Title | Pengantar Fisika Statistik untuk Mahasiswa |
---|---|
Author | Salma Afwanisa |
Pages | 420 |
File Size | 19 MB |
File Type | |
Total Downloads | 154 |
Total Views | 420 |
Pengantar Fisika Statistik untuk Mahasiswa (Dilengkapi contoh soal) Dr.Eng. Mikrajuddin Abdullah, M.Si. Program Studi Fisika- FMIPA Institut Teknologi Bandung 2007 Untuk istriku Ati, dan anak-anakku Nisa, Fathan, dan Ardi Kata Pengantar Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa memahami fisika stati...
Accelerat ing t he world's research.
Pengantar Fisika Statistik untuk Mahasiswa Salma Afwanisa
Related papers Pengant ar Fisika St at ist ik - Mikrajuddin Sulist iyawat i Dewi Kiniasih
Cat at an Kuliah Fisika St at ist ik Sit i Nur Khot imah Fisika St at ist ik unt uk Mahasiswa MIPA prima fit ra
Download a PDF Pack of t he best relat ed papers
Pengantar Fisika Statistik untuk Mahasiswa (Dilengkapi contoh soal)
Dr.Eng. Mikrajuddin Abdullah, M.Si.
Program Studi Fisika- FMIPA Institut Teknologi Bandung 2007
Untuk istriku Ati, dan anak-anakku Nisa, Fathan, dan Ardi
Kata Pengantar
Buku ini disusun untuk membantu mahasiswa memahami fisika statistik lebih mudah. Uraian diberikan serinci mungkin, tahap demi tahap, sehingga mahasiwa dapat mengikutinya dengan mudah. Mata kuliah Fisika Statistik sampai sekarang masih menjadi momok bagi sebagaian besar mahasiswa. Ketidaktersediaan buku yang menjelaskan materi secara rinci tampaknya menjadi salah satu penyebab terjadinya “bottle neck” keterlambatan kelulusan mahasiswa akibat gagal dalam menyelesaikan mata kuliah tersebut. Buku ini hanya membahas dasar-dasar Fisika Statistik untuk memberikan bekal yang memadai bagi mahasiswa untuk memamahi fisika statistik lanjut. Masih banyak kekurangan yang muncul di sana-sini. Oleh karena kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan isi buku ini. Penulis sangat berterima kasih kepada rekan-rekan sesama dosen di Program Studi Fisika-FMIPA ITB atas dukungan yang sangat membatu penulis menyelesaikan buku ini. Terima kasih kepada para mahasiswa doktor di Program Studi Fisika (Imam Taufiq, Fourier Dzar Eljabbar Latief, dan Estevanus K. Huliselan) yang telah membantu mengumpulkan soal-soal yang sangat berguna untuk melengkapi isi buku ini. Terima kasih pula kepada para mahasiswa bimbingan penulis yang banyak membantu dalam banyak hal. Bandung Juli 2007
Mikrajuddin Abdullah
i
Daftar Isi
Bab 1 Pendahuluan
1
Bab 2 Statistik Maxwell-Boltzmann
4
2.1 Konfigurasi penyusunan sistem klasik
4
2.2 Konfigurasi dengan probabilitas maksimum
13
2.3 Harga rata-rata
16
2.4 Benarkan peluang konfigurasi maksimum sangat besar
19
Bab 3 Ruang Fasa
22
3.1 Definisi ruang fasa
22
3.2 Elemen volum ruang fasa
23
3.3 Energi kinetik
24
3.4 N system dalam ruang fasa
25
3.5 Menghitung jumlah keadaan
27
3.6 Menentukan ns
30
3.7 Volum elemen ruang fasa dinyatakan dalam momentum dan laju Bab 4 Menentukan Parameter Ststistik 4.1 Menentukan parameter β
4.2 Bagaimana kenergantungan β pada suhu? 4.3 Menentukan β dari energi rata-rata 4.4 Menentukan parameter α
Bab 5 Statistik Bose-Einstein 5.1. Sifat dasar boson
31 33 33 37 40 43 46 46
ii
5.2 Konfigurasi boson
47
5.3 Konfigurasi maksimum
51
5.4 Parameter α untuk foton dan fonon
55
Bab 6 Statistik Fermi-Dirac
56
Bab 7 Rapat Keadaan Sistem Kuantum
64
7.1 Ketidakpastian Heisenberg
64
7.2 Koordinat spasial satu dimensi
65
7.3 Koordinat spasial dua dimensi
67
7.4 Koordinat spasial tiga dimensi
70
