MAKALAH STUDI ALQURAN PDF

Title MAKALAH STUDI ALQURAN
Author Tessa Ananda
Pages 12
File Size 206.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 246
Total Views 725

Summary

MAKALAH PENGANTAR STUDI AL-QUR’AN “ Al-qur’an Adalah Kitab Suci “ Analisis Kapan dan Bagaimana Dosen Pengampu DR.ABDUL HAMID, LC, MA Di Susun Oleh : Tessa Ananda Putri 1220190007 Yuyun Budi Lestari 1220190022 UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH FAKULTAS HUKUM TAHUN 2020/2021 1|Page PENDAHULUAN Latar Bel...


Description

MAKALAH PENGANTAR STUDI AL-QUR’AN “ Al-qur’an Adalah Kitab Suci “ Analisis Kapan dan Bagaimana

Dosen Pengampu DR.ABDUL HAMID, LC, MA Di Susun Oleh : Tessa Ananda Putri Yuyun Budi Lestari

1220190007 1220190022

UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH FAKULTAS HUKUM TAHUN 2020/2021

1|Page

PENDAHULUAN Latar Belakang Al-Qur’an adalah kalamullah, kitab bagi umat Islam yang didalam-Nya berisi bimbingan dan arahan kepada umat nabi Muhammad SAW sesuai dengan syariat agama islam. Dituliskan dan diucapkan dalam bahasa Arab. Walaupun dalam penulisan bahasa antara Al-Qur’an dan teks Qiraah sama-sama berbahasa Arab tapi diantara keduanya tetap memiliki cara pelafalan dengan intonasi yang berbeda. Menurut Abdul Hadist di dalam bukunya adalah kalamullah yang mengandung mukjizat, diturunkan kepada nabi Muhammad SAW yang termaktub dalam mushaf-mushaf mutawatir, dan jika membacanya akan dinilai ibadah. Al-Qur’an juga telah memperkenalkan dirinya dengan berbagai ciri dan sifatnya, diantaranya bahwa ia merupakan kitab yang dijamin keautentikannya “kami yang menurunkan Al-Qur’an ini, dan kami pula yang menjaganya” (QS. Al-Hijr [15] : 9). Sebagai wahyu ilahi, maka ia berlaku sepanjang zaman.

Rumusan Masalah 1. Kapan Al-Qur’an diturunkan? 2. Bagaimana Al-Qur’an diturunkan? 3. Bagaimana Al-Qur’an sampai ke tangan kita?

2|Page

PEMBAHASAN Al-Quranul karim adalah firman Allah SWT yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, merupakan kitab suci Umat Islam, wahyu pertama pada QS. AlAlaq 1-5 dan sampai dengan QS Al-Maidah ayat 3, sebagai ayat yang terakhir. Ayat pertama QS. Al-Alaq turun pada bulan Ramadhan saat Nabi Muhammad berusia 40tahun pada 611 M. AlQur’an turun secara berangsur-angsur kurang lebih 23 tahun. Ayat terakhir QS Al-Maidah ayat 3 turun pada hari jumat saat Raulullah melaksanakan Haji Wada’ (haji terakhir). Keseuruhan AlQur’an terdiri dari 30 juz dan 114 surat. Sehingga al-Qur’an memberikan dimensi baru bagi umat manusia yaitu terhadap ilmu pengetahuan dalam arti sebelum dan sesudah kehidupan yang mulia. Al-Qur’an adalah kalam Allah yang tiada tandingnya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rasul, dengan perantaraan malaikat Jibril, ditulis dalam mushaf-mushaf yang disampaikan kepada kita. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi undang-undang bagi umat manusia, menjadi petunjuk, sebagai tanda atas kebesaran rasul, serta penjelasan atas kenabian dan kerasulannya. Juga sebagai dalil yang kuat di hari kemudian di mana akan dikatakan bahwa Al-Qur’an itu benar-benar di turun kan dari Dzat Yang Maha Bijaksana lagi terpuji sebagaimana difirmankannya

n Σ 耀n L Ζn U˴ Ϡ L iM gn Li U ϢM gn ϴL ˶U Ϝ˴

Ζ˴U ϴL ˶ Ϣ⿏ Ϫ˵ Θ Θ n n Ϝ˵Θ ΣL iΘ Σ

.

