SBMPTN SOSHUM Sejarah: Zaman Praaksara dan Zaman Sejarah.docx PDF

Title SBMPTN SOSHUM Sejarah: Zaman Praaksara dan Zaman Sejarah.docx
Author Alifia Marcerlin
Pages 6
File Size 262.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 162
Total Views 349

Summary

I. Zaman Praaksara (Zaman Prasejarah) Zaman Praaksara atau disebut juga Zaman Prasejarah yaitu suatu masa sebelum manusia mengenal tulisan. Zaman praaksara disebut juga dengan Zaman Nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan) yaitu masa tidak ada tulisan. A. Zaman Praaksara Berdasarkan...


Description

I.

Zaman Praaksara (Zaman Prasejarah)

Zaman Praaksara atau disebut juga Zaman Prasejarah yaitu suatu masa sebelum manusia mengenal tulisan. Zaman praaksara disebut juga dengan Zaman Nirleka (nir artinya tidak ada, dan

leka artinya tulisan) yaitu masa tidak ada tulisan.

A. Zaman Praaksara Berdasarkan Geologi 1.

Archaeikum atau Azoikum (Zaman Tertua) – Sekitar 2500 juta tahun lalu Kondisi bumi belum stabil dan udara dalam bumi masih sangat panas karena dalam proses pembentukan, sehingga belum ada tanda-tanda kehidupan

2. Paleozoikum (Zaman Kehidupan Tua/Zaman Primer) – Sekitar 340 juta tahun lalu. Kondisi bumi masih belum stabil dan iklim berubah-ubah. Akan tetapi mulai muncul tanda-tanda kehidupan. Seperti: Munculnya makhluk bersel satu/mikroorganisme, hewan-hewan kecil yang tidak bertulang punggung, ikan, amfibi, dan reptil 3. Mesozoikum (Zaman Kehidupan Pertengahan/Zaman Sekunder/Zaman Reptil) – Sekitar 140 juta tahun lalu. Kondisi iklim bumi membaik, hewan yang hidup di darat dan tumbuhan berkembang pesat. Munculnya hewan reptil raksasa atau dinosaurus, oleh karena itu disebut juga Zaman Reptil. Menjelang berakhirnya zaman ini muncul berbagai jenis burung dan binatang menyusui sedangkan reptil raksasa punah secara mendadak sekitar 65 juta tahun lalu, diperkirakan akibat tumbukan meteroid raksasa 4. Neozoikum atau Kainozoikum (Zaman Kehidupan Baru) – Sekitar 65 juta tahun lalu sampai sekarang. Kondisi bumi semakin membaik,, perubahan cuaca tidak begitu besar, dan kehidupan berkembang pesat. Zaman ini dibagi menjadi dua: a.

Zaman Tersier (Zaman Ketiga), Muncul berbagai jenis hewan purba, terdapat banyak migrasi hewan ke seluruh dunia. Zaman tersier dibagi menjadi lima: -

Paleosen (±65 juta tahun lalu), Kala pertama pada periode Paleogen di era Kainozoikum. Reptil-reptil raksasa lambat laun lenyap sehingga terjadi kekosongan niche ekologi di bumi. Paleosen berasal dari bahasa Yunani “palaios artinya fauna (lebih) tua” dan “kainos artinya baru, yang muncul pada kala ini”. Sebelum muncul nya mamalia modern pada kala Eosen

-

Eosen (±58 juta tahun lalu), Kala kedua pada periode Paleogen di era Kainozoikum. Munculnya mamalia modern, jenis binatang primata seperti kera dan monyet serta munculnya berbagai jenis burung. Dan pada kala ini Kalimantan barat tergabung dengan daratan Asia. Eosen berasal dari bahasa Yunani “eos artinya fajar” dan “ceno artinya bari” yang merujuk pada kebangkitan mamalia modern

-

Oligosen (±38 juta tahun lalu), Kala ketiga atau kala yang terakhir pada periode Paleogen di era Kainozoikum. Oligosen berasal dari bahasa yunani “ oligos artinya beberapa” dan “ceno artinya baru” merujuk pada sedikitnya penambahan mamalia modern setelah peledakan evolusi pada kala Eosen.

