Laporan Praktikum Sterilisasi Alat PDF

Title Laporan Praktikum Sterilisasi Alat
Author Kevin Febrianus Moda
Pages 15
File Size 247.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 46
Total Views 358

Summary

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sterilisasi merupakan salah satu teknik yang penting dalam bekerja dalam laboratorium. Teknik labarotorium merupakan kiat-kiat mengenai seluk beluk laboratorium. Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium diperlukan pengenalan mengenai beberapa pengetahuan...


Description

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sterilisasi merupakan salah satu teknik yang penting dalam bekerja dalam laboratorium. Teknik labarotorium merupakan kiat-kiat mengenai seluk beluk laboratorium. Sebelum melakukan praktikum di dalam laboratorium diperlukan pengenalan

mengenai

beberapa

pengetahuan

pokok

dan

teknik-teknik

laboratorium ini untuk mencegah timbulnya bahaya yang ditimbulkan oleh alat dan bahan dalam laboratorium maupun kesalahan dalam penggunaan peralatan (Tim Kimia Dasar, 2012: 1). Dengan sterilisasi, maka kontaminasi dapat dihindari, baik itu kontaminasi agen biologis, bahan kimia, dan lain-lain. Kontaminasi dapat menyebabkan terjadinya positif/negatif palsu yang dapat membuat hasil riset siasia dan tersebarnya agen biologis berbahaya seperti mikroorganisme patogen yang dapat membahayakan pekerja di laboratorium. Sterilisasi adalah salah satu teknik dasar dalam laboratorium kultur jaringan untuk mempersiapkan sampel, alat maupun bahan yang digunakan agar steril atau terbebas dari kontaminan. Teknik sterilisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya adalah dengan menggunakan sterilisasi kering dengan menggunakan oven, sterilisasi basah dengan menggunakan autoklaf, sterilisasi dengan menggunakan membrane, ste sinar UV, dan lain-lain. Pemilihan jenis sterilisasi terutama didasarkan pada komponen yang akan disterilisasi. Komponen

1

alat-alat berbahan kaca dapat disterilisasi dengan menggunakan sterilisasi kering karena alat-alat tersebut tidak akan rusak dengan pemanasan tinggi. 1.2 Tujuan Praktikum Berdasarkan latar belakang, tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah :  Memahami prinsip dasar teknik sterilisasi  Menjelaskan macam-macam teknik sterilisasi.  Menjelaskan mengenai peralatan yang digunakan laboratorium untuk sterilisasi dan cara-cara merawat alat-alat tersebut.  Memahami teknik penggunaan autoklaf dan oven  Memahami teknik sterilisasi dengan BSC (Biological Safety Cabinet) 1.3 Manfaat Praktikum Berdasarkan tujuan praktikum, manfaat yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah :  Mengetahui prinsip dasar teknik sterilisasi  Mengetahui macam-macam teknik sterilisasi.  Mengetahui mengenai peralatan yang digunakan laboratorium untuk sterilisasi dan cara-cara merawat alat-alat tersebut.  Mengetahui teknik penggunaan autoklaf dan oven  Mengetahui teknik sterilisasi dengan BSC (Biological Safety Cabinet)

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1

Sterilisasi Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan

semua mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan. Peranan sterilisasi pada pembuatan makanan yaitu berfungsi untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh mikroorganisme dan memperpanjang waktu simpan .Prinsip dasar sterilisasi yaitu memperpanjang umur simpan bahan pangan dengan cara membunuh mikroorganisme yang ada di dalamnya. Mikroorganisme yang tumbuh pada produk pangan biasanya dapat mencemari produk pangan dan membuat makanan lebih cepat basi. Mikroorganisme pembusuk tersebut bisa berupa bakteri, khamir (yeast) dan kapang (jamur) . Sterilisasi Secara Fisik Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan & pemijaran : 1. Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L dan lain-lain. 2. Sterilisasi panas kering : sterilisasi dengan oven umumnya pada suhu 1601700C selama 1-2 jam. Sterilisasi panas kering cocok untuk sterilisasi serbuk yang tidak stabil terhadap uap air, alat yang terbuat dari kaca misalnya erlenmeyer, tabung reaksi dan lain-lain. Sterilisasi uap panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Sterilisasi dengan menggunakan uap panas dibawah tekanan dengan menggunakan autoklaf. Pada sterilisasi ini 3

