PELINGKUPAN (Scoping) DALAM AMDAL PDF

Title PELINGKUPAN (Scoping) DALAM AMDAL
Author Yusrizal Akmal
Pages 18
File Size 1.8 MB
File Type PDF
Total Downloads 33
Total Views 228

Summary

PELINGKUPAN (Scoping) DALAM AMDAL Oleh : YUSRIZAL AKMAL PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALMUSLIM KABUPATEN BIREUEN 2018 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dankesempatan kepada kita, sehingga kami masih dapat menyelesaikan...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PELINGKUPAN (Scoping) DALAM AMDAL Yusrizal Akmal PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALMUSLIM KABUPATEN BIREUEN

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Permen LH No.8 t h 2006 Lampiran 1 FAHMIL IKHSAN HIDAYAT 1- S A L I N A N PERAT URAN MENT ERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2006 T ENTANG mahendra dat t a BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA nurul huda

PELINGKUPAN (Scoping) DALAM AMDAL

Oleh : YUSRIZAL AKMAL

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ALMUSLIM KABUPATEN BIREUEN 2018

KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kesehatan dankesempatan kepada kita, sehingga kami masih dapat menyelesaikan satu tugas penyusunan makalah yang berjudul “PELINGKUPAN”. Selawat dan salam kita sanjung sajikan kepangkuan alam Nabi Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam jahiliah kealam islamiah dan dari alam kebodohan kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, tak lupa juga selawat dan salam kepada keluarga serta al sahabat beliau sekalian yang telah membantu Rasulullah dalam memperjuangkan islam. Terima kasih kami ucapkan pada dosen Pembimbing, yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan ini. Kami sadar dalam penyusunan ini masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahan. Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan dari segenap pembaca demi kesempurnaan dimasa yang akan datang. Dan semoga Allah membalas semua kebaikan kita dan kita semua senantiasa berada didalam sehat wala’fiat. Amin yarabbal ‘Alamin...........

WASSALAM

PENULIS

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

i

DAFTAR ISI ..................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................

1

A. Latar Belakang ..............................................................................

1

B. Rumusan Masalah .........................................................................

1

C. Tujuan ...........................................................................................

1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................

2

2.1 Pelingkupan Dalam Amdal .................................................................

2

A. Pengertian Pelingkupan ................................................................

2

B. Tujuan Pelingkupan ......................................................................

3

C. Manfaat Pelingkupan ....................................................................

3

D. Proses Pelingkupan .......................................................................

4

E. Syarat Pelingkupan .......................................................................

5

F. Metode Pelingkupan .....................................................................

6

G. Identifikasi Dampak ......................................................................

6

H. Pembobotan Dampak ....................................................................

8

I.

Pemusatan Dampak .......................................................................

9

J.

Penentuan Batas Geografis ...........................................................

9

BAB III PENUTUP ........................................................................................

13

3.1 Kesimpulan ......................................................................................

13

3.2 Saran ................................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................

14

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha atau kegiatan yang menimbulkan dampak penting wajib dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Dokumen AMDAL terdiri dari: Kerangka Acuan (KA), Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL, Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL), dan Rencana Pementauan lingkungan (RPL). Studi ANDAL terdiri dari: Penapisan (Screening), Pelingkupan (Scoping), Identification (Indentifikasi), Prediction (Prakiraan), dan Evaluation (Evaluasi). Penapisan di Indonesia tidak perlu dilakukan oleh pemrakarsa, karena sudah ditentukan bahwa kegiatan yang termasuk dalam wajib dilengkapi dengan AMDAL. 1.2 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi perumusan masalah yaitu 1. Bagaimana yang dimaksud dengan Pelingkupan ? 2. Bagaimana proses Pelingkupan tersebut ? 3. Apa manfaat dari pelingkupan ? 4. Bagaimanakah syarat pelingkupan ?