Bab 8 Beberapa Besaran Gas
74
8.1 Laju dengan peluang maksimum
74
8.2 Laju rata-rata
76
8.3 Laju root mean square
78
8.4 Distribusi partikel dalam besaran lain
80
Bab 9 Aplikasi Statistik Maxwell-Boltzmann
85
9.1 Pelebaran spectrum akibat efek Doppler
85
9.2 Atom magnetic dalam medan magnet
90
9.3 Dipol listrik
94
9.4 Momen magnetic dengan tiga arah orientasi
96
9.5 Momen magnetic dengan arah orientasi sembarang
97
9.6 Vibrasi kisi dalam kristal
102
9.7 Hopping
106
9.8 Persamaan difusi Einstein
112
9.9 Prinsip ekipartisi energi
114
iii
Bab 10 Aplikasi Statistik Bose-Einstein
119
10.1 Radiasi benda hitam
119
10.2 Kapasitas kalor kristal
125
Bab 11 Aplikasi Distribusi Fermi Dirac
138
11.1 Fungsi distribusi Fermi-Dirac pada suhu 0 K
138
11.2 Distribusi Fermi-Dirac pada suhu T > 0 K
143
11.3 Integral yang mengandung fungsi Fermi-Dirac
143
11.4 Energi rata-rata electron
148
11.5 Kapitas kalor logam
151
11.6 Emisi termionik
154
Bab 12 Termodinamika Gas
159
12.1 Entropi
159
12.2 Fungsi partisi Boltzmann
161
12.3 Ungkapan energi dalam fungsi partisi
163
12.4 Energi bebas Helmholtz
164
12.5 Kapasitas kalor
165
12.6 Perhitungan fungsi partisi klasik
165
12.7 Entropi gas semiklasik
167
12.8 Fungsi partisi total
168
12.9 Fungsi partisi gas semiklasik
170
12.10 Transfomasi dari penjumlahan ke integral
172
12.11 Suseptibilitas paramagnetic kuantum
174
12.12 Molekul diatomic
179
Bab 13 Enesembel Kanonik
190
iv
13.1 Ensembel
190
13.2 Jenis ensembel
193
13.3 Probabilitas
195
13.4 Sifat-sifat termodinamika
195
13.5 Energi bebas Helmhotlz
196
13.6 Ungkapan lain untuk entropy
199
13.7 Fungsi partisi total
200
13.8 Penerapan ensemble kanonik untuk gas tidak ideal
204
13.9 Persamaan keadaan
211
13.10 Fluktuasi energi
213
Bab 14 Soal dan Latihan Statistik Maxwell-Boltzmann
216
Bab 15 Soal dan Latihan Statistik Bose-Einstein
237
Bab 16 Soal dan Latihan Statistik Fermi-Dirac
266
Bab 17 Soal dan Latihan Entropi
292
Bab 18 Soal dan Latihan Gas Riil
322
Bab 19 Soal dan Latihan Sistem dengan Interaksi Lemah
340
Bab 20 Soal dan Latihan Ensembel Kanonik
376
v
Bab 1 Pendahuluan Persoalan yang sering muncul pada kuliah fisika statistik di perguruan tinggi adalah ketidaktersediaan buku referensi bahasa Indonesia yang memadai. Buku terbitan luar negeri yang biasa digunakan sebagai referensi umumnya tidak membahas topik secara detail. Hal ini sering menyulitkan mahasiswa memahami mata kuliah terssbut. Berathun-tahun kuliah ini diajarkan oleh dosen pada mahasiswa-mahasiswa fisika, persoalan yang sama selalu muncul. Bahkan mata kuliah tersebut menjadi salah sato “bottle neck” yang memperlambat kelulusan mahasiswa. Cara pemahaman fisika statistik berbeda dengan mata kuliah fisika lain seperti gelombang, termodinamik, dan mekanika. Dalam fisika statistik kita akan bearangkat dari persoalan abstrak yang sebenarnya merupakan bahan kajian orang matematika seperti permutasi dan kombinasi. Fisika statistik dapat dipandang sebagai persoalan statistik matematik yang diberikan syarat batas fisis, sehingga persoalan matematika murni menjadi memiliki interpretasi fisis. Diperlukan abstraksi yang cukup tinggi untuk memahami persoalan tersebut. Dan tidak semua mahasiswa bisa melakukannya. Sebenarnya ketika kita berhadapan dengan kumpulan partikel-partikel gas, partikel atomik atau sub atomik lainnya, kita tidak bisa menghindari dari statistik. Sebab, jumlah partikel yang kita kaji sangat besar, yaitu ordenya lebih dari 