“Alif laam raa, (inilah) suatu kitab yang ayat-ayatnya di susun dengan rapi serta dijelaskan secara terperinci, yang diturunkan dari sisi (Allah) Yang Maha Bijaksana lagi Ma ha Tahu. (QS. Hud [11]: 1)” Di antara tugas rasulullah SAW adalah membacakan ayat-ayat Allah SWt itu kepada umatnya. Hal ini sebagaimana difirmankan oleh Allah SWt:

˴ ˴ ˵U U U U 輸L Σ U L 耀 Ϣ L g ϠΣL U耀 U ϪL L U Ϣ L g U U Ϣ L 耀U 耀U g L Ϡ g LϠ Σ L U Σ 選 i U 耀 L 隸 UΣ Ϝ L U U ˴U ϴ 隸L Σ U 耀 U U ˵ ϴL Ϣ ˴ LϠ ˴ U U M耀 g L i M U U

“Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayatayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah).” (QS. al-Jumu’ah [62]: 2) Kemudian menyampaikanya kepada manusia sebagaimana diturunkan. Pada QS Al-Maidah ayat 67 yang artinya “Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan ama nat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

3|Page

Kandungan Al-Qur’an Al-Qur'an memuat berbagai pedoman hidup manusia yang dikategorikan ke dalam empat bagian besar, yaitu: 

Aqidah Agama Islam mengandung sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktifitas pemeluknya yang disebut aqidah. Aqidah berisikan ajaran tentang apa saja yang mesti dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang. Karena Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan, maka aqidah merupakan sistem kepercayaan yang mengikat manusia kepada Islam.



Ibadah merupakan salah satu bentuk amalan yang wajib dilaksanakan kepada Allah oleh seorang hamba. Amalan ini dibebankan karena seorang hamba telah yang mengakui bahwa diri merupakan makhluk Allah yang senantiasa melaksanakan pengabdiannya kepada sang Khalik. Karena hal itulah, maka Allah berhak menerima pengabdian hambaNya dalam bentuk amal ibadah. Sesuai dengan firman Allah :



albii 㷟 எ i

ᒢሖஎ ኹi መᏽ᠐㷟 ፸ 㷟 ሖ l㷟 ⥟㷟 l㷟

Artinya : “Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali hanyalah untuk menyembah-Ku.” (Adz-Dzariyaat: 56). Oleh karena itu, ibadah mesti dilaksanakan oleh seseorang hamba, karena ibadah seorang hamba baik berupa ibadah shalat sebagai sarana untuk mencegah dari kejahatan. Demikian juga diwajibkan melaksanakan ibadah untuk memberikan ketenangan kepada diri seorang hamba, karena dengan melaksanakan amal ibadah akan tercapai ketenangan dalam menjalani kehidupan ini.

4|Page



Akhlak Akhlak merupakan suatu proses untuk membimbing seorang untuk menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Oleh karena itu, manusia melakukan akhlak secara optimal agar mampu mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat. Akan tetapi, melaksanakan akhlak tersebut mempunyai syarat tersendiri dalam usaha mencapai tujuan hidup. Namun demikian, syarat tidak terfokus pada satu bidang saja, tetapi termasuk dalam semua proses mengkaji nilai akhlak. Sesuai dengan firman Allah dalam QS. AlMumtahanah ayat 4.

መ எ ‫ ﻨ‬跸 隸㈠ 跸 㷟 㷟 i 㷟i ‫أ‬ எ l l bஎ எ b⥟′ 跸 㷟 i எ 㷟 ⿏i㷟 ‫ أ‬諘㷟 ⥟i 㷟 㷟 㷟 எ i ᒢ㷟 耀㷟 耀i ⥟ ⥟ l㷟 耀㷟 a隸 㷟 㷟 ⥟ ᏽ 㷟 i

谘 ⥟ᒢ எl i 㷟 㷟 㷟 㷟 㷟 ‵ 隸㷟 ㈠跸 ‫ ⿏ﻨ‬还 l ‫ ﻨ ﻨ‬㈠ ‵b 还 l 輸 㷟 隸⿏ 㷟 ⿏ 㷟 㷟 㷟 㷟㷟 㷟 㷟 㷟 㷟 ‵ 㷟㷟 㷟 隸 ㈠′ 㷟 எ 㷟 耀 எ l谘 ‫ ﻨ‬隸 跸 ‫أ‬㷟 耀輸 எ㷟 l 㷟 ‫ ﻨ‬ᏽ 躘 ⿏㷟 㷟 㷟 㷟 㷟 ㈠㷟 㷟 㷟

