Reaksi Redoks di Sekitar Kita PDF

Title Reaksi Redoks di Sekitar Kita
Author Amrudly dly
Pages 5
File Size 703.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 596
Total Views 947

Summary

Reaksi Redoks di Sekitar Kita Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan reaksi redoks. Misalnya, pengaratan besi, pencucian noda pakaian menggunakan zat pemutih, dan penyetruman akumulator kendaraan. Selain itu, reaksi redoks juga dimanfaatkan dalam beberapa kegiatan industri, sepe...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Reaksi Redoks di Sekitar Kita Amrudly dly

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Kimia 3 Kelas 12 Budi Ut ami Agung Nugroho Cat ur Saput ro Lina Maha 2009 hamid nurjaman dari Penerbit CV.Haka Mj Heri Sudiana PUSAT PERBUKUAN PUSAT PERBUKUAN Depart emen Pendidikan Nasional Depart emen Pendidikan Na… T homas Taufan

Reaksi Redoks di Sekitar Kita Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan reaksi redoks. Misalnya, pengaratan besi, pencucian noda pakaian menggunakan zat pemutih, dan penyetruman akumulator kendaraan. Selain itu, reaksi redoks juga dimanfaatkan dalam beberapa kegiatan industri, seperti ekstraksi dan pemurnian logam, serta daur ulang perak. 1. Pengaratan Logam Besi Kebanyakan logam mempunyai sifat mudah berkarat. Pengaratan logam merupakan peristiwa oksidasi logam oleh oksigen dari udara. Pengaratan akan terjadi jika ada air dan oksigen. Selain itu, bakteri juga dapat menghasilkan enzim oksidase yang dapat mempercepat terjadinya karat.

Ketika air mengandung sedikit oksigen bercampur dengan logam besi, besi akan mengalami oksidasi. Elektron yang dihasilkan besi kemudian ditangkap oleh ion hidrogen dan molekul oksigen membentuk air. Kemudian, ion oksigen yang bermuatan negatif akan masuk ke permukaan besi. Reaksi besi dan oksigen akan menghasilkan besi oksida sehingga besi akan keropos. Proses pengaratan besi dapat dituliskan dalam bentuk persamaan reaksi berikut.

4Fe (s) + 3O2 (aq) + 6H2O (l) → 2Fe2O3.3H2O (l) 0

0

+3 -2 oksidasi reduksi

Pada reaksi pengaratan, besi mengalami oksidasi dan berfungsi sebagai reduktor. Selanjutnya, oksigen mengalami reduksi dan berfungsi sebagai oksidator. Sementara itu, biloks H pada H2O tidak berubah, baik sebagai pereaksi maupun hasil reaksi. Hal itu dikarenakan H2O pada Fe2O3 hanya terikat sebagai air kristal. 2. Pemutihan Pakaian Untuk membersihkan noda pada kain yang tidak dapat dibersihkan dengan detergen, biasanya digunakan zat pemutih. Jenis zat pemutih yang banyak digunakan dalam produk-produk pemutih adalah natrium hipoklorit (NaOCl). Noda pada kain putih akan hilang setelah direndam dalam air yang mengandung NaOCl. Namun, Anda harus hati-hati saat menggunakan NaOCl. Pastikan tidak ada pakaian yang berwarna selain putih yang ikut terendam. Jika ikut terendam, pakaian yang berwarna-warni itu akan pudar warnanya atau terbubuhi warna putih. Apakah yang menyebabkan NaOCl dapat memutihkan kain? Jika dilarutkan dalam air, NaOCL akan terurai menjadi Na+ dan OCl-. Ion OCl- akan tereduksi menjadi ion klorin dan ion hidroksida. OCl- + 2e- + HOH → Cl- + 2OHBiloks Cl dalam OCl- adalah +1, sedangkan biloks Cl- adalah -1. Berarti, Cl mengalami reduksi atau bertindak sebagai oksidator. Sifat oksidator inilah yang menyebabkan NaOCl- dapat mengoksidasi noda pada kain. 3. Penyetruman Akumulator Akumulator merupakan bagian penting dalam kendaraan bermotor. Akumulator tersebut berfungsi sebagai sumber listrik sehingga mesin kendaraan dapat menjalankan kendaraan. Jika ternyata akumulator rusak, biasanya akumulator tersebut diisi kembali dengan cara penyetruman. Proses kerja akumulator menghasilkan listrik melibatkan reaksi redoks. Demikian pula dengan penyetruman kembali akumulator yang juga melibatkan reaksi redoks. Suatu akumulator mengandung larutan elektrolit asam sulfat (H 2SO4). Akumulator tersusun atas kutub negatif dan kutub positif. Kutub negatif terbuat dari logam timbel (Pb), sedangkan kutub positifnya terbuat dari timbel (IV) oksida (PbO 2). Di kutub negatif (katode) terjadi reaksi oksidasi, sedangkan di kutub positif (anode) terjadi reaksi reduksi. Reaksi redoks pada penyetruman akumulator:

 

Negatif = Pb + SO42- → PbSO4 + 2ePositif = PbO2 + 4H+ + SO42- + 2e- → PbSO4 + 2H2O

Reaksi akhir adalah: Pb + 2SO42- + PbO2 + 4H+ → 2PbSO4 + 2H2O Pada reaksi tersebut, terjadi perpindahan elektron dari logam Pb ke PbO2. Perpindahan elektron tersebut menyebabkan terjadinya listrik. Pada saat akumulator disetrum, reaksi yang terjadi adalah kebalikannya. 2PbSO4 + 2H2O → Pb + 2SO22- + PbO2 + 4H+ 4. Reaksi Redoks pada Ekstraksi Logam Sebagian besar logam terdapat di alam dalam bentuk senyawa yang dikenal dengan istilah bijih atau mineral. Bijih logam biasanya berupa senyawa oksida, sulfida, karbonat, silikat, halida, dan sulfat. Berikut adalah contoh bijih logam serta logam yang dikandungnya. NO 1 2 3 4 5 6 7

Bijih Logam Logam Murni Bauksit (Al2O3) Al Hematit (Fe2O3) Fe Magnetit (Fe2O4) Fe Kalsinetrit (SnO2) Sn Seng blenda (ZnS) Zn Kalkosit (CuS) Cu Kalkopirit (CuFeS) Cu Bagaimana cara mendapatkan logam murni dari bijih-bijih logam tersebut? Logam-logam tersebut dapat diperoleh dengan cara metalurgi, yaitu proses pengolahan bijih logam menjadi logam. Proses metalurgi dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: A. Pemekatan Bijih Pemekatan bijih adalah menghilangkan batuan logam yang tidak berguna (batu reja). Pemekatan bijih logam dapat dilakukan dengan cara fisika dan dengan cara kimia. Pemekatan cara fisika dilakukan dengan menghancurkan dan menggiling bijih sampai bijih logam terpisah dari batu reja. Selanjutnya, bijih logam dipisahkan dengan cara pengapungan (flotasi) dan penarikan magnet. Sementara itu, cara kimia dilakukan dengan menambahkan bahan kimia. Sebagai contoh, bijih bauksit (Al2O3) dapat dipekatkan dengan menambahkan NaOH pekat sehingga terjadi reaksi sebagai berikut. Al2O3 (s) + 2OH- (aq) → 2AlO2 (aq) + H2O (l)

Al2O3 yang berbentuk cair dapat dengan mudah dipisahkan dari batu reja yang berbentuk padat. Selanjutnya Al2O3 diasamkan menjadi Al(OH)3 dan dipijarkan untuk memperoleh Al2O3 kembali. dipijarkan 2Al(OH)3 (aq) Al2O3 (aq) + 3H2O (l) B. Peleburan (Smelting) Peleburan adalah pengubahan bijih logam menjadi unsur logam. Proses peleburan disebut juga proses ekstraksi logam. Hal ini dikarenakan pada proses peleburan, logam diekstraksi dari bijihnya dengan cara mereduksinya menggunakan reduktor. Sebagai contoh, pada peleburan hematit (Fe2O3) menjadi logam besi (Fe) digunakan aluminium (Al) sebagai reduktor. Reaksi yang terjadi dikenal dengan reaksi termit. Perhatikan bahwa pada reaksi ini terjadi perubahan biloks yang menandakan terjadinya reaksi redoks. Fe2O3 + 2Al → 2Fe + Al2O3 C. Pemurnian Pemurnian adalah pembersihan logam dari zat-zat pengotor sehingga dihasilkan logam yang murni. Pemurnian logam dapat dilakukan dengan cara elektrolisis, distilasi, atau peleburan ulang. 5. Reaksi Redoks pada Daur Ulang Perak Logam perak banyak digunakan dalam berbagai industri, seperti perkakas, kerajinan, dan perhiasan. Perak juga merupakan salah satu bahan kimia yang sering digunakan dalam kegiatan di laboratorium kimia. Untuk alasan ekonomi dan lingkungan, banyak industri dan laboratorium kimia yang melakukan daur ulang. Dengan mendaur ulang perak, biaya dapat hemat sekaligus menjaga lingkungan dari limbah perak. Proses pendaurulangan perak melibatkan reaksi redoks sebagai berikut. Cu (s) + 2Ag+ (aq) → Cu2+ (aq) + 2Ag (s) Perak didaur ulang dengan cara menambahkan logam Cu sebagai oksidator sehingga Ag+ akan tereduksi menjadi logam Ag. Sumber: http://cerdaskimia.com/reaksi-redoks-di-sekitar-kita/...


Similar Free PDFs