umumnya dilakukan dalam uap jenuh dalam waktu 15 menit dengan suhu 1210C. Sterilisasi Kimia Biasanya sterilisasi secara kimiawi menggunakan senyawa desinfektan antara lain alkohol. Antiseptik kimia biasanya dipergunakan dan dibiarkan menguap seperti halnya alkohol. Proses sterilisasi antiseptik kimia ini biasanya dilakukan dengan cara langsung memberikan pada alat atau media yang akan disterilisasi. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada kebutuhan dari tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Sterilisasi Mekanik (Filtrasi) Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan serum, enzim, toksin kuman, ekstrak sel dan lain-lain. (Fauzi, 2013) 2.2

Autocalve Autoklaf merupakan salah satu alat dalam teknik sterilisasi panas.

Autoklaf adalah alat pemanas tertutup yang fungsinya untuk mensterilkan suatu benda menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi biasanya suhu yang digunakan 121°C dan bertekanan 15 kg/cm2 yang dilakukan selama kurang lebih 15 menit. Penurunan tekanan pada autoklaf tidak dimaksudkan untuk membunuh mikroorganisme, melainkan meningkatkan suhu dalam autoklaf. Suhu yang tinggi 4

inilah yang akan membunuh mikroorganisme. Prinsip kerja autoklaf yaitu mensterilkan bahan dengan menggunakan tekanan uap optimum untuk sterilisasi pada suhu 121°C dan tekanan 15 kg/cm2. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol). (Fitri Rahmayanti, 2013) Autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi ada bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Pada autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa perlu penjagaan dan pengaturan panas secara manual, selama masa sterilisasi dilakukan. Keuntungan autoklaf ini adalah sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema pada negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf. Autoklaf yang bertipe yang lebih canggih menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik, maka 5

autoklaf dapat dijalankan sambal mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahan dari autoklaf ini adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf. (Mulyaningsih dan Alluh, 2009). Keunggulan autoklaf adalah dapat mensterilkan alat dan bahan hingga tidak ada organisme yang hidup lagi. Autoklaf memerlukan waktu yang singkat untuk sterilisasi. Autoklaf menggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas biasa. Autoklaf memiliki kelebihan yaitu alat perebus yang bertekanan tinggi. (Permatasari dkk., 2013). Kekurangan autoklaf adalah harus menggunakan air mendidih karena uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Autoklaf

membutuhkan

sumber

panas

yang

terus

menerus.

Autoklaf

membutuhkan peralatan yang butuh perawatan terus menerus. 2.3

Pengertian Biosafety Cabinet dan Cara Kerja Biosafety Cabinet Biosafety cabinet atau disebut juga Biological Safety cabinet merupakan

sebuah area kerja laboratorium dengan ventilasi udara yang telah direkayasa untuk mengamankan pekerja yang bekerja dengan sampel material, lingkungan kerja dan sampel material dari kemungkinan bahaya terkontaminasi atau menimbulkan penyebaran bakteri / virus yang bersifat patogen. sekilas mirip dengan lemari asam, hanya saja pada lemari asam tidak ada proteksi penyaring sekelas HEPA

6

Filter. Namun, Biosafety cabinet mempunyai beberapa kelas keamanan, dan tujuan kelas keamanan ini juga berbeda beda. Biosafety cabinet Kelas I Biosafety cabinet Kelas I menyediakan perlindungan pada personil namun tidak termasuk pada produk sampel / material di dalam chamber biosafety cabinet. Udara akan mengalir dari arah personil dan bisa menyebabkan kontaminasi pada sampel. Kecepatan minimum biosafety jenis ini 0,38 m/s. Jendela depan dibiarkan terbuka, sehingga udara masuk, lalu dihisap, dan disaring dengan HEPA Filter. Biosafety cabinet Kelas II Kelas 1 menyediakan proteksi untuk 2 hal yaitu sampel dan lingkungan. Sesuai standar dari NSF, biosafety kelas II ini dibagi menjadi 4 tipe yaitu : Type A1, Type A2, Type B1, dan Type B2. Prinsip operasi Biosafety cabinet Kelas II menggunakan kipas hisap dipasang di atas lemari untuk menarik udara dari luar + Chamber, kemudian disaring dengan HEPA Filter sebelum diteruskan untuk sirkulasi mau pun dikeluarkan. Sistem menarik udara ini membuat operator aman karena arah udara akan mengarah ke dalam sistem saringan. Biosafety cabinet Kelas III. Viosafety cabinet kelas III digunakana di laboratorium dengan pengamanan maksimum, didesain untuk pemakaian dengan bahan patogen yang berbahaya. Sirkulasi udara di dalam chamber ditutup rapat, dan semua material yang masuk dan keluar harus melalui pass box. Sarung tangan disertakan di depan sehingga personil bisa bekerja tanpa kontak langsung dengan material. 7

BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium FIKES Terpadu di Universitas Esa Unggul tepatnya di laboratorium biologi molekuler pada tanggal 11 April 2019. 3.2 Alat dan Bahan



Cawan petri



Autoclaf



Tabung Reaksi



Oven



Caret Gelang



BSC



Alumium foil



Glassware



Alkohol 7



Plastik Tahan Panas

3.3 Prosedur Praktikum a. Teknik sterilisasi dengan Autoclaf Cara Kerja : 1. Bungkus rapat dengan plastik dan alumunium semua peralatan glasware yang akan di strilisasi (Cawan petri, Tabung reaksi, pinset dan peralatan lainnya) 2. Sebelum melakukan sterilisasi cek dahulu banyaknya air dalam autoklaf. Jika air kurang dari batas yang ditentukan, maka dapat ditambah air sampai batas tersebut. Gunakan air hasil destilasi, untuk menghindari 8

terbentuknya kerak dan karat. 3. Masukkan peralatan dan bahan. Jika mensterilisasi botol bertutup ulir, maka tutup harus dikendorkan, 4. Tutup autoklaf dengan rapat lalu kencangkan baut pengaman agar tidak ada udara yang keluar dari bibir autoklaf. Klep pengaman jangan dikencangkan terlebih dahulu. 5. Atur timer dengan waktu minimal 15 menit pada suhu 121°C, kemudian nyalakan autoklaf. 6. Tunggu sampai air mendidih sehingga uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar klep pengaman. Kemudian klep pengaman ditutup (dikencangkan) dan tunggu sampai selesai. Perhitungan waktu 15’ dimulai sejak tekanan mencapai 1 atm. 7. Jika alarm tanda selesai berbunyi, maka tunggu tekanan dalam kompartemen turun hingga sama dengan tekanan udara di lingkungan (jarum pada preisure gauge menunjuk ke angka nol. Kemudian klep-klep pengaman dibuka dan keluarkan isi autoklaf dengan hati-hati Note : Sebelum bekerja semprot tangan terlebih dahulu dengan alkohol 70% Perawatan Alat: 1. Bersihkan ruang dalam mesin autoclave 2. Bersihkan Filternya 3. Bersihkan pengendali airnya 4. Perbaiki komponen yang rusak 5. Gunakan air murni (aquades) dalam membersihkan dan pengendali air mesin autoclave 9

b. Sterilisasi kering dengan Oven : 1. Bungkus alat-alat gelas dengan menggunakan kertas atau alumunium foil. 2. Atur pengatur suhu oven menjadi 180°C dan alat di sterilkan 2-3 jam. Perawatan Alat: 1. Rawat motor blower (bagian yang meniup angin panas dalam oven) seperti diolikan secararutin 2. Letakkan oven di tempat yang memiliki sirkulasi udara agar blower cepat dingin ketika tidak dipakai 3. Pasang oven ke stop kontak dengan voltase yang benar (oven 240V dipasang pada stop kontak yg voltasenya sama) 4. Periksa elemen pemanas oven dengan rutin agar oven dapat bekerja dengan lancar c. Sterilisasi dengan BSC 1. Sebelum bekerja, pastikan pratikan sudah memakai alat pelindung diri (APD) 2. Nyalaka alat dengan menekan tombol on/off 3. Hidupkan lampu UV selama 2 jam sebelum memulai bekerja 4. Lampu UV akan mati secara otomatis/ dimatikan sebelum mulai bekerja 5. Hidupkan blower dengan menekan FAN ON 6. Semprot permukaan BSC dengan alkohol 70% Mematikan Kabinet 1.Keluarkan seluruh alat, bahan dan sampah yang telah digunakan dari dalam BSC 10

2.Bersihkan meja BSC dengan alkohol 70% 3.Biarkan blower menyala selama 10 menit untuk menghilangkan kontaminasi setelah bekerja 4.Matikan blower dengan menekan tombol FAN OFF 5.Nyalakan lampu ultraviolet jika laminair tidak digunakan 6.Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah.

