LAPORAN PRAKTIKUM STERILISASI ALAT DAN BAHAN PDF

Title LAPORAN PRAKTIKUM STERILISASI ALAT DAN BAHAN
Author Niken Safitri
Pages 8
File Size 93.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 479
Total Views 718

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM “STERILISASI ALAT DAN BAHAN” disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Teknik Laboratorium yang dibina oleh Anif Rizqianti Hariz, S.T., M.Si. Nama : Niken Safitri NIM : 2008086025 Kelompok :1 Asisten :- LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN ...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK LABORATORIUM

“STERILISASI ALAT DAN BAHAN” disusun untuk Memenuhi Tugas Laporan Praktikum Teknik Laboratorium yang dibina oleh Anif Rizqianti Hariz, S.T., M.Si.

Nama

: Niken Safitri

NIM

: 2008086025

Kelompok

:1

Asisten

:-

LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN WALISONGO SEMARANG 2020

STERILISASI ALAT DAN BAHAN A. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu mendeskripsikan cara mensterilkan alat dan bahan laboratorium. 2. Mahasiswa mampu menjelaskan cara sterilisasi alat logam dan kaca menggunakan oven dan autoklaf. B. DASAR TEORI Bahan atau peralatan yang dipergunakan dalam bidang mikrobiologi harus dalam keadaan steril. Steril artinya tidak didapatkan mikroba yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang menggangu kehidupan dan proses yang dikerjakan (Waluyo, 2008). Sebelum melakukan praktikum mengenai peralatan yang ingin kita gunakan harus disterilkan dahulu. Sterilisasi atau suci hama yaitu proses membunuh segala bentuk kehidupan mikroorganisme yang ada dalam sampel/contoh, alat-alat atau lingkungan tertentu Dalam bidang bakteriologi kata sterilisasi sering dipakai untuk menggambarkan langkah yang diambil agar mencapai tujuan meniadakan atau membunuh semua bentuk kehidupan mikroorganisme (Gabriel, 1996). Praktek sterilisasi medium dan alat-alat secara umum dapat dilakukan secara fisik (misalnya pemanasan, pembekuan, penge-ringan, liofilisasi, radiasi), secara kimiawi (misalnya antiseptik, disinfektan), secara bio-logis (dengan antibiotika). Sterilisasi dengan antibiotika tidak umum digunakan, tetapi lebih banyak digunakan untuk tujuan khemoterapi (pegobatan). Pemilihan cara sterilisasi yang akan dipakai tergantung dari beberapa hal misalnya macam bahan dan alat yang disterilkan, ketahanan terhadap panas, dan bentuk bahan yang disterilkan (padat, cair, atau berbentuk gas) (Waluyo, 2008). C. ALAT 1. Oven 2. Autoklaf 3. Peralatan Gelas 4. Peralatan Logam D. CARA KERJA 1. Sterilisasi menggunakan oven

Siapkan alat dan bahan yang akan disterilkan. Lalu sumbat mulut alat-alat yang akan disterilkan dengan kapas atau tutup sekrup. Letakkan di atas rak dengan rapi. Kemudian tutup rapat, kencangkan sekrup, tekan tombol “on”. Tunggu hingga suhu naik perlahan. Apabila suhu sudah mencapai 1700 C, atur tombol timer pada angka 2. 2. Sterilisasi menggunakan autoklaf Siapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan disterilkan. Sumbat mulut alatalat yang akan disterilkan dengan kapas. Untuk tabung erlenmeyer, setelah mulut ditutup kapas, beri tutup lagi menggunakan kertas kemudian ikat sekencang mungkin. Untuk alat-alat seperti pipet dan cawan petri, bungkus sedemikian rupa