1020 partikel. Tiap partikel memiliki enam variabel untuk mendeskripsikan dengan lengkap keadaan geraknya, yaitu tiga koordinat ruang dan tiga komponen momentum. Sangat tidak mungkin menjelaskan dinamika partikel tersebut satu per satu dengan jumlah partikel yang luar biasa banyak, meskipun menggunakan semua komputer yang ada di dunia saat ini. Pendekatan yang diberikan oleh fisika statistik adalah melihat sifat rata-rata dari partikel-paerikel tersebut tanpa kita harus melihat partikel secara individual. Karena berangkat dari peroslan statistik matematis, mahasiswa sering mengalami kesulitan memulai memahami fisika statistik. Buku-buku yang tersedia sekarang kurang memberikan penjelasan yang mendetil sehingga tidak memberikan bantuan yang cukup berarti kepada para mahasiswa untuk memahami konsep-konsep tersebut. Dari tahun ke tahun mahasiswa tetap mengalami kesulitan memahami mata kuliah ini, karena cara analisis yang berbeda dengan mata kuliah fisika lainnya.
1
Tujuan penulisan buku ini adalah memberikan penjelasan yang lebih rinci kepada mahasiswa tentang penurunan persamaan-persamaan fisika statistik beserta beberapa aplikasinya. Rumus-rumus diturunkan secara lengkap dengan penjelasan yang rinci pula dengan harapan mahasiswa dapat memahami lebih jelas. Sampai saat ini kita kesulitan menemukan referensi yang memberikan penjelasan yang lebih rinci tentang penurunan persamaan-persmaan tersebut. Mahasiswa terpaksa harus melakukan usaha yang luar biasa untuk memahami konsep-konsep tersebut dan tidak jarang banyak yang apatis. Karena materi buku ini hanya diperuntukkan bagi kuliah satu semester, maka hanya dasar-dasar statistik yang dapat menjadi modal awal bagi mahasiswa untuk mempelajari fisika statistik lanjut yang diberikan. Topik utama yang dibahas meliputi penutunan fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann, Bose-einstein, dan Fermi Dirac. Contoh aplikasi sederhana ke tiga macam statsitik tersebut juga diberikan. Konsep ruang fasa dan kerapatan keadan dalam ruang fasa klasik serta ruang fasa kuantum juga diberikan, karena keduanya digunakan untuk menghitung besaran-besaran termodinamika. Agar mahasiswa memiliki pemahaman awal tentang ensembel, maka salah satu jenis ensembel dibahas di sini, yaitu ensembel kanonik. Pada langkah penurunan distribusi Maxwell-Boltzmann, Bose-Einsetin, dan Fermi-Dirac, modal statistik yang dibutuhkan hanya permutasi. Oleh karena itu topik yang membahas panjang lebar tentang permutasi dan kombinasi seperti yang dijumpai di kulaih-kuliah statistik yang bersifat matematis tidak diberikan di sini. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi beban mahasiswa sehingga mereka bisa lebih terfokus kepada aplikasi fisis dari statsitik tersebut. Sebelum masuk ke penurunan berbagai fungsi distribusi masi kita definisikan beberapa istilah yang digunakan dalam buku ini. Pertama kita mendefinsikan sistem. Terminologi sistem yang digunakan pada buku ini mengacu kepada partikel-partikel. Contohnya, jika kita membahas tentang gas maka sistem adalah atom atau molekul gas. Untuk gas monotonik, sistem adalah atom gas dan untuk gas diatomik maka atau yang mengandung atom lebih banyak maka sistem adalah molekul gas. Jika kita membahas tentang elektron dalam logam maka sistem adalah elektron-elektron tersebut. Jika kita bahas tentang radiasi benda hitam maka sistem adalah foton. Jika kita bahas getaran kisi maka sistem adalah fonon.
