Problematika Profesi VII PDF

Title Problematika Profesi VII
Author Anita Eva
Course Agama Islam II
Institution Universitas Airlangga
Pages 18
File Size 328.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 211
Total Views 991

Summary

PROBLEMATIKA PROFESI KEILMUAN VII: EKSTERNAL AUDITOR MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH AGAMA ISLAM II TAHUN AJARAN 2018/2019 DISUSUN OLEH: AFIFAH RIDA SALSABILA SYASHKIAH RIZKY HERNANDA ANITA EVA ERDINA 041511333093 041511333114 041511333171 FAKULT...


Description

PROBLEMATIKA PROFESI KEILMUAN VII: EKSTERNAL AUDITOR

MAKALAH INI DIBUAT UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER MATA KULIAH AGAMA ISLAM II TAHUN AJARAN 2018/2019

DISUSUN OLEH: AFIFAH RIDA SALSABILA SYASHKIAH RIZKY HERNANDA ANITA EVA ERDINA

041511333093 041511333114 041511333171

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2018

DAFTAR ISI COVER...............................................................................................i DAFTAR ISI.......................................................................................ii BAB I : PENDAHULUAN.................................................................1 1.1 Definisi Auditor..................................................................1 1.2 Jenis-Jenis Auditor..............................................................1 1.3 Tugas Auditor Eksternal......................................................2 BAB II : STUDI KASUS....................................................................4 2.1 Studi Kasus Enron dan KAP Andersen...............................4 2.2 Peranan KAP Arthur Andersen ..........................................4 2.3 Penyimpangan Etika Profesi oleh KAP Arthur Andersen................5 BAB III : TUNTUNAN ISLAM.........................................................8 3.1 Auditing Menurut Al-Qur’an..............................................8 3.2 Accounting and Auditing Standards for Islamic Financial Institution (AAOIFI) 10 BAB IV : KESIMPULAN...................................................................13 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................15

ii

iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Definisi Auditor Auditor adalah orang yang berwenang untuk meninjau dan memverifikasi keakuratan catatan bisnis dan memastikan kepatuhan dengan undang-undang pajak. Auditor bekerja dalam berbagai kapasitas dalam industri yang berbeda (misalnya auditor internal dengan IRS atau auditor eksternal yang disewa oleh perusahaan akuntansi). Seringkali, auditor memulai karir mereka dengan gelar sarjana di bidang akuntansi atau keuangan. Banyak kemudian mendapatkan gelar sarjana di bidang yang sama atau di bidang yang lebih selaras, seperti audit internal. Menjadi profesional bersertifikat meningkatkan visibilitas dan menandakan tingkat kompetensi yang diinginkan yang dicari oleh banyak perusahaan. Penunjukan profesional seperti akuntan publik bersertifikat (CPA), auditor internal bersertifikat (CIA), profesional audit pemerintah bersertifikat (CGAP), auditor jasa keuangan bersertifikat (CFSA) atau sertifikasi dalam pengendalian penilaian diri (CCSA) meningkatkan prospek pekerjaan dan pendapatan

1.2 Jenis – Jenis Auditor Auditor publik melakukan pekerjaan akuntansi, pajak, dan konsultasi untuk perusahaan, pemerintah, dan individu. Auditor ini bekerja dengan formulir pajak dan laporan neraca yang diberikan perusahaan kepada calon investor. Sebagai contoh, beberapa akuntan publik memberi saran kepada perusahaan tentang keuntungan pajak dari keputusan bisnis tertentu atau mempersiapkan pengembalian pajak penghasilan individu. Banyak auditor publik adalah CPA yang bekerja secara independen atau untuk kantor akuntan publik. Auditor swasta mencatat dan menganalisis informasi keuangan majikan mereka. Auditor swasta bekerja pada penganggaran dan evaluasi kinerja, membantu merencanakan biaya melakukan bisnis, dan memilih investasi keuangan untuk perusahaan mereka. Auditor pemerintah memelihara dan memeriksa catatan lembaga pemerintah dan bisnis swasta atau individu yang melakukan kegiatan yang

