RESPON SISWA KELAS X-A SMAN 1 UPAU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM PDF

Title RESPON SISWA KELAS X-A SMAN 1 UPAU DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA KONSEP EKOSISTEM
Author A. Ulimaz, S.Si, ...
Pages 171
File Size 1.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 223
Total Views 493

Summary

PEMAKALAH PARALEL 1 GAMBARAN PENILAIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA DI BANJARMASIN Siti Ramdiah1 ABSTRAK Pengetahuan dan keterampilan intelektual merupakan bekal untuk mampu bersaing dan memecahkan masalah dalam kehidupan. Pendidikan memiliki peranan utama dalam hal tersebu...


Description

PEMAKALAH PARALEL 1

GAMBARAN PENILAIAN GURU TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI SISWA SMA DI BANJARMASIN Siti Ramdiah1

ABSTRAK

Pengetahuan dan keterampilan intelektual merupakan bekal untuk mampu bersaing dan memecahkan masalah dalam kehidupan. Pendidikan memiliki peranan utama dalam hal tersebut. Pendidikan yang bermutu menunjukan bahwa proses pembelajaran telah dirancang dan dilakukan dengan baik. Namun, berdasarkan fakta di lapangan terkait dengan hal tersebut terutama tingkat hasil belajar kognitif masih banyak dilakukan remedial, karena ketuntasan belajar belum tercapai. Fenomena tersebut diduga salah satunya karena perangkat pembelajaran belum maksimal menunjukkan pember-dayaan keterampilan berpikir yang berdampak pada pendalaman materi oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut perangkat penilaian merupakan bagian penting sebagai alat ukur proses pembelajaran tersebut. Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh informasi terkait penilaian hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran Biologi SMA di kota Banjarmasin. Temuan penelitian menggambarkan secara umum bahwa guru biologi SMA di kota Banjarmasin telah berupaya dalam meningkatkan hasil belajar kognitif biologi siswa. Namun, cenderung lebih sering melatihkan hanya pada ranah C1 (54,55%) dan C2 (72,72%). Selanjutnya bentuk tes yang sangat sering dibuat yaitu pilihan ganda (63,63%) dan asessemen alternatif yang digunakan guru-guru dalam penilaian hasil belajar kognitif biologi siswa SMA di kota Banjarmasin, secara umum telah dikatakan cukup baik.

Kata Kunci : Penilaian Guru, Hasil Belajar Kognitif

PENDAHULUAN Ketuntasan belajar siswa akan menunjukkan pemahaman yang mendalam atas materi pelajaran yang diberikan oleh seorang guru. Jika dianalisis lebih dalam hal tersebut juga dapat menggambarkan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Proses tersebut telah dirancang dan dituangkan dalam perangkat pembelajaran yang sebelumnya disiapkan dengan maksimal oleh guru. Selanjutnya, berdasarkan suatu teori belajar, pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan perolehan hasil belajar. Kegiatan mendesain, mengembangkan, mengimplementasikan, dan meng-evaluasikan merupakan upaya untuk menciptakan proses belajar. Munthe (2009) menjelaskan bahwa rancangan strategi pembelajaran merupakan cara seorang guru sebagai ujung tombak perubahan dalam melakukan usaha nyata untuk tercapainya kompetensi. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan jaminan kualitas 1

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin ([email protected])