-

Miosen (±26 juta tahun lalu), Kala pertama pada periode Neogen di era Kainozoikum. Berasal dari bahasa Yunani “meioon artinya kurang” dan “keinos

artinya baru”. Kala Miosen terdapat orang utan dan hanya memiliki 18% invertebrata laut dari kala Pliosen -

Pliosen (±12 juta tahun lalu), Kala kedua periode Neogen di era kainozoikum. Pliosen berasal dari bahasa Yunani “pleion artinya lebih” dan “keinos artinya baru” merujuk pada fauna laut moluska yang hidup pada zaman ini dan pada kala Pleiosen terdapat Kera manusia raksasa (Giganthropus)

b.

Zaman Kwartier (Zaman Keempat), Muncul manusia purba, Muncul manusia modern (Homo Sapiens) pada kala , keadaan alam masih liar dan labil, Zaman ini dibagi menjadi dua: -

Pleistosen/Dillivium (±600.000 tahun lalu), Awal munculnya manusia purba. Zaman ini juga disebut zaman es (Zaman Glacial). Pada kala itu suhu bumi mengalami penurunan sehingga es di Kutub Utara mencair. Pulau Sumatra, Jawa, dan kalimantan yang awalnya menyatu dengan daratan Asia dan Indonesia Timur yang awalnya menyatu dengan daratan Australia menjadi terpisah akibat penciran es di Kutub Utara. Hal itu karena beberapa wilayah terendam air. Bekas dataran Asia yang sekarang menjadi dasar laut disebut Paparan Sunda. Bekas dataran Australia yang sekarang menjadi dasar laut disebut Paparan Sahul. Pada kala Plestosen hewan yang mempunyai bulu tebal yang dapat bertahan hidup. Seperti: Gajah besar berbulu tebal (Mommoth)

-

Holosen/Alluvium (±25.000 tahun lalu), Suhu pada bumi mulai stabil dan zaman es berakhir, manusia purba mulai punah, mulai muncul manusia modern (homo sapiens).

B. Zaman Praaksara Berdasarkan Arkeologi (I)

Zaman Batu

1.

Zaman Paleotikum (Zaman Batu Tua) (Masa Berburu dan Meramu Tingkat Awal) Zaman Paleotikum berlangsung selama ±50.000 – 10.000 SM. Ciri-cirinya: 5. Hidup berkelompok kecil dan erat, belum ada kepala suku a. Hidup dengan berpindah-pindah tempat (nomaden) b. Memenuhi kebutuhan dengan mengandalkan alam sekitar dengan cara mengumpulkan makanan (food gathering) c. Mengenal pembagian kerja, laki-laki bertugas berburu dan perempuan bertugas mengumpulkan makanan dll d. Bahasa yang digunakan adalah bahasa isyarat e. Hasil peninggalan budaya: -

Kebudayaan Pacitan: [Plestosen tengah] Kapak genggam paleotikum/kapak perimbas (chooper),kapak batu (pebble), kapak penetak (chooping tool), sedangkan [Plestosen akhir] alat alat dari batu/alat serpih (flakes)

-

Kebudayaan Ngandong: [Plestosen akhir] alat-alat dari tulang (bone culture) berupa alat penusuk seperti: belati.

f.

Manusia Pendukung: -

Pithecanthropus erectrus

-Homo wajakensis

-Homo soloensis

2. Zaman Mesolitikum (Zaman Batu Tengah) (Masa Berburu dan Meramu Tingkat Lanjut) Zaman Mesolitikum berlangsung selama ±10.000 – 20.000 SM. Ciri-cinya: a.

Hidup dengan semisedenter, yaitu kadang menetap di gua-gua alam (abris sous

roche) dan berpindah lagi mencari gua lainnya (II)

Selain berburu hewan darat, juga berburu hewan laut, seperti: kerang, yang kemudian kulit kerang dibuang menjadi sampah bukit kerang setinggi 7m (kjokkenmoddinger) atau sampah dapur b.

Sudah mulai bercocok tanam secara sederhana

c.

Pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan sudah mulai berkembang dan kompleks

d. Hasil peninggalan budaya: Alat yang digunakan sudah mulai halus. Kebudayaan Bacson Hoabihn, yaitu berburu hewan terutama hewan laut, alat-alat yang digunakan seperti: Kapak genggam/kapak sumatra (pebble), kapak dari tulang dan tanduk (bone culture), flakes, alat-alat dari batu untuk penggiling, (batu pipisan), kapak penetak, alat panah, kapak pendek (hache courte), alu, lesung, gerabah e.

Sudah mengenal ilmu sihir, dengan pemakain cat merah dari tanah merah

f.

Sudah mengenal kesenian, ditemukan lukisan di kapak berupa garis sejajar dan lukisan mata serta lukisan di dinding-dinding gua Leang-Leang (Sulawesi Selatan) lukisan yang mirip babi hutan dan cap tangan berwarna merah

g.

Manusia pendukung: termasuk Homo Sapiens: -Ras Papua Melanosoid Semang

-Ras Mongoloid

-Atca -Aborigin -Sakai

-

–Ras Austromelanosoid

3. Zaman Neolitikum (zaman Batu Baru) (Masa Bercocok Tanam) Zaman Neolitikum berlangsung sekitar ±1500 SM. Ciri-cirinya: a.

Sudah mulai hidup menetap (sedenter)

b.

Mampu mengolah makanan sendiri (food producing) dengan bercocok tanam dan berternak

c.

Telah mengenal pakaian dari kulit kayu dan ditemukannya tembikar (terbuat dari tanah liat)

d. Pembagian kerja sudah lebih jelas e.

Telah mengenal pemilihan pemimpin dengan prinsip primus interpares

f.

Telah mengenal sistem barter

g.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa Melayu Polenisia atau bahasa Melayu Austronesia

h. Hasil peninggalan budaya: Alat selain halus juga memperhatikan sisi keindahan. Seperti: kapak lonjong besar/walsen beil dan kapal lonjong kecil/klein beil (ditemukan di bagian barat: Malaka, Sumatera, Jawa, Kalimantan), kapak persegi/beliung persegi (ditemukan di bagian timur: Irian, Maluku, Sulawesi Utara), tembikar i.

Manusia Pendukung: Proto Melayu (Melayu Tua), seperti: suku Dayak, Toraja, Sasak, dan Nias

4. Zaman Megalitikum (Zaman Batu Besar) Pada Zaman Megalitikum manusia telah mengenal kepercayaan animisme dan dinamisme. Zaman yang merupakan lanjutan dari Zaman Neolitikum dan baru berkembang pada Zaman Logam. Hasil kebudayaanya, antara lain: a.

Sarkofogus, peti batu

b.

Menhir, tugu batu untuk memuja arwah nenek moyang

c.

Punden Berundan, batu yang disusun bertingkat-tingkat untuk tempat pemujaan roh nenek moyang

d. Dolmen, meja yang digunakan untuk meletakkan sesaji e.

Waruga, Kubur batu yang berbentuk kubus atau bulat

(II) Zaman Logam 1.

Zaman Logam (Masa Perundagian) Zaman Logam berlangsung sekitar ±500 SM. Zaman Logam terbagi menjadi tiga: Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi. Ciri-cirinya: a.

Hidup sudah menetap

b.

Telah mengenal sistem perundagian, yaitu pembagian kerja sesuai dengan keahlian masing-masing

c.

Pola kependudukan berkembang pesat, seperti: pertumbuhan penduduk, pola pemukiman, dan aturan/norma yang berlaku

d. Bidang pertanian sebagai mata pencharian tetap e.

Perdagangan berkembang pesat, pembuatan perahu bercadik mendorong pelayaran hingga antarnegara

f.

Berkembangnya berbagai kesenian, seperti: seni ukir, membatik, memahat,gamelan, wayang dll

g.

Adanya sistem kepercayaan animisme dan dinamisme serta tempat tempat tertentu yang dianggap memiliki kekuatan magis

h. Manusia Pendukung: Deutro Melayu (Melayu Muda), seperti: Melayu, Jawa, Sunda Bugis, Minang dll i.