dengan

kertas pembungkus sehingga tidak ada rongga udara yang dapat

menembus masuk ke alat. Jika menggunakan kertas bekas, sisi yang ada tulisan berada di luar sehingga sisi yang bersih yang menghadap dalam. Kemudian isi autoklaf dengan air sebanyak setengah dari rangsang. Masukkan alat-alat yang akan disterilkan dan susun dengan rapi. Lalu Kencangkan semua sekrup, nyalakan kompor, dan biarkan katup pengatur uap terbuka sampai uap air banyak yang keluar. Dalam membuka katup gunakan penjepit kayu. Katup terbuka ketika posisinya tegak lurus. Usahakan konstan, jangan tiba-tiba menutup katup uap. Setelah uap banyak yang keluar, tutup katup sehingga tekanan perlahan akan naik hingga mencapai 2 atm dan suhu mencapai 1200 C selama 15 menit. Setelah 15 menit matikan kompor, biarkan dingin beberapa saat, kemudian longgarkan sekrup. E. HASIL DAN PEMBAHASAN Cara Mensterilkan Alat Dan Bahan Laboratorium Cara sterilisasi yang tepat tergantung pada jenis dan sifat bahan yang disterilkan. Macam-macam sterilisasi : a. Metode pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (autoklaf) Benda yang akan disuci hamakan diletakkan di atas lempengan saringan dan tidak lagsung mengenai air di bawahnya. Pemanasan dilakukan hingga air mendidih (diperkirakan pada suhu 100˚C) pada tekanan 15 lb temperatur 121˚C (Gabriel,1996). b. Metode pemanasan secara kering

Pemanasan secara kering kurang efektif apabila temperatur kurang tinggi. Untuk mencapai efektifitas diperlukan pemanasan mencapai temperatur 160˚C s/d 180˚C. Pada temmperatur ini akan menyebabkan kerusakan pada selsel hidup dan jaringan, hal ini disebabkan terjadinya autoksidasi sehingga bakteri patogen dapat terbakar (Gabriel, 1996). c. Metode penyaringan (filtration) Metode penyaringan berbeda dengan metode pemanasan. Sterilisai dengan metode pemanasan dapat membunuh mikroorganisme yang mati tetap berada pada material tersebut,

sedangkan

sterilisasi

dengan

metode

penyaringan

mikroorganisme tetap hidup hanya dipisahkan dari material. Bahan filter/penyaringan adalah sejenis porselin yang berpori yang dibuat khusus dari masing-masing pabrik (Gabriel, 1996). d. Metode secara kimia Lazim digunakan untuk sterilisasi secara kimia adalah alkohol 96 %, Aceton tab formalin, sulfur dioxida dan chlorine. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu kemudian direndam dalam alkohol atau aceton atau tab formalain selama ± 24 jam (Gabriel, 1996). e. Metode Radiasi Dalam mikro biologi radiasi gelombang elektromagnetik yang banyak digunakan adalah radiasi sinar ultaviolet, radiasi sinar gamma atau sinar X dan sinar matahari. Sinar matahari banyak mengandung sinar ultaviolet, sehingga secara langsung dapat dipakai untuk proses sterilisasi (Gabriel, 1996). Sterilisasi dengan penyinaran sinar gamma berdaya tinggi dipergunakan untuk objek-objek yang tertutup plastik (stick untuk swab, jarum suntik). Untuk makanan maupun obat-obatan tidak boleh menggunakan sinar gamma untuk sterilisasi oleh karena akan terjadi perubahan struktur kimia pada makanan maupun obat-obatan tersebut (Gabriel, 1996). Sterilisasi Menggunakan Autoklaf Persiapkan alat (Erlenmeyer, tabung reaksi dan Cawan petridis) yang akan di sterilisasi menggunakan autoklaf. Alat-alat tersebut dibungkus menggunakan kertas payung (yang halus diluar). Sebelumnya Lubang erlenmeyer disumbat dengan kapas.

