Metodologi dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Fiqih DOCX

Title Metodologi dan Kegunaan Mempelajari Ilmu Fiqih
Author Kurniyanti Salam
Pages 7
File Size 22 KB
File Type DOCX
Total Downloads 509
Total Views 612

Summary

http://juniafarma.blogspot.co.id/2011/11/metodologi-studi-fiqh.html Metodologi Studi Fiqih 1. Penalaran Bayani Dalam perspektif penemuan hukum Islam dikenal juga dengan istilah metode penemuan hukum al-bayan mencakup pengertian al-tabayun dan al-tabyin : yakni proses mencari kejelasan (azh-zhuhr) da...


Description

http://juniafarma.blogspot.co.id/2011/11/metodologi-studi-fiqh.html Metodologi Studi Fiqih 1. Penalaran Bayani Dalam perspektif penemuan hukum Islam dikenal juga dengan istilah metode penemuan hukum al-bayan mencakup pengertian al-tabayun dan al-tabyin : yakni proses mencari kejelasan (azh-zhuhr) dan pemberian penjelasan (al-izhar) ; upaya memahami(alfahm) dan komunikasi pemahaman (al-ifham); perolehan makna (al-talaqqi dan penyampaian makna (al- tablig).[2] Dalam perkembangan hukum bayani atau setidak-tidaknya mendekati sebuah metode yang dikenal juga dengan istilah hermaneutika yang bermakna mengartikan, menafsirkan atau menerjemah dan juga bertindak sebagai penafsir.[3] Dalam pengertian ini dapat dipahami sebagai proses mengubah suatu dari situasi ketidaktahuan menjadi mengerti, atau usaha mengalihkan diri dari bahasa asing yang maknanya masih gelap ke dalam bahasa kita sendiri yang maknanya lebih jelas, atau suatu proses transformasi pemikiran dari yang kurang jelas atau ambigu menuju ke yang lebih jelas / konkret; bentuk transformasi makna semacam ini merupakan hal yang esensial dari pekerjaan seorang penafsir / muffasir. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penalaran bayani adalah pemahaman atau penafsiran terhadap al-qur'an dan al-hadits, untuk menemukan hukum syar'i dengan menggunakan kaidah-kaidah kebahasaan (al- qawa'id al-lughawiyah). Pendekatan bayani menjadi asas utama pada pemikiran fiqh Islam. Pola ini lebih menumpukan perhatian kepada teks al qur'an dan sunnah sebagai sumber kebenaran mutlak. Akal dianggap lebih bersifat sekunder di dalam menjelaskan teks. Kekuatan pendekatan ini lebih memberikan perhatian kepada aspek gramatikal dan sastra Arab. Al qur'an dan al sunnah adalah rujukan ilmu- ilmu Islam. Kebenaran wahyu adalah absolut. Untuk menghasilkan pengetahuan, penalaran bayani ini akan mengutamakan tiga hal, yaitu: a. Redaksi lafaz teks dengan menggunakan kaidah bahasa Arab yang baku. b. Menitikberatkan otoritas transmisi suatu teks nash agar tidak keliru ataupun salah. Hal ini telah menyebabkan timbulnya ilmu Hadis riwayah. c. Menitikberatkan penggunaan metode Qiyas. Secara umum metode interprestasi (al bayan) ini dapat dikelompokkan ke dalam sebelas macam, yaitu : 1) Interprestasi Gramatikal (menurut bahasa). Yaitu Penafsiran kata-kata dalam teks hukum sesuai kaidah bahasa dan kaidah hukum tata bahasa....


Similar Free PDFs