MANAJEMEN PEMBINAAN AKHLAK PDF

Title MANAJEMEN PEMBINAAN AKHLAK
Author ubun bunyamin
Pages 18
File Size 785 KB
File Type PDF
Total Downloads 6
Total Views 29

Summary

MANAJEMEN PEMBINAAN AKHLAK DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI MAN 2 BABAKAN CIWARINGIN CIREBON Oleh : Yusup Umar [email protected] Kepala Kamenag Kota Bandung Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan pembinaan akhlak, pengorganisasian pembinaan akhla...


Description

Accelerat ing t he world's research.

MANAJEMEN PEMBINAAN AKHLAK ubun bunyamin MANAJEMEN PEMBINAAN AKHLAK

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

MANAJEMEN PEMBINAAN AKHLAK DALAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PESERTA DIDIK DI MAN 2 BABAKAN CIWARINGIN CIREBON Oleh : Yusup Umar [email protected] Kepala Kamenag Kota Bandung

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perencanaan pembinaan akhlak, pengorganisasian pembinaan akhlak, pelaksanaan pembinaan akhlak, evaluasi pembinaan akhlak, dan faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembinaan akhlak yang dilaksanakan di MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini merupakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif analitik. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa di MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon melakukan proses manajemen pada kegiatan pembinaan akhlak dalam pendidikan karakter. MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon melaksanakan proses manajemen kegiatan berupa perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaannya, antara lain peserta didik, orang tua, lingkungan sekitar, dan sarana. Kata Kunci: manajemen, pembinaan akhlak, pendidikan karakter Abstract The purpose of this study was to determine the planning of moral coaching, organizing moral coaching, implementing moral coaching, evaluating moral coaching, and factors influencing the implementation of moral coaching carried out in MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon. The approach used in this study is a qualitative approach with descriptive analytic methods. Data collection techniques are done by interview, observation, and documentation. The results showed that students at MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon conducted a management process on moral development activities in character education. MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon carries out an activity management process in the form of planning, organizing, implementing, and evaluating. There are several factors that influence its implementation, including students, parents, the surrounding environment, and facilities. Keywords: management, moral development, character education

1

menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi membawa masyarakat Indonesia melupakan karakter luhur bangsa. Selain melupakan karakter luhur bangsa, masyarakat mengalami demoralisasi terutama pada peserta didik. Kondisi ini menyebabkan bangsa Indonesia mengambil salah satu langkah untuk melindungi kehidupan moral penerus bangsa, untuk sekarang dan/atau selamanya, yaitu dengan pembentukan karakter peserta didik. Berbagai cara dapat dilakukan dalam pembentukan karakter peserta didik, salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan karakter merupakan salah satu tanggapan yang diberikan dalam bidang pendidikan bangsa untuk mempersiapkan penerus bangsa yang berkualitas, tidak hanya bagi individu sebagai warga negara, tetapi juga bagi kepentingan masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Pelaksanaan pendidikan karakter menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan di jenjang pendidikan manapun, terutama di jenjang pendidikan dasar. Karena pendidikan dasar merupakan pondasi utama dalam tumbuh kembangnya generasi muda penerus bangsa. Dalam penerapan pendidikan karakter agar dapat berjalan dengan optimal, perlunya peran serta dari berbagai pihak, yaitu keluarga, sekolah, masyarakat sekitar sekolah, dan bahkan masyarakat luas sekalipun. Adanya penerapan pendidikan karakter di sekolah ini memberikan kebebasan pada pihak sekolah untuk memilih atau membuat program yang akan diterapkan di sekolahnya masingmasing yang akan disesuaikan dengan visi dan misi di sekolah, serta keadaan lingkungan sekolah. Pemberian

PENDAHULUAN Indonesia kini tengah berada dalam kondisi krisis dan dekadensi moral. Terjadinya kerusakan atau kemerosotan moral di Indonesia disebabkan karena proses pembelajaran yang mengajarkan moral dan budi pekerti hanya sebatas teks dan kurang mempersiapkan generasi penerus untuk menyikapi dan menghadapi kehidupan yang cenderung kontradiktif. Seharusnya, moral dan budi pekerti merupakan sebuah pedoman hidup dan perisai yang dapat menghalangi seseorang dari pengaruh buruk yang ada di sekitar. Selain berpegang pada moral dan budi pekerti, hal lain yang harus dimiliki adalah karakter. Karakter dapat dikatakan sebagai penggabungan dari watak, tabiat, akhlak, ataupun kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Karakter adalah suatu hal yang amat mendasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, lunturnya karakter suatu bangsa dapat menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa yang gemilang. Karakter juga merupakan sebuah „kemudi‟ dan kekuatan, yang menyebabkan suatu bangsa kokoh dan tidak terombang-ambing. Karakter tidak datang dengan sendirinya, melainkan harus dibentuk dan dibangun agar generasi penerus bangsa dapat menjadi generasi yang memiliki harkat dan martabat. Pembentukan karakter generasi penerus bangsa tidaklah mudah untuk dilakukan, karena banyak faktor yang mempengaruhinya. Salah satunya yaitu adanya globalisasi, yang telah 2

