PKN - MAKALAH - KEBIJAKAN RUANG PUBLIK DAN TROTOAR PDF

Title PKN - MAKALAH - KEBIJAKAN RUANG PUBLIK DAN TROTOAR
Author No Name (secret)
Pages 19
File Size 3.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 18
Total Views 249

Summary

KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Analisa Permasalahan di Masyarakat : Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PKN - MAKALAH - KEBIJAKAN RUANG PUBLIK DAN TROTOAR no name (secret)

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

8. PAPARAN KAWASAN PERMUKIMAN YANG MEMANFAAT KAN T EPI SUNGAI.pdf ANDI SULTANRY Proyeksi Pembangunan Kebijakan Kawasan Perkot aan Melalui Pendekat an Urban Governance nurhidayah ist iqomah Revit alisasi Fungsi Ruang Publik bagi Pedest rian di wilayah Kabupat en Ponorogo melalui YUSUF ADAM

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang masih memberikan nafas kehidupan, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul “Analisa Permasalahan di Masyarakat : Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Tak lupa juga penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen selaku pembimbing mata kuliah ini serta segala pihak dan sumber yang telah membantu terwujudnya makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat baik bagi diri penulis sendiri maupun pembaca pada umumnya. Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini. Dengan segala kerendahan hati, saran-saran dan kritik yang konstruktif sangat saya harapkan dari para pembaca guna peningkatan pembuatan makalah pada tugas yang lain dan pada waktu mendatang.

Jakarta, 13 Februari 2019

Penulis

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 1

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................................................. 1 BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................................ 3 1.1

Latar Belakang ......................................................................................................................................... 3

1.2

Rumusan Masalah .................................................................................................................................... 3

1.3

Batasan Masalah ....................................................................................................................................... 4

1.4

Tujuan ...................................................................................................................................................... 4

1.5

Manfaat .................................................................................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................................................................. 5 2.1

Pengertian dan Pembagian Ruang Publik ................................................................................................. 5

2.2

Pengertian Trotoar .................................................................................................................................... 6

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 8 3.1

Analisa Permasalahan Terkait Efektifitas Kebijakan Penggunaan Ruang Publik dan Trotoar .................. 8

3.2

Upaya untuk Meningkatkan Efektifitas Kebijakan Penggunaan Ruang Publik dan Trotoar ................... 14

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................................................... 17 4.1

Kesimpulan............................................................................................................................................. 17

4.2

Kritik dan Saran...................................................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................................ 18

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 2

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari di daerah perkotaan, seringkali muncul berbagai macam permasalahan. Permasalahan-permasalahan yang muncul berkembang tersebut disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti faktor sistem hukum, faktor kendala alam, maupun faktor perilaku manusia itu sendiri. Kota merupakan suatu wilayah yang dibangun sebagai pusat pemerintahan sebuah negara. Di samping itu umumnya kota juga didirikan sebagai pusat ekonomi dan bisnis, pusat industri, dan pusat pertahanan politik, sehingga kota relatif harus memenuhi berbagai fasilitas yang cukup modern dan infrastruktur yang lengkap. Perkembangan kota di satu sisi sangat terkait pada faktor penduduknya, di sisi lain sangat bergantung dari daya dukung lahan, belum lagi masalah kemampuan daerah tersebut sendiri, ditinjau dari segi pendanaan atau anggaran biaya. Perkembangan kota menyangkut penempatan sarana yang diperuntukkan bagi masyarakat guna memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Sehingga adanya spesifikasi ruang dan kegiatan kota, dengan sendirinya menuntut adanya fasilitas yang memadai. Tata ruang suatu perkotaan seharusnya mengikutsertakan seluruh pihak terkait, baik itu swasta, masyarakat, dan pemerintah. Dengan demikian diharapkan tercipta suatu sistem tata ruang yang benar-benar memperhatikan seluruh aspek kehidupan masyarakat perkotaaan. Ruang publik sebagai salah satu elemen penting perkotaan dapat menjadi petunjuk dan mencerminkan karakter khusus suatu masyarakat. Ruang publik merupakan suatu ruang yang terbentuk atau didesain sedemikian rupa sehingga ruang tersebut dapat menampung sejumlah besar orang (publik) dalam melakukan aktivitasaktivitas yang bersifat publik sesuai dengan fungsi public space tersebut. Salah satu bentuk dari ruang publik adalah trotoar yang mempunyai funsgi utama sebagai jalur untuk pedestrian. Namun pada kenyataannya, efektifitas pemanfaatan ruang publik masih dipertanyakan karena banyaknya permasalahan-permasalahan yang terjadi. Berbagai faktor dapat menjadi penyebab permasalahan tersebut, baik dari faktor penggunanya, kebijakannya, maupun dari segi tata ruangnya.

