PUSTAKA Nitrogen (Latin nitrum, bahasa Yunani nitron berarti “soda asli”, dan gen, “pembentukan”) secara resmi ditemukan oleh Daniel Rutherford pada 1772, yang menyebutnya udara beracun atau udara tetap. Pengetahuan bahwa terdapat pecahan udara yang tidak membantu dalam pembakaran telah diketahui oleh ahli kimia sejak akhir abad ke-18 lagi. Nitrogen juga dikaji pada masa yang lebih kurang sama oleh Carl Wilhelm Scheele, Henry Cavendish, dan Joseph Priestley, yang menyebutnya sebagai udara terbakar atau udara telah flogistat. Gas nitrogen cukup lemas sehingga dinamakan oleh Antoine Lavoisier sebagai azote, yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti “tak bernyawa”. Istilah tersebut telah menjadi nama kepada nitrogen dalam perkataan Perancis dan kemudiannya berkembang ke bahasa-bahasa lain (Huda, 2021). Nitrogen adalah unsur kimia bukan logam yang mempunyai bilangan

atom 14 dalam sistem periodik, masing-masing atomnya memiliki lima elektron valensi dalam konfigurasi ns2 n p3. Di alam, unsur nitrogen terdapat baik di udara, laut maupun darat. Selain dalam bentuk gas, unsur kimia ini bisa terdapat sebagai bentuk persenyawaan dengan unsur lainnya membentuk senyawa baru yang mempunyai sifat kimia berbeda dengan unsur semula. Dalam bentuk gasnya nitrogen memiliki rumus kimia N2 dan bersifat stabil. Gas ini mempunyai sifat kimia tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak reaktif. Nitrogen merupakan unsur yang unik dalam golongannya, karena dapat membentuk senyawa kimia dalam semua bilangan oksidany. Mulai dari -3 sampai +5, oleh karena itu ia dapat bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa-senyawa nitrogen oksida (Susana, 2004). Nitrogen adalah unsur yang diperlukan untuk membentuk senyawa penting di dalam sel, di antaranya protein, DNA dan RNA. Kandungan atmosfer sekitar 80% adalah nitrogen (N2), namun tidak ada yang secara langsung dapat digunakan oleh tanaman. Sementara itu, keberadaan dan ketersediaan senyawa nitrogen dalam tanah sangat terbatas, terlebih dari sifat senyawa nitrogen yang mudah hilang (leaching). Untuk itu, pemanfaatan N 2 bebas dari udara melalui penambatan (fiksasi) merupakan hal penting untuk meningkatkan ketersediaan nitrogen bagi tanaman. Penambatan nitrogen merupakan proses biokimiawi di dalam tanah yang memainkan salah satu peranan paling penting, yaitu mengubah nitrogen atmosfer (N 2, atau nitrogen bebas) menjadi nitrogen dalam persenyawaan/ nitrogen tertambat yang melibatkan peran mikroba tertentu (Sari & Prayudyaningsih, 2015). Kekuatan rangkap tiga ynag sangat besar mengakibatkan N2 bersifat inert. N2 tidak reaktif dibandingkan dengan sistem ikatan rangkap tiga yang isoelektron. Nitrogen memiliki banyak manfaat bagi kehidupan, diantaranya sebagai selubung gas inert untuk menghilangkan oksigen dalam pembuatan alat elektronika, karena sifat inert yang dimilikinya. Di industri makanan nitrogen digunakan untuk mempercepat proses pendinginan. Senyawanya berguna untuk pembuatan pupuk, bahan peledak, kertas plastik, detergen, sebagai zat warna dan zat pemutih rami, sutera, dan linen. Senyawa nitrogen