kebebasan memilih atau menerapkan suatu program akan membuat sekolah memiliki beragam kreasi terkait pendidikan karakter, salah satunya adalah penerapan pembinaan akhlak. Pembinaan akhlak merupakan suatu hal yang paling mendominasi dalam pembentukan kepribadian peserta didik. Pemantauan dan pemberian materi seharusnya dilakukan oleh guru secara maksimal. Pembinaan akhlak seharusnya dilakukan sejak pendidikan dasar agar peserta didik memiliki akhlak yang baik saat ini dan seterusnya. Terkait pembinaan akhlak yang dilaksanakan di sekolah, MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon merupakan contoh sekolah menengah tingkat Atas yang menerapkan pembinaan akhlak bagi peserta didiknya. Kegiatan pembinaan akhlak di MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon dilakukan dengan penerapan Senam, Akhlak, dan Lagu (SAL). Tidak hanya itu, dalam meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, peserta didik MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon melaksanakan sholat berjamaah dhuha dan mengaji di musholla sekolah. Dalam pelaksanaan pembinaan akhlak kepala sekolah dan seluruh guru turut berperan dalam membimbing dan membina peserta didik, serta kegiatan belajar mengajar di kelas, ekstrakurikuler, pembiasaan tertib sholat berjamaah, serta kegiatan banjari dan kegiatan Baca Tulis Qur‟an (BTQ). Kepala sekolah dan seluruh guru di MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon juga berperan dalam membimbing dan membina peserta didik. Penerapan kegiatan-kegiatan di sekolah tersebut memiliki tujuan, yaitu supaya peserta didik dapat menjadi pribadi yang memiliki intelektual dan memiliki

akhlak yang baik. TEORI 1. Manajemen a. Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari bahasa Inggris to manage yang berarti mengatur, atau mengelola. Menurut Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumberdaya manusia secara efektif, yang didukung oleh sumber-sumber lain dalam organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam manajemen, terdapat dua sistem, yaitu sistem organisasi dan sistem 1 administras. Manajemen merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh individu-individu dalam menyumbangkan upayanya terbaik melalui tindakan-tindakan yang telah ditetapkan sebelumya. Manajemen merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk menetapkan cara dan memahami bagaimana mereka harus melakukanya dan mengukur efektifitas dari usaha-usaha yang dilakukan.2 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata pengelolaan dapat diartikan sebagai: (a) proses, cara, perbuatan mengelola; (b) proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain; (c) proses yang membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi; (d) proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan. Manajemen belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara 1

U.Saefullah , Manajemen Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka setia,2012), 1. 2 Terry, George. R, Prinsip-Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), 9.

3

universal.3 Selanjutnya, definisi manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.4 Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen yaitu koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, penetapan tenaga kerja, pengarahan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Manajemen dalam pembahasan penelitian ini adalah manajemen rekruitmen guru yaitu serangkaian koordinasi sumber daya melalui dari proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dalam merekrut para guru.

(pengorganisasian), (c) Commad (memimpin), (d) Coordinating (pengkoordinasian), (e) Control (pengawasan).5 2. Pembinaan Aklak a. Definisi Pembinaan Akhlak Untuk memahami pembinaan akhlak, perlu dijelasksan terlebih dahulu istilah masing-masing dari kata tersebut. Pembinaan akhlak. terdiri dari dua kata yaitu kata "Pembinaan" dan "akhlak". Pembinaan adalah segala usaha dan tujuan kegiatan perencanaan,pengorganisasian, penggunaan dan pemeliharaan dengan tujuan untuk mampu melaksanakan tugas organisasi dengan efektif dan efisien. Pembinaan dilakukan adalah dengan tujuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermutu dan berkualitas yang berdaya guna dan berhasil guna, yang dilakukan secara sistematis dan pemanfaatan potensi dan kemampuan sesuai dengan kebutuhan organisasi. Beberapa pengertian pembinaan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut : a) Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan adalah sautu usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara bedaya guna dan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. b) Menurut Thoha, pembinaan adalah suatu proses, hasil atau pertanyaan menjadi lebih baik, dalam hal ini mewujudkan adanya perubahan, kemajuan, peningkatan, pertumbuhan,

b. Fungsi Manajemen Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating), koordinasi (coordinating), dan pengawasan (controlling). Pendapat lain mengemukakan empat fungsi manajemen sebagaimana yang dikemukakan Tery dalam Syafaruddin : These four fundamental function of management are: (a) Planning, (b) Organizing (pengorganisasian), (c) Commad (memimpin), (d) Coordination (pengorganisasian), (e) Control (pengawasan). Demikian halnya, Fayol dalam Winardi (2005: 61) mengemukakan ada lima fungsi manajemen, yaitu; (a) Planning (perencanaan), (b) Organizing 3

