Perolehan dan Pelepasan Aset Tetap (Chapter 10) PDF

Title Perolehan dan Pelepasan Aset Tetap (Chapter 10)
Author Amalia Zhazabilla
Course Accounting
Institution Universitas Hasanuddin
Pages 19
File Size 165.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 192
Total Views 232

Summary

AKUISISI DAN DISPOSISI PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATANMata Kuliah: Akuntansi Keuangan II Dosen Pengampu: Dr. Darmawati, SE., M.OLEH :KELOMPOK 2REZKI RAHMADANI OCTARINA S (A031201078)AIDA MILASARI (A031201086)SINAR SRI HANDAYANI (A031201087)REYLITA RAMADHANA PUTRI (A031201103)AMALIA ZHALZABILA (A0312...


Description

AKUISISI DAN DISPOSISI PROPERTI, PABRIK, DAN PERALATAN Mata Kuliah: Akuntansi Keuangan II Dosen Pengampu: Dr. Darmawati, SE.Ak., M.Si.

OLEH : KELOMPOK 2 REZKI RAHMADANI OCTARINA S

(A031201078)

AIDA MILASARI

(A031201086)

SINAR SRI HANDAYANI

(A031201087)

REYLITA RAMADHANA PUTRI

(A031201103)

AMALIA ZHALZABILA

(A031201104)

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2021

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa

Atas rahmat dan hidayah-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Akuisisi dan Disposisi Properti, Pabrik, dan Peralatan" dengan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Keuangan II. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang aset tetap, aset dibangun sendiri, dan biaya bunga selama kontruksi bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu selaku dosen pengampu Mata Kuliah Akuntansi Keuangan II yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat memambah pengetahuan dan wawasan bagi penulis dan pembaca. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 25 Agustus 2021

Penulis

2

DAFTAR ISI

SAMPUL ................................................................................................................................ 1 KATA PENGANTAR ............................................................................................................ 2 DAFTAR ISI .......................................................................................................................... 3 BAB 1 ..................................................................................................................................... 5 PENDAHULUAN .................................................................................................................. 5 A. Latar Belakang............................................................................................................. 5 B. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 5 C. Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 5 BAB 2 ..................................................................................................................................... 7 PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 7 A. Pengertian Aset Tetap.................................................................................................. 7 B. Karakteristik Aset Tetap .............................................................................................. 7 C. Jenis Aset Tetap........................................................................................................... 8 D. Perolehan Aset Tetap ................................................................................................... 8 E. Aset Dibangun Sendiri .............................................................................................. 11 F.

Biaya Bunga Selama Kontruksi ................................................................................. 13

BAB 3 ................................................................................................................................... 17 PENUTUP ............................................................................................................................ 17 A. Kesimpulan ................................................................................................................ 17

3

B. Saran .......................................................................................................................... 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 19

4

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Secara umum akuntansi mencangkup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat untuk pertama kali dalam jurnal sampai laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan laporan keuangan yang mana terdapat nama dan nomor akun yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Aset adalah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan dikuasai oleh suatu perusahaan sebagai hasil dari transaksi masa lalu, salah satunya adalah aktiva tetap yang digunakan perusahaan dalam kegiatan operasional perusahaan dalam menghasilkan produk. Aset dapat memberikan manfaat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat lainnya yaitu dapat digunakan untuk melunasi kewajiban perusahaan, sebagai penghasil barang dan jasa, serta bisa ditukar dengan asset lain Aset tetap (Harta Tetap / Fixed Asset) dapat diartikan segala kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan yang mempunyai nilai guna ekonomis jangka panjang yang digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan serta tidak untuk dijual kembali. Aset tetap terdiri dari aset tetap berwujud dan tidak berwujud. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari aset tetap? 2. Apa saja karakteristik yang dimiliki aset tetap 3. Apa saja jenis aset tetap? 4. Bagaimana cara memperoleh aset tetap? 5. Bagaimana cara menghitung bíaya perolehan aset yang dibangun sendiri? 6. Apa saja pendekatan untuk mencatat biaya bunga selama kontruksi? C. Tujuan Penulisan

5

1. Mengetahui pengertian dari aset tetap. 2. Mengetahui karakteristik yang dimiliki aset tetap. 3. Mengetahui jenis aset tetap. 4. Mengetahui cara memperoleh aset tetap. 5. Mengetahui cara menghitung biaya perolehan aset yang dibangun sendiri. 6. Mengetahui pendekatan apa saja untuk mencatat biaya bunga selama kontruksi.