‫أ‬ ‫ﻨ‬耀‫ﺣ‬ 㷟 㷟 㷟 㷟 ‹ᒢ i ll ⥟ 䁋 ba‫ﺣ‬ i 㷟ᏽ 㷟 耀 还 ⿏ 㷟 㷟 㷟 ‫ﻨ‬㷟 䁋 㷟

எ ኹ跸 � b 㷟 㷟 a bi l㷟 㷟 i i 㷟 l‫ ﻨ‬耀 i i �⥟‫ﺣ‬㷟 � ′ ⿏ ⥟ᒢ 跸 㷟 ⥟ 䁋

Artinya : “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orangorang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: "Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. Kecuali perkataan Ibrahim kepada bapaknya: "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan bagi kamu dan aku tiada dapat menolak sesuatupun dari kamu (siksaan) Allah". (Ibrahim berkata): "Ya Tuhan kami hanya kepada Engkaulah kami bertawakkal dan hanya kepada Engkaulah kami bertaubat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali".

5|Page

Sebagai hamba tentunya manusia sudah menyadari apa yang sebaiknya dilakukan untuk mencapai akhlaqul karimah yang dapat mengantarkan kepada tujuan hidup. Di sini tentu saja ada orang yang berusaha menciptakan suasana pendidikan yang menggairahkan dan menyenangkan bagi pelajar yang biasanya lebih banyak mendatangkan kegiatan pendidikan yang kurang harmonis. 

Syari’ah Pada dasarnya, syari’ah merumuskan tentang permasalahan yang menyangkut dengan aqidah, ibadah dan akhlak seorang hamba kepada Tuhannya,. demikian juga mencoba meramu konteks aqidah, ibadah dan akhlak ini dalam bentuk nilai-nilai aplikatif.

Konsep iman yang dibicarakan dalam perbuatan pada umumnya mengacu pada masalah berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya. Menurut Mahmud Syaltout, yang dimaksud dengan keimanan “Mengamalkan apa-apa yang telah diamalkan oleh Nabi SAW dan para sahabatnya; disebut “Taqwa” karena mereka teguh mengikuti sunnah Nabi SAW; disebut muslimin, karena mereka berpegang di atas al-haq (kebenaran), tidak berselisih dalam agama, mereka terkumpul pada para imam al-haq, dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan para ulama.

6|Page

Masa Khalifah Abu Bakar as-shidiq Setelah kematian Nabi Muhammad SAW, sahabat beliau yang bernama Abu Bakar r.a terpilih menjadi khalifah, dan beberapa pertempuran (yang dikenal sebagai perang ridda atau perang ma’rakah al-Yamamah) dimulai, menyebabkan banyak wafatnya para penghafal Al-Qur’an. Kemudian Umar bin Khattab meminta kepada Abu Bakar untuk mengumpulkan seluruh tulisan Al-Qur’an yang tersebar kepada para sahabat. Abu Bakar meminta Zaid bin Tsabit untuk melakukan hal itu, agar mushaf Al-Qur’an kembali tersusun rapi dan diserahkannya kembali kepada Abu Bakar. Belum enam bulan sejak wafatnya Rasulullah, dia telah merampungkan penghimpunan itu dan mengusungnya ke atas punggung unta. Setahun sesudah Rosulullah wafat, pecah perang Yamamah pada 12 Hijriah yang merenggut korban tujuh puluh orang qurra’ syahid. Waktu itu Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin al-Khattab membukukan surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran dalam satu mushaf, karena khawatir akan terjadi perang lagi serta khawatir akan punahnya para qurra’ dan hilangnya Al-Quran karena kematian mereka. Khalifah memerintahkan kepada sekelompok qurra` sahabat di bawah pimpinan Zaid bin Tsabit untuk menghimpun Al Quran. Mereka menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan kulit-kulit domba yang terdapat di rumah Nabi yang ditulis oleh para penulis al-Quran, dan tulisan-tulisan yang ada pada sahabat-sahabat yang lain hingga menjadi satu mushaf. Kemudian setelah selesai Quran susun menjadi satu, lalu diserahkan dan disimpan Abu Bakar sampai ia wafat. Setelah wafatnya khalifah pertama, al-Quran itu berpindah tangan kepada Khalifah kedua Umar bin Khattab, dan sepeninggal beliau ini, kemudian disimpan oleh salah seorang putrinya, yaitu Hafsah binti Umar bin Al-Kattab yang merupakan istri Nabi Muhammad

