Laporan Praktikum Sistem Produksi MODUL I PERENCANAAN PROSES PDF

Title Laporan Praktikum Sistem Produksi MODUL I PERENCANAAN PROSES
Pages 80
File Size 2.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 500
Total Views 824

Summary

Laporan Praktikum Sistem Produksi MODUL I PERENCANAAN PROSES Oleh: KELOMPOK 6 1. Muhammad Rizki 1805903030008 2. Gustamin Mahmud 1805903030020 3. Yuli Sarbena 1805903030023 4. Meda Liana 1805903030035 5. Sidqi Yasir 1805903030059 6. Muliana 1805903030062 LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNIK I...


Description

Laporan Praktikum Sistem Produksi MODUL I PERENCANAAN PROSES Oleh: KELOMPOK 6 1.

Muhammad Rizki

1805903030008

2.

Gustamin Mahmud

1805903030020

3.

Yuli Sarbena

1805903030023

4.

Meda Liana

1805903030035

5.

Sidqi Yasir

1805903030059

6.

Muliana

1805903030062

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNIK F A K U L T A S

INDUSTRI

T E K N I K

UNIVERS ITAS TEUK U UMAR A C E H

B A R A T

2 0 2 0

LEMBAR PENGESAHAN MODUL I PERENCANAAN PROSES Oleh: KELOMPOK 6 1. 2. 3. 4. 5. 6.

Muhammad Rizki Gustamin Mahmud Yuli Sarbena Meda Liana Sidqi Yasir Muliana

1805903030008 1805903030020 1805903030023 1805903030035 1805903030059 1805903030062

Disetujui Oleh : Asisten 1 Lab. Sistem Produksi

Asisten 2 Lab. Sistem Produksi

(Muhammad Yusuf., ST)

(Mediya Sugita Pratama)

Mengetahui Kepala Lab. Sistem Produksi

Fitriadi, ST., MT NIP : 197410172015041001

LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNIK F A K U L T A S

INDUSTRI

T E K N I K

UNIVERS ITAS TEUK U UMAR A C E H

B A R A T

2 0 2 0

i

KATA PENGANTAR Puji dan syukur praktikan panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan berkat-Nya praktikan dapat menyelesaikan laporan praktikum ini. Laporan ini dibuat untuk memenuhi persyaratan bagi setiap kelompok yang mengikuti praktikum Laboratorium Sistem Produksi di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar. Pada kesempatan ini praktikan mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1.

Bapak Fitriadi, ST., MT. selaku kepala Laboratorium Sistem Produksi, Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Teuku Umar serta kepada para staff dosen yang juga sebagai dosen pembimbing mata kuliah Praktikum Sistem Produksi.

2.

Para asisten Laboratorium Sistem Produksi yang telah memberikan petunjuk dalam pelaksanaan praktikum dan penyusunan laporan ini.

3.

Seluruh praktikan Laboratorium Sistem Produksi yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini. Praktikan juga menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam

laporan ini. Untuk itu praktikan mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga laporan ini membawa manfaat bagi para pembaca.

Meulaboh, 19 Oktober 2020 Praktikan

Kelompok 6

i

DAFTAR ISI HALAMAN COVER ....................................................................................................... LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... i KATA PENGANTAR ................................................................................. ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ................................................................................... v BAB 1

PENDAHULUAN ....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1 1.2. Tujuan Praktikum ....................................................................... 2 BAB 2

LANDASAN TEORI ................................................................... 3

2.1. Perencanaan Produksi ................................................................. 3 2.2. Struktur Produk .......................................................................... 6 2.3. Bill of Material (BOM) ............................................................... 7 2.4. Peta Kerja ................................................................................... 9 2.5. Pengukuran Waktu Kerja dangan Stopwatch Time Study ............. 21 BAB 3

PENGUMPULAN DATA DAN PENGOLAHAN DATA ......... 24

3.1. Struktur Produk .......................................................................... 24 3.2. Bill of Material ........................................................................... 27 3.3

Waktu Pengerjaan Setiap Komponen Produk .............................. 30

3.4. Hasil Survey dari Toko/Pabrik Komponen Produk ...................... 34 3.5. Pengolahan Data Perakitan.......................................................... .. 42 3.6 BAB 4

Operation Process Chart ............................................................ 48 ANALISIS DAN EVALUASI ................................................... 51

4.1. Analisis ...................................................................................... 51 4.2. Evaluasi ...................................................................................... 55 BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN.................................................. 57

5.1. Kesimpulan ................................................................................ 57 5.2

Saran .......................................................................................... 57

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. LAMPIRAN ................................................................................................

ii

DAFTAR TABEL

TABEL

HALAMAN

Tabel 2.1

Contoh Bill of Material Struktur Produk Explotion .............. 9

Tabel 3.1.