Seminar Nasional Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin | 31

proses perubahan siswa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa keberhasilan perubahan kualitas pembelajaran suatu bangsa tergantung pada kesuksesan kualitas proses pembelajaran guru. Sanjaya (2012) menambahkan, guru hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran melakukannya dengan sungguh-sungguh melalui perencanaan yang matang dengan memanfaatkan keseluruhan sumber daya yang ada dan memerhatikan taraf perkembangan intelektual dan perkembangan psikologi siswa Selanjutnya, siswapun pada akhirnya akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan sebagai bekal untuk memecahkan masalah dalam kehidupan. Ditambahkan oleh Rahayu dan Azizah (2012) mengadakan penilaian hasil belajar siswa salah satu kegiatan pokok atau utama guru dalam proses pembelajaran. Penilaian dapat digunakan sebagai alat ukur untuk guru dan siswa dalam kaitannya dengan analisis tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Peran penting penilaian untuk guru adalah penilaian dapat dijadikan acuan dalam mencapai tujuan pembelajaran sekaligus dapat memberikan masukan tentang kondisi siswa. Lebih lanjut dijelaskan, untuk siswa penilaian bertujuan mengetahui perubahan keterampilan maupun pemahaman selama mengikuti proses pembelajaran. Guru disarankan untuk menyusun suatu perangkat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur ketuntasan hasil belajar siswa yang dilihat dari pencapaian indikator hasil belajar dan tujuan pembelajaran khusus yang dicapai siswa. Perangkat penilaian yang demikian pada akhirnya dapat dijadikan sebagai acuan guru dalam pengambilan keputusan yang tepat terhadap siswa. Basuki dan Hariyanto (2014) menyatakan hal tersebut ditegaskan dalam Rancangan Penilaian Hasil Belajar bahwa Penilaian adalah rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tahun 2006, keterampilan tersebut merupakan bagian utama ditegaskan dalam pembelajaran biologi tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Jika dianalisis dengan seksama pada kompenan dasar pembelajaran maka dapat dikatakan bahwa Biologi sebagai sarana berpikir dan bertindak di dalam atau di luar kelas dalam konteks pembelajaran. Dengan demikian, tugas guru menjadi lebih jelas yaitu menjalankan proses pembelajaran dengan memberdayakan keterampilan berpikir siswa, agar prestasi akademik siswa meningkat dan mampu bersaing secara positif. Jacobsen (2011) dan Santrock (2011) menjelaskan bahwa prestasi akademik diduga karena pengalaman belajar yang dialami oleh siswa. salah satu prestasi akademik yang perlu diperhatikan oleh guru dalam suatu proses pembelajaran yaitu hasil belajar kognitif. Hal ini karena belajar kognitif adalah belajar dengan tujuan membangun struktur kognitif siswa. Belajar kognitif terkait dengan pemprosesan informasi dalam benak siswa. Informasi yang diproses oleh otak saat pembelajaran berupa pengetahuan yang berupa konsep, prosedur, dan prinsip-prinsip. Selanjutnya, aspek ini pula menjadi salah satu dasar pemikiran dalam mengukur tingkat pemahaman siswa pada materi yang diberikan. Anderson & Kathwohl (2010) menyatakan bahwa kategori-kategori pada dimensi proses kognitif merupakan pengklasifikasian proses-proses kognitif siswa secara komprehensif yang terdapat dalam tujuan-tujuan di bidang pendidikan. Hasil belajar kognitif yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif menurut Bloom yang direvisi oleh Anderson & Krathwohl (2010) yang terdiri atas kategori: mengingat, pengambilan pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang, agar dapat menumbuhkan kemampuan retensi. Memahami, berpijak pada kemampuan transfer. Menerapkan, berkaitan dengan pengetahuan prosedural. Meng-analisis, melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Mengevaluasi, membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Terkait dengan uraian tersebut dari beberapa informasi yang didapat menunjukkan bahwa hasil belajar kognitif belum diperoleh siswa dengan lebih baik. Hal ini dapat dilihat

Seminar Nasional Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin | 32

dari berbagai tingkat ujian di sekolah, sebagai contoh guru-guru masih menggunakan remedial untuk menambah nilai ketuntasan belajar siswa. Fenomena ini jika selalu terjadi tentunya akan mempersulit aktivitas guru. Pada sisi lain guru juga belum secara maksimal memberdayakan keterampilan metakognitif, berpikir kritis maupun kreatif siswa. Berdasarkan uraian tersebut maka sangat perlu data maupun informasi terkait penilaian hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran Biologi SMA di kota Banjarmasin.

METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian survei, yang dilakukan sebagai informasi maupun gambaran terkait berbagai aspek penilaian hasil belajar kognitif guru-guru biologi SMA di Banjarmasin dalam proses pembelajaran. Sampel penelitian terdiri atas 22 orang guru biologi SMA di kota Banjarmasin. Instrumen berupa angket yang mampu memberikan informasi tentang ranah kemampuan yang diukur dalam penyusunan tes, bentuk tes, dan assesmen alternatif hasil belajar kognitif. Selanjutnya, informasi tersebut dikumpulkan dan dianalisis dengan cara deskriptif untuk menguraikan data-data yang diperoleh tersebut.