7|Page

Masa Khalifah Utsman bin Affan Ketika terjadi perang Armenia dan Azarbaijan dengan penduduk irak, Abu Hudzaifah melihat banyak perbedaan dalam cara mambaca Al-Qur’an. Sebagian bacaan bercampur dengan kesalahan. Tapi masing-masing mempertahankan dan kukuh pada bacaannya, hingga mereka saling mengkafirkan. Melihat kejadian ini ia menghadap Khalifah Utsman untuk melaporkan peristiwa yang dilihatnya. Maka Khalifah Utsman mengetahui bahwa al-Fuqan terancam perubahan dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya, ia memerintahkan untuk mengambil mushaf yang disimpan oleh Ibunda Hafsah, yakni merupakan naskah pertama, kemudian memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang di antaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mushaf tersebut. Khalifah Ketiga juga memerintahkan agar semua naskah yang terdapat di negeri-negeri Islam dikumpulkan dan dikirimkan ke Madinah, kemudian dibakar. Mereka menulis lima mushaf AlQuran. Satu naskah ditinggal di Madinah dan empat yang lainnya dibagi-bagikan ke Makkah, Suriah, Kufah dan Basrah. Masing-masing satu buah. Ada yang mengatakan bahwa selain lima naskah ini, ada satu naskah yang dikirimkan ke Yaman, dan satu lagi ke Bahrain. Naskah inilah yang dikenal dengan sebutan Mushaf Imam. Perbedaan antara Penyusunan Masa Khalifah Abu Bakar dan Utsman bin Affan Kodifikasi yang dilakukan Abu Bakar bermotif kehawatiran beliau akan hilangnya al-Quran karena banyaknya hufadz yang gugur dalam peperangan. Pengumpulan al-Quran pada priode Utsman dilatarbelakangi karena banyaknya perbedaan bacaan al-Quran yang disaksikannya sendiri di daerah yang saling menyalahkan satu sama lain. Tujuh Huruf al-Quran Tentang pengertian tujuh huruf al-Quran Para ulama berbeda pendapat dalam menafsirkan tujuh huruf ini dengan perbedaan bermacam-macam: 1. Sebagian besar ulama berpendapat, yang dimaksud adalah tujuh macam bahasa dari bahasa arab mengenai satu makna. Dikatakan bahwa tujuh bahasa tersebut adalah Quraisy, Huzail, saqif, Hawazin, Kinanah dan Yaman. Namun dalam riwayat lain yang menyebutkan berbeda. 2. Kelompok lain berpendapat bahwa yang dimaksud adalah tujuh huruf yang betebaaran di berbagai macam surat al-Quran, bukan tujuh bahasa yang berbeda dalam kata tetapi sama dalam makna.

8|Page

3. Sebagian ulama menyebutkan bahwa yang dimaksud tujuh huruf yaitu: Amr (perintah), Nahyu (larangan), Wa’ad (janji), Wa’id (ancaman), jadal (perdebatan), Qashas (cerita) dan Masal (perumpamaan) atau Amr, nahyu, halal, haram, muhkam, mutsyabih. 4. Segolongan ulama berpendapat bahwa yang dimaksud tujuh huruf yaitu:      

Ikhtilaful Asma (perbedaan, kata, benda) Perbedaan dalam tashrif Perbedaan taqdim dan takhir Perbedaan dalam segi ibdal (pengantian) Perbedaan karena penambahan dan pengurangan Perbedaan lajah seperti idzhar dan idgam, fathah dan imalah dll.