1

tunduk pada peraturan pemerintah atau perpajakan. Auditor yang dipekerjakan melalui pemerintah memastikan pendapatan diterima dan dihabiskan sesuai dengan hukum dan peraturan. Auditor pemerintah mendeteksi penggelapan dan penipuan, menganalisis kontrol akuntansi agensi, dan mengevaluasi manajemen risiko. Auditor internal bekerja dengan departemen pemerintah atau bisnis swasta, memeriksa kesalahan pengelolaan dana dan menemukan cara untuk menghilangkan pemborosan dan penipuan. Tujuan umum termasuk mengurangi piutang, meningkatkan proses penggajian, dan menyiapkan lebih banyak suntikan dana ke rekening berbunga. Auditor internal mengamati tren industri, melacak pendapatan dan pengeluaran, dan membuat rekomendasi efisiensi untuk manajemen tingkat atas. Auditor eksternal adalah kontraktor independen yang fokus pada kewajaran laporan keuangan organisasi, memastikannya secara akurat mencerminkan situasi keuangan perusahaan. Auditor eksternal menegaskan apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material karena kesalahan atau penipuan. Beberapa auditor eksternal memberikan layanan pajak dan konsultasi untuk individu, usaha kecil, perusahaan, badan pemerintah atau organisasi nirlaba.

1.3 Tugas Auditor Eksternal Auditor eksternal adalah akuntan publik yang melakukan audit, tinjauan, dan pekerjaan lain untuk kliennya. Auditor eksternal independen dari semua klien, dan berada dalam posisi yang baik untuk membuat evaluasi yang tidak memihak atas laporan keuangan dan sistem kontrol internal dari klien tersebut. Opini audit yang dihasilkan sangat dihargai oleh anggota komunitas investasi dan kreditur, yang membutuhkan penilaian independen dari laporan keuangan organisasi. Auditor eksternal disertifikasi oleh badan pengatur, yang di Amerika Serikat adalah American Institute of Certified Public Accountants. Sebagai akuntan publik yang bersertifikat, auditor eksternal telah membuktikan bahwa mereka memiliki tingkat pelatihan dan pengalaman minimum tertentu, dan telah lulus ujian panjang. Auditor ini juga harus memenuhi persyaratan pendidikan profesional berkelanjutan secara berkala untuk menjaga sertifikasi mereka saat ini. Cara pengangkatan, kualifikasi, dan format pelaporan oleh auditor eksternal ditentukan oleh undang-undang, yang bervariasi menurut yurisdiksi.

2

Auditor eksternal harus profesional yang diakui

menjadi anggota salah satu badan akuntansi

Peran auditor eksternal dalam proses pengawasan membutuhkan standar seperti independensi, objektivitas dan integritas yang ingin dicapai. Meskipun regulator dan auditor eksternal melakukan fungsi serupa, yaitu verifikasi laporan keuangan, mereka melayani kepentingan tertentu. Regulator bekerja untuk menjaga stabilitas keuangan dan kepentingan investor. Di sisi lain, auditor eksternal melayani kepentingan pribadi pemegang saham perusahaan. Audit keuangan tetap merupakan aspek penting dari tata kelola perusahaan yang membuat manajemen bertanggung jawab kepada pemegang saham atas pengelolaan perusahaan

3

BAB II STUDI KASUS

2.1

Studi Kasus Enron Dan Kap Arthur Andersen Enron merupakan perusahaan dari penggabungan antara InterNorth (penyalur gas alam melalui pipa) dengan Houston Natural Gas. Kedua perusahaan ini bergabung pada tahun 1985. Bisnis inti Enron bergerak dalam industri energi, kemudian melakukan diversifikasi usaha yang sangat luas bahkan sampai pada bidang yang tidak ada kaitannya dengan industri energi. Diversifikasi usaha tersebut, antara lain meliputi future transaction, trading commodity non energy dan kegiatan bisnis keuangan. Kasus Enron mulai terungkap pada bulan Desember tahun 2001 dan terus menggelinding pada tahun 2002 berimplikasi sangat luas terhadap pasar keuangan global yang di tandai dengan menurunnya harga saham secara drastis berbagai bursa efek di belahan dunia, mulai dari Amerika, Eropa, sampai ke Asia. Enron, suatu perusahaan yang menduduki ranking tujuh dari lima ratus perusahaan terkemuka di Amerika Serikat dan merupakan perusahaan energy terbesar di AS jatuh bangkrut dengan meninggalkan hutang hampir sebesar US $31.2 milyar.