1.2 Rumusan Masalah

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 3

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Analisa permasalahan terkait efektifitas kebijakan penggunaan ruang public dan trotoar 2. Analisa upaya untuk meningkatkan efektifitas kebijakan

penggunaan ruang public dan

trotoar

1.3 Batasan Masalah Sedangkan untuk masalah-masalah yang telah dipaparkan sebelumnya akan di batasi sebagai berikut : 1. Ruang public yang dimaksud dalam makalah ini adalah ruang public secara umum terkait ruang/fasilitas publik 2. Ruang public yang dibahas secara khusus hanya trotoar saja

1.4 Tujuan Adapun tujuan untuk makalah ini antara lain adalah sebagai berikut : 1. Untuk menganalisa permasalahan terkait efektifitas kebijakan ruang public dan trotoar 2. Untuk menganalisa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektifitas kebijakan penggunaan ruang public dan trotoar

1.5 Manfaat Adapun manfaat yang diharapkan penulis dari makalah ini antara lain : 1. Dapat mengidentifikasi kondisi dan efektifitas penggunaan ruang public dan trotoar saat ini 2. Dapat menganalisa permasalahan terkait efektifitas kebijakan ruang public dan trotoar 3. Dapat menganalisa upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efektifitas kebijakan penggunaan ruang public dan trotoar sehingga dapat diterapkan oleh pihak terkait baik pemerintah, maupun masyarakat

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Pembagian Ruang Publik Pada umunya, ruang publik merupakan suatu ruang terbuka yang dapat mendukung kebutuhan manusia akan tempat-tempat berkumpul dan wadah untuk berinteraksi dengan manusia dalam melakukan aktivitas bersama. Menurut Rustam Hakim (1987), ruang publik merupakan suatau wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan Berdasarkan Carmona et.al (2003), Ruang publik dapat dibagi menurut tipe, yaitu: 1. External public space. Ruang publik jenis ini biasanya berbentuk ruang luar yang dapat diakses oleh semua orang (publik) seperti taman kota, alun-alun, jalur pejalan kaki, dan lain sebagainya. 2. Internal public space. Ruang publik jenis ini berupa fasilitas umum yang dikelola pemerintah dan dapat diakses oleh warga secara bebas tanpa ada batasan tertentu, seperti kantor pos, kantor polisi, rumah sakit dan pusat pelayanan warga lainnya. 3. External and internal “quasi” public space. Ruang publik jenis ini berupa fasilitas umum yang biasanya dikelola oleh sektor privat dan ada batasan atau aturan yang harus dipatuhi warga, seperti mall, diskotik, restoran dan lain sebagainya. Berdasarkan fungsinya, ruang publik dapat dibagi menjadi beberapa jenis (Carmona, et al : 2008, p.62), antara lain : 1. Positive space. Ruang ini berupa ruang publik yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatankegiatan yang sifatnya positif dan biasanya dikelola oleh pemerintah. Bentuk dari ruang ini antara lain ruang alami/semi alami, ruang publik dan ruang terbuka publik. 2. Negative space. Ruang ini berupa ruang publik yang tidak dapat dimanfaatkan bagi kegiatan publik secara optimal karena memiliki fungsi yang tidak sesuai dengan kenyamanan dan keamanan aktivitas sosial serta kondisinya yang tidak dikelola dengan baik. Bentuk dari ruang ini antara lain

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 5

ruang pergerakan, ruang servis dan ruang-ruang yang ditinggalkan karena kurang baiknya proses perencanaan. 3. Ambiguous space. Ruang ini adalah ruang yang dipergunakan untuk aktivitas peralihan dari kegiatan utama warga yang biasanya berbentuk seperti ruang bersantai di pertokoan, café, rumah peribadatan, ruang rekreasi, dan lain sebagainya. 4. Private space. Ruang ini berupa ruang yang dimiliki secara privat oleh warga yang biasanya berbentuk ruang terbuka privat, halaman rumah dan ruang di dalam bangunan.