Bill of Material Mobil Tamiya serbu swadaya ..................... 29

Tabel 3.2.

Waktu Pengerjaan Mobil Tamiya Pada Operator 1 .............. 31

Tabel 3.3.

Waktu Pengerjaan Mobil Tamiya Pada Operator 2 .............. 33

Tabel 3.4.

Bill of Material Mobil Tamiya Pada Toko Amvern .............. 35

Tabel 3.5.

Bill of Material Mobil Tamiya Pada Toko Adiato ................ 38

Tabel 3.6

Data Hasil Pengamatan Waktu Perakitan Oeperator 1 .......... 41

Tabel 3.7

Rekapitulasi Uji Kecukupan Data Operator 1 ...................... 43

Tabel 3.8.

Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Operator 1 ................... 45

Tabel 3.9.

Hasil Penilaian Operator 1 ................................................... 45

Tabel 3.10. Rekapitulasi Nilai Allowance Operator 1 ............................. 46 Tabel 3.11. Rekapitulasi Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku Operator 1................................................................ .... 47 Tabel 3.12. Data Hasil Pengamatan Waktu Perakitan Operator 2 ........... 49 Tabel 3.13. Rekapitulasi Uji Kecukupan Data Operator 2 ...................... 51 Tabel 3.14. Rekapitulasi Uji Keseragaman Data Operator 2 ................... 53 Tabel 3.15. Hasil Penilaian Operator 2 .................................................. 53 Tabel 3.16. Allowance Pada Operator 1.................................................. 54 Tabel 3.17. Rekapitulasi Waktu Siklus, Waktu Normal dan Waktu Baku Operator 2 .................................................................. 55

iii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR

HALAMAN

Gambar 2.1 Contoh Struktur Produk Explotion ....................................... 7 Gambar 2.2. Lambang dalam Peta Pekerja dan Mesin............................. 20 Gambar 3.1 Struktur Produk Mobil Tamiya ............................................ 27 Gambar 3.2. Grafik BKA dan BKB Operator 1.................... ................... 44 Gambar 3.3 Grafik BKA dan BKB Operator 2.................... .................... 52 Gambar 3.4. Peta Proses Operasi Operator 1 .................... ...................... 57 Gambar 3.5. Peta Proses Operasi Operator 2 .................... ...................... 59

iv

LAMPIRAN

-

Struktur Produk

-

OPC

-

Survey Harga

-

Foto Simulasi Perakitan

-

Form Asistensi Laporan

-

Form Responsi Dosen.

v

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Dalam sebuah perusahaan manufaktur terdapat proses produksi dan non

produksi yang bertujuan untuk menghasilkan sebuah produk jadi yang memiliki kualitas baik dari segi bentuk maupun pengemasannya. Mengolah proses produksi dibutuhkan perencanaan guna menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya dan biaya produksi yang sekecil-kecilnya. Sebelum terwujudnya kelancaran produksi, perencanaan sangat dibutuhkan agar produksi berjalan secara efektif dan efisien. Perencanaan dalam menyusun jumlah stasiun kerja harus digunakan seminimal mungkin dan dapat dilakukan dengan cara membuat peta proses operasi (operation process chart). Pada peta proses operasi terdapat urutan operasi, inspeksi, catatan waktu operasi, dan material yang digunakan dalam proses manufaktur sampai dengan pengemasan produk jadi. Proses produksi dari sebuah produk perlu dilakukan perencanaan, karena hal tersebut memegang peranan penting agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancar. Apabila suatu produk diproduksi tanpa membuat perencanaan sebelumnya, maka akan ada kemungkinan proses produksi produk tersebut akan berjalan tidak lancar, bahkan dapat terjadi kegagalan. Pada praktikum modul pertama, akan dilakukan perencanaan proses produksi dari suatu produk, yaitu mobil tamiya. Dalam kegiatan perencanaan ini dilakukan pembuatan peta proses operasi seperti yang sudah dibahas sebelumnya, struktur produk, dan bill of material dari mobil tamiya. Pada struktur produk akan dapat diketahui komponen apa saja yang dibutuhkan dari sebuah produk, hingga sub-sub komponen pembentuk dari mobil tamiya tersebut, dan kemudian pada bill of material akan dideskripsikan komponen beserta harga-harga dari komponen penyusun mobil tamiya, kode produk dari komponen tersebut, dan cara mendapatkan komponen tersebut (dibuat/dibeli). Perencanaan tersebut bertujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan.

1

2

1.2.

Tujuan Praktikum

1.

Mahasiswa mampu merancang struktur produk dari sebuah produk.

2.

Mahasiswa mampu membuat bill of material dari produk yang diberikan.

3.

Mahasiswa mampu menghitung waktu proses operasi dari sebuah produk.

4.

