SEJARAH PEMBUKUAN HADIS PDF

Title SEJARAH PEMBUKUAN HADIS
Author Nafisah Alfafa
Pages 10
File Size 539.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 385
Total Views 429

Summary

SEJARAH PEMBUKUAN HADIS Sejarah Hadis Prakodifikasi DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ULUMUL HADIS Dosen Pengampu: Dr. Hj. Erwati Aziz, M. Ag. DISUSUN OLEH Nafisatin Al-fafa (151111033) JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA SURA...


Description

Accelerat ing t he world's research.

SEJARAH PEMBUKUAN HADIS nafisah alfafa

Related papers Makalah Ulumul Hadit s sem 2 SUPRIAT I KUSUMA

"SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS I" Windy Widyasri SEJARAH PERKEMBANGAN HADIS I ADELIA Adellia fit riani

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

SEJARAH PEMBUKUAN HADIS Sejarah Hadis Prakodifikasi

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH ULUMUL HADIS Dosen Pengampu: Dr. Hj. Erwati Aziz, M. Ag.

DISUSUN OLEH Nafisatin Al-fafa

(151111033)

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA SURAKARTA 2016

KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta Alam karena atas izin dan kehendakNyalah makalah sederhana ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadis. Adapun yang dibahas dalam makalah sederhana ini mengenai sejarah hadis pada masa prakodifikasi. Dalam penulisan makalah ini banyak ditemukan berbagai hambatan yang dikarenakan terbatasnya ilmu pengetahuan mengenai hal yang berkenan dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya berterima kasih kepada dosen pembimbing, yakni ibu Dr. Hj. Erwati Aziz, M. Ag. yang telah memberikan limpahan ilmu yang berguna. Makalah ini dibuat semaksimal mungkin, tapi dengan kemampuan yang terbatas mungkin makalah ini masih banyak kekurangan disana-sini. Oleh karena itu saran dan kritik anda dapat membangun agar lebih maju di masa yang akan datang. Harapannya makalah ini dapat menjadi track record dan referensi untuk masa depan. Dan semoga makalah ini dapat berguna bagi orang lain yang membacanya.

Surakarta, 01 April 2016

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Keberadaan hadits sebagai salah satu sumber hukum dalam Islam memiliki sejarah perkembangan dan penyebaran yang kompleks. Sejak dari masa pra-kodifikasi, zaman Nabi, Sahabat, dan Tabi’in hingga setelah pembukuan pada abad ke-2 H. Perkembangan hadits pada masa awal lebih banyak menggunakan lisan, dikarenakan larangan Nabi untuk menulis hadis. Larangan tersebut berdasarkan kekhawatiran Nabi akan tercampurnya nash al-Qur'an dengan hadits. Selain itu, juga disebabkan fokus Nabi pada para sahabat yang bisa menulis untuk menulis al-Qur'an. Periodisasi penulisan dan pembukuan hadis secara resmi dimulai pada masa pemerintahan Khalifah Umar ibn Abd al-Aziz (abad 2 H). Terlepas dari naik-turunnya perkembangan hadis, tak dapat dinafikan bahwa sejarah perkembangan hadis memberikan pengaruh yang besar dalam sejarah peradaban Islam.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian pembukuan hadis? 2. Bagaimana sejarah hadis pada masa prakodifikasi?

C. TUJUAN PENULISAN 1. Untuk mengetahui maksud pembukuan hadis 2. Mengetahui sejarah hadis pada masa prakodifikasi

BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PEMBUKUAN HADIS Pembukuan dalam bahasa inggris dikenal dengan kata codification yang berarti penyusunan menurut aturan atau system tertentu. Sedangkan dalam bahasa arab dikenal dengan istilah tadwin (‫ )التدوين‬yang bermakna ( ‫ )ال تشتت فى ديوا‬artinya: mengikat yang terpisah dan mengumpulkan yang