Robbins, Prilaku Organisasi ( Jakarta : Salemba Empat Hal, 2007), 10. 4 Blocher, Richard, Dasar Elektronoka. ( Yogyakarta, Andi 2003), 15.

5

Terry, George. R, Prinsip-Prinsip Manajemen,,19

4

evaluasi atau berbagai kemungkinan atas sesuatu. c) Menurut Widjaja, pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan-urutan pengertian, diawali dengan mendirikan, membutuhkan, memelihara pertumbuhan tersebut yang disertai usahausaha perbaikan, menyempurnakan, dan mengembangkannya. Pembinaan tersebut menyangkut kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan hasil yang maksimal. Dari beberapa definisi pembinaan di atas, jelas bagi kita maksud dari pembinaan itu sendiri dan pembinaan tersebut bermuara pada adanya perubahan kearah yang lebih baik dari sebelumnya, yang diawali dengan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pembiayaan, koordinasi, pelaksanaan, dan pengawasan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan dengan hasil yang lebih baik.6 Sedangkan definisi akhlak, Akhlak diartikan juga sikap yang melahirkan perbuatan (perilaku, tingkah laku) yang mungkin baik dan mungkin juga buruk.7 Menurut pandangan Jamil Shaliba kata akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim

mashdar (bentuk infinitif) dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, sesuai dengan timbangan (wazan) tsulasi majid af’ala, yuf’ilu if’alan yang berarti alsajiyah (perangai), aththabi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-'adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik), dan al-din (agarna).8 Pendapat senada juga dikemukakan Rachmat Jatnika yang menyatakan bahwa kata akhlak berasal dari bahasa Arab bentuk jamak dari kata ( ) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat.9 Adapun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Kata akhlak walaupun terambil dari bahasa Arab, namun kata seperti itu tidak ditemukan dalam Al-Quran. Yang ditemukan hanyalah bentuk tunggal kata tersebut yaitu khuluq yang tercantum dalam Al-Quran surat AlQalam ayat 4 sebagai berikut :10

Dan sesungguhnya kamu benarbenar berbudi pekerti yang agung."11 Pengertian akhlak dari segi bahasa tersebut, membantu kita dalam menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah. Pengertian akhlak dari segi terminologis menurut Ibnu Maskawih mengemukakan bahwa akhlak adalah 8

Abuddin Nata, Akhlak Tasauf ( Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013), l. 9 Moh. Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, 346 10 M. quraish Shihab, Wawasan alQur’an : Tafsir Maudhu’i Atas Pelbagai Persoalan Umat ( Bandung : Mizan, 2000), 253 11 Departemen Agama RI. 564

6

http//www.Usmanasr.igo.id/jurnal/pem binaaan. htm dikutip pada tanggal 02 Maret 2019 7 Moh. Daud Ali, Pendidikan Agam Islam (Jakart : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), 346

5

ingin mendapatkan sesuatu pujian.72 Jadi, akhlak adalah perbuatan yang disadari oleh si pelaku. Jika seseorang melakukan sesuatu tanpa sadar, dipaksa dan lupa, maka dia terlepas dari dosa dan tidak bisa dimintai pertanggungjawaban. Tetapi, dia tetap diperintahkan untuk berdoa dan meminta kepada Allah SWT atas apa yang dilakukannya,73 Berdasarkan pengertian akhlak tersebut penulis dapat menyatakan bahwa akhlak merupakan suatu hal (keadaan), atan sifat-sifat yang telah meresap dalarn jiwa seseorang, yang kesemuanya telah diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan-perbuatan secara spontan tanpa melalui proses pemikiran dan tidak dibuat-buat.

