Ringkasan Materi Tes Kompetensi Bidang Kementerian Kesehatan 2 PDF

Title Ringkasan Materi Tes Kompetensi Bidang Kementerian Kesehatan 2
Pages 57
File Size 3.9 MB
File Type PDF
Total Downloads 66
Total Views 414

Summary

PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak adalah suatu program yang meliputi pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan Balita, remaja, dan Lan...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Ringkasan Materi Tes Kompetensi Bidang Kementerian Kesehatan 2 Enggar Erl

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Konas IAKMI XIII (kerjakan)_ v.2.0_ A4_ e-Book.pdf Put ra A P R I A D I Siregar FAKT OR-FAKT OR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MEROKOK SISWA SEKOLAH DASAR DESA S… Put ra A P R I A D I Siregar Buku Abst rak KONAS IAKMI XIII Makassar 2016.pdf Rahmawat i Syarifuddin

PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK Pengertian Kesehatan Ibu dan Anak adalah suatu program yang meliputi pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu dengan komplikasi kebidanan, keluarga berencana, bayi baru lahir, bayi baru lahir dengan komplikasi, bayi dan Balita, remaja, dan Lansia

Target Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Target program adalah meningkatnya ketersediaan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014 dalam program gizi serta kesehatan ibu dan anak yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.

12.

Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%. Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%. Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan neonatal pertama (KN1) sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%. Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita ditimbang/balita seluruhnya (D/S) sebesar 85%). ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%. Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%. Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%. Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %. Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebanyak 100%. Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%

Strategi Program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) Strategi Promosi Peningkatan KIA serta percepatan penurunan AKI dan AKB adalah melalui Advokasi, Bina Suasana dan Pemberdayaan Masyarakat yang didukung oleh Kemitraan. a. Advokasi Advokasi merupakan upaya strategis dan terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders) dalam pelayanan KIA.

b. Bina Suasana Bina Suasana merupakan upaya menciptakan opini publik atau lingkungan sosial, baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya peningkatan KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian target program KIA. c. Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya menumbuhkan kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA. d. Kemitraan Kemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah kerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan KIA di masyarakat.

Pelayanan dan jenis Indikator KIA Pelayanan antenatal : Adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal. “ta dar

i i al 5 T u tuk pelaya a a te atal terdiri dari :

1. Timbang berat badan dan ukur tinggi badan 2. Ukur Tekanan darah 3. Pemberian Imunisasi TT lengkap 4. Ukur Tinggi fundus uteri 5. Pemberian Tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan.

Frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama kehamilan dengan ketentuan waktu minimal 1 kali pada triwulan pertama, minimal 1 kali pada triwulan kedua, dan minimal 2 kali pada triwulan ketiga.

Deteksi dini ibu hamil berisiko : Faktor risiko pada ibu hamil diantaranya adalah : 1. Primigravida kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun . 2. Anak lebih dari 4 3. Jarak persalinan terakhir dan kehamilan sekarang kurang 2 tahun atau lebih dari 10 tahun 4. Tinggi badan kurang dari 145 cm 5. Berat badan kurang dari 38 kg atau lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm 6. Riwayat keluarga mendeita kencing manis, hipertensi dan riwayat cacat kengenital. 7. Kelainan bentuk tubuh, misalnya kelainan tulang belakang atau panggul.

Risiko tinggi kehamilan merupakan keadaan penyimpangan dan normal yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi . Risiko tinggi pada kehamilan meliputi : 1. Hb kurang dari 8 gram % 2. Tekanan darah tinggi yaitu sistole lebih dari 140 mmHg dan diastole lebih dari 90 mmHg 3. Oedema yang nyata = meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan interstitium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan) 4. Eklampsia (masalah serius pada masa kehamilan akhir yang ditandai dengan kejang tonik-klonik atau bahkan koma) 5. Perdarahan pervaginam 6. Ketuban pecah dini 7. Letak lintang pada usia kehamilan lebih dari 32 minggu. 8. Letak sungsang pada primigravida 9. Infeksi berat atau sepsis 10. Persalinan prematur 11. Kehamilan ganda 12. Janin yang besar 13. Penyakit kronis pada ibu antara lain Jantung,paru, ginjal.

14.Riwayat obstetri buruk, riwayat bedah sesar dan komplikasi kehamilan.