1.3 Tujuan Adapun tujuan dari penulisan adalah : 1. Untuk mengetahui apa pengertian dari pelingkupan 2. Bagaimanakah proses Pelingkupan 3. Apa dan bagaimana manfaat dari pelingkupan 4. Bagaimanakah syarat pelingkupan

1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pelingkupan Dalam Amdal A. Pengertian Pelingkupan Dalam studi KA-ANDAL, pelingkupan merupakan tahapan awal dan sangat penting. Proses pelingkupan diawali oleh identifikasi dampak potensial, kemudian evaluasi dampak potensial hingga penentuan dampak penting hipotetik. Untuk itu penyusun AMDAL harus mempunyai pengalamam dan wawasan tentang rincian atau karakter kegiatan (termasuk alternatif-alternatifnya) maupun komponen lingkungan hidup fisik-kimia, biologi, dan sosekbudkesmas). Pelingkupan yang dimaksud dalam KA-ANDAL hampir sama dengan Perumusan Masalah dalam suatu Penelitian Ilmiah, yaitu melakukan pembatasan ruang lingkup ke hal-hal (faktor-faktor) yang relevan untuk pengambilan keputusan atau menyimpulkan hasil penelitian menjadi lebih baik (tepat dan benar). Dapat pula dikatakan sebagai pemusatan (focusing) pelaksanaan ANDAL, sehingga hal-hal (faktor-faktor) yang tidak urgen tidak perlu dikaji. Pelingkupan juga merupakan suatu proses penelahaan sebab akibat, interaksi antara kegiatan

dengan komponen lingkungan hidup dan atau

diantaranya. Telaahan interaksi sebab akibat, dibatasi secara rasional untuk hal-hal yang penting, dengan pertimbangan dan beberapa asumsi yang logis (spatial and temporal). Proses pelingkupan dilakukan dengan menggunakan atau memilih beberapa metode. Namun perlu juga diingat, bahwa permasalahan dinamika lingkungan hidup terkadang tidak hanya terjadi secara obyektif, tetapi dapat subyektif. Memutuskan hal-hal penting (parameter komponen lingkungan hidup, sebaran geografis, dan sebaran waktu) dalam pelingkupan juga perlu mempertimbangkan beberapa kendala yang lazimnya dihadapi dalam penelitian (kepakaran, peralatan, waktu, dan biaya). Tetapi secara ideal (ketentuan hukum) kendala di atas, dalam ANDAL tidak dapat ditiadakan. Untuk mengatasi hal ini, jika harus dengan asumsi, maka memerlukan pertimbangan ilmiah yang lebih

2

baik.

Kendala yang dihadapi kemungkinan berupa ketersediaan data jangka

panjang (curah hujan, angin, debit air sungai, dinamika kependudukan), ketersediaan peta, distribusi cemaran udara yang ada, dlsb. B. Tujuan Pelingkupan Secara ringkas tujuan dari pelingkupan ada 3, yaitu dapat menentukan dampak penting (hipotetik), batas wilayah, dan waktu kajian. Adapun secara rinci dapat menentukan: a. Komponen lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting sehubungan dengan pelaksanaan rencana kegiatan. b. Variabel-variabel

kunci

maupun

pendukung

dari

komponen

lingkungan hidup yang akan terkena dampak penting. c. Batas wilayah dan lokasi-lokasi pengukuran (pengambilan sampel) data rona lingkungan hidup yang harus dilakukan dalam ANDAL. d. Tingkat kedalaman pengumpulan data dan prakiraan dampak untuk tiap komponen lingkungan hidup. e. Menelaah ada tidaknya keterkaitan dampak dari kegiatan lain di sekitar rencana proyek, untuk bahan pertimbangan metode pengumpulan data dalam ANDAL. f. Rentang waktu prakiraan dampak penting, terutama untuk tahap operasional kegiatan. g. Perlu tidaknya kajian resiko terhadap lingkungan (environmental risk assessment). C. Manfaat Pelingkupan a. Dokumen Kerangka Acuan menjadi jelas dan baik, sehingga memudahkan dan mempercepat birokrasi pengambilan keputusan realisasi proyek. b. Dokumen ANDAL atau EIS (Environmental Impact Statement) menjadi baik (logis, rasional, tepat, dan akurat), memberikan dokumen RKL dan RPL yang baik pula.