6

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Aset Tetap Aset tetap didefinisikan sebagai aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam kegiatan produksi atau penyediaan barang dan jasa, untuk disewakan kepada orang lain, atau untuk tujuan administrasi, aset-aset tersebut diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu periode. Adapun pengertian aset tetap menurut para ahli adalah sebagai berikut. 1.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia, aset tetap adalah aset yang dimiliki dan diperjual belikan (baik dibuat sendiri atau diperoleh dari pembelian, pertukaran, dan sumbangan) yang nilainya relatif tinggi dan manfaatnya lebih dari satu periode akuntansi serta digunakan dalam kegiatan atau operasi perusahaan.

2.

Menurut Rudianto, aset tetap adalah barang berwujud milik perusahaan yang sifatnya relatif permanen dan digunakan dalam kegiatan normal perusahaan, bukan untuk diperjual belikan.

3.

Menurut Martani,dkk., aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi dan penyediaan barang dan jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.

4.

Menurut Reeve, dkk., aset tetap adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relatif memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang.

B. Karakteristik Aset Tetap Aset tetap memiliki karakteristik tersendiri, suatu aset dikatakan sebagai aset tetap apabila memenuhi beberapa karakteristik, diantaranya: 1.

Mempunyai wujud fisik

2.

Tidak ditujukan untuk dijual lagi 7

3.

Memiliki nilai yang material, harga aset tersebut cukup signifikan

4.

Memiliki masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku dan nilai manfaat ekonominya bisa diukur dengan handal

5.

Aset digunakan dalam aktivitas normal perusahaan (tidak untuk dijual lagi seperti barang dagang/persediaan atau investasi)

C. Jenis Aset Tetap Berdasarkan umurnya aset tetap dapat dibedakan menjadi dua, yaitu; 1.

Aset tetap berumur terbatas yaitu asset tetap yang nilainya harus dialokasikan setiap tahunnya yaitu dengan cara membentuk depresiasi atau penyusutan. Aset tetap jenis ini mempunyai dua jenis yang pertama asset tetap yang ada penggantinya contohnya mesin, kendaraan dan sebagainya. Yang kedua asset tetap yang tidak ada penggantinya misalnya tambang dan sebaginya. Apabila sudah habis masa manfaatnya tidak dapat diganti dengan yang sejenis

2.

Aset tetap yang umurnya tidak terbatas yaitu asset tetap yang umurnya tidak perlu dialokasikan karena nilainya selalu bertambah, seperti tanah tempat kantor atau bangunan pabrik berdiri, lahan pertanian, lahan perkebunan, dan lahan peternakan.

D. Perolehan Aset Tetap Aset tetap yang dimiliki perusahaan dapat diperoleh dengan berbagai cara. Dimana cara memperoleh aset tetap tersebut akan mempengaruhi harga perolehan atas aset tersebut dan menjadi faktor penentu dalam menetapkan beban penyusutan yang akan dialokasikan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012:3) cara perolehan aset tetap antara lain: 1.

Pembelian tunai Aset tetap yang diperoleh melalui pembelian tunai dicatat di dalam buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aset tetap tersebut seperti yang tercantum dalam faktur dan beban-beban lainnya.

2.

Pembelian angsuran Aset tetap diperoleh melalui pembelian angsuran, biaya perolehan aset tetap tersebut tidak termasuk bunga. Bunga selama angsuran harus 8

dibebankan sebagai beban bunga periode akuntansi berjalan, sedangkan yang dihitung sebagai biaya perolehan adalah total angsuran ditambah beban tambahan lainnya. 3.

Diperoleh sebagai donasi Aset tetap yang diperoleh secara donasi, maka aset tetap tersebut dicatat dan diakui sebesar harga pasar.

4.

Ditukar dengan surat berharga Aset yang ditukar dengan surat berharga, baik saham atau obligasi perusahaan tertentu, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saham atau obligasi yang digunakan sebagai penukar.

5.

Ditukar dengan aset tetap yang lain Biaya perolehan tetap digunakan untuk memperoleh aset tetap tersebut, yaitu aset yang baru harus dikapitalisasikan dengan jumlah sebesar harga pasar aset lama ditambah dengan uang yang dibayarkan.

6.

Perolehan dengan membangun Sendiri Pada saat suatu aset tetap dirakit atau dibangun oleh suatu perusahaan untuk dibangun sendiri maka biaya perolehan (cost) aset tetap meliputi semua unsur yang dapat diklasifikasikan dengan pembuatan aset tetap tersebut. Biaya-biaya tersebut dapat berupa biaya kontribusi, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya administrasi, biaya asuransi selama masa pembangunan dan biaya kontraktor. Biaya historis (historical cost) mengukur harga kas atau setara kas yang

dikeluarkan untuk memperoleh aset dan membawanya ke lokasi dan mempersiapkan kondisi yang diperlukan untuk digunakan: 1.

Biaya Perolehan Tanah. Harga perolehan tanah meliputi: a.

Harga beli tunai tanah

b.

Biaya balik nama

c.

Komisi perantara

d.