Risiko tinggi pada neonatal meliputi : 1. BBLR atau berat lahir kurang dari 2500 gram 2. Bayi dengan tetanus neonatorum 3. Bayi baru lahir dengan asfiksia 4. Bayi dengan ikterus neonatorum yaitu ikterus lebih dari 10 hari setelah lahir 5. Bayi baru lahir dengan sepsis 6. Bayi lahir dengan berat lebih dari 4000 gram 7. Bayi preterm dan post term 8. Bayi lahir dengan cacat bawaan sedang 9. Bayi lahir dengan persalinan dengan tindakan.





Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi ada 9 pasal yang mengatur soal aborsi dengan indikasi kedaruratan medis atau aborsi pada korban pemerkosaan. Disebutkan juga seorang dokter dapat melakukan aborsi pada pasien pemerkosaan bila bisa dibuktikan tidak ada tindakan suka sama suka, serta ada rekomendasi dokter, penyidik, psikolog dan ahli lain. Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) telah mengeluarkan pernyataan tentang mati. Dalam pernyataan tersebut dikemukakan antara lain bahwa dalam tubuh manusia ada tiga organ penting yang selalu dilihat dalam penentuan kematian seseorang yaitu jantung, paru-paru, dan otak—khususnya batang otak Jantung merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan kematian seseorang. Bila jantung berhenti maka akan mengakibatkan berhentinya pernapasan. Bila jantung berhenti bekerja maka pengedaran darah ke seluruh tubuh tidak akan berjalan dan pada gilirannya seluruh organ manusia menjadi kaku. Kemudian paru-paru, oksigen dan anoksemia bagian inilah yang menerimanya. Maka bila paruparu ini berhenti bekerja, tidak ada lagi yang menarik oksigen masuk ke dalam tubuh manusia, sementara oksigen merupakan kebutuhan vital manusia untuk dapat bernapas. Otak dan segala syarafnya sangat peka terhadap kekurangan oksigen dan anoksemia. Di sinilah terdapat hubungan yang erat antara otak dan paru-paru. Bila otak/batang otak mati, maka segala syarafnya tidak dapat lagi bekerja secara otomatis, dan dengan demikian secara total tidak lagi dapat berfungsi.

KESEHATAN LANSIA Tahun 2014, Kementerian Kesehatan telah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Kesehatan Lanjut Usia (Pokja Lansia) di lingkungan Kementerian Kesehatan yang terdiri dari Lintas Program di lingkungan Kemenkes, Tim Ahli di bidang Kesehatan Lanjut Usia. Peningkatan usia Harapan Hidup (UHH) menjadi 72 tahun di tahun 2014 dari 70 tahun di tahun 2010 merupakan salah satu indikator keberhasilan Pembangunan Kesehatan di Indonesia. Seiring dengan hal tersebut, risiko penyakit degeneratif juga meningkat. Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, menunjukan bahwa pola penyakit pada lansia yang terbanyak adalah hipertensi 57,6%, artritis 51,9% dan stroke 46,1% diikuti masalah kesehatan gigi dan mulut 19,2%. Sementara penyebab kematian terbanyak pada lansia dari Laporan Badan Litbangkes tahun 2011 di 15 kab/kota adalah Stroke 24,6% dan penyakit jantung iskemik 12%. Pola hidup sehat sebagai upaya untuk mencapai tingkat kesehatan prima dan tetap aktif di usia lanjut seharusnya dirancang sedini mungkin, yaitu semenjak masih dalam kandungan, masa bayi, anak, remaja, dewasa, pra lansia dan masa lansia. Hari Lanjut Usia Nasional di peringati setiap tanggal 29 Mei, tahun ini (2014) merupakan peringatan HLUN yang ke 18 dengan tema Jadikanlah Lanjut Usia Sejahtera. KESEHATAN REMAJA Kesehatan Reproduksi Remaja didefinisikan sebagai suatu keadaan sehat jasmani, psikologis, dan sosial yang berhubungan dengan fungsi dan proses sistem reproduksi pada remaja. Pengertian sehat tersebut tidak semata-mata berarti terbebas dari penyakit atau kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial-kultural. Pada masa ini seorang anak mengalami kematangan biologis. Kondisi ini dapat menempatkan remaja pada kondisi yang rawan bila mereka tidak dibekali dengan informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja 1. Kehamilan 2. Aborsi yang tidak aman 3. Penyakit menular seksual (PMS), termasuk HIV 4. Female Genital Mutilation (FGM) atau sunat 5. Faktor sosial budaya Hambatan Terhadap Kesehatan Reproduksi Remaja a.