2
Istilah kedua yang akan kita gunakan adalah assembli. Assembli adalah kumpulah sistem-sistem. Jumlah sistem dalam assembli sangat banyak. Ordenya sekitar sama dengan orde bilangan Avogadro. Jumlah sistem yang sangat besar ini memungkinkan prediksi statistik untuk sifat assembli menjadi sangat akurat. Ingat, statistik makin teliti jika sampel yang dilibatkan makin banyak.
3
Bab 2 Statistik Maxwell-Boltzmann Isi Bab Ini Bab ini berisi perumusan statistik Maxwell-Boltzmann untuk assembli yang mengandung sistem (partikel) klasik. Contoh partikel klasik adalah atom atau molekul-molekul gas.
Tujuan Bab Ini Tujuan bab ini adalah mahasiswa memahami bagaimana proses membangun statistik Maxwell-Boltzmann dengan menggunakan prinsip statistik musrni yang digabungkan dengan prinsip kekekalan dalam fisika seperti kekekalan energi dan jumlah partikel.
Apa Yang Perlu Dikuasai Lebih Dahulu Untuk memahami penurunan fungsi distribusi Maxwell-Boltzmann mahasiswa perlu memahami prinsip permutasi untuk benda-benda yang dapat dibedakan, sifat yang ditunjukkan oleh sebuah besaran yang nilainya kekal (konstan), serta bagaimana mencari nilai maksimum dari sebuah fungsi.
2.1 Konfigurasi Penyusunan Sistem Klasik Kita akan berangkat dari asumsi bahwa energi yang dimiliki sistems-sistem dalam assembli dianggap terdiri atas tingkat-tingkat energi. Tingkat-tingkat energi tersebut berada dalam rentangan dari nol sampai tak berhingga. Gambar 2.1 adalah ilustrasi tingkat-tingkat energi yang dimiliki assembli. Untuk sistem klasik, seperti atom gas, perbedaan energi dua tingkat berdekatan mendekati nol, atau
ε i +1 − ε i → 0 . Perbedaan energi yang mendekati nol memiliki makna
bahwa tingkat energi sistem klasik bersifat kontinu. Sistem menempati salah satu dari keadaan energi di atas. Dalam sistem klasik juga tidak ada batasan jumlah sistem yang dapat menempati satu keadaan energi. Satu keadaan energi dapat saja kosong, atau ditempati oleh satu sistem, oleh dua sistem, dan seterusnya. Bahkan semua sistem berada pada satu keadaan energi pun tidak dilarang. 4
εN εN-1 εN-2
. . .
. . .
εr+1 εr εr-1 ε4 ε3 ε2 ε1=0
Gambar 2.1 Tingkat-tingkat energi yang dimiliki assembli
Agar sifat fisis dari assembli dapat ditentukan maka kita harus mengetahui bagaimana penyusunan sistem pada tingkat-tingkat energi yang ada serta probabilitas kemunculan masing-masing cara penyusunan tersebut. Pemahaman ini perlu karena nilai terukur dari besaran yang dimiliki assembli sama dengan perata-rataan besaran tersebut terhadap semua kemungkinan penyusunan sistem pada tingkat-tingkat energi yang ada. Cara menghitung berbagai kemungkinan penyusunan sistem serta probabilitas kemunculannya menjadi mudah bila tingkat-tingkat energi yang dimiliki assembli dibagi atas beberapa kelompok, seperti diilustrasikan pada Gbr 2.2. Tiap kelompok memiliki jangkauan energi yang cukup kecil.
Kelompok pertama memiliki jangkauan energi
: 0 sampai dε
Kelompok kedua memiliki jangkauan energi
: dε sampai 2dε
Kelompok ketika memiliki jangkauan energi
: 2dε sampai 3dε
. . . Kelompok ke-s memiliki jangkauan energi
: (s-1)dε sampai sdε 5
. . .
: ( N − 1)dε sampai Ndε
Kelompok ke-N memiliki jangkauan energi
Energi EM
Kelompok-M . . .
Energi Es
Kelompok-s . . .
Energi E2
Kelompok-2
Energi E1
Kelompok-1
Gambar 2.2 Kelompok-kelompok energi dalam assembli
Satu kelompok energi mengandung sejumlah keadaan energi. Jumlah keadaan energi pada kelompok yang berbeda bisa sama dan bisa berbeda. Misalkan jumlah keadaan energi pada tiap-tiap kelompok tersebut sebagai berikut:
Jumlah keadaan pada kelompok pertama
: g1
Jumlah keadaan pada kelompok kedua
: g2
Jumlah keadaan pada kelompok ketiga
: g3
. . .