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan data yang diperoleh terkait ranah kemampuan yang diukur dalam penyusunan tes, bentuk tes, dan assesmen alternatif hasil belajar kognitif dari penelitian survei tersebut ditemukan informasi bahwa guru-guru biologi belum secara maksimal menerapkan aspek penilaian yang mampu memberikan perubahan pemahaman siswa kearah yang lebih baik. Hasil temuan menunjukkan bahwa berdasarkan ranah kemampuan dari taksonomi Bloom seperti mengingat sering sekali digunakan oleh guru sebesar 54,55% dibandingkan dengan memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Namun temuan juga menunjukkan bahwa yang sering digunakan dari ranah tersebut yaitu memahami sebesar 72,72%. Selanjutnya, data ranah kemampuan kognitif seperti mengevaluasi (63,63%) guruguru menyatakan tidak pernah menerapkannya. Data secara rinci tentang ranah kemampuan kognitif yang dirancang dalam penyusunan tes tersebut dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Ranah Kemampuan Kognitif yang digunakan oleh Guru dalam Penilaian Hasil Belajar Kognitif Siswa Ranah Kemampuan Kognitif Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisi Mengevaluasi Mencipta

Sering sekali (%) 54,55 22,72 4,54 -

Sering (%) 45,45 72,72 63,64 59,09 22,72 50,00

Tidak Pernah (%) 4,54 18,18 31,81 63,63 40,90

Hasil penelitian berkaitan dengan bentuk tes dan assesment yang biasa digunakan oleh guru dalam mengukur hasil belajar kognitif biologi, data temuan memberikan informasi bahwa tes objektif dan tes subjektif semua pernah digunakan. Data temuan yang sangat sering digunakan yaitu pilihan ganda sebesar 63,63%. Data bentuk pertanyaan yang sangat sering digunakan yaitu jelaskan sebesar 40.90%. Sebesar 63.63% bentuk pertanyaan yang sering digunakan yaitu bandingkan dan mengapa. Pernyataan terkait dengan assesmen alternatif semua responden menanggapi bahwa portofolio sering yang digunakan, namun hanya 4.54% yang menyatakan sangat sering melakukan tes kinerja. Data hasil temuan secara lengkap disajikan pada Tabel 2.

Seminar Nasional Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin | 33

Tabel 2. Bentuk Tes dan Assesmen yang Digunakan oleh Guru dalam Penilaian Hasil Belajar Kognitif Siswa

Aspek Objektif test

Subjektif test (bentuk pertanyaan)

Assesmen alternatif

Benar-salah Pilihan ganda Sebab akibat Menjodohkan Asosiasi ganda Jawaban singkat Sebutkan…. Apakah….. Jelaskan…. Bandingkan…. Mengapa…. Bagimana….. Simpulkan…. Susunlah…. Bagaimana Pendapatmu Porofolio Tes kinerja Penilaian proyek Jurnal Lainnya

Sangat Sering (%) 4,54 63,63 22,72 36,36 36,36 40,90 13,63 22,72 22,72 9,09 13,63 4,54 -

9,09 36,36 13,63 40,90 27,27 45,45 54,54 40,90 59,09 63,63 63,63 54,54 40,90 59,09 40,90

Tidak pernah (%) 40,90 50 27,27 40,90 13,63 4,54 4,54 9,09 4,54 13,63 36,36 22,72 22,72

72,72 59,09 36,36 9,09 9,09

27,27 27,27 40,90 72,72 9,09

Sering (%)

Tidak Memberikan Tanggapan (%) 45,47 36,37 31,83 31,83 18,20 4,56 18,20 13,65 9,11 9,11 22,74 9,10 22,75 13,64 18,20 18,19 81,82