2.2

Peranan KAP Arthur Andersen Dalam kasus Enron diketahui terjadinya perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600 juta Dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian dan manipulasi keuntungan disebabkan keinginan perusahaan agar saham tetap diminati investor. Pada bulan september 2001, pemerintah mulai mencium adanya ketidakberesan dalam laporan pembukuan Enron. Satu bulan kemudian, Enron mengumumkan kerugian sebesar $600 juta dan nilai asset Enron menyusut $1.2 triliun. Pada laporan keuangan yang sama diakui, bahwa selama tujuh tahun terakhir, Enron selalu melebih-lebihkan laba bersih mereka. Akibat laporan mengejutkan ini, nilai saham Enron mulai turun drastis dan saat Enron mengumumkan bahwa perusahaan harus gulung tingkar, 2 Desember 2001, harga saham Enron hanya 26 sen. Hukum perusahaan Amerika menyatakan bahwa setiap perusahaan terbuka Amerika, harus diperiksa pembukuannya oleh auditor independen dari Certified Public Accounting Firm. Tidak jarang, akuntan publik menerima uang lebih banyak dari jasa konsultasi daripada jasa audit, seperti kasus Enron di mana Arthur Andersen menerima $ 27 juta dari

4

konsultasi dan $ 25 juta dari audit. Akibatnya, timbul kesangsian akan kejujuran dan kejernihan dari laporan audit mereka terhadap pumbukuan Enron. Lebih mengejutkan, adanya peristiwa penghancuran dokumen yang dilakukan oleh David Duncan, ketua partner dari Arthur Andersen untuk Enron. Panik karena menerima undangan untuk diminta kesaksiannya di Dewan Perwakilan Rakyat Amerika (Congress), Duncan memerintahkan anak buahnya untuk menghancurkan ratusan kertas kerja (work papers) dan e-mail yang berhubungan dengan Enron. Kertas kerja adalah dukumen penting dalam dunia profesi akuntan yang berhubungan dengan laporan keuangan dari klien. Secara umum, setiap kertas kerja, komunikasi dan laporan keuangan harus di dokumentasikan dengan baik selama 6 tahun. Baru setelah 6 tahun, dokumen tersebut bisa dihancurkan. Peristiwa penghancuran dokumen ini memberi keyakinan pada publik dan kongres bahwa Arthur Andersen sebenarnya mengetahui bisnis buruk dari Enron, tetapi tidak mau mengungkapkannya dalam laporan audit mereka, karena takut kehilangan Enron sebagai klien. 2.3

Penyimpangan Etika Profesi oleh KAP Arthur Andersen Skandal Enron merupakan kejahatan ekonomi multidisiplin. Segelintir penguasa informasi telah menipu banyak pihak yang sangat awam tentang seluk-beluk transaksi keuangan perusahaan. Mereka terdiri dari para professional—CEO, akuntan, auditor, pengacara, bankir, dan analis keuangan yang telah mengkhianati tugas mulianya sebagai penjaga kepentingan publik. Meskipun bangkrutnya sebuah usaha menjadi tanggung jawab banyak pihak, dalam kedudukannya sebagai auditor, tanggung jawab Arthur Andersen dalam kasus Enron sangatlah besar. Berbeda dengan profesi lainnya, auditor independen bertanggung jawab memberikan assurance services. Akuntan publik bertugas menilai apakah informasi keuangan itu dapat dipercaya atau tidak. Laku tidaknya informasi tentang kinerja suatu perusahaan sangat bergantung pada hasil penilaian akuntan publik tersebut. Kata “publik” yang menyertai akuntan menunjukkan bahwa otoritasnya diberikan oleh publik dan karena itu tanggung jawabnya pun kepada publik (guarding public interest). Sementara itu, kata “wajar tanpa pengecualian”, yang menjadi pendapat akuntan publik, mengandung makna bahwa informasi keuangan yang telah diauditnya layak dipercaya dan tidak mengandung keragu-raguan. Karena itu, dalam menjalankan audit, akuntan wajib mendeteksi kemungkinan kecurangan dan kekeliruan yang material. Jika auditor bekerja dengan penuh kehati-