Pada Zaman Logam teknik pembuatan logam dilakukan dnegan dua cara: -

Teknik a Cire Perdue, yaitu teknik membuat bentuk benda dengan cara menggunakan lilin

-

Teknik Bilvalve (teknik setangkup), yaitu teknik yang dilakukan dengan cara menangkupkan dua cetakan, cetakan tersebut juga dapat digunakan secara berulang-ulang

Zaman Logam berkaitan erat dengan Kebudayaan Dongson. Beberapa penemuan hasil kebudayaannya, antara lain: a.

Kapak Perunggu, ada dua golongan yaitu: Candrasa yang biasa digunakan untuk upacara keagamaan dan Kapak corong

b.

Nakara, digunakan untuk alat upacara yang ditabuh untuk memanggil roh nenek moyang

c.

Moko, yaitu nekara yang berukuran kecil, digunakan untuk pusaka atau mas kawin

d. Bejana Perunggu, di Indonesia hanya ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Sampang (Madura) e.

Patung Perunggu

f.

Perhiasan Perunggu

II.

Zaman Sejarah

Zaman Sejarah yaitu zaman ketika manusia telah mengenal tulisan.

A. Zaman Sejarah Indonesia Zaman sejarah Indonesia dibagi menjadi tiga periode yaitu: 1.

Indonesia Kuno, kajian dimulai dari awal mula berkembangnya kerajaan bercorak HinduBudha, ditandani dengan munculnya Kerajaan Kutai pada abad ke-5 Masehi dan berakhir dengan mundurnya pengaruh Hindu-Budha di Indonesia pada abad ke-14 Masehi

2. Indonesia Madya, kajian dimulai dari awal berkembangnya agama dan kebudayaan Islam, ditandai munculnya kerajaan-kerajaan bercorak Islam di Indonesia pada periode abad ke15 Masehi sampai abad ke-18 Masehi 3. Indonesia Modern, kajian dimulai dari masa kekuasaan Hindia-Belanda di Indonesia yang mulai berlangsung pada tahun 1800

B. Zaman Sejarah Eropa Zaman sejarah Eropa dibagi menjadi empat periode yaitu: 1.

Eropa Kuno, kajian dimulai dari peradaban Romawi dan Yunani yang penuh dengan karya-karya besar

2. Eropa Abad Pertengahan, kajian menceritakan zaman kegelapan di Eropa. Akal manusia dikekang oleh kekuasaan, pada saat itu kekuasaan gereja sangat besar dan menguasai segala aspek kehidupan. Berlangsung ± dari abad ke-4 Masehi sampai abad ke-15 Masehi 3. Renaisans dan Humanisme, zaman ini disebut juga Masa Pencerahan bagi bangsa Eropa. Ditandai dengan keinginan menghidupkan kembali kejayaan zaman Romawi dan Yunani Kuno di Eropa. Nilai-nilai kemanusian terutama kebebasan berpikir mulai mendapat perhatian khusus. Berlangsung dari abad ke-15 Masehi sampai abad ke-18 Masehi 4. Eropa Baru, pada zaman ini terjadi kemajuan iptek di Eropa sehingga mendorong perubahan besar seperti: Revolusi Industri. Dan juga membuat bangsa Eropa ingin memperluas kekuasaan hingga ke Asia. Hal itu mendorong imperialisme modern

Local Genius (Kearifan Lokal), kecerdasan asli nenek moyang bangsa Indonesia a. Pengertian menurut para ahli: i. Menurut Quarith Wales, local genius adalah kemampuan kebudayaan setempat untuk menghadapi kebudayaan asing pada waktu itu saling berhubungan. ii. Menurut Haryati, logal genius adalah identitas atau kepibadian budaya suatu bangsa yang mengakibatkan bangsa yang bersangkutan mennjadi lebih mampu menyerap dan mengolah pengaruh kebudayaan yang datang dariluar wilayahnya sendiri b. Macam unsur budaya asli Indonesia oleh JLA. Brandes, yaitu: i. kepandaian bercocok tanam terutama perunggu ii. kepandaian dalam pelayaran

vi. perundagian (kerajinan logam), vii. menggunakan aturan metrik/alat ukur viii. menggunakan alat tukar uang logam

iii. prinsip dasar permainan wayang

ix. mengenal sistem perbintangan (astrologi)

iv. seni gamelan

x. susunan masyarakatnya teratur

v. membatik dan seni ornamen...


Similar Free PDFs