Modul Sesi 8 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (EBA501) PDF

Title Modul Sesi 8 Akuntansi Keuangan Lanjutan 1 (EBA501)
Author Eny Purwaningsih
Pages 9
File Size 117.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 475
Total Views 985

Summary

MODUL AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 (EBA 501) MODUL PERTEMUAN 8 AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG ASING DAN INSTRUMEN KEUANGAN (TANPA FORWARD EXCHANGE RATE) DISUSUN OLEH ENY PURWANINGSIH, S.E., M.Ak. UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2019/2020 Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id 0/9 PENGAN...


Description

MODUL AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN 1 (EBA 501)

MODUL PERTEMUAN 8 AKUNTANSI MULTINASIONAL: TRANSAKSI MATA UANG ASING DAN INSTRUMEN KEUANGAN (TANPA FORWARD EXCHANGE RATE)

DISUSUN OLEH ENY PURWANINGSIH, S.E., M.Ak.

UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2019/2020

Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

0/9

PENGANTAR A.

Kemampuan Akhir Yang Diharapkan Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa dapat: 1. Memahami dan menjelaskan konsep akuntansi multinasional dari sisi transaksi mata uang asing dan instrumen keuangan tanpa forward exchange rate. 2. Memahami dan menjelaskan pembukuan transaksi mata uang asing dan instrumen keuangan tanpa forward exchange rate. 3. Menganalisa setiap kasus transaksi mata uang asing dan instrumen keuangan tanpa forward exchange rate.

B.

Uraian dan Contoh Kasus Perhitungan

1.

Akuntansi Multinasional Banyak perusahaan besar dan kecil mengikuti pasar internasional untuk kegiatan jual beli produk dan jasa. Materi ini membahas permasalahan akuntansi yang berhubungan dengan perusahaan yang beroperasional secara internasional. Perusahaan dapat mengalami risiko mata uang asing ketika melakukan transaksi dalam mata uang asing. Sebagai contoh jika perusahaan Indonesia memperoleh mesin dengan secara kredit dari produsen di swiss, perusahaan Swiss mengharuskan pembayaran dalam franc Swiss (SFr). Ini berarti perusahaan Indonesia tersebut harus menggunakan penjual mata uang asing atau bank untuk menukarkan Rupiah ke Franc Swiss untuk membayar mesin yang dibeli. Selama proses tersebut perusahaan Indonesia dapat mengalami keuntungan atau kerugian kurs dari fluktuasi nilai Rupiah terhadap franc Swiss. Multinational Enterprises (MNEs) melakukan transaksi dalam berbagai mata uang sebagai dampak atas aktivitas ekspor dan impor. Ada sekitar 150 jenis mata uang di seluruh dunia, tetapi sebagian besar perdagangan dilakukan dalam enam mata uang utama: dollar Amerika Serikat, pound sterling Inggris, dollar Kanada, euro, yen Jepang, dan franc Swiss. Para akuntan harus dapat mencatat dan melaporkan yang melibatkan pertukaran Rupiah dan mata uang asing karena laporan keuangan dari semua perusahaan Indonesia menggunakan Rupiah maka transaksi dalam mata uang

Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

1/9

lain harus disajikan kembali dengan setara Rupiah sebelum dicatat dalam pembukuan dan dilaporkan dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Proses penyajian kembali transaksi mata uang asing menjadi setara nilai rupiah disebut sebagai penjabaran atau translasi (translation). PSAK 10 (Revisi 2019) menjelaskan bahwa transaksi mata uang asing yang digunakan sebagai pedoman akuntansi transaksi piutang dan utang usaha yang dinyatakan dalam mata uang asing yang membutuhkan pembayaran atau penerimaan mata uang asing. PSAK 55 (Revisi 2019) menjelaskan bahwa akuntansi untuk Instrumen Derivatif dan Lindung Nilai

digunakan sebagai pedoman akuntansi untuk instrumen

keuangan yang dikategorikan sebagai derivatif untuk tujuan lindung nilai. 2.