Mahasiswa mampu membuat peta proses operasi dari sebuah produk.

5.

Mahasiswa mampu memahami pentingnya struktur produk, bill of material dan peta proses operasi di dalam perencanaan proses.

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1.

Perencanaan Produksi

2.1.1. Klasifikasi Sistem Produksi Proses produksi merupakan interaksi antara bahan dahan, bahan-bahan pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapan yang dipergunakan (Gitosudarmo dan Indriyo, 2002). Menurut (Nasution dan Prasetyawan, 2008) Klasifikasi sistem produksi dibagi menjadi tiga, yaitu:

2.1.1.1.Sistem Produksi Menurut Proses Menghasilkan Output Sistem produksi menurut proses menghasilkan output dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: 1.

Proses Produksi Kontinu (Continous Process) Proses ini tidak memerlukan waktu set up yang berganti-ganti karena proses ini memproduksi secara terus menerus untuk jenis produk yang sama.

2.

Proses Produksi Terputus (Intermittent Process/Discrete System) Proses ini memerlukan total waktu set up yang lebih lama, karena proses ini memproduksi berbagai jenis spesifikasi barang sesuai pesanan. Jenis produk dalam setiap proses diproduksi berbeda-beda sehingga dibutuhkan waktu set up yang berbeda.

3.

Proses Produksi Repetitif Proses produksi repetitif merupakan kombinasi antara proses produksi kontinu dan proses produksi terputus. Proses ini menggunakan modulmodul. Modul-modul ini merupakan bagian atau komponen yang telah dipersiapkan sebelumnya, biasanya terjadi pada proses kontinu. Jenis proses produksi ini akan mempengaruhi tata letak fasilitas dari

peralatan produksi. Ada dua macam tata letak dasar yang dapat diidentifikasikan, yaitu tata letak berdasarkan produk (product layout) dan tata letak berdasarkan proses (process layout). Tata letak (layout) merupakan salah satu keputusan yang menentukan efisiensi operasi perusahaan dalam jangka panjang. Tata letak

3

4

memiliki berbagai implikasi strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas, dan biaya serta mutu kehiduan kerja (Render dan Heizer, 2001). Tata letak berdasarkan produk digunakan bila diproduksi satu jenis produk yang standar yang dibuat secara massal. Masing-masing unit membutuhkan urutan operasi yang sama dari awal hingga akhir pengerjaan sehingga pusat-pusat kerja (kumpulan mesin) dan fasilitas produksi lainnya akan diatur menurut urutan operasi yang dibutuhkan dalam satu lintasan produksi. Pada tata letak model ini, proses operasi pembuatan produk (urutan dan waktu yang dibutuhkan) ditetapkan terlebih dahulu. Setelah itu, baru disusun urutan mesin-mesinnya.

2.1.1.2.Sistem Produksi Menurut Tujuan Operasi Dilihat dari tujuan perusahaan melakukan operasi dalam hubungannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen, maka sistem produksi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: 1.

Engineering to Order (ETO) Engineering to Order yaitu bila pemesan meminta produsen untuk membuat produk yang dimulai dari proses perancangannya (rekayasa).

2.

Assembly to Order (ATO) Assembly to Order yaitu bila produsen membuat desain standar, modulmodul operasional standar dan merakit suatu kombinasi tertentu dari modul-modul tersebut sesuai dengan pesanan konsumen.

3.

Make to Order (MTO) Make to Order yaitu produk diproduksi jika terdapat pesanan dari konsumen untuk produk tersebut. Jika produk tersebut bersifat unik dan mempunyai desain yang akan dibuat menurut pesanan, maka konsumen harus bersedia menunggu hingga produsen menyelesaikan produk tersebut.

4.

Make to Stock (MTS) Make to Stock yaitu produsen membuat produk dan produk tersebut ditempatkan sebagai persediaan sebelum pesanan konsumen diterima. Produk tersebut baru akan dikirim dari persediaannya setelah pesanan konsumen diterima.

4

5

2.1.1.3.Sistem Produksi Menurut Aliran Operasi dan Variasi Produk Pada kegiatan desain produk, titik berat perhatian adalah pada masalah apa yang diproduksi, sedangkan untuk kegiatan desain, proses penekanannya adalah pada bagaimana diproduksi. Kriteria terpenting dalam mengklasifikasikan proses produksi adalah jenis aliran operasi dari unit-unit produk yang melalui tahapan konversi. Karakteristik dari masing-masing aliran operasi adalah sebagai berikut: 1.