Kurangnya pengetahuan dan informasi  Remaja kurang pengetahuan dasar tentang anatomi dan fisiologi reproduksi, bagaimana terjadinya hamil dan STI, bagaimana mencegahnya dan dimana mendapatkan perlindungan.  Orang tua yang merasa kurang aman, malu menceritakan tentang seks dengan anakanaknya.

 Orang tua dan orang dewasa lainnya yang memiliki pemahaman yang baik, ingin sekali

melindungi anaknya, mereka percaya bahwa pendidikan tentang seks dan kesehatan reproduksi akan mendorong remaja menjadi seksual aktif. b.

c.

Kurangnya akses terhadap pelayanan dan program  Remaja tidak punya atau memiliki sedikit uang untuk membayar pelayanan, kurang sarana transportasi atau tidak tahu bagaimana menggunakan pelayanan tersebut  Petugas kesehatan mungkin menghakimi terhadap remaja yang berperilaku seksual aktif  Petugas kesehatan mungkin tidak memiliki informasi ilmiah terbaru tentang kontrasepsi yang aman bagi remaja  Klinik tidak membuka jam-jam tertentu yang tepat untuk remaja  Klinik dirancang untuk perempuan yang sudah menikah bukan untuk perempuan lajang atau laki-laki  Persyaratan untuk tes medis dan pemeriksaan panggul mungkin tidak mendukung remaja untuk mencari kontrasepsi  Kebijakan kesehatan nasional menjadi hambatan legal bagi remaja untuk mencari informasi atau layanan kesehatan reproduksi Terbatas karena hambatan sosial dan psikologis 1) Remaja takut untuk mengatakan bahwa mereka sudah melakukan seksual aktif 2) Mereka memiliki gambaran yang tidak realistis tentang kehamilan dan STI 3) Meraka khawatir bahwa kontrasepsi akan merusak kesehatannya dan kesuburannya kelak 4) Mereka mudah terkena kekerasan dan pelecehan 5) Remaja perempuan mungkin segan untuk mendiskusikan isu kesehatan reproduksi, khawatir pengetahuan tersebut akan diterjemahkan sebagai perempuan yang mudah diajak untuk melakukan seks 6) Remaja laki-laki mungkin segan untuk menanyakan tentang seks, khawatir bahwa kurangnya pengetahuan berarti kehilangan status di kelompoknya 7) Seksual aktif sering dilihat sebagai jalan bagi remaja laki-laki untuk mendapat pengakuan status dari kelompoknya 8) Media cenderung untuk menekankan bahwa seks itu menyenangkan tapi tidak bertanggungjawab terhadap perilaku seks .

NIKOTIN DAN TEMBAKAU DAN ROKOK Permenkes nomor 28 tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau Setiap orang yang memproduksi dan/atau mengimpor produk tembakau ke dalam wilayah Indonesia wajib mencantumkan Peringatan Kesehatan pada Kemasan terkecil dan Kemasan lebih besar Produk Tembakau. Selain Peringatan Kesehatan, pada setiap Kemasan Produk Tembakau wajib dicantumkan Informasi Kesehatan (kandunga kadar ikoti da tar, per yataa dilara g e jual atau e eri kepada

a ak erusia di a ah 8 tahu da pere pua ha il , kode produksi, ta ggal, ula , da tahu produksi, serta nama dan alamat produsen)

PSIKIATRI Pelayanan kegawatdaruratan psikatrik dikelola oleh dokter spesialis kedokteran jiwa atau dokter umum yang mendapat pelatihan kegawatdaruratan psikiatrik. Tergolong kegawatdaruratan psikiatrik: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.

Tindakan bunuh diri Tingkah laku menyerang Paranoid Serangan panic Tindakan kekerasan seksual Gejala stress pasca trauma Keadaan paranoid Stupor (respon melambat) Insomnia Psikogeriatri (stress usia lanut) Delirium (Kesadaran menurun) Tingkah laku agresif Tingkah laku hiperaktif Pengingkaran kematian Kegawatdaruratan dalam militer Kegawatdaruratan anak dan remaja Kegawatdaruratan penggunaan obat