B. Pembahasan Hasil temuan yang telah dianalisis secara deskriptif tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar guru telah menggunakan semua ranah kemampuan kognitif. Penilaian hasil belajar kognitif biologi tersebut dapat berupa tes objektif dan subjektif serta assessmen alternatif. Temuan ini menggambarkan secara umum bahwa guru telah berupaya dalam meningkatkan hasil belajar kognitif biologi siswa. Berdasarkan data temuan guru telah sangat sering menggunakan ranah C1 atau mengingat, sedangkan pada ranah memahami data menunjukkan sering digunakan dibandingkan dengan ranah lainnya. Selanjutnya, ranah kemampuan kognitif mengevaluasi ditemui sebagaian besar menyatakan tidak pernah dilakukan. Basuki dan Hariyanto (2014) menyebutkan ranah ini penting agar siswa mampu memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, metodologi, prosedur kerja dan sebagainya. Hal ini jika dianalisis secara mendalam terkait dengan pemahaman dan kemampuan berpikir siswa belum dilatihkan secara maksimal. Tingkatan ranah kemampuan kognitif yang dilatihkan cenderung hanya pada C1 dan C2. Sementara, semua tingkat ranah tersebut sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Perubahan pemahaman hingga pemberdayaan kemampuan berpikir akan mampu meningkatkan prestasi akademik siswa dengan baik, jika semua ranah dapat digunakan dalam sebuah penilaian yang dilakukan secara bertahap. Hal tersebut dengan mempertimbangkan kemampuan dan perkembangan siswa selama pembelajaran. Senada dengan hal tersebut Berkant (2009) seseorang yang berpikir dengan efektif dan memiliki kesadaran dari proses berpikirnya selalu mencari sebuah arti melalui kehidupannya. Selama mencari ini, dia bertanya mengenai peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian di sekitarnya dan perilakunya. Banyak aktivitas-aktivitas berpikir yang ada dalam proses berpikir. Aktivitas-aktivitas berpikir ini muncul sebagai sebuah hasil dari karakteristikkarakteristik pembawaan biologis yang didukung dan diperbaiki oleh aktivitas-aktivitas pembelajaran. Oleh karena itu, aktivitas-aktivitas pembelajaran harus dirancang dalam sebuah cara yang mendukung siswa untuk menginterpretasikan dan khususnya memberikan arti

Seminar Nasional Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin | 34

personal (pribadi) terhadap kejadian-kejadian dan fakta-fakta selama perkembangan dari kemampuan berpikir siswa. Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses berpikir yang dalam perlu menghubungkan komponen-komponen ke satu sama lainnya, menghubungkan pengetahuan yang baru saja diperoleh untuk pengetahuan yang ada, dan menghubungkan konsep-konsep ke kehidupan sehari-hari. Ditambahkan oleh Suyono dan Hariyanto (2012) hasil akhir dari proses pembelajaran adalah kemampuan siswa yang tinggi untuk dapat belajar dengan mudah dan efektif. Hal ini karena pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan untuk membantu siswa mencapai kemajuan seoptimal mungkin sesuai dengan tingkat perkembangan potensi kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Sudaryanto (2008) juga menambahkan bahwa dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari sangat di-pengaruhi oleh perkembangan proses mental yang digunakan dalam berpikir (perkembangan kognitif) dan konsep yang digunakan dalam belajar. Uraian tersebut juga diungkapkan oleh Anderson & Kathwohl (2010) belajar yang bermakna adalah mengkontrusi kerangka pengetahuan, dimana siswa melakukan proses kognitif secara aktif. Siswa memperhatikan informasi relevan yang datang, menata dan memadukan informasi tersebut dengan pengetahuan yang telah tersimpan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa proses kognitif tersebut merupakan cara-cara yang dipakai siswa secara aktif dalam proses mengkontruksi makna (pembelajaran bermakna). Mengem-bangkan pembelajaran untuk menumbuhkan dan mengakses siswa agar pembelajaran bermakna, maka harus mengembangkan proses-proses kognitif yang melampaui ranah mengingat. Terkait dengan bentuk tes dan asessemen yang digunakan dalam penilaian hasil belajar kognitif biologi siswa SMA di kota Banjarmasin, guru-guru secara umum telah membuat dan menyiapkan perangkat tersebut dengan baik. Namun, perlu penerapan terhadap bentuk tes yang lain serta bentuk pertanyaan yang lebih bervariasi. Berdasarkan data temuan bentuk tes pilihan ganda merupakan tes yang sangat sering digunakan. Bentuk tes yang demikian memiliki kecenderungan menguji kemampuan ranah ingatan saja dan sangat sulit dikontruksi selain itu siswa dapat terdorong untuk menebak jawaban. Basuki dan Hariyanto (2014) menjelaskan bahwa penggunaan bentuk tes lain seperti tes subjektif merupakan alat untuk mengukur aspek pembelajaran yang bermakna. Selain itu asessmen alternatif dengan portofolio, tes kinerja, proyek maupun jurnal bagian penting lainnya yang dapat diandalkan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. Hal ini dilakukan agar siswa terlatih dalam menyelesaikan permasalahan biologi terutama yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, pemberian tes dalam bentuk esai akan lebih memberikan keuntungan kepada siswa karena semua ranah kognitif dapat dilatihkan melalui bentuk tes ini. Terkait dengan tes subjektif dan objektif tersebut berikut kekuatan dan kelemahan tes tersebut yang terdapat dalam Tabel 3. Tabel 3. Kekuatan dan Kelemahan dari Tes Objektif dan Subjektif Bentuk Tes Objektif