3

sehingga akan

c. Dampak negatif penting atau resiko timbulnya kerusakan lingkungan, pencemaran lingkungan, konflik sosial ekonomi, dan lainnya dapat dihindari; adapun pengembangan dampak positif akan semakin jelas. d. Biaya pelaksanaan ANDAL menjadi efektif dan optimal.

D. Proses Pelingkupan 1. Pelingkupan Dalam Amdal Pelingkupan merupakan suatu proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan mengidentifikasi dampak penting hipotetik yang terkait dengan rencana kegiatan. Pelibatan masyarakat merupakan bagian proses pelingkupan. Prosedur pelibatan masyarakat harus mengacu pada perautran perundangan yang berlaku. Pelingkupan umumnya dilakukan melalui 3 tahap yaitu: identifikasi dampak, evaluasi dampak, dan klasifikasi & prioritas (Gambar 1). Dalam proses tersebut menggunakan berbagai pustaka.

Deskripsi Rencana Kegiatan

Rona Lingkungan Hidup Masukan Masyarakat

Prioritas Dampak Penting Hipotetik

Dampak Penting Hipotetik

Dampak Potensial

Evaluasi Dampak Potensial

Identifikasi Dampak Potensial

Klasifikasi & Prioritas

Gambar 1. Bagan Proses Pelingkupan (Proses Identifikasi dan Evaluasi dalam Pelingkupan) Dalam proses pelingkupan, sudah harus teridentifikasi hal-hal berikut: a) Komponen rencana kegiatan, b) Komponen (rona) lingkungan yang akan terkena dampak maupun interaksinya, c) Dampak potensial yang akan terjadi (primer, sekunder, tersier, dstl),

4

d) Sifat dampak, e) Variabel-variabel komponen lingkungan yang terkena dampak, f) Sumber data untuk tiap variabel, g) Lokasi pengambilan sampel dan data, h) Metode yang akan digunakan untuk pengumpulan data (dan analisisnya), i) Metode prakiraan dampak, j) Metode evaluasi dampak, k) Tenaga ahli yang dibutuhkan, dan l) Waktu kajian. E. Syarat Pelingkupan 1. Pemahaman Rona Lingkungan Sebagaimana dikemukakan, bahwa tujuan utama dari pelingkupan adalah menentukan komponen lingkungan hidup yang dapat terkena dampak penting. Untuk itu pengetahuan dan pemahaman tentang kualitas, tolok ukur, dan variabel tiap sub komponen lingkungan hidup sangat penting. Kenyataan parameterparameter lingkungan hidup sangat banyak, dimensinya beragam, dinamis, dan cukup pelik; sehingga tidak mudah dipahami secara lengkap. Definisi ekosistem (tidak mengaitkan keberadaan manusia) berbeda dengan lingkungan (mengaitkan keberadaan manusia). Lingkungan bio-fisikkimia dapat dirunut mulai dari: udara, tanah, dan air; sedangkan keberadaan manusia dapat dipisahkan: komponen sosial ekonomi

(kependudukan dan

perekonomian), sosial budaya (adat, kebiasaan, pola hidup), kesehatan (status gizi dan penyakit), dan persaepsi terhadap alam maupun lingkungan buatan. Perbedaan ruang dan waktu (spasial & temporal) juga menentukan intensitas hasil interaksi antar komponen bahkan tolok ukur bagi lingkungan hidup setempat. Dampak proyek sejenis yang berada di daerah yang relatif alami berbeda dengan di daerah padat permukiman. Daya dukung atar wilayah berbedabeda. Pengaruh emisi terhadap udara ambien di pesisir dengan pedalaman akan berbeda. Penyebaran konsentrasi gas pencemar atau tingkat kebisingan pada siang hari berbeda dengan malam hari. Tingkat assimilasi atau swapurifikasi perairan

5

yang mengalir berbeda dengan yang menggenang. Sungai yang memiliki swapurifikasi masih baik berbeda dengan yang sudah maksimal dalam menerima buangan organik. Demikian pula dengan proyek yang berbatasan dengan kawasan lindung, dampak pentingnya akan berbeda dibanding dengan kawasan pemanfaatan. Untuk itu pelingkupan sebaiknya dilakukan oleh beberapa pakar yang memahami bidangnya, atau oleh orang yang telah berpengalaman.