Nilai Kurs Nilai tukar atau kurs (exchange rate) menyatakan hubungan nilai di antara satu satuan mata uang asing ke satuan mata uang lokal atau dalam negeri adalah nisbah atau rasio antara satu unit mata uang dengan jumlah mata uang lain yang setara dengan mata uang tersebut pada waktu tertentu. Mata uang negara dengan komoditas lain dan kursnya berubah karena sejumlah

faktor

ekonomi

yang

mempengaruhi

permintaan

dan

penawaran terhadap mata uang tersebut. Faktor lain yang menyebabkan fluktuasi kurs adalah neraca pembayaran, perubahan suku bunga, tingkat investasi negara, stabilitas dan proses tata kelola (governance). Kurs atau nilai tukar (exchange rate) dapat dihitung secara langsung dan tidak langsung. 1. Kurs Langsung (Direct Exchange Rate) Kurs langsung adalah banyaknya unit mata uang lokal (local currency unit) yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang asing (foreign currency unit). Contoh: Jika dengan sebesar Rp 13.500 dapat diperoleh 1 US$, kurs langsung dari rupiah terhadap US$ adalah sebesar Rp 13.500 seperti ditunjukkan sebagai berikut: Rp 13.500 / US$ 1 = Rp 13.500.

Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

2/9

2. Kurs Tidak Langsung (Indirect Exchange Rate) Kurs tidak langsung adalah banyaknya unit mata uang asing (foreign currency unit) yang dibutuhkan untuk memperoleh satu unit mata uang lokal (local currency unit). Contoh: Jika dengan 1 US$ dapat diperoleh sebesar Rp 13.500, kurs tidak langsung dari US$ terhadap rupiah adalah sebesar US$ 0,000074074 seperti ditunjukkan sebagai berikut: US$ 1 / 13.500 = US$ 0,000074074. PSAK 10 (Revisi 2019) mengacu pada penggunaan kurs tunai dan kurs saat ini untuk mengukur operasional luar negeri. Kurs Tunai (Spot Rate) adalah kurs yang digunakan dalam penyerahan segera mata uang. Kurs Kini (Current Rate) adalah kurs tunai pada tanggal laporan posisi keuangan entitas. Selanjutnya, kurs untuk mempertukarkan mata uang dari negara yang berbeda dengan menggunakan kurs tertentu (kurs forward) pada tanggal tertentu di masa mendatang atau disebut kurs kontrak pertukaran berjangka (forward exchanges rate). Terdapat pasar pedagang kontrak pertukaran berjangka khusus (forward exchange contracts) yang aktif untuk perusahaan yang menerima atau mengeluarkan mata uang utama internasional. Keuntungan dari pasar forward ini adalah setara rupiah dari penerimaan atau pengeluaran masa depan unit mata uang asing dapat ditetapkan pada saat kontrak tersebut dibuat. 3.

Transaksi Mata Uang Asing Transaksi mata uang asing (foreign currency transaction) adalah aktivitas ekonomi yang dinyatakan dalam mata uang selain dari mata uang pencatatan entitas, meliputi: 1. Pembelian atau penjualan barang atau jasa berupa impor atau ekspor yang harganya dinyatakan dalam mata uang asing. 2. Utang atau piutang pinjaman dalam mata uang asing. 3. Pembelian atau penjualan unit mata uang asing. 4. Pembelian atau penjualan dalam forward exchange rate.

Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

3/9

Untuk tujuan laporan keuangan, transaksi mata uang asing harus ditranslasikan dalam mata uang pelaporan yang digunakan perusahaan. Setiap tanggal laporan posisi keuangan, saldo akun yang dinyatakan dalam mata uang asing harus disesuaikan untuk mencerminkan perubahan kurs dan selisihnya diakui sebagai keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing (foreign currency transaction gain or loss). 4.

Transaksi Ekspor dan Impor Dalam Mata Uang Asing Utang dan piutang terjadi dari transaksi dalam mata uang asing dengan entitas luar negeri yang harus diukur dan dinyatakan dalam mata uang asing dan dicatat oleh entitas dalam mata uang yang digunakan untuk pencatatan akuntansinya. Kurs yang relevan bagi penyelesaian transaksi dalam mata uang asing adalah kurs tunai (spot rate) pada tanggal penyelesaian. Berikut pencatatan akuntansi yang dibutuhkan untuk transaksi ekspor dan impor dalam mata uang asing sebagai berikut: 1.

Tanggal transaksi yaitu mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada nilai setara dolar Amerika Serikat menggunakan kurs langsung tunai pada tanggal tersebut.