Pajak atau pungutan lain yang harus dibayar pembeli Terdapat perbaikan Tanah, sehigga harga perolehan perbaikan tanah

meliputi semua pengeluaran yang dilakukan sampai perbaikan siap untuk digunakan. Umumnya, tanah merupakan bagian dari asset tetap. Namun, jika 9

tujuan utama dari memperoleh dan memiliki tanah adalah spekulatif, maka perusahaan lebih tepat mengklasifikasikan tanah tersebut sebagai investasi. Jika perusahaan property memiliki tanah untuk dijual Kembali, maka perusahaan harus mengklasifikasikan tanah sebagai persediaan. Contoh Aeon (JPN) membeli tanah untuk membuat toko baru, biaya perolehan tanahbiasanya mencakup a.

Harga pembelian.

b.

Biaya legal seperti hak atas tanah, biaya pengacara dan biaya pencatatan

c.

Biaya yang dikeluarkan dalam memperoleh tanah sehingga kondisinya siap untuk digunakan seperti peralatan, pengisian, pembuanagan dan pembersihan.

d.

Hak gadai, hipotek, atau kasus sitaan atas properti.

e.

Peningkatan lahan tambahan yang memiliki umur manfaat tak terbatas. Ketika Aeon membeli tanah untuk tujuan membangun gedung,

perusahaan, mempertimbangkan semua biaya yang dikeluarkan untuk penggalian pada gedung baru sebagai biaya perolehan tanah.Penghapusan bangunan tua, pembersihan, pengisian, dan grading adalah biaya perolehan tanah karena kegiatan ini diperlukan untuk mempersiapkan kondisi tanah untuk digunakan. Aeon memperlakukan setiap hasil penerimaan dari proses persiapan tanah supaya siap untuk digunakan, seperti penerimaan atas penjualan sisa-sisa pembongkaran, bangunan tua, atau penjualan kayu, sebagai pengurangan seperti pengurangan atas harga tanah. Aeon juga mungkin dikenal penilaian khusus untuk peningkatan lokal seperti trotoar, lampu jalan, selokan, dan system drainase. Selain itu, juga Aeon harus membebankan semua perbaikan permanen, seperti landscaping, ke akun tanah .perusahaan mencatat secara terpisah perbaikan dengan umur manfaat yang terbatas, seperti jalan masuk pribadi, jalan setapak, pagar, dan lahan parker sebagai perbaikan tanah. Biaya ini disusutkan selama estimasi umur manfaatnya. 2.

Biaya Perolehan Bangunan 10

Biaya perolehan bangunan harus mencakup semua pengeluaran yang terkait langsung dengan perolehan atau konstruksi bangunan teresbut. Biaya perolehan ini melíputi; a.

Bahan baku, tenaga kerja, dan biaya overhead yang muncul selama konstruksi.

b.

Biaya jasa profesional dan izin bangunan. Umumnya, perusahaan menyewa perusahaan lain untuk membangun bangunan mereka. Perusahaan memasukkan emaa biaya perolehan yang dikeluarkan, mulai dari penggalian sampai penyelesaian sebagai bagian dari biaya perolehan bangunan.

3.

Biaya Perolehan Peralatan. Istilah ‘perlatan’dalam akuntansi termasuk peralatan transportasi, peralatan kantor mesin perabot dan perlengkapan, peralatan pabrik, dan aset tetap sejenis biaya perolchan aset tersebut meliputi harga pembelian, biaya pengiriman dan penanganan yang terjadi, asuransi atas peralatan saat pengiriman, biaya fondast Khuons jika diperlukan, biaya perakitan dan pemasangan, dan biaya pengian peralitan Semun hasil penerimaan dari penjualan setiap yang diproduksi saat proses pengiriman peralatan ke lokasi dan persiapan kondisi peralatan untuk digunakan (misalnya sampel yang dlihasilkan dari pengajuan peralatan) harus mengurangi biaya perolehan peralatan. Oleh karena ltu, biaya mencakup memperoleh peralatan dan mempersiapkannya untuk digunakan yang terjadi dalam memperoleh peralatan dan mempersiapkannya untuk digunakan.

E. Aset Dibangun Sendiri Kadang kala perusahaan membangun asetnya sendiri. Penentuan biaya mesin tersebut dan aset tetap lainnya dapat menjadi masalah. Tanpa adanya harga pembelian atau utansinya harga kontrak, perusahaan harus mengalokasikan biaya dan beban untuk menghitung bíaya perolehan aset yang dibangun sendiri (self constructed asset). Bahan baku dan tenaga kerja langsung yang digunakan dalam konstruksi tidak menimbulkan 11

masalah. Perusahaan dapat dengan mudah melacak biaya ini langsung ke pesanan pekerjaan dan bahan baku yang terkait dengan aset tetap yang dibangun Namun, penetapan biaya tidak langsung dari manufaktur menciptakan masalah khusus. Biaya tidak langsung ini, yang disebut overhead, termasuk listrik, pemanas pencahayaan, asuransi, pajak properti pada bangunan pabrik dan peralatan, tenaga kerja pengawasan pabrik, penyusutan aset tetap, dan perlengkapan Perusahaan dapat menangani overhead dengan salah satu dari dua cara : 1.