Perawatan Alat: 1.Pastikan kaca penutup terkunci dan pada posisi terendah. 2.Usap permukaan interior BSC dengan alcohol 70% atau disinfektan cocok dan biarkan menguap. 3.Masukkan alat

dan

bahan yang

akan

dikerjakan,

jangan

terlalu

penuh (overload) karena memperbesar resiko kontaminan. 4.Atur alat dan bahan yang telah dimasukkan ke BSC sedemikian sehingga efektif dalam bekerja dan tercipta areal yang benar-benar steril. 5.Kerja aseptis dan jangan sampai pola aliran udara terganggu oleh aktivitas kerja. 6.Setelah selesai bekerja, biarkan 2-3 menit supaya kontaminan tidak keluar dari BSC. 7. Usap permukaan interior BSC dengan alcohol 70% dan biarkan menguap lalu tangan dibasuh dengan desinfektan

11

BAB IV HASIL PRAKTIKUM DAN PEMBAHASAN

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121oC. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan media digunakan suhu 121oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121oC atau 249,8oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Prinsip Kerja Autoklaf merupakan alat sterilisasi dengan menggunakan Uap Panas Bertekanan. Yaitu mempunyai tekanan 2 atm/ 15 psi (pounds per square inci) dan suhu 121°C selama 15 menit untuk bahan dan 20 menit untuk alat.

12

Lalu Prinsip kerja BSC (Biological Safety Cabinet) yaitu menciptakan aliran masuk udara untuk melindungi operator yang sedang menangani sampel biologis yang beresiko dengan membuang udara keluar melalui HEPA (High Efficiency Particular Air) filter. Tujuan dari penggunaan BSC terutama dalam laboratorium mikrobiologi yaitu untuk melindungi operator dari mikroorganisme. Kebanyakan BSC juga menawarkan produk yang dapat menjaga sampel dari kontaminan ruangan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada dasarnya prinsip dasar yang dilakukan pada saat sterilisasi adalah suatu proses mematikan mikroorganisme yang mungkin ada pada suatu benda. Pemilihan teknik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan disterilkan. Ada dua jenis sterilisasi yang digunakan yaitu sterilisasi basah dan sterilisasi kering. Sterilisasi basah yaitu menggunakan autoklaf, alat dan media yang disterilkan yaitu tabung media potato dextrose agar (PDA), nutrient agar 13

(NA), dan tip dalam suhu 1210C selama 15 menit. Sedangkan sterilisasi kering yaitu menggunakan oven dan alat yang disterilkan yaitu cawan petri, gelas kimia, tabung reaksi dan labu erlenmeyer dengan suhu 1600C – 1800 C selama 2 jam untuk mensterilkan alat yang tahan terhadap suhu panas. 5.2 Saran Diharapkan untuk selanjutnya, percobaan ini dipraktekkan agar praktikan dapat mengetahui teknik sterilisasi yang baik dan benar.

14

DAFTAR PUSTAKA Seprianto, Naroeni A. 2017. Penuntun Praktikum Instrumentasi Bioteknologi Tim Kimia Dasar Jurusan PMIPA-FKIP. 2012. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Jurusan Pendidikan MIPA. Jember : Jember University Press. Fauzi, Hikmah . 2013. “Sterilisasi dan Macam-macamnya ”. Lembaga Sumber Daya Informasi, IPB, Bogor. Fitri Rahmayanti. 2013. Prinsip Kerja Autoklaf. http://www.scribd.com. Mulyaningsih, T. dan N. Aluh., 2009. Sterilisasi Alat Media, ANDI, Jakarta. Permatasi, dkk., 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan Autoclave. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem. Vol. I. No.1 Laboratorium Kalibrasi. 2017. Biosafety Cabinet. PT. Famed Calibration [http://www.biosafetycabinet.co.id/biosafety-cabinet/] dilihat 17 april 2019

15...


Similar Free PDFs