2.2 Pengertian Trotoar Menurut Ir. Wibowo Gunawan dalam bukunya Standar Perancangan Jalan Perkotaan, trotoar memiliki pengertian sebagai bagian jalan yang disediakan untuk pejalan kaki. Umumnya ditempatkan sejajar dengan jalur lalu lintas, dan harus terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik. Pengertian tersebut mengatakan bahwa antara trotoar merupakan tempat berjalan kaki yang berada bersebelahan dengan jalan raya, keadaan trotoar dan jalan raya harus memiliki batas yang memisahkan keduanya. Pemisah yang dibuat tersebut digunakan untuk keamanan pejalan kaki agar pemakai jalan raya tidak memasuki wilayah trotoar dan dapat membahayakan pejalan kaki. Dalam Kamus Bahasa Indonesia menyatakan bahwa trotoar merupakan jalan yang memiliki ketinggian dan berada di tepi jalan besar yang digunakan sebagai tempat berjalan kaki. Pengertian tersebut merupakan penjelasan secara mendetail mengenai pemisah antara jalan trotoar dengan jalan raya, yaitu dengan meninggikan jalan trotoar. Adapula pemisah lain yang digunakan seperti pagar besi yang pada umumnya digunakan di daerah tempat pemberhentian bus, atau pagar tanaman yang pada umumnya digunakan sebagai penghijauan kota atau daerah sekitar taman kota, seperti taman balai kota. Dalam Wikipedia disebutkan trotoar adalah Dalam Wikipedia disebutkan trotoar adalah jalur pejalan kaki yang umumnya sejajar dengan jalan dan lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan untuk menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari arus kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap aksesibilitas dengan pembangunan trotoar. Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 6

Dari ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa trotoar merupakan jalur yang disediakan bagi pejalan kaki. Trotoar ditempatkan di pinggir jalan raya dengan permukaan yang lebih tinggi dan dengan struktur fisik yang berbeda dengan jalan raya. Jika memungkinkan trotar juga dapat diberi vegetasi seperti pohon atau tanaman dalam pot. Ada sebagian trotoar yang diberi pagar besi sebagai pemisah antara pejalan kaki dan pengguna jalan raya. Hal ini dilakukan agar pejalan kaki merasa aman dan nyaman dalam berjalan dan diharapkan dapat mengurangi kemacetan. Jika trotoar tidak ada, banyak pejalan kaki yang berjalan di pinggir jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan.

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 7

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Analisa Permasalahan Terkait Efektifitas Kebijakan Penggunaan Ruang Publik dan Trotoar Arti penting keberadaan ruang publik pada kota di Indonesia semakin lama diabaikan oleh pembuat dan pelaksana kebijakan tata ruang wilayah, sehingga ruang yang sangat penting ini semakin berkurang. Ruang-ruang publik yang selama ini menjadi tempat warga melakukan interaksi, seperti lapangan olahraga, taman kota, arena wisata, arena kesenian, lama-kelamaan menghilang digantikan oleh mal, pusat-pusat perbelanjaan, dan ruko-ruko. Kecenderungan terjadinya penurunan kuantitas ruang publik, terutama ruang terbuka hijau (RTH) pada 30 tahun terakhir sangat signifikan. Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung, luasan RTH telah berkurang dari 35% pada awal tahun 1970-an menjadi kurang dari 10% pada saat ini. RTH yang ada sebagian besar telah dikonversi menjadi infrastruktur perkotaan seperti jaringan jalan, gedung-gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan kawasan permukiman baru. Disamping itu, kondisi ruang publik juga menghadapi masalah kualitas. Menurut William H. Whyte dalam tulisannya yang berjudul “Why Many Public Spaces Fail” menyatakan bahwa ruang publik sering terlihat rapi, bersih dan sepi/kosong. Kondisi ini terkesan seolah-olah hendak mengatakan “no people, no problem”. Tetapi buat kita sebenarnya ketika ruang publik kosong/sepi atau dirusak maka ruang publik tersebut mungkin ada yang salah dengan design dan manajemennya. Banyak ruang publik yang disediakan hanya untuk enak dipandang tapi tidak untuk disentuh apalagi digunakan oleh masyarakat. Gambar-gambar berikut menunjukkan sejumlah masalah yang umum dijumpai di ruang publik: 1. Minimnya tempat duduk Banyak ruang publik yang tidak menyediakan tempat duduk membuat orang cenderung bertindak sesukanya untuk memperoleh kenyamanan. Kadangkala mereka tidur-tiduran atau terpaksa duduk di atas tas yang dibawanya. Hal ini merupakan isu yang sangat penting, contohnya pilihan untuk duduk di bawah teriknya sinar matahari atau berlindung di balik bayangan gedung dapat membuat perbedaan keberhasilan atas keberadaan tempat tersebut.

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 8

2. Minimnya tempat berkumpul Paris' Parc de la Villette memiliki tempat duduk yang memaksa orang untuk duduk di tempat yang ada serta rambu/tanda larangan memanjat patung yang ada. Walaupun terletak di sepanjang Jalan Raya Pacific Coast, taman yang ada di Pantai Laguna ini memiliki banyak aktivitas, menyediakan tempat untuk makan, serta menyediakan tempat duduk yang memadai.