hal li an-nafsi daa'iyatun lahaa ila af aalihaa min goiri fikrin walaa ruwiyatin (Sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongaya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan).71 Ibnu Maskawih, Al-Ghazaly dalam Ihya Ulumuddin berpendapat bahwa yang dimaksud akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa daripadanya timbul perbuatan yang mudah, tanpa memerlukan 71 pertimbangan pikiran, Keseluruhan definisi akhlak tersebut di atas tampak tidak ada yang bertentangan melainkan memiliki kemiripan antara satu dengan lainnya. Definisi-definisi akhlak tersebut secara substansial tampak saling melengkapi, dan darinya kita dapat melihat lima ciri yang terdapat dalam perbuatan akhlak yaitu : 1) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, 2) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilahirkan dengan mudah dan tanpa pemikiran, 3) Perbuatan akhlak adalah yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar, 4) Perbuatan akhlak adalah perbuatan yang dilahirkan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau bersandiwara. 5) Perbuatan akhlak (akhlak yang baik) adalah perbuatan yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah, bukan karena ingin dipuji orang atau karena

3. Ruang Lingkup Akhlak Akhlak dalam ajaran agama tidak dapat disamakan dengan etika jika etika dibatasi pada sopan santun antar sesama manusia, serta hanya berkaitan dengan tingkah laku lahiriah. Akhlak lebih luas maknanya daripada yang telah dikemukakan terdahulu serta mencakup pula beberapa hal yang tidak merupakan sifat lahiriah. Misalnya berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran. Akhlak dalam pandangan agama mencakup berbagai aspek dimulai dari akhlak terhdap Allah hingga kepada sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa).89

4. Pendidikan Katrakter a. Depinisi Pendidikan Karakter Pendidikan, menurut Mahmud Yunus ialah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk mempengaruhi 6

watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan, untuk memelihara apa yang baik dan mewujudkan serta melaksanakan kebaikan ke dalam kehidupan seharihari dengan sepenuh hati. Ciri-Ciri Karakter Suatu perbuatan dikatakan karakter apabila perbuatan tersebut memiliki ciri-ciri : 1. Perbuatan itu telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang dan telah menjadi bagian dari kepribadiannya; 2. Perbuatan itu dilakukan dengan spontan tanpa pemikiran terlebih dahulu; 3. Perbuatan itu dilakukan tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar; dan 4. Perbuatan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan pura- pura atau sandiwara.14 Dalam klasifikasi lain, karakter akan dapat terbagi empat. Karakter lemah, karakter kuat, karakter jelek, dan karakter baik. Masing-masingnya dapat dilihat dari indikator karakter sebagai berikut : 1) Karakter lemah, dapat ditemukan seperti penakut, tidak berani mengambil resiko, pemalas, cepat kalah, dan beberapa jenis lainnya. 2) Karakter kuat, dapat ditemukan seperti tangguh, ulet, mempunyai daya juang yang kuat serta pantang

dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani dan akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dan cita-citanya yang paling tinggi. Agar memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, negara dan agamanya. Dan menurut Carter V. Good: Mengartikan pendidikan sebagai suatu proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan prilaku yang berlaku dalam masyarakat. Proses dimana seseorang dipengaruhi oleh lingkungan yang terpimpin khususnya didalam lingkungan sekolah sehingga dapat mencapai kecakapan sosial dan dapat mengembangkan 12 kepribadiannya. Karakter, Menurut Gulo W. Pengertian karakter adalah kepribadian yang dilihat dari titik tolak etis atau pun moral (seperti contohnya kejujuran seseorang). Karakter biasanya memiliki hubungan dengan sifat – sifat yang relatif tetap. Karakter yang dimiliki oleh seseorang pada dasarnya terbentuk melalui proses pembelajaran yang cukup panjang. Karakter manusia bukanlah sesuatu yang dibawa sejak lahir. Lebih dari itu, karakter merupakan bentukan atau pun tempaan lingkungan dan juga orangorang yang ada di sekitar lingkungan tersebut.13 Jadi pendidikan karakter/budi pekerti dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan

14

Amirulloh Syarbini, Model Pendidikan Karakter dalam Keluarga: Revitalisasi Peran Keluarga Dalam Membentuk Karakter Anak Menurut Perspektif Islam, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2014), h. 11

12

http://www.spengetahuan.com/2017/0 2/15-pengertian-pendidikan-menurut-paraahli.html 13 http://pengertiandefinisi.com/pengertia n-karakter-menurut-pendapat-para-ahli/

7

tersebut karena ingin mengetahui apakah dalam menyelenggarakan suatu kegiatan menerapkan fungsi manajemen atau tidak. Tujuan dari penelitian yang dilakukan yaitu untuk mengetahui informasi lebih dalam mengenai manajemen pembinaan akhlak untuk peserta didik di MAN 2 Babakan Ciwaringin Cirebon. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah semua data dan/atau informasi yang berkaitan dengan kebutuhan utama sumber data utama dalam penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian yaitu teknik wawancara, teknik observasi, dan teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan dengan narasumber adalah kepala sekolah, guru sebagai penyelenggara kegiatan dan orang tua dari peserta...


Similar Free PDFs