َ ً ْ terurai (dari tulisan-tulisan) pada suatu diwaan. Tadwin merupakan bentuk masdar dari ‫د َون يد ِون تد ِو ْينأ‬ yang berarti menulis dan mencatat. Dan diwaan yang merupakan kumpulan kertas-kertas atau kitab yang biasanya dipakai untuk mencatat keperluan tertentu1. Jadi perbedaan penulisan dan pembukuan hadis ialah jika penulisan maka seseorang yang menulis yang menulis hadis pada sebuah shohifah atau lebih. Sedang Pembukuan adalah mengumpulkan shahifah-shohifah yang sudah ditulis dan yang dihafal dalam dada, lalu menyusunnya sehingga menjadi dalam satu buku.2 B. SEJARAH HADIS PRAKODIFIKASI (Masa Rosululloh) 1. Masa Penyebaran Hadis Periode Rasul SAW merupakan periode pertama sejarah pertumbuhan dan perkembangan hadis. Periode ini berlangsung selama 23 tahun, mulai tahun 13 sebelum hijrah, bertepatan dengan tahun 610 Masehi sampai dengan tahun 11 Hijriah, bertepatan dengan tahun 632 Masehi.3 Rosululloh hidup di tengah-tengah masyarakat dan sahabatnya. Mereka bergaul secara bebas dan mudah, tidak ada peraturan dan larangan yang mempersulit para sahabat untuk bergaul dengan beliau. Pada periode ini disebut masa turunnya wahyu dan pembentukan masyarakat. Hadis berfungsi menerangkan Al-Qur’an untuk menegakkan syari’at Islam dan membentuk masyarakat Islam. Para Sahabat menerima hadis secara langsung dan tidak langsung. Penerimaan hadis secara langsung misalnya saat Nabi SAW. memberi ceramah, pengajian, khotbah atau penjelasan terhadap pertanyaan. Adapun penerimaan secara tidak langsung misalnya mendengar dari sahabat lain atau dari utusan-utusan, baik utusan yang dikirim oleh Nabi SAW. Ke daerah-daerah tertentu

1

Syamsudin, “sejarah pembukuan hadis”. http://shirotuna.blogspot.com/2014/06/sejarah-

pembukuan-hadits_25.html. 01 april 2016 pukul 19.51 2 3

Manna’ Al-Qaththan. 2005. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Hal. 50 Sohari Sahrani. 2015. Ulumul Hadits. Bogor: Ghalia Indonesia. Hal 49

atau utusan dari daerah-daerah yang datang kepada Nabi SAW.4 Selain itu, para pedagang dari berbagai kota juga sangat berperan dalam penyebaran hadis. Setiap mereka pergi berdagang, sekaligus juga berdakwah untuk membagikan pengetahuan yang mereka peroleh dari Nabi kepada orang-orang yang mereka temui. Pada saat itu, penyebaran hadis sangat cepat. Hal tersebut berdasar pada perintah Rosululloh pada para sahabat untuk menyebarkan apapun yang mereka ketahui dari beliau. Beliau berkata,

ً

ً ً‫ب ِلغوا ع ِنى ول ْوأية‬

“ Sampaikanlah apa yang berasal dariku, walaupun hanya satu ayat”5 Perintah tersebut membawa pengaruh yang sangat baik untuk menyebarkan hadis, karena secara bertahap, seluruh masyarakat Muslim baik yang berada di Madinah maupun luar Madinah akan segera mengetahui hukum-hukum agama yang telah diajarkan oleh Rosululloh. Faktor-faktor yang mendukung percepatan penyebaran hadis di masa Rosululloh : a. Semangat dan kesungguhan Rosululloh SAW dalam menyampaaikan dakwah dan menyebarkan Islam b. Karakter ajaran Islam sebagaai ajaran telah membangkitkan semangat orang di lingkungannya untuk selalu mempertanyakan agama ini, selanjutnya secara otomatis tersebar ke orang lain secara berkesinambungan. c. Peranan istri Rosululloh amat besar dalam penyiaran Islam dan hadis termasuk di dalamnya. d. Semangat para sahabat untk mencari ilmu, menghafalkannya dan menyampaikan kepada orang lain. e. Para utusan, delegasi, dan pejabat-pejabat Rosul. f.

Penakhlukkan-penakhlukan besar

g. Haji wada’6 2. Pemeliharaan Hadis Dalam Hafalan Dan Tulisan Untuk memelihara kemurnian dan mencapai kemaslahatan Al-qur’an dan hadis, sebagai dua sumber ajaran Islam, Rasululloh SAW. Mengambil kebijaksanaan yang berbeda. Terhadap AlQur’an, beliau secara resmi memberi instruksi kepada sahabat tertentu supaya menulis disamping menghafalkannya, sedangkan terhadap hadis, perintah resmi itu hanya untuk menghafal dan 4

M. Agus Solahudin, Agus Suyadi. 2009. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Setia. Hal. 34 Al-Bukhari. Al-Bukhori. Semarang: Karya Toha Putra 6 Muhammad Ajaj Al-Khatib. 1999. Ushul Al-Hadist, Jakarta: Gema Insani Press. Hal 99-104