3. Akses jalan masuk yang buruk secara visual atau desain Jika suatu ruang dapat digunakan, maka orang harus dapat melihat dan memasukinya. Jalan masuk yang gelap dan sempit dapat membuat orang enggan mengunjunginya. Lain halnya dengan jalan masuk dimana terdapat kios penjual kopi dan makanan, serta interior taman dapat terlihat dengan jelas dari bagian luar taman.

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 9

4. Fitur yang disfungsional Seringkali sejumlah fitur dirancang untuk menunjukkan kekhasan suatu ruang dan cenderung hanya untuk visualisasi semata. Seharusnya fitur-fitur khas yang ada dapat merangsang tumbuhnya aktivitas di tempat tersebut.

5. Dominasi ruang oleh kendaraan Ruang publik ini pada umumnya minim sarana penyeberangan, bidang jalan yang terlalu lebar, atau minimnya jalur pejalan kaki. Pengguna jalan seharusnya tidak perlu takut untuk menyeberang jalan dan dapat dilakukan dengan mudah serta nyaman

6. Dinding kosong/Dead Zones Area di sekitar ruang publik juga merupakan hal yang sangat penting bagi keberhasilan penyediaan ruang tersebut, sama halnya seperti desain maupun manajemen ruang tersebut. Dinding kosong tidak memberikan peran yang berarti bagi aktivitas di sekelilingnya.

7. Lokasi yang sulit dijangkau Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 10

Halte bus yang salah dalam penempatan sehingga tidak orang yang memanfaatkannya merupakan suatu kegagalan dalam perencanaan. Sebaliknya, halte yang berada di tempat yang ramai dan memiliki aktivitas tinggi dapat meningkatkan fungsi ruang publik tersebut dan meningkatkan penggunaan transportasi umum. 8. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan, kenyamanan, dan keamanan ruang publik Di Indonesia, banyak ruang public yang disalahgunakan fungsinya, hal tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan, keamanan, dan kenyamanan ruang public sehingga banyak masyarakat yang enggan dalam memanfaatkan penggunaan ruang publik.

Adapun permasalahan yang terjadi terkait efektifitas kebijakan penggunaan trotoar antara lain : 1. Penyalahgunaan trotoar sebagai lahan parkir Minimnya lahan parkir yang harusnya disediakan tidak berbanding lurus dengan jumlah pengguna motor sehingga banyak yang menyalahgunakan fungsi trotoar sebagai lahan parkir yang dapat mengganggu fungsi asal trotoar yaitu untuk pedestrian.

2. Trotoar digunakan sebagai jalur motor Banyak pengguna motor yang melanggar peraturan lalu lintas dengan menggunakan trotoar sebagai jalur motornya, hal tersebut tentu memberikan rasa tidak aman bagi pengguna trotoar. Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 11

3. Pemasangan rambu pada trotoar Pemasangan rambu p[ada trotoar yang sempit dapat memghalangi pejalan kaki sehingga membuat ketidaknyamanan untuk mejalan kaki dalam menggunakan fungsi trotoar.

4. Pemasangan baliho, spanduk, tanpa izin di trotoar ataupun penempelan brodur pada pohon di sepanjang trotoar

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 12

5. Kerusakan material trotoar

6. Peletakan vegetasi ditengah trotoar yang mengganggu pengguna

7. Penyalahgunaan trotoar untuk tempat berjualan PKL

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 13

8. Tata ruang trotoar yang tidak nyaman bagi pengguna

9. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan, kenyamanan, dan keamanan trotoar

3.2 Upaya untuk Meningkatkan Efektifitas Kebijakan Penggunaan Ruang Publik dan Trotoar Permasalahan yang telah disebutkan diatas baik untuk ruang public dapat diatasi dengan berbagai upaya antara lain : 1. Pengaturan tata ruang dan keindahan untuk ruang public dan trotoar sehingga meningkatkan kenyamanan bagi pengguna dan mengakomodir semua pengguna, termasuk lansia dan difabel

Kebijakan Ruang Publik dan Trotoar (2019) | 14

2. Pemeliharaan fasilitas sarana dan prasarana pada ruang public dan trotoar 3. Penyediaan lahan parkir khusus dan peraturan agar setiap tempat baik toko atau tempat lainnya agar tidak ada lagi yang parkir di trotoar atau ruang public

4. Penyediaan tempat atau area khusus untuk memfasilitasi pedagang kaki lima berjualan

Kebijakan Ruang Publik d...


Similar Free PDFs