6
Jumlah keadaan pada kelompok ke-s
: gs
. . . Jumlah keadaan pada kelompok ke-N
: gN
Energi keadaan yang berbeda dalam satu kelompok umumnya berbeda. Tetapi karena perbedaan energi keadaan yang berbeda dalam satu kelompok sangat kecil (mendekati nol) maka kita dapat mengasumsi bahwa energi dalam satu kelompok diwakili oleh satu nilai energi saja. Energi tersebut dianggap sebagai energi rata-rata keadaan dalam kelompok yang bersangkutan. Jadi,
Energi rata-rata kelompok pertama
: E1
Energi rata-rata kelompok kedua
: E2
Energi rata-rata kelompok ketiga
: E3
. . . Energi rata-rata kelompok ke-s
: Es
. . . Energi rata-rata kelompok ke-M
: EM
Misalkan pada konfigurasi tertentu tiap-tiap kelompok energi telah ditempati oleh sejumlah sistem sebagai berikut:
Jumlah sistem pada kelompok energi pertama
: n1
Jumlah sistem pada kelompok energi kedua
: n2
Jumlah sistem pada kelompok energi ketiga
: n3
7
. . . Jumlah sistem pada kelompok energi ke-s
: ns
. . . Jumlah sistem pada kelompok energi ke-M
: nM
Jumlah total sistem dalam assembli adalah N . Karena N sistem tersebut terdistribusi pada semua kelompok energi maka terpenuhi N = ∑ ns M
s =1
(2.1)
Energi total assembli memenuhi U = ∑ ns E s M
s =1
(2.2)
Untuk menentukan nilai dari besaran-besaran yang dimiliki assembli kita harus menentukan berapa probabilitas munculnya masing-masing konfigurasi dalam assembli. Tiap penyusunan sistem dalam assembli mempunyai peluang kemunculan yang persis sama. Dengan demikian, probabilitas kemunculan sebuah konfigurasi sebanding dengan jumlah penyusunan sistem yang dapat dilakukan untuk membangun konfigurasi tersebut.
Dengan demikian, mencari probabilitas kemunculan konfigurasi dengan kondisi Ada n1 sistem pada kelompok energi 1 Ada n2 sistem pada kelompok energi 2 Ada n3 sistem pada kelompok energi 3 .
8
. . Ada ns sistem pada kelompok energi s . . . Ada nM sistem pada kelompok energi M ekivalen dengan mencari berapa cara penyusunan:
n1 sistem pada g1 keadaan energi di kelompok energi 1 n2 sistem pada g2 keadaan energi di kelompok energi 2 n3 sistem pada g3 keadaan energi di kelompok energi 3 . . . ns sistem pada gs keadaan energi di kelompok energi s . . . nM sistem pada gM keadaan energi di kelompok energi M Selanjutnya kita akan menentukan jumlah cara penyusunan system-sistem yang tersebar pada tingkat-tingkat energi di atas. Untuk maksud tersebut, mari kita mulai dengan menganggap semua keadaan energi kosong (tidak di tempati sistem) dan di luar ada sejumlah N sistem yang akan diisi pada keadaan-keadaan tersebut. Di sini ada dua tahap proses yang terjadi, yaitu: proses I adalah membawa N buah sistem dari luar ke dalam assembli dan proses II adalah menyusun sistem pada kempompok-kelompok energi yang ada di dalam assembli.
9
Proses I: Membawa N Buah Sistem ke Dalam Assembli
Mari kita hitung jumlah cara yang dapat ditempuh pada tiap proses pertama yaitu membawa N buah sistem dari luar ke dalam assembli. Proses ini tidak bergantung pada konfigurasi assembli. Yang terpenting adalah bagaimana membawa masuk N buah sistem ke dalam assembli. Untuk menentukan jumlah cara tersebut, perhatikan tahap-tahap berikut ini. i) Ambil satu sistem dari daftar N buah sistem yang berada di luar assembli. Kita bebas memilih satu sistem ini dari N buah sistem yang ada tersebut. Jadi jumlah cara pemilihan sistem yang pertama kali dibawa masuk ke dalam assembli adalah N cara. ii) Setelah sistem pertama dimasukkan ke dalam assembli maka tersisa N -1 sistem dalam daftar di luar. Ketika membawa masuk sistem keduake dalam assembli kita dapat memilih salah s...