Hal ini bertujuan agar air tidak masuk ke dalam erlenmeyer. cawan petridis di letakkan secara terbalik. Hal ini bertujuan agar air tidak dapat masuk ke dalam cawan petridis. Lalu bungkus alat-alat dengan kertas payung lalu dibungkus menggunakan karet, hal ini bertujuan agar bungkusan kertas payung tidak terbuka supaya mencegah air masuk ke dalam alat-alat tersebut. Autoklaf di nyalakan, saklar utama autoclaf terletak di sisi kanan bawah. Tombol saklar itu berfungsi untuk menyalakan / mematikan autoklaf secara keseluruhan. Klik tombol power on/off pada layar display untuk memulai pengaturan sebelum memulai proses sterilisasi. Sebelum alat-alat dimasukkan cek botol penguapan (Exhaust bottle) harus sesuai tanda batas yang sudah ditentukan. Hal ini bertujuan untuk mencegah alat (autoklaf) rusak. Karena botol penguapan akan sangat berfungsi pada proses sterilisasi untuk menampung air sisa penguapan bahkan saat alat membutuhkan air, autoklaf bisa mengambil dari botol penguapan. Maka dari itu air harus sesuai dengan tanda batas. Setelah itu tambahkan aquades secara perlahan melewati dinding karena ada detector pada autoklaf. Penggunaan aquades untuk mengisi bagian dalam autoklaf karena mengacu pada tujuan sterilisasi yaitu untuk menghiindari kontaminasi dengan senyawa yang tidak diinginkan. Akuades memiliki kandungan senyawa yang lebih sedikit dibandingkan dengan air biasa. Akuades akan diatur hingga suhunya menjadi 121°C dan dengan tekanan di atas tekanan atmosfer yang digunakan untuk penguapan pada autoklaf yang dapat membunuh organisme yang ada pada alat dan bahan. Masukkan keranjang ke dalam autoclaf. Keranjang pertama di kosongkan, keranjang kedua di isi dengan alat-alat yang telah dibungkus oleh kertas payung. Kemudian autoklaf ditutup. Ganti mode menjadi mode 3 (mode yang dipilih untuk mensterilkan alat dan bahan). Lalu klik set, setelah itu klik tanda ↑ dan tanda ↓ untuk mengatur suhu. Cek katup penguapan tertutup agar tekanan tetap 1atm. Lalu klik start untuk memulai sterilisasi. Autoklaf yang dapat digunakan untuk sterilisasi ada bermacam-macam, mulai dari yang sederhana sampai digital (terprogram). Autoklaf yang sederhana menggunakan sumber uap dari pemanasan air yangditambahkan ke dalam autoklaf. Pemanasan air dapat menggunakan kompor atau api Bunsen. Pada autoklaf sederhana ini, tekanan dan temperatur diatur dengan jumlah panas dari api. Kelemahan autoklaf ini adalah bahwa

perlu penjagaan dan pengaturan panas secaramanual, selama masa sterilisasi dilakukan. Keuntungan autoklaf ini adalah sederhana, harga relatif murah, tidak tergantung dari aliran listrik yang sering merupakan problema pada negara-negara yang sedang berkembang, serta lebih cepat dari autoklaf listrik yang seukuran dan setaraf (Dwijosaputro, 2009). Autoklaf yang bertipe yang lebih canggih menggunakan sumber energi dari listrik. Alatnya dilengkapi dengan timer dan thermostat. Bila pengatur automatis ini berjalan dengan baik, maka autoklaf dapat dijalankan sambil mengerjakan pekerjaan lain. Kelemahan dari autoklaf ini adalah bila salah satu pengatur tidak bekerja, maka pekerjaan persiapan media menjadi sia-sia dan kemungkinan menyebabkan kerusakkan total pada autoklaf.(Mulyaningsih dan Alluh, 2009). Dengan pemanasan di dalam autoklaf maka bakteri dan mikrobia dapat mati akibat suhu yang tinggi (120˚C) dan tekanan uap air yang besar (1,5 kg/cm2) selama 1 menit. Autoklaf mempunyai cara kerja yang hampir sama dengan alat masa pressure cooker, sebab alat ini merupakan sebuah bejana yang diisi air dan ditutup rapat-rapat. Autoklaf ada yang model listrik tetapi ada pula yang harus diletakkan diatas kompor gas. Jika alat ini dipanaskan, maka akan terjadi uap air yang tidak dapat keluar karena bejana tertutup rapat, sehingga tekanan di dalam autoklaf naik sampai melebihi tekanan normal. Kenaikan tekanan uap ini akan menyebabkan air mendidih di atas 100˚C. Apabila tekanan uap tidak diatur, maka akan sampai bertambah tinggi. Oleh karena itu, tekanan perlu diatur sampai 1,5 kg/ cm2. Pada tekanan ini mikroba akan mati. Cara pengaturan tekanan uap dalam alat ini adalah dengan mengatur katub yang terdapat pada tutup autoklaf. Karena suhu akan naik sesuai dengan tekanan uap yang dikehendaki katup akan membuka karena desakan uap. Dengan demikan tekanan akan dapat dipertahankan sebab sebagian uap keluar. Untuk memantau tekanan uap dan suhu, autoklaf dilengkapi denan manometer dan termometer (Sriyanti, 2012). Keunggulan autoklaf adalah dapat mensterilkan alat dan bahan hingga tidak ada organisme yang hidup lagi. Autoklaf memerlukan waktu yang singkat untuk sterilisasi. Autoklaf menggunakan suhu dan tekanan tinggi sehingga memberikan kekuatan yang