5

hatian (due professional care), manipulasi yang dilakukan manajemen dapat dibongkar sejak dulu dan kerugian yang besar dapat dicegah lebih dini. Sebaliknya, dalam kasus ini, hilangnya obyektivitas dan independensi dapat membuat penglihatan auditor menjadi kabur. Penyimpangan (irregularities) dan kecurangan (fraud) akan dianggap sebagai kelaziman. Kegagalan untuk bersikap obyektif dan independensi sama artinya dengan hilangnya eksistensi profesi. Membenarkan, bahkan menutupi, perilaku manajemen yang manipulatif jelas-jelas merupakan pengkhianatan terhadap tugas profesi akuntan publik. Dalam hal ini, KAP Arthur Andersen telah melakukan pelanggaran etika dalam pelaksanaan pengauditan. Hal ini dapat dibuktikan dengan hal – hal berikut : 

Adanya penyesatan informasi. Pihak manajemen Enron maupun Arthur Andersen mengetahui tentang praktek akuntansi dan bisnis yang tidak sehat. Tetapi demi mempertahankan kepercayaan dari investor dan publik kedua belah pihak merekayasa laporan keuangan mulai dari tahun 1985 sampai dengan Enron bangkrut. Andersen tidak mau mengungkapkan apa sebenarnya yang terjadi dengan Enron.



Arthur Andersen, merupakan kantor akuntan publik tidak hanya melakukan manipulasi laporan keuangan, namun juga menghancurkan dokumen-dokumen penting yang berkaitan dengan kasus Enron. Arthur Andersen memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Walaupun penghancuran dokumen tersebut sesuai kebijakan internal Andersen, tetapi kasus ini dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Disini Andersen telah ingkar dari sikap profesionalisme sebagai akuntan independen dengan melakukan tindakan menerbitkan laporan audit yang meyesatkan.

Dalam kasus ini, beberapa sikap yang turut berkontribusi dalam penyimpangan etika profesi yang terjadi di KAP Arthur Andersen, antara lain: 1. Pertumbuhan perusahaan dijadikan prioritas utama dan menekankan pada perekrutran dan mempertahankan klien-klien besar, namun mutu dan independensi audit dikorbankan. 2. Standar-standar profesi akuntansi dan integritas luntur seiring dengan meningkatnya motivasi meraup keuntungan yang lebih besar. 3. Perubahan sikap dengan lebih memprioritaskan keuntungan bisnis konsultasi yang lebih tinggi daripada menyediakan layanan auditing yang obyektif.

6

4. Membatasi pengawasan terhadap tim audit akibat kurangnya check and balances yang bisa terlihat ketika tim audit telah menyimpang dari kebijakan semula. 5. Memusnahkan dokumen pada periode sejak kasus Enron mulai mencuat ke permukaan, sampai dengan munculnya panggilan pengadilan. Hal tersebut dianggap melanggar hukum dan menyebabkan kredibilitas Arthur Andersen hancur. Faktor-faktor tersebut merupakan perilaku tidak etis yang sangat bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dalam Islam dan dalam bisnis membahayakan. Faktor penyebab kecurangan tersebut diantaranya dilatarbelakangi oleh sikap tidak etis, tidak jujur, karakter moral yang rendah, dan lemahnya pengendalian. Hal tersebut akan dapat dihindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena tindakan yang bermoral akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik.

7

BAB III TUNTUNAN ISLAM

3.1

Auditing Menurut Al-Qur'an Dalam Al Quran disampaikan bahwa kita harus mengukur secara adil, jangan dilebihkan dan jangan dikurangi. Kita dilarang untuk menuntut keadilan ukuran dan timbangan bagi kita, sedangkan bagi orang lain kita menguranginya. Dalam hal ini, Al Quran menyatakan dalam berbagai ayat, antara lain dalam surah Asy-Syu'ara ayat 181-184:

"Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orangorang yang merugikan dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan dan bertakwalah kepada Allah yang telah Menciptakan kamu dan umt-umat yang dahulu.”

Kebenaran dan keadilan dalam mengukur (menakar) tersebut, menurut Umer Chapra juga menyangkut pengukuran kekayaan, utang, modal pendapatan, biaya, dan laba perusahaan, sehingga seorang Akuntan wajib mengukur kekayaan secara benar dan adil. Seorang Akuntan akan menyajikan sebuah laporan keuangan yang disusun dari bukti-bukti yang ada dalam sebuah organisasi yang dijalankan oleh sebuah manajemen yang diangkat atau ditunjuk sebelumnya. Manajemen bisa melakukan apa saja dalam menyajikan laporan sesuai dengan motivasi dan kepentingannya, sehingga secara logis dikhawatirkan dia akan membonceng kepentingannya. Untuk itu diperlukan Akuntan Independen yang melakukan pemeriksaaan atas laporan beserta bukti-buktinya. Metode, teknik, dan strategi pemeriksaan ini dipelajari dan dijelaskan dalam ilmu Auditing. Dalam Islam, fungsi Auditing ini disebut "tabayyun" sebagaimana yang dijelaskan dalam Surah Al-Hujuraat ayat 6 :