POLINDES Polindes, atau kepanjangan dari pondok bersalin desa, adalah salah satu bentuk partisipasi atau peran serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk KB yang mana tempat dan lokasinya berada di desa. Polindes hanya dapat dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa tersebut. Sebagai bentuk peran serta masyarakat, polindes seperti halnya posyandu, dikelola oleh pamong setempat, dalam hal ini kepala desa melalul LKMD nya. Namun, berbeda dengan posyandu yang pelaksanaan pelayanannya dilakukan oleh kader dan didukung oleh petugas puskesmas, polindes dalam pelaksanaan pelayanannya sangat tergantung pada keberadaan bidan. Hal ini karena pelayanan di polindes merupakan pelayanan profesi kebidanan. Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah dukun bayi. Karena itu, polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongan persalinan. Kader posyandu dapat pula berperan di polindes seperti perannya dalam pelaksanaan kegiatan posyandu, yaitu dalam penggerakan sasaran dan penyuluhan. Selain itu

bila memungkinkan, kegiatan posyandu dapat dilaksanakan pada tempat yang sama dengan polindes Tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes dapat berupa ruang/kamar untuk pelayanan KIA, termasuk tempat untuk pertolongan persalinan, yang dilengkapi dengan sarana air bersih. Dengan demikian, penyediaan tempat untuk polindes tidak pertu selalu harus berupa pembangunan gedung baru, bila hal itu tidak mungkin dilakukan oleh masyarakat karena keterbatasan dana. Polindes dapat menggunakan bangunan lama yang telab disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan polindcs. Apapun bentuk tempatnya, letak polindes diharapkan tidak berjauhan dengan tempat tinggal bidan di desa, bahkan sedapat mungkin bidan diberi tempat tinggal bersebelahan dengan polindes. Dalam memberikan pelayanan pertolongan persalinan di polindes, bidan di desa diharapkan sekaligus memanfaatkannya untuk membina kemitraan dukun bayi dengan bidan, selain sebagai kese pata u tuk elakuka pe i aa persali a ersih agi duku ayi.

POSKESDES Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) merupakan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/ menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Pengembangan Poskesdes dilaksanakan seiring dengan kegiatan Pengembangan desa Siaga. Program desa siaga telah dicanangkan sejak tahun 2006, dimana salah satu persyaratan desa siaga adalah terbentuknya Poskesdes yang dilaksanakan oleh bidan desa dibantu oleh 2 kader atau tenaga sukarela lainnya. Upaya pelayanan kesehatan di poskesdes meliputi upaya promosi kesehatan (promotif), upaya pencegahan (preventif), dan upaya pengobatan (kuratif) Kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan di Poskesdes bagi masyarakat desa, diantaranya adalah Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB), dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko, Penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi), Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya. Kegiatan-kegiatan lain, yaitu promosi kesehatan untuk peningkatan keluarga sadar gizi, peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS), penyehatan Iingkungan, dan Iain-Iain, merupakan kegiatan pengembangan. Penetapan lokasi Poskesdes diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat, karena salah satu tujuan poskesdes adalah memudahkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai kompetensi Poskesdes yang ada di desa diharapkan benar-benar dapat dimanfatkan oleh masyarakat sehingga Masyarakat desa dapat memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dapat dijangkau (secara geografis) dan Permasalahan kesehatan di desa dapat diketahui secara dini sehingga bisa ditangani dengan cepat dan diselesaikan sesuai kondisi, potensi dan kemampuan yang ada di masyarakat

DESA SIAGA Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan serta kemauan untuk untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawadaruratan, kesehatan secara mandiri. Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya. Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :   

Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan. Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah, kegawadaruratan dan sebagainya) Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.

Ciri-Ciri Desa Siaga 1. Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar ( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan, perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas ) 2. Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat 3. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri 4. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat Indikator keberhasilan desa siaga: 1. 2. 3. 4.

Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya. Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS. Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia. Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.

JAMPERSAL06/22 Jaminan Persalinan adalah jaminan pembiayaan pelayanan persalinan yang meliputi pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan, pelayanan nifas termasuk pelayanan KB pasca persalinan dan pelayanan bayi baru lahir.

TUJUAN UMUM : jaminan persalinan mempunyai tujuan untuk menjamin akses pelayanan persalinan yang dilakukan oleh dokter atau bidan dalam rangka menurunkan AKI (angka kematian ibu) dan AKB (angka kematian bayi).

TUJUAN KHUSUS : 1. Meningkatkan cakupan pemeriksaan kehamilan, pertologan persalinan, dan pelayanan nifas ibu oleh tenaga kesehatan, 2. Meningkatkan cakupan pelayanan bayi baru lahir oleh tenaga kesehatan, 3. Meningkatkan cakupan pelayanan KB pasca persalinan, 4. Meningkatkan cakupan penangan komplikasi ibu hamil, bersalin, nifas, dan b...


Similar Free PDFs