5

menyampaikannya kepada orang lain. Perintah resmi, seperti halnya Al-Qur’an, tidak diperkenankan Rasul.7 Akan tetapi ada beberapa nash-nash yang bertentangan dalam hal penulisan hadis, sebagian menunujukkan adanya larangan penulisan dan sebagian lain membolehkan adanya penulisan.8 Diantara nash-nash yang mebolehkan yaitu adanya sahabat yang menulis hadis-hadis nabi yang menurut pengakuannya dibenarkan oleh Rosululloh SAW., sehingga diberinya nama ash-shahifa as-shodiqoh.9 Ash-shahifa as-shodiqoh merupakan salah satu shahifah- shahifah yang terkenal pada masa Nabi yang ditulis oleh Abdulloh bin Amru bin Al-Ash langsung dari Rosululloh.10 Sedang nash yang tidak membolehkan antara lain riwayat Abu hurairah Rodlyallohu Anhu, beliau berkata, “Rasululloh SAW datang kepada kami dan sedangkan kami menulis hadis, lalu beliau berkata, “ Apa yang sedang kalian tulis?” kami menjawab, “ Hadis-hadis yang kami dengar dari engkau.” Beliau berkata, “Apakah kalian menghendaki kitab selain Kitabulloh? Tidaklah sesat umat sebelum kalian melainkan kerana menulis dari kitab-kitab selain Kitabulloh.”11 Dan masih banyak nash-nash yang lain tentang pertentangan penulisan hadis. Dengan adanya perbedaan nash-nash inilah para ulama berselisih pendapat dalam penulisan hadis dan memadukannya sebagai hukum, antara lain: 1. Larangan penulisan terjadi pada awal masa perkembangan Islam, dikhawatirkan terjadi percampuran dan penggabungan antara hadis dan Al-Qur’an. Ketika keadaan sudah aman dan kondusif dan banyak penghafal Al-Qur’an, Rosululloh SAW mengizinkan untuk menulis hadis, dan larangan sebelumnya menjadi terhapus. 2. Larangan hanya khusus pada penulisan hadis bersamaan dengan Al-Qur’an dalam satu lembar, karena dikhawatirkan terjadi kemiripan atau persamaan. 3. Larangan hanya bagi orang yang diyakini mampu menghafalnya karena dikhawatirkan akan bergantung pada tulisan, sedang diperbolehkan bagi orang yang diyakini tidak mampu menghafalnya.12

7

Sohari Sahrani, Op. Cit., Hal. 53-54. Manna’ Al-Qaththan. Op. Cit., Hal. 47 9 Sohari Sahrani, Op. Cit., Hal. 55 10 Manna’ Al-Qaththa. Op. Cit., Hal. 50

8

11 12

Ibid. Hal. 47 Ibid. Hal. 49

Dan tidak diragukan lagi bahwa adanya perbedaan ini hanyalah terjadi pada masa awal saja, kemudian ijma’ kaum muslimin sepakat membolehkan penulisan tersebut. Kalaulah tidak ditulis tentu hadis itu akan lenyap pada masa-masa berikutnya.

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN Hadis mulai lahir pada zaman Rosululloh SAW yang berupa perkataaan, perbuatan, dan ketetapan dari dari beliau sendiri. Hadispun berkembang dan tersebar pada umat Islam pesat pada zaman itu, disebabkan anjuran Nabi sendiri kepada para sahabat untuk menyebarkan dan adanya beberapa faktorfaktor lain. Para sahabat menerima hadis-hadis dengan secara langsung dari Nabi dan secara tidak langsung. Pada awal periode Nabi menganjurkan para sahabat untuk menghafal dan menyebarkannya pada orang lain dan tidak menulisnya karena khawatir terjadinya percampuran dengan Al-Qur’an. Akan tetapi, ada sebagian sahabat diperintahkan oleh Nabi untuk menulis dengan beberapa syarat. Dan dengan berkembangnya zaman para ulama sepakat untuk menulis hadis untuk memelihara dan menjaga hadishadis Nabi

DAFTAR PUSTAKA

Al-Bukhari. Shahih Al-Bukhari. Semarang: Toha Putra Al-Qaththan, Manna’. 2005. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar. Sahrani, Sohari. 2015. Ulumul Hadits. Bogor: Ghalia Indonesia.

Solahudin, Agus, Mohammad, Agus Suyadi. 2009. Ulumul Hadis. Bandung: Pustaka Al-Khatib, Muhammad, Ajaj. 1999. Ushul Al-Hadist, Jakarta: Gema Insani Press. Syamsudin. 2014,”Sejarah pembukuan hadis” http://shirotuna.blogspot.com//06/sejarah- pembukuan-hadits_25.html. Diakses pada april WIB.

2016 pukul 19.51...


Similar Free PDFs