Walaupun

analogi dari kejadian proyek sejenis dapat diambil; tetapi jika ruang dan waktunya berbeda, maka respon dari interaksi antar komponen lingkungan dapat signifikan berbeda. F. Metode Pelingkupan Pelingkupan dapat dilakukan secara baik, apabila data rincian kegiatan sudah lengkap dan rona lingkungan secara umum dapat dipahami. Langkah awal adalah identifikasi dampak (identification), kemudian memberi pembobotan dampak (scoring) dan selanjutnya pemusatan dampak (focusing). G. Identifikasi Dampak Metode identifikasi dampak untuk pelingkupan sama dengan

untuk

ANDAL. Beberapa metode identifikasi yang ada disesuaikan atau dipilih yang cocok dengan karakteristik proyek. Metode identifikasi dampak diantaranya adalah: 1. Bagan Alir (Network = Flowchart) Metode ini membuat gambar alur (tanda panah) sebab akibat sumber dampak (kegiatan) terhadap komponen lingkungan (variabel) yang terkena dampak maupun alur interaksinya. a) Kelebihan: dapat menggambarkan sebab akibat, dampak langsung dan tidak langsung, dan beberapa sumber dampak terhadap suatu komponen lingkungan. b) Kekurangan: tidak memberi uraian penjelasan sebab akibatnya, perkiraan besar dampak, dan lokasi maupun lama waktu kejadian dampak.

6

2. Daftar Uji (Checklist) Daftar uji ada 2 atau 3 macam yaitu: simple checklist, descriptive checklist, dan questioner checklist.

Metode simple cheklist adalah membuat

daftar berupa tabel sederhana, tiap baris berisi rincian kegiatan proyek dan kolomnya berisi tanda dampak (- dan +); adapun descriptive checklist kolomnya ditulis uraian dampak. Sedangkan questioner hecklist kolomnya berisi pertanyaanpertanyaan, dan kolom lain dapat diisi tanda ada tidaknya dampak (- atau +). Simple checklist lebih praktis, cukup satu halaman sehingga keseluruhan dampak proyek mudah dilihat, sebaliknya descriptive checklist kurang praktis tetapi lengkap dengan uraian penjelasan (perkiraan besar dampak, lokasi, dan waktu). a. Kelebihan: lebih praktis dan bisa memberikan penjelasan. b. Kekurangannya: tidak dapat menggambarkan dampak ikutannya. 3. Matrix Metode ini membuat daftar berupa tabel kontingensi (matrix) yaitu interaksi tiap baris berupa rincian sub komponen lingkungan hidup dan tiap kolom berupa rincian tahapan kegiatan proyek.

Apabila ada dampak, maka kotak

interaksi baris dan kolom yang bersangkutan diberi tanda (bisa dipilih x , /, √, -, +) a. Kelebihan: langsung menggambarkan hasil interaksi kegiatan dan dampaknya, bisa satu halaman sehingga cukup praktis untuk mengetahui keseluruhan dampak. Jika kontingensi dapat dijumlahkan (ada standar scoring), maka tiap baris (dampak komponen lingkungan) atau kolom (kegiatan) dapat dijumlahkan. b. Kekurangan: tidak dapat menggambarkan dampak langsung dan tidak langsung dan tidak memuat uraian penjelasan. 4. Overlay Metode ini menggunakan beberapa peta tematik tata letak kegiatan proyek maupun rona biogeofisik wilayah kerja proyek atau wilayah ekologisnya ditumpang tindihkan. Metode ini digunakan untuk analisis parameter-parameter tertentu