juga bisa dipakai untuk pembius, mengawetkan daging, sistem pendorong roket, produksi zat warna, dan masih banyak lagi (Lestari, 2004). Nitrogen ditemukan melimpah dalam bentuk gas di atmosfer, namun tidak dapat digunakan secara langsung oleh organisme karena memerlukan energi yang besar untuk memecah ikatan rangkap tiga gas nitrogen (Trihendarto, 2017). Di perairan alam unsur nitrogen terdapat dalam bermacam-macam bentuk, tergantung pada tingkat oksidasi antara lain NH3 (amoniak), NO3 (nitrat), NO2 (Nitrit). Nitra adalah salah satu bentuk senyawa nitrogen yang teroksidasi dengan tingkat oksidasi +3, merupakan senyawa yang memiliki sifat mudah larut dalam air dan stabil. Di perairan nitrat merupakan sumber utama sebagai nutrien bagi pertumbuhan tanaman dan alga (Effendi 2003). Sumber nitrat berasal dari buangan industri bahan peledak, pupuk, piroteknik, dan lain-lain. Kadar nitrat secara alami agak rendah, tetapi bisa tinggi pada air yang diberi pupuk mengandung nitrat. Kadar nitrat tidak boleh melebihi 10 mg/l. Untuk menentukan kadar nitrat di perairan pada umumnya digunakan metode nessler (Mariyam, 2016).

IV. METODOLOGI PERCOBAAN 4.1 Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, gelas kimia, erlenmeyer, dan batang pengaduk.

4.2 Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah kertas indicator pH, tembaga, kalium nitrat, tembaga nitrat, amonium dikromat, logam aluminium, larutan asam sulfat encer, larutan natrium hidroksida, asam nitrat encer, asam nitrat pekat, kalium iodida, kalium permanganat, dan es.

4.3 Prosedur Kerja Langkah 1 1. Sekeping logam tembaga dimasukkan ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda. 2. Selanjutnya ke dalam tabung reakis A ditambahkan HNO 3 7 M diamati yang terjadi 3. Selanjutnya ke dalam tabung reaksi B ditambahkan HNO3 encer, diamati yang terjadi. 4. Diamati yang terjadi, kemudian dipanaskan. 5. Dicek pH menggunakan kertas indicator pH universal.

Langkah 2 1. Sebanyak 2 mL HNO3 pekat dan 5 mL HNO3 encer dimasukkan ke dalam 2 tabung reaksi yang berbeda. 2. Kemudian ditambahkan sebuah keping Al ke dalam masing-masing larutan tersebut, kemudian dipanaskan. 3. Diamati yang terjadi. 4. Dicek pH menggunakan kertas indikator pH universal.

Langkah 3 1. 0,1 gram KNO3 dan 0,1 gram Cu(NO3)2 dipanaskan di atas pembakar spirtus kemudian diamati yang terjadi.

Langkah 4 1. 10 mL H2SO4 encer dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian didinginkan kdalam es selama kurang lebih 5 menit. 2. Sebanyak NaNO3 ditambahkan ke dalam H2SO4 yang telah didinginkan, kemudian dihomogenkan. 3. Setelah homogen, kemudian larutan tersebut dibagi ke dalam 3 buah tabung reaksi yang berbeda. 4. Tabung 1 dipanaskan, diamati yang terjadi. 5. Tabung 2 ditambahkan KMnO4 0,1 M, diamati yang terjadi.

6. Tabung 3 ditambahkan KI 0,1 M, diamati yang terjadi.

Langkah 5 1. Sebnayak 10 mL amoniak dipanaskan hingga menguap. 2. Dipanaskan kawat tembaga spiral hingga membara. 3. Kawat spiral yang telah panas kemudian digantung di mulut erlenmeyer, diamati yang terjadi.

Langkah 6 1. Sebanyak 0,5 gram amonium dikromat dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi. 2. Kemudian dipanaskan di atas pembakar spirtus, diamati yang terjadi.

4.4 Skema Kerja (terlampir)

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Data Pengamatan Tabel 1.1 Hasil pengamatan percobaan 1 dan 2 Persamaan Reaksi

Pengamatan

Cu

→ - Sebelum dipanaskan: terdapat

Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

gelembung dan uap berwarna

4HNO3

pekat

+

hijau. - Setelah

pemanasan:

warna

larutan menjadi hijau kebiruan yang disertai terbentuknya gas yang berwarna coklat muda. Cu

→ - Tidak terjadi perubahan pada

Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2H2O

larutan dalam proses sebelum

4HNO3

encer

+

dipanaskan dipanaskan.

maupun

sesudah

4HNO3 pekat + Al → Al(NO3)2 - Tidak terjadi perubahan pada + 3H2O + 3NO2

larutan dalam proses sebelum dipanaskan

maupun

sesudah

dipanaskan. 4HNO3 encer + Al → Al(NO3)2 - Sebelum + 2H2O + NO2

dipanaskan:

tidak

terjadi perubahan. - Setelah

dipanaskan:

terdapat

embun.

Tabel 1.2 Persamaan reaksi pada pemanasan garam nitrat Persamaan Reaksi 2KNO3 → 2KNO2 + O2

Pengamatan - Sebelum

dipanaskan:

kristal

berwarna putih. - Setelah

pemanasan:

meleleh

menjadi berwarna hitam dan dihasilkan gas. 2Cu(NO3)2 → 2CuO + 4NO2 + - Sebelum O2

dipanaskan:

kristal

berwarna biru. - Setelah dipanaskan: meleleh dan berwarna biru. - Terdapat gelembung atau uap dan sedikit endapan biru tua.

Tabel 1.3 Persamaan rekasi dan hasil pengamatan percobaan 4 Persamaan Reaksi

Pengamatan

4NO3- + 2H2SO4 → 4HNO2 + - NaNO3 larut dalam asam sulfat O2 + 2SO42- + H2O encer dingin. 4NaNO3- + 2H2SO4 → 4NO2 + - Banyak gelembung yang 2O2 + 2Na2SO4 + 2H2O dihasilkan dan uap air didinding tabung. 2HNO2 + 2KI- → I2 + 2NO + - Warna sedikit kuning. 2KOH

2MnO4- + 5NO2- + 6H+ → - Berubah warna menjadi ungu. 2Mn2+ + 5NO3- + 3H2O

Tabel 1.4 Persamaan reaksi dan hasil pengamatan percobaan 5 Persamaan Reaksi

Pengamatan

NH4OH → NH3 + H2O Amoniak

pekat

+

- Larutan menddidih Cu - Ammonia

mendidih

dan

(membara) → CuO + NH3 +

terdapat banyak gelembung dan

H2O

uap air.

2Cu + O2 → 2CuO

- Kawat

membara

berwarna

kemerahan. - Cu membara sekitar 25 s.

Tabel 1.5 Persamaan reaksi dan hasil pengamatan percobaan 6 Persamaan Reaksi NH4Cr2O3 → 2Cr2O3 + N2 +

Pengamatan -

4H2O

Terjadi letusan/ percikan api di dalam tabung reaksi.

-

Warna merah api.

5.2 Pembahasan Nitrogen terdapat di alam sebagai gas tak berwarna dan tak berbau. Nitrogen mempunyai rumus molekul N2. Gas nitrogen dapat dicairkan jika didinginkan di bawah suhu kritisnya yaitu -14°C (Sunarya, 2012). Hampir semua nitrogen di alam terdapat sebagai gas nitrogen, atmosfer terdiri 78,1% massa N2. Udara adalah sumber komersial utama nitrogen. Komponen nitrogen dipisahkan melalui pencairan, diikuti distilasi. Nitrogen merupakan komponen yang mudah menguap dalam udara cair (Cotton, 1976). Nitrogen mempunyai konfigurasi elektron 1s2 2s2 2p2. Pembentukan senyawa dengan atom-atom lain, atom N dapat memperoleh atau lebih dapat dikatakan memakai bersama tiga elektron untuk mencapai kulit valensi oktet 1s2 2s2 2p6. Bilangan

oksidasi N dalam senyawanya berkisar dari -3 sampai +5. Bilangan oksidasi maksimum sesuai dengan nomor golongan berkalanya yaitu VA (Petrucci, 1987). Percobaan pertama yaitu dilakukan dengan cara memasukkan sekeping logam tembaga ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda. Selanjutnya ke dalam tabung reaksi A ditambahkan HNO3 7M, diamati yang terjadi. Selanjutnya ke dalam tabung reaksi B ditambahkan HNO3 encer, diamati yang terjadi. Kemudian dipanaskan. Setelah dipanaskan, dicek pH menggunakan kertas indikator pH universal.

Gambar 1.1 Logam Cu + HNO3 pekat dan Cu + HNO3 encer

Reaksi yang terjadi pada percobaan pertama yaitu: 8HNO3 pekat + 3Cu → 3Cu(NO3)2 + 2NO2 + 4H2O 8HNO3 encer + 3Cu → 3Cu(NO3)2 + 2NO2 + 4H2O Hasil dari percobaan pertama ini yaitu ketika logam Cu ditambahkan dengan HNO3 pekat akan menghasilkan 3Cu(NO3)2 dan NO2, HNO3 bertindak sebagai pengoksidasi tembaga. Nitrogen sendiri mengalami reduksi atau penurunan bilangan oksidasi. Senyawa nitrogen yang terbentuk dari reaksi ini yaitu NO2. Biloks nitrogen pada senyawa ini adalah +4. Setelah dipanaskan warnanya hijau kebiruan dan terdapat gas yang berwarna cokelat muda. Setelah dicek pH nya dengan

indikator pH universal ternyata larutan mempunyai pH 1. Kemudian ketika logam Cu ditambahkan dengan HNO3 encer akan menghasilkan Cu(NO3)2 dan NO, setelah dipanaskan warnanya putih jernih tidak terjadi perubahan dan setelah dicek pH nya 1. HNO3 encer tidak berekasi dengan tembaga, hal ini dikarenakan Cu tidak larut dalam asam encer namun akan sedikit bereaksi ketika terdapat oksigen.

Gambar 1.2 Hasil tes pH larutan Cu + HNO3 pekat

Gmabar 1.3 Hasil tes pH larutan Cu + HNO3 encer

Percobaan kedua yaitu dilakukan dengan cara memasukkan 2 mL HNO3 pekat dan 5 mL HNO3 encer ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda. Kemudian ditambahkan sebuah keping Al ke dalam masingmasing larutan tersebut, kemudian dipanaskan, diamati yang terjadi. Setelah dipanaskan, dicek pH menggunakan kertas indikator pH universal.

Gambar 1.4 Logam Al + HNO3 pekat dan Al + HNO3 encer

Reaksi yang terjadi pada percobaan kedua yaitu: 4HNO3 pekat + Al HNO3 encer + Al

Al(NO3)2 + NO + 2H2O Al(NO3)2 + NO + 2H2O

Hasil dari percobaan kedua ini yaitu ketika logam Al ditambahkan dengan HNO3 pekat akan menghasilkan Al(NO 3)2 dan NO, setelah dipanaskan warnanya putih jernih atau tidak terjadi perubahan dan mempunyai pH 0. Kemudian ketika logam Al ditambahkan dengan HNO3 encer akan menghasilkan Al(NO3)2 dan NO, setelah dipanaskan warnanya jernih berembun dan mempunyai pH 1.

Gambar 1.5 Hasil tes pH 4HNO3 pekat + Al

Gambar 1.6 Hasil tes pH HNO3 encer + Al

Percobaan ketiga yaitu dilakukan dengan cara 0,1 gram KNO3 dan 0,1 gram Cu(NO3)2 di atas pembakar spirtus kemudian diamati yang terjadi.

Gambar 1.7 KNO3 setelah dipanaskan

Gambar 1.8 Cu(NO3)2 setelah dipanaskan

Reaksi yang terjadi pada percobaan ketiga yaitu: 2KNO3 → 2KNO2 + O2 2Cu(NO3)2 → 2CuO + 4NO2 + O2 Hasil dari percobaan ketiga ini yaitu ketika KNO3 dipanaskan akan meleleh dan menghasilkan KNO2 yang berwarna hitam. Fungsi dari pemanasan adalah untuk menguapkan gas N. Hal ini menandakan terjadinya dekomposisi termal. Kemudian ketika Cu(NO3)2 dipanaskan akan meleleh dan berwarna biru serta menghasilkan gelembung atau uap yang menandakan terbentuknya gas NO2. Pereaksian ini juga mengahasilkan sedikit endapan yang berwarna biru tua. Percobaan keempat yaitu dilakukan dengan cara memasukkan 10 mL H2SO4 encer ke dalam tabung reaksi, kemudian didinginkan dalam es selama kurang lebih 5 menit. Kemudian 1 g NaNO3 ditambahkan ke dalam H2SO4 yang telah didinginkan, kemudian dihomogenkan. Setelah homogen kemudian larutan tersebut dibagi ke dalam 3 buah tabung reaksi yang berbeda. Tabung 1 dipanaskan, diamati yang terjadi. Tabung 2 ditambahkan KMnO4 0,1 M, diamati yang terjadi. Tabung 3 ditambahkan KI 0,1 M, diamati yang terjadi.

Gambar 1.9 H2SO4 encer + NaNO3

Gambar 1.10 Tabung 1 dipanaskan

Gambar 1.11 Tabung 2 + KMnO4

Gambar 1.12 Tabung 3 + KI

Reaksi yang terjadi pada percobaan keempat yaitu: H2SO4 + 2NaNO3 → Na2SO4 + 2HNO3 Tabung I: 4NaNO3- + 2H2SO4 → 4NO2 + O2 + 2Na2SO42- + 2H2O

Tabung II: 2MnO4- + 5NO2- + 6H+ → 2Mn2+ + 5NO3- + 3H2O Tabung III: 2HNO2 + 2KI- → I2 + 2NO + 2KOH

Hasil dari percobaan keempat yaitu ketika H2SO4 yang telah didinginkan ditambah dengan NaNO3 akan menghasilkan HNO3 yang putih jernih, kemudian larutannya dibagi ke dalam 3 tabung. Tujuan didinginkan H2SO4 adalah karena asam nitrat merupakan suatu cairan yang memiliki titik didih rendah yaitu -41,4°C sehingga reaksi pembentukan HNO3 dilakukan pada suhu rendah. Tabung 1 dipanaskan dan akan menghasilkan HNO2 yang berwarna putih jernih dan terdapat sedikit gas atau gelembung dan uap air. Tabung 2 ditambah dengan KMnO4 akan menghasilkan NO3- yang berwarna ungu. Tabung 3 ditambah dengan KI akan menghasilkan larutan yang berwarna sedikit kekuningan. Percobaan kelima yaitu dilakukan dengan cara memanaskan 10 mL amoniak hingga menguap. Kawat tembaga spiral dipanaskan hingga membara. Kawat spiral yang telah dipanaskan kemudian digantung di mulut erlenmeyer, diamati yang terjadi.

Gambar 1.13 kawat Cu (membara) + amoniak pekat Reaksi yang terjadi ketika amoniak pekat dipanaskan yaitu: NH4OH → NH3 + H2O

Reaksi yang terjadi ketika kawat Cu dipanaskan yaitu: 2Cu + 2O2 → 2CuO2 Reaksi ketika tembaga digantungkan di mulut erlenmeyer: Amoniak pekat + Cu (membara) → CuO + NH3 + H2O Hasil dari percobaan kelima ini yaitu ketika amoniak pekat dipanaskan akan menghasilkan NH3 yang kemudian membuat larutan mendidih. Saat kawat Cu yang spiral dipanaskan membuat kawat menjadi membara dan berwarna kemerahan. Kemudian ketika amoniak pekat ditambahkan dengan logam Cu yang membara akan menghasilkan CuO yang larutannya berwarna putih jernih, logamnya berwarna hitam karena teroksidasi dan terdapat uap air pada dinding erlenmeyer, serta logam Cu akan tetap membara selama kurang lebih 25 detik. Percobaan keenam yaitu dilakukan dengan cara memasukkan 0,5 g ammonium dikromat ke dalam sebuah tabung reaksi. Kemudian dipanaskan di atas pembakar spirtus, diamati yang terjadi.

Gambar 1.14 Amonium dikromat yang dipanaskan di atas pembakar spirtus

Reaksi yang terjadi pada pembakaran amonium dikromat yaitu: NH4Cr2O3 → 2Cr2O3 + N2 + 4H2O

Hasil dari percobaan keenam ini yaitu ketika ammonium dikromat dipanaskan akan menghasilkan gas N2 yang berwarna merah api dan akan muncul letusan atau percikan api pada tabung reaksi.

VI. KESIMPULAN Setelah dilakukan serangkaian percobaan pada senyawa nitrogen maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Ketika dipanaskannya HNO3 pekat dan encer yang ditambahkan Cu maka akan menghasilkan larutan asam ber-pH 1. 2. Ketika dipanaskannya HNO3 pekat dan encer yang ditambahkan Al maka akan menghasilkan larutan asam ber-pH 0 dan 1. 3. Pemansan KNO3 akan menyebabkan menurunnya biloks pada nitrogen. 4. Pemanasan amoniak dan kawat Cu yang lalu di satukan di erlenmeyer menyebabkan amonian mendidih. 5. Pemanasan amonium dikromat menyebabkan ledakan kecil atau percikan api yang kecil.

DAFTAR PUSTAKA Cotton, F. Albert., dan Wilkinson, Geoffrey. (1989). Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI Press Huda, Afif Afholul. (2021). Analisa Nilai Kalor Briket Limbah Minyak Kayu Putih Yang Didinginkan Dengan Aliran Gas Nitrogen Menggunakan Mesin Microwave 800 Watt (Skripsi), Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Ponorogo. Lestari, Sri. (2004). Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia. Jakarta: Kawan Pustaka. Mariyam, Siti. (2016). Teknik Pengukuran Nitrat-Nitrogen Dengan Metode Brucine. Buletin Teknik Litkayasa Sumber Daya dan Penangkapan, 5(1): 15-16. Petrucci, R. H. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern. Jakarta: Erlangga. Sari,

Ramdana.,

dan

Prayudyaningsih,

Retno.

(2015).

Rhizobium:

Pemanfaatannya Sebagai Bakteri Penambat Nitrogen. Info Teknis EBONI, 12 (1): 51-64. Sunarya, Yayan. (2012). Kimia Dasar 2. Bandung: Yrama Widya. Susana, Tjutju. (2004). Sumber Polutan Nitrogen Dalam Air Laut. Oseana, 29 (3): 25-33. Trihendarto, Denni. (2017). Pengaruh Perbedaan Jenis Kemasan Terhadap Nilai TPC (Total Plate Count), Kadar Nitrogen Total Dan Sifat Organoleptik Pada Tempe (Skripsi), Universitas Diponegoro, Semarang. Wahyudi, Djoko. (2013). Kecepatan Api Premix Penyalaan Atas Campuran Stoikiometri dan Nitrogen. Jurnal ENERGY, 3 (2): 35-41.

LAMPIRAN A. Skema Kerja Langkah 1

Keping tembaga  Sekeping logam tembaga dimasukkan ke dalam 2 buah tabung reaksi yang berbeda.  Selanjutnya ke dalam tabung reakis A ditambahkan HNO3 7 M diamati yang terjadi  Selanjutnya ke dalam tabung reaksi B ditambahkan HNO3 encer, diamati yang terjadi.  Diamati yang terjadi, kemudian dipanaskan.  Dicek pH menggunakan kert...


Similar Free PDFs