Kekuatan

Kelemahan

Dapat menilai lebih cepat dan efisien Dapat mencegah siswa dari menulis jawaban yang berulang-ulang, namun tidak mengenai sasaran Dapat mencegah pemberian nilai berdasarkan pengaruh oleh kecakapan dalam menulis, mengeja, gramatika serta kerapian tulisan Mudah dianalisis butir soalnya

Kebanyakan memerlukan pengingat fakta-fakta Tidak member kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keterampilan menulis dan mengorganisasikan kata-kata Tidak adil bagi pembaca yang berkemampuan kurang dalam membaca

Mencegah pemberian angka yang bias dari pemeriksa guru

Dapat bersifat ambigu dan membingungkan terutama bagi siswa-siswa pemula Memerlukan waktu lama untuk menyusun tesnya

Seminar Nasional Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin | 35

Lanjutan Tabel 3. Bentuk Tes

Kekuatan Dapat digunakan untuk tujuan diagnostic atau prates Dapat diberikan kepada sekelompok besar siswa -

Subjektif

Menyusunnya lebih mudah dan tidak banyak memerlukan waktu Dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi Siswa dituntut untuk belajar lebih mendalami, tidak sekedar menghapal atau membuat dugaan Seluruh ranah kognitif dapat diungkapkan

Kecakapan siswa dalam organisasi bahan ajar dapat diukur juga Sumber: Basuki dan Hariyanto (2014)

Kelemahan Memungkinkan siswa untuk sekedar menerja jawabannya Sering digunakan bertahun-tahun dengan mengabaikan kebutuhan yang berbeda-beda dari setiap siswa Biasanya memiliki jawaban spesifik yang ditetapkan sebelumnya. Pemberian skor lebih sulit dan subjektif Memerlukan waktu yang relatif lama untuk mempertimbangkan hasilnya dengan baik Ada kemungkinan bahwa tes tersebut kurang merangkum keseluruhan bahan ajar Reliabilitas baik dari tanggapan mapun skornya kurang (walaupun validitasnya mungkin lebih baik -

Berdasarkan Tabel 3 tersebut pemilihan bentuk tes yang tepat akan memberikan dampak terhadap peningkatan pemahaman dan keterampilan berpikir siswa. Dengan demikian berarti bahwa penerapan bentuk tes yang tepat akan berpengaruh terhadap pelaksanaan proses pembelajaran yang bermakna yaitu pemahaman yang mendalam terhadap materi yang diberikan. Guru yang demikian berarti mampu memperdayakan keterampilan berpikir tingkat tinggi yang berdampak positif kepada peningkatan berpikir kritis maupun berpikir kreatif siswa. Berdasarkan hal tersebut jika guru mampu melakukan perubahan terhadap proses pembelajarannya termasuk melakukan inovasi perangkat penilaian, maka dapat dikatakan bahwa keterampilan berpikir tersebut sebagai modal siswa guru siswa untuk dapat bersaing di abad 21 ini dan mampu mendukung Indonesia dalam program Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

KESIMPULAN 1. Temuan ini menggambarkan secara umum bahwa guru biologi SMA di kota Banjarmasin telah berupaya dalam meningkatkan hasil belajar kognitif biologi siswa. Tingkatan ranah kemampuan kognitif yang sering dilatihkan cenderung hanya pada C1 dan C2. 2. Bentuk tes dan asessemen yang digunakan guru-guru dalam penilaian hasil belajar kognitif biologi siswa SMA di kota Banjarmasin, secara umum telah dikatakan cukup baik. Namun, perlu penerapan terhadap bentuk tes yang lain serta bentuk pertanyaan yang lebih bervariasi.

SARAN Rancangan pembelajaran yang terencana dengan baik akan menghasilkan proses pembelajaran yang bermutu serta berdampak positif terhadap prestasi terutama tingkat pemahaman siswa. Oleh sebab itu sangat diperlukan persiapan maupun rancangan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi tersebut. Penerapan semua ranah kemampuan kognitif menurut taksonomi Bloom akan memberi dampak tidak hanya pada pendalaman materi, namun juga pada pemberdayaan kemampuan berpikir kritis dan...


Similar Free PDFs