Tidak boleh menetapkan overhead tetap ke biaya perolehan aset yang dibangun. Argumen utama perlakuan ini adalah bahwa biaya overhead umumnya bersifat tetap jumlahnya; biaya tersebut tidak meningkat sebagai akibat dari pembangunan pabrik atau peralatan.

2.

Menetapkan seluruh dari overhead ke proses konstruksi. Pendekatan ini, yang disebat juga pendekatan biaya penuh, dianggap tepat jika seseorang berpendapat bahwa biaya yang terkait dengan semua produk dan aset yang dibuat atau dibangun. Dalam pendekatan ini, perusahaan menetapkan seluruh dari overhead pada proses konstruksi, sebagaimana yang dilakukan perusahaan untuk produksi normal. Perusahaan harus mengalokasikan porsí prorata pada overhead tetap ke aset kartu untuk menentukan biaya perolchannya. Perusahaan menggunakan perlakuan ini secara lebih luas karena banyak yang percaya bahwa pendekatan ini menghasilkan pengaitan yang lebih baik antara biaya dengan pendapatani Jumlah abnormal dari bahan baku tenaga kerja, atau sumber daya lainnya yang terbuang tidak boleh ditambahkan ke biays erolchan aset. Jika overhead yang dialokasikan menghasilkan pencatatan blaya konstruksi yang lebih besar dari biaya yang umumnya dikenakan oleh produsen independen maka perusahaan harus mencatat kelebihan biaya overhead tersebut sebagai kerugian pada periode berjalan, dan bukan mengapitalisasinya. Hal ini untuk menghindari kapitalisasi aset yang melebihi nilai wajarnya. Dalam kondisi apa pun, perusahaan tidak boleh mencatat laba atas konstruksi dibangun sendiri 12

F. Biaya Bunga Selama Kontruksi Akuntansi yang tepat atas biaya bunga telah lama menjadi kontroversi terdapat tiga pendekatan yang telah diusulkan untuk mencatat bunga yang dikenakan dalam riecustan depembiayaan pembangunan aset tetap 1.

Tidak menkapitalisasi biaya bunga selama konstrulsi. Dalam pendekatan ini bunga dianggap sebagai baya pembiayaan dan bukan biaya konstruksi. Beberapa pihak berpendapat bahwa jika perusahan menggunakan pembiayaan ckuitas dan bukan utang, maka perusahaan tidak akan dikenakan biaya ini. Argumen utama atas pendekatan ini adalah bahwa penggunaan uang tunai, apa pun sumbernya memiliki biaya bunga Implisit terkait, yang tidak bolch diabaikan.

2.

Memasukan dalam konstruksi dengan semua biaya atas dana yang digunakan baik dapat didentifikasi maspun tidak diidentifikasi. Metode ini menyatakan bahwa biaya konstruksi barus mencakup biaya pembiayaan, baik secara tunai, utang maupun ekuitas Pendukung pendekatan ini mengatakan bahwa semua biaya yang diperlukan untuk menjadikan aset siap untuk digunakan,termasuk bunga merupakan bagian dari biaya perolchan aset. Bunga yang aktual maupun yang diperhitungkan merupakan biaya, sebagaimana halnya tenaga kerja dan bahan baku. Kritik utama dari pendekatan ini adalah bahwa biaya modal ekuitas yang diperhitungkan cenderung subjcktif dan berada di luar kerangka sistem biaya historis

3.

Sistem Kapitalisasi hanya biaya bunga yang terjadi selama konstruksi. Pendekatan ini memiliki logika yang senada dengan pendekatan kedua-bahwa bunga termasuk biaya tenaga kerja dan bahan baku. Akan tetapi, pendekatan ini mengapitalisasi hanya biaya bunga yang timbul dari pembiayaan utang (Artinya, pendekatan ini tidak mencoba untuk menentukan biaya pembiayaan ekuitas). Dalam pendekatan ini, perusahaan yang menggunakan pembiayaan utang akan memiliki aset dengan biaya yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang menggunakan pembiayaan ckuitas. Beberapa pihak menganggap pendekatan ini

13

tidak memuaskan, karena mereka berpendapat biaya perolehan aset seharusnya tetap sama apakah dibiayai dengan uang tunai, utang, maupun ekuitas.

IFRS mensyaratkan pendekatan ketiga-mengapitalisasi bunga aktual (dengan modifkasi). Metode ini mengikuti konse...


Similar Free PDFs