5. Menurut sebagian ulama, tujuh itu tidak diartikan harfiyah (bukan bilangan antara enam dan delapan) tetapi bilangan tersebut hanya lambang kesempurnaan menurut kebiasaan orang Arab. 6. Segolongan ulama berpendat bahwa yang dimaksud tujuh huruf adalah tujuh qiraah cara baca Quran. Pendapat terkuat dari semua pendapat tersebut adalah pendapat pertama. Hikmah yang dapat diambil dengan kejadian turunnya al-Quran dengan tujuh huruf ialah: 1. Untuk memudahkan bacaan dan hafalan bagi bangsa yang ummi (non-Arab), tidak bisa baca tulis, setiap kabilah yang mempunyai dialek masing-masing, namun tidak biasa menghafal sya’ir, apalagi mentradisikannya. 2. Bukti kemukjizatan al-Quran terhadap fitroh kebahasaan orang Arab. 3. Kemukjizatan al-Quran dalam aspek makna dan hukum-hukumnya. Seorang ahli tahqiq, Ibnu Jazry berkata “Adapun sebabnya al-Quran diturunkan dengan tujuh huruf, tujuannya adalah untuk memberikan keringanan kepada umat, serta memberikan kemudahan sebagai bukti kemuliaan, keluasan, rahmat dan spesialisasi yang diberikan kepada umat utama disamping untuk memenuhi tujuan Nabinya sebagai makhluk yang paling utama, dan kekasih Allah.” Jibril datang kepadanya sambil berkata, “Allah telah memerintahkan kamu untuk membacakan al-Quran kepada ummatmu dengan satu huruf”. Kemudian Nabi menjawab “Saya akan minta ‘afiyah (kesehatan) dan pertolongan dulu kepada Allah karena ummatku tidak mampu.” Beliau terus mengulang-ulang pertanyaan sampai dengan tujuh huruf. Al-Quran al-Karim Menyatukan ummat Islam dalam satu bahasa Arab yakni bahasa Quraisy yang tersusun dari berbagai bahasa pilihan dikalangan suku-suku bangsa Arab yang berkunjung ke Makkah pada musim haji dan lainnya. 9|Page

Proses Al-Qur’an bisa sampai ke tangan kita Selama 23 tahun berikutnya hingga sesaat sebelum ajal Nabi Muhammad SAW, Alquran diturunkan secara bertahap. Diungkap beberapa alasan terkait hal ini, dimana beberapa mengatakan bahwa diturunkan perlahan untuk menawarkan dukungan kepada Nabi Muhammad SAW dan mengatasi permasalahan yang muncul. Aisyah, istri Nabi Muhammad SAW, menceritakan bahwa ketika ditanya tentang bagaimana firman Allah SWT diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, ia menjawab: “Terkadang seperti dering lonceng, bentuk inspirasi ini adalah yang paling sulit dari semuanya dan kemudian keadaan ini berlalu setelah saya memahami apa yang diilhamkan. Terkadang Malaikat datang dalam bentuk seorang pria dan berbicara kepada saya dan saya memahami apa pun yang dia katakan.” (Al-Bukhari). Sedangkan Ibn Abbas menggambarkan Nabi Muhammad sebagai pembawa wahyu "dengan susah payah dan menggerakkan bibirnya dengan cepat". Setelah beberapa kali wahyu Allah turun kepada Nabi Muhammad SAW, beliau mulai mengingatnya. Menghafal dianggap penting dan dipraktikkan secara luas di tahun-tahun awal Islam. Nabi Muhammad SAW mulai meminta para sahabatnnya untuk turut menghafal Alquran dan menggunakan berbagai cata untuk menjadikan wahyu-wahyu tersebut benar tersimpan dalam benak mereka. Menurut Ibn Ishaq, penyusun salah satu biografi pertama Nabi Muhammad, Abdullah ibn Mas'ud adalah orang pertama, setelah Muhammad, yang membaca Alquran di depan umum dan pada kesempatan ini dipukuli dengan kejam. Sahabat terdekat Nabi Muhammad, Abu Bakar, juga dikenal membaca Alquran di luar rumahnya di Makkah. Alquran dihafal oleh para sahabat selama masa hidup Nabi Muhammad dan tradisi ini terus berlanjut sampai generasi berikutnya. Bahkan saat ini umat Islam yang tidak dapat membaca bahasa Arab menghafal kata-kata yang sama persis dengan yang dihafal oleh orang Arab pada abad ke-7 Masehi. Mayoritas orang Arab tidak terpelajar, termasuk Nabi Muhammad; namun pentingnya kata-kata tertulis dipahami dengan baik. Mempertahankan wahyu Allah adalah yang terpenting; karena itu orang-orang yang dapat dipercaya dan berpengetahuan menghafal dan menuliskan kata-kata Alquran. Diantaranya adalah 4 orang yang ditakdirkan untuk mengikuti Muhammad sebagai pemimpin bangsa Muslim dan seorang pria bernama Zaid ibn Thabit, yang akan berperan penting dalam pelestarian Alquran untuk banyak generasi berikutnya. Media untuk menulis sulit diperoleh dan pada masa-masa awal Islam. Sebagian dari Alquran ditulis pada kulit binatang, batu tipis berwarna terang, tulang, dan bahkan batang. Para sahabat menuliskan wahyu-wahyu dan Nabi Muhammad akan mendengarkan orang-orang membaca dari kata-kata tertulis tersebut untuk memastikan tidak ada kesalahan. Bisa dikatakan bahwa Alquran ditulis di bawah pengawasan langsung Nabi Muhammad, sebagai penerima wahyu Allah SWT. Alquran tidak diturunkan secara berurutan, tetap secara berangsur-angsur dan acak. Namun Malaikat Jibril menginstruksikan Nabi Muhammad tentang bagaimana menyusun Alquran dalam urutan yang benar, sesuai dengan perintah dari Allah SWT. 10 | P a g e

