Studi Epos Mahabharata Bab 38 DOCX

Title Studi Epos Mahabharata Bab 38
Author Adi Budi Kristianto
Pages 7
File Size 51.8 KB
File Type DOCX
Total Downloads 184
Total Views 505

Summary

(FILSAFAT INDIA) Adi Budi Kristianto Ketegasan Dharma dari Karna : Studi Epos Mahabharata Bab 38 (oleh: Adi Budi Kristianto, msc) Pendahuluan Epos Mahabharata bisa dikatakan suatu kompilasi prosa kepahlawanan dan pokok pemikiran Hinduisme. Kisahnya mengandung ajaran praktis tentang penghayatan hidup...


Description

(FILSAFAT INDIA) Adi Budi Kristianto Ketegasan Dharma dari Karna : Studi Epos Mahabharata Bab 38 (oleh: Adi Budi Kristianto, msc) Pendahuluan Epos Mahabharata bisa dikatakan suatu kompilasi prosa kepahlawanan dan pokok pemikiran Hinduisme. Kisahnya mengandung ajaran praktis tentang penghayatan hidup. Pergulatan yang menimpa setiap tokohnya dijadikan refleksi hidup moralitas dan karakter personal. Dalam artikel ini, salah satu bagian di epos Mahabharata hendak dianalisis kajian reflektifnya serta diangkat relevansinya. Secara khusus epos Mahabharata Bab 38 merupakan cuplikan teks yang cocok untuk mempelajari konsep dharma yang tegas. A. KONTEKS DARI TEKS BAB 38 1. Ringkasan Kisah Teks Bab 38 Di dalam kegelisahannya akan perang saudara, Dewi Kunti beranjak pergi menuju Karna, anak pertamanya yang terbuang. Karna adalah ksatria pihak Kaurawa yang mahir berperang serta satu-satunya pribadi yang memiliki dendam mendalam pada Pandawa. Pada saat itu, Karna tengah bersamadi di tepi Sungai Gangga sebagaimana ritual hariannya. Kunti pun menunggu Karna selesai hingga sinar matahari telah naik sampai di atas punggungnya. Setelah selesai bersembahyang, Karna berdiri. Barulah ia melihat Dewi Kunti menunggu di belakangnya, di bawah terik matahari. Segera ia melepas bajunya untuk melindungi kepala Dewi Kunti dari panas matahari. Sesudah itu, Karna memperkenalkan dirinya secara sopan dan dengan jelas sebagai anak dari Rada dan Adhirata, sais kereta.1 Kunti langsung menyatakan bahwa dirinya adalah ibu kandung dari Karna dan memintanya untuk bergabung dengan Pandawa, saudara Karna. Kunti bahkan menambahkan kebenaran lain dari jati diri Karna: putra dari Batara Surya. Dewa Matahari membenarkan kata-kata Dewi Kunti!2 Sebagai keturunan ksatria dari Dewa, Kunti menyarankannya untuk bekerjasama dengan Arjuna. Namun, Karna bertekad untuk tidak menunjukkan kelemahan terhadap kesetiaan dan keteguhan hatinya (bdk. Mahabharata: 5.144.3). Karna tidak mau menghindari kewajibannya (dharma). Lagipula, Karna menyadari bahwa dirinya bukanlah seorang pengecut dan tak tahu 1 Sebenarnya Karna sudah tahu terlebih dahulu bahwa Kunt adalah ibu kandungnya dari penjelasan panjang lebar Krishna yang berjumpa dengannya sebelum Kunti Bdki Pratap Ci Royi The Mahabharata of Krishna- Dwaipayana Vyasa: Vol IV. Calcutta: Joynarayan Press, 1965, hlmi 188i 2 "a voice . . . issued from the sun" (Mahabharata 5i144i1)i Ibid,… Pratap Ci Roy, hlmi 289i Page 1 of 7...


Similar Free PDFs