STUDIO PERENCANAAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN.pdf PDF

Title STUDIO PERENCANAAN WILAYAH KABUPATEN GROBOGAN.pdf
Author Mirza Diani Amalia
Pages 109
File Size 9.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 435
Total Views 545

Summary

3 kelom pok tiga studio perencanaan wilayah BU KU REN CAN A GROBOGAN 2017-2037 PERENCANAAN W ILAYAH DAN KOTA UNIVERSITAS SEBELAS MARET S U R A K A R TA demogr afi DEVI f isi kdasar DARA t atagunal ahan KOKOH ARIEFKEVI N sosi albudaya pr asar ana NASA 3 NI RMAsarana kebi jakan ekonomi MI RZA FI STI R...


Description

daftar isi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang // 2 1.2 Ruang Lingkup 1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah // 5 1.2.2 Ruang Lingkup Waktu // 5 1.2.3 Ruang Lingkup Substansi // 5 1.3 Landasan Hukum // 6 1.4 Tinjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 1.4.1 Arahan Struktur Ruang Kabupaten Grobogan // 6 1.4.2 Arahan Pola Ruang Kabupaten Grobogan // 7 1.5 Tinjauan RTRW // 7

BAB II TUJUAN, KONSEP, KEBIJAKAN, STRATEGI PENATAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH 2.1 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah 2.1.1 Tujuan // 10 2.1.2 Sasaran // 10 2.2 Konsep Dasar Penataan dan Pengembangan Wilayah 2.2.1 Konsep Pengembangan Agropolitan // 11 2.2.2 Konsep Pengembangan Industri // 12 2.2.3 Konsep Pengembangan Pariwisata // 12 2.2.4 Konsep Pengembangan Konektifitas dan Sinergitas Antar Sektor Unggulan // 13 2.3 Kebijakan Strategi Penataan Ruang 2.3.1 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Struktur Ruang Kawasan // 14 2.3.2 Kebijakan dan Strategi Pengembangan Pola Ruang Kawasan // 14

BAB III RENCANA STRUKTUR RUANG 3.1 Konsep Struktur Ruang Wilayah 3.1.1 Rencana Pusat