2.

Tanggal neraca yaitu menyesuaikan utang atau piutang menjadi nilai setara Rupiah pada akhir periode menggunakan kurs langsung saat ini. Mengakui keuntungan atau kerugian sebagai akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan neraca.

3.

Tanggal pelunasan yaitu menyesuaikan utang atau piutang untuk setiap perubahan mata uang asing antara tanggal neraca atau tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi setelah tanggal neraca dengan tanggal pelunasan, mencatat keuntungan atau kerugian yang terjadi dan mencatat pelunasan utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut.

Ilustrasi Transaksi Pembelian dari Luar Negeri (Tanpa Forward Exchange Rate) 1. Pada tanggal 1 Oktober 2018, Peerless Incorporation yang berlokasi di Amerika Serikat membeli persediaan secara kredit dari Tokyo Incorporation yang berlokasi di Jepang sebesar ¥ 2,000,000. Pembayaran utang dilaksanakan pada tanggal 1 April 2019. Kurs langsung nilai setara US$ dari ¥ 1 adalah: Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

4/9

Tanggal 1 Oktober 2018 adalah ¥ 1

= $ 0.0070.

Tanggal 31 Desember 2018 adalah ¥ 1 = $ 0.0080. Tanggal 1 April 2019 adalah ¥ 1

= $ 0.0076.

Pertanyaan: Buatlah jurnal atas transaksi tersebut! Jawaban: 1. Jurnal pencatatan Peerless Incorporation (perusahaan Amerika Serikat) adalah: Tanggal 1 Oktober 2018 mencatat pembelian persediaan secara kredit: Persediaan

$ 14,000

Utang Usaha

$ 14,000

¥ 2,000,000 x $ 0.0070 spot rate tanggal 1 Oktober 2018 Tanggal 31 Desember 2018 mencatat penyesuaian utang usaha dan mengakui kerugian selisih kurs: Kerugian Transaksi Mata Uang Asing

$ 2,000

Utang Usaha

$ 2,000

¥ 2,000,000 x ($ 0.0070 spot rate tanggal 1 Oktober 2018 – $ 0.0080 spot rate tanggal 31 Desember 2018) Tanggal 1 April 2019 mencatat perolehan atau pembelian unit mata uang asing untuk membayar jatuh tempo utang usaha: Unit Mata Uang Asing

$ 15,200

Kas

$ 15,200

¥ 2,000,000 x $ 0.0076 spot rate tanggal 1 April 2019 Tanggal 1 April 2019 mencatat pembayaran utang usaha dengan unit mata uang asing yang telah diperoleh: Utang Usaha*

$ 16,000

Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing**

$

800

Unit Mata Uang Asing

$ 15,200

*¥ 14,000 + ¥ 2,000 **¥ 2,000,000 x ($ 0.0080 spot rate tanggal 31 Desember 2018 – $ 0.0076 spot rate tanggal 1 April 2019)

Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

5/9

2. Pada tanggal 1 Agustus 2018, PT. Bahana yang berlokasi di Indonesia membeli peralatan secara kredit dari Willy Company yang berlokasi di Inggris sebesar £ 100,000. Pembayaran utang dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2019. Kurs langsung nilai setara Rp dari £ 1 adalah: Tanggal 1 Agustus 2018 adalah £ 1

= Rp 3.755.

Tanggal 31 Desember 2018 adalah £ 1 = Rp 3.730. Tanggal 1 Februari 2019 adalah £ 1

= Rp 3.723.

Pertanyaan: Buatlah jurnal atas transaksi tersebut! Jawaban: 2. Jurnal pencatatan PT. Bahana (perusahaan Indonesia) adalah: Tanggal 1 Agustus 2018 mencatat pembelian peralatan secara kredit: Peralatan

Rp 375.500.000

Utang Usaha

Rp 375.500.000

£100,000 x Rp 3.755 spot rate tanggal 1 Agustus 2018 Tanggal 31 Desember 2018 mencatat penyesuaian utang usaha dan mengakui keuntungan selisih kurs: Utang Usaha

Rp 2.500.000

Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing

Rp 2.500.000

£100,000 x (Rp 3.755 spot rate tanggal 1 Agustus 2018 – Rp 3.730 spot rate tanggal 31 Desember 2018) Tanggal 1 Februari 2019 mencatat perolehan atau pembelian unit mata uang asing untuk membayar jatuh tempo utang usaha: Unit Mata Uang Asing