KESIMPULAN Al-Quranul karim adalah firman Allah SWT yang diturunkan melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW, merupakan kitab suci Umat Islam, wahyu pertama pada QS. Al-Alaq 15 dan sampai dengan QS Al-Maidah ayat 3, sebagai ayat yang terakhir. Ayat pertama QS. AlAlaq turun pada bulan Ramadhan saat Nabi Muhammad berusia 40tahun pada 611 M. Al-Qur’an turun secara berangsur-angsur kurang lebih 23 tahun. Wahyu terakhir QS Al-Maidah ayat 3 turun pada hari jumat saat Raulullah melaksanakan Haji Wada’ (haji terakhir). Keseuruhan Al-Qur’an terdiri dari 30 juz dan 114 surat. Masa Khalifah Abu Bakar as-shidiq Setelah kematian Nabi Muhammad SAW, sahabat beliau yang bernama Abu Bakar r.a terpilih menjadi khalifah, dan beberapa pertempuran (yang dikenal sebagai perang ridda atau perang ma’rakah al-Yamamah) dimulai, menyebabkan banyak wafatnya para penghafal Al-Qur’an. Waktu itu Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin al-Khattab membukukan surat-surat dan ayat-ayat Al-Quran dalam satu mushaf, karena khawatir akan ter¬jadi perang lagi serta khawatir akan punahnya para qurra’ dan hilangnya Al-Quran karena kematian mereka. Mereka menghimpun dari papan-papan, pelepah-pelepah kurma, dan kulit-kulit domba yang terdapat di rumah Nabi yang ditulis oleh para penulis al-Quran, dan tulisan-tulisan yang ada pada sahabat-sahabat yang lain hingga menjadi satu mushaf. Maka Khalifah Utsman mengetahui bahwa al-Fuqan terancam perubahan dan penggantian akibat sikap mempermudah dalam menyalin dan memeliharanya, ia memerintahkan untuk meng¬ambil mushaf yang disimpan oleh Ibunda Hafsah, yakni merupakan naskah pertama, kemudian memerintahkan kepada lima orang sahabat, yang di antaranya Zaid bin Tsabit, untuk menyalin mushaf tersebut.

11 | P a g e

Daftar Pustaka    

    

Hamid, A. (2016). Pengantar Studi Al-Qur’an. Jakarta: Kencana. Al-Quran Al-Karim, dan Terjemahannya. Masykur Djalal, Ulumul Qur’an, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000 Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Depertemen Agama RI, Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 2000) Hasbi Ash-Shiddiqy, al-Islam II, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 1999) Zainal Abidin Ahmad, Pendidikan Akhlak, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976) Thabathaba’i. Allamah M.H. Mengungkap Rahasia Al-Quran. Bandung: Penerbit Mizan, 1992. Kholil. Moenawar. Al Qur’an dari masa ke masa. Solo: Ramadhani, 1994.

12 | ...


Similar Free PDFs