8

"Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatan itu.” Kemudian, sesuai dengan perintah Allah dalam Al Quran, kita harus menyempurnakan pengukuran di atas dalam bentuk pos-pos yang disajikan dalam Neraca, sebagaimana digambarkan dalam Surah Al-Israa' ayat 35:

"Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. Itulah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya." Dari paparan di atas, dapat kita tarik kesimpulan, bahwa kaidah Akuntansi dalam konsep Syariah Islam dapat didefinisikan sebagai kumpulan dasar-dasar hukum yang baku dan permanen, yang disimpulkan dari sumber-sumber Syariah Islam dan dipergunakan sebagai aturan oleh seorang Akuntan dalam pekerjaannya, baik dalam pembukuan, analisis, pengukuran, pemaparan, maupun penjelasan, dan menjadi pijakan dalam menjelaskan suatu kejadian atau peristiwa. Dasar hukum dalam Akuntansi Syariah bersumber dari Al Quran, Sunah Nabwiyyah, Ijma (kesepakatan para ulama), Qiyas (persamaan suatu peristiwa tertentu, dan ‘Uruf (adat kebiasaan) yang tidak bertentangan dengan Syariah Islam. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah, memiliki karakteristik khusus yang membedakan dari kaidah Akuntansi Konvensional. Kaidah-kaidah Akuntansi Syariah sesuai dengan normanorma masyarakat islami, dan termasuk disiplin ilmu sosial yang berfungsi sebagai pelayan masyarakat pada tempat penerapan Akuntansi tersebut.

9

3.2 Accounting and Auditing Standards for Islamic Financial Institution (AAOIFI) Pada awalnya organisasi ini bernama Financial Accounting Organization for Islamic Banks and Financial Institution di dirikan pada tanggal 1 Safar 1410 H atau 26 Februari 1990 di Aljiria. Prinsip Umum Audit AAOIFI; 1. Auditor lembaga keuangan Islam harus mematuhi “Kode etik profesi akuntan” yang dikeluarkan oleh AAOIFI dan the International Federation of Accountants yang tidak bertentangan dengan aturan dan prinsip Islam. 2. Auditor harus melakukan auditnya menurut standar yang dikeluarkan oleh Auditing Standar for Islamic Financial Institutions (ASIFIs). 3. Auditor harus merencanakan dan melaksanakan audit dengan kemampuan professional, hati-hati dan menyadari segala keadaan yang mungkin ada yang menyebabkan laporan keuangan salah saji. Pendekatan dalam perumusan sistem ini adalah seperti yang dikemukakan oleh Accounting and Auditing Standards for Islamic Financial Institution (AAOIFI) yaitu : 1.

Menentukan tujuan berdasarkan prinsip Islam dan ajarannya kemudian menjadikan tujuan ini sebagai bahan pertimbangan dengan mengaitkannya dengan pemikiran akuntansi yang berlaku saat ini.

2.

Memulai dari tujuan yang ditetapkan oleh teori akuntansi kapitalis kemudian mengujinya menurut hukum syariah, menerima hal-hal yang konsisten dengan hukum syariah dan menolak hal-hal yang bertentangan dengan syariah.

Kode Etik Profesi Akuntan Islam Etika sering disebut moral akhlak, budi pekerti adalah sifat dan wilayah moral, mental, jiwa, hati nurani yang merupakan pedoman perilaku yang idial yang seharusnya dimiliki oleh manusia sebagai mahluk moral. Kode Etik Akuntan ini adalah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari syari’ah islam. Dalam sistem nilai Islam syarat ini ditempatkan sebagai landasan semua nilai dan dijadikan sebagai dasar pertimbangan dalam setiap legislasi dalam masyarakat dan negara Islam. Namun disamping dasar syariat

10

ini landasan moral juga bisa diambil dari hasil pemikiran manusai pada keyakinan ...


Similar Free PDFs