(sebaran

pencemaran

udara,

7

penutupan

lahan,

migrasi

satwa,

pencampuran massa air, dll). Overlay lebih banyak digunakan untuk penentuan titik pengambilan sampel rona lingkungan atau penentuan batas wilayah studi. 5. Adhoc Metode ini menggunakan tim atau kepanitiaan untuk melakukan pelingkupan. Tim yang dibentuk dari pakar yang berpengalaman dengan jenis atau karakteristik proyek serta dari berbagai bidang keahlian (biogeofisik maupun sosekbudkesmas). Rincian

kegiatan

proyek bidang eksplorasi migas,

pengilangan migas, pertambangan, pengusahaan hutan, perkebunan, dan lain-lain mempunyai permasalahan yang berbeda-beda. Demikian pula kepekaan pakar masing-masing bidang akan berbeda. Semakin lengkap keahlian anggota tim, maka isu pokok dalam pelingkupan akan semakin baik. H. Pembobotan Dampak Setelah komponen lingkungan hidup yang terkena dampak diidentifikasi, dilanjutkan dengan pembobotan besar kecilnya atau penting tidaknya dampak tersebut. Pembobotan dapat menggunakan pertimbangan 6 kriteria evaluasi dampak penting dan skala (kuantitatif atau kualitatif). Namun perlu diingat, kriteria atau skala yang digunakan terkadang tidak tepat untuk parameterparameter tertentu. Pencemar yang bersifat akut, lethal, atau terakumulasi dapat terabaikan,

demikian

pula

dengan

persepsi

penduduk

yang

berbeda

kepentingannya atau berbeda tingkat pengetahuannya. Semakin banyak kriteria atau semakin banyak skala yang dipakai akan semakin sulit menentukan perbedaan antar dampak, sebaliknya jika terlalu sedikit maka tidak jelas perbedaannya. Terlebih, karakteristik rona lingkungan hidupnya berbeda. Kelestarian manfaat lingkungan hidup (biogeofisik) tetap terjaga, tetapi di Negara maju, kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan mendapat perhatian serius (detail). Sedangkan di negara berkembang, cenderung terabaikan, lebih cenderung beragumen sesuai dengan peraturan perundangan. Baku mutu emisi atau effluent limbah cair atau bahkan untuk lingkungan terkadang tidak tepat untuk proyek sejenis di lokasi tertentu.

8

I. Pemusatan Dampak Dampak yang telah teridentifikasi dan bobotnya secara hipotetis penting atau menjadi isu pokok, selanjutnya ditelaah keterkaitan satu sama lainnya atau keterkaitannya dengan faktor-faktor lain. Hal ini untuk menentukan metode pengumpulan data tiap variabel atau faktor penentunya, terutama dampak yang dapat diprakirakan secara formal (model matematika). Adapun yang tidak dapat diprakirakan secara formal, dapat menggunakan analogi dengan asumsi yang akurat. Hasil pemusatan dampak selain berupa variabel (penting atau isu pokok); juga berupa cara pengukurannya (lokasi, waktu, frekuensi), peralatan yang diperlukan, pembiayaan, dan kepakaran yang diperlukan. J. Penentuan Batas Geografis Batas geografis yaitu batas wilayah studi ANDAL ditentukan berdasarkan batas (dan tata letak) kegiatan proyek, batas administrasi, batas ekologis biasanya (daerah tangkap air),

dan letak

kegiatan lain yang signifikan memberikan

dampak lingkungan. Ketersediaan peta-peta di atas dan informasi tematik lain (tata guna lahan, topografi, jalan, dan permukiman) sangat penting dalam pelingkupan. Tidak hanya untuk penentuan batas wilayah studi, tetapi juga untuk identifikasi, maupun pembobotan dan pemusatan dampak.

9

KERANGKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL AMDAL

• PENGUMUMAN • KONSULTASI PUBLIK DAMPAK POTENSIAL

A

RENCANA KEGIATAN

DAMPAK POTENSIAL

DAMPAK PENTING HIPOTETIK

B

KOMPONEN KEGIATAN

Prakiraan= Besaran & sifat penting dampak untuk setiap DPH P DAMPAK

PENILAIAN KELAYAKAN LINGKUNGAN

PENTING HIPOTETIK

1

1 DAMPAK POTENSIAL

C


Similar Free PDFs