Rp 372.300.000

Kas

Rp 372.300.000

£100,000 x Rp 3.723 spot rate tanggal 1 Februari 2019

Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

6/9

Tanggal 1 Februari 2019 mencatat pembayaran utang usaha dengan unit mata uang asing yang telah diperoleh: Utang Usaha*

Rp 373.000.000

Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing**

Rp

700.000

Unit Mata Uang Asing

Rp 372.300.000

*Rp 375.500.000 - Rp 2.500.000 **£100,000 x (Rp 3.730 spot rate tanggal 31 Desember 2018 – Rp 3.723 spot rate tanggal 1 Februari 2019) Ilustrasi Transaksi Penjualan dari Luar Negeri (Tanpa Forward Exchange Rate) 1. Pada tanggal 1 Agustus 2018, PT. Kalbe yang berlokasi di Indonesia menjual barang dagang secara kredit ke Willy Company yang

berlokasi di Inggris

sebesar £ 200,000. Penagihan piutang dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2019 dan pada tanggal 5 Februari 2019 mengkonversi £ 200,000 ke mata uang rupiah. Kurs langsung nilai setara Rp dari £ 1 adalah: Tanggal 1 Agustus 2018 adalah £ 1

= Rp 3.850.

Tanggal 31 Desember 2018 adalah £ 1 = Rp 4.600. Tanggal 1 Februari 2019 adalah £ 1

= Rp 4.360.

Tanggal 5 Februari 2019 adalah £ 1

= Rp 4.550.

Pertanyaan: Buatlah jurnal atas transaksi tersebut! Jawaban: 1. Jurnal pencatatan PT. Kalbe (perusahaan Indonesia) adalah: Tanggal 1 Agustus 2018 mencatat penjualan barang dagang secara kredit: Piutang Usaha

Rp 770.000.000

Penjualan

Rp 770.000.000

£200,000 x Rp 3.850 spot rate tanggal 1 Agustus 2018 Tanggal 31 Desember 2018 mencatat penyesuaian piutang usaha dan mengakui keuntungan selisih kurs: Piutang Usaha Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing

Rp 150.000.000 Rp 150.000.000

£200,000 x (Rp 3.850 spot rate tanggal 1 Agustus 2018 – Rp 4.600 spot rate tanggal 31 Desember 2018)

Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

7/9

Tanggal 1 Februari 2019 mencatat perolehan atau pembelian unit mata uang asing dari penagihan piutang usaha: Unit Mata Uang Asing*

Rp 872.000.000

Kerugian Transaksi Mata Uang Asing***

Rp 48.000.000

Piutang Usaha**

Rp 920.000.000

*£200,000 x Rp 4.360 spot rate tanggal 1 Februari 2019 **Rp 770.000.000 + Rp 150.000.000 ***£200,000 x (Rp 4.600 spot rate tanggal 31 Desember 2018 – Rp 4.360 spot rate tanggal 1 Februari 2019) Tanggal 5 Februari 2019 mencatat konversi unit mata uang asing yang telah diperoleh ke mata uang asing US$: Kas*

Rp 910.000.000 Unit Mata Uang Asing

Rp 872.000.000

Keuntungan Transaksi Mata Uang Asing**

Rp 38.000.000

*£200,000 x Rp 4.550 spot rate tanggal 5 Februari 2019 ***£200,000 x (Rp 4.360 spot rate tanggal 1 Februari 2019 – Rp 4.550 spot rate tanggal 5 Februari 2019) C.

Daftar Pustaka Baker, Richard. E., Lembke, Valdean C., dan Thomas E. King. (2016). Advanced Financial Accounting An Indonesian Perspective. Jakarta: Salemba Empat. Debra, C. Jeter dan Paul K. Chaney. (2012). Advanced Accounting Fifth Edition International Student Version. USA: Wiley. Ikatan Akuntan Indonesia. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Revisi 2019. Jakarta: Salemba Empat. Standar Akuntansi Internasional (International Accounting Standards), International Accounting Standard Board.

Universitas Esa Unggul http://esaunggul.ac.id

8/9...


Similar Free PDFs