lebih besar untuk membunuh sel dibandingkan dengan udara panas biasa. Autoklaf memiliki kelebihan yaitu alat perebus yang bertekanan tinggi (Permatasari dkk., 2013). Kekurangan autoklaf adalah harus menggunakan air mendidih karena uapnya memenuhi kompartemen autoklaf dan terdesak keluar dari klep pengaman. Autoklaf membutuhkan sumber panas yang terus menerus. Autoklaf membutuhkan peralatan yang butuh perawatan terus menerus (fardiaz, 1992). Sterilisasi Menggunakan Oven Oven berfungsi untuk mensterilkan alat-alat gelas yang tahan terhadap panas. Digunakan pada sterilisasi udara kering dengan membebaskan alat-alat dari segala macam kehidupan (mikroba) tanpa kelembaban. Cara menggunakannya yaitu dengan memasukkan alat-alat yang telah dibungkus dengan kertas yang akan disterilkan ke dalam oven dan menyusunnya pada rak, kemudian memanaskannya diatas api. Sterilisasi dengan metode ini biasanya digunakan untuk peralatan gelas,seperti cawan petri, pipet ukur,dan labu erlenmyer. Alat gelas yang disterilisasi dengan udara panas tidak akan timbul kondensasi sehingga tidak ada tetes air (embun) didalam alat gelas. Proses sterilisasi dengan panas kering terjadi melalui mekanisme konduksi panas, dimana panas yang terbentuk akan diabsorbsi oleh permukaan luar dari alat yang disterilkan lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering digunakan untuk alat-alat dan bahan dimana steam tidak dapat berpenetrasi secara mudah dan digunakan untuk peralatan yang terbuat dari kaca (Anonim, 2009). Siklus kerja dari mesin sterilisasi panas kering melalui empat tahapan, yaitu tahap pemanasan, periode plateu (sterilisasi), tahap equilubrum, dan tahap pendinginan chamber. Pada tahap pemanasan udara panas dihasilkan melalui mekanisme listrik dan sirkulasi pada chamber. Kemudian berlanjut pada tahap plateu (sterilisasi) yang dimulai ketika sensor mendeteksi tercapainya suhu proses sterilisasi pada chamber. Pada saat seluruh chamber memiliki suhu yang sama maka akan berakhir fase equilubrum dan dimulai fase “holding time” atau sterilisasi. Tahap akhir adalah tahap pendinginan chamber (Anonim, 2009).

F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijabarkan, dapat disimpulkan bahwa ada lima cara mensterilkan alat dan bahan laboratorium, yaitu metode pemanasan menggunakan uap air dan pengaruh tekanan (autoklaf) untuk mematikan bakteri dan mikroba karena suhu tinggi. Metode pemanasan secara kering untuk mensterilkan alatalat gelas yang tahan terhadap panas. Metode penyaringan (filtration) untuk memisahkan material dari mikroorganisme. Metode secara kimia dengan merendam alat dengan alkohol, aseton atau formalin. Metode radiasi menggunakan radiasi sinar ultraviolet, sinar gamma atau sinar X atau sinar matahari. G. DAFTAR PUSTAKA Dwidjoseputro, D. 2003. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta. Gabriel, J. F. 1996. Fisika Kedokteran. Jakarta: EGC. Hendrayono, D.P dan Wijayani, A. 2012. Teknik Kultur Jaringan. Yogjakarta: Kanisius. Mulyaningsih, T. danN.Aluh., 2009. Sterilisasi Alat Media, ANDI, Jakarta. Srikandi Fardiaz, 1992, Mikrobiologi Pangan 1, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Waluyo, L. 2008. Teknik Metode Dasar Mikrobiologi. Malang: UMM-Press. Permatasari, T., Sumarlan, S., dan Susilo, B. 2013. Uji Pembuatan Marning Jagung dengan Menggunakan Autoclave. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem 1 (1) : 69 -75....


Similar Free PDFs