Aliran Produksi Flow Shop Aliran produksi flow shop adalah proses konversi dimana unit-unit output secara berturut-turut melalui urutan operasi yang sama pada mesin-mesin khusus, biasanya ditempatkan sepanjang suatu lintasan produksi. Proses ini digunakan untuk produk yang mempunyai desain dasar yang tetap sepanjang waktu yang lama dan ditujukan untuk pasar yang luas, sehingga diperlukan penyusunan bentuk proses produksi flow shop yang bersifat Make To Stock (MTS). Bentuk umum proses flow shop dapat dibagi menjadi jenis produksi flow shop kontinu dan flow shop terputus. Flow shop kontinu adalah proses bekerja untuk memproduksi jenis output yang sama, sedangkan flow shop terputus adalah proses kerja secara periodik diinterupsi untuk melakukan set up bagi pembuatan produk dengan spesifikasi yang berbeda (meskipun desain dasar yang sama). Setiap siklus produksi, seluruh unit mengikuti urutan yang sama. Proses flow shop biasanya disebut juga sistem produksi massal (Mass Production).

2.

Aliran Produksi Continuous Aliran produksi continous merupakan bentuk ekstrim dari flow shop dimana terjadi aliran material yang konstan. Satu lintasan produksi pada proses kontinu hanya dialokasikan untuk satu produk saja.

3.

Aliran Produksi Job Shop Aliran produksi job shop merupakan proses konversi dimana unit-unit pesanan yang berbeda akan mengikuti urutan produksi yang berbeda pula dengan melalui stasiun-stasiun kerja yang dikelompokkan berdasarkan fungsinya. Volume produksi tiap jenis produksi sedikit tetapi variasi produknya banyak, lama proses produksi tiap jenis produk agak panjang,

6

dan tidak ada lintasan produksi khusus. Aliran produksi job shop bertujuan untuk memenuhi kebutuhan khusus konsumen, biasanya bersifat Make to Order (MTO). Kebutuhan aliran produksi job shop dalam menangani banyaknya variasi dari desain produk membutuhkan adanya sumber daya mesin dan manusia yang terampil. Waktu proses untuk aliran produksi job shop lebih lama karena setiap proses harus dilakukan set up, hal ini disebabkan karena produk yang bervariasi. Kekurangan dari aliran produksi job shop adalah waktu pengiriman yang lebih lama, kualitas produk yang lebih variabel, dan biaya yang lebih tinggi dibandingkan aliran flow shop. 4.

Aliran Produksi Batch Sistem aliran produksi batch merupakan bentuk satu langkah ke depan dibandingkan job shop dalam hal standarisasi produk, tetapi tidak terlalu terstandarisasi seperti produk yang dihasilkan pada aliran produksi flow shop. Sistem aliran produksi batch memproduksi banyak variasi dan volume produk, lama produksi untuk tiap produk agak pendek, dan satu lintasan produksi dapat dipakai untuk beberapa tipe produk.

5.

Aliran Produksi Proyek Aliran produksi proyek merupakan proses penciptaan satu jenis produk yang rumit dengan suatu pendefinisian urutan tugas-tugas yang terakhir akan kebutuhan sumber daya dan dibatasi oleh waktu penyelesaiannya. Pada jenis proyek, beberapa fungsi yang mempengaruhi produksi seperti perencanaan, perancangan, pembelian, pemasaran, penambahan personal atau mesin harus diintegrasikan sesuai dengan urutan waktu penyelesaiannya, sehingga dicapai penyelesaian yang ekonomis.

2.2.

Struktur Produk Struktur produk atau BOM didefinisikan sebagai cara komponen-

komponen itu bergabung ke dalam suatu produk selama proses manufacturing (Gaspersz dan Vincent, 2004). Struktur produk adalah suatu susunan hierarki dari komponen-komponen pembentuk suastu produk akhir. Biasanya produk akhir

7

ditempatkan di level 0, komponen pembentuk berikutnya adalah ditempatkan di level 1, dan seterusnya. Pada umumnya produk akhir disebut juga induk atau parent dan komponen pembentuknya disebut juga anak atau child. Teknik yang sering digunakan pada struktur produk explotion, yaitu suatu teknik penguraian komponen struktur produk yang urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah. Struktur produk akan menunjukkan bahan baku yang dikonversi ke dalam komponen-komponen fabrikasi kemudian komponen-komponen itu bergabung secara bersama untuk membuat sub assemblies, kemudian sub assemblies bergabung bersama membuat assemblies dan seterusnya sampai produk akhir. Untuk melihat lebih jelas perbedaan antara struktur produk explotion, dapat dilihat pada gambar 2.1. Produk X FP (1) Komponen 1 A1 (2)

Komponen 2 A2 (1)

Sub Komponen 1 B1 (1) Sub Komponen 3 C1 (1)

Level 0

Komponen 3 A3 (1)

Sub Komponen 2 B2 (1)

Sub Komponen 4 C2 (1)

Sub Komponen 5 C3 (1)

Level 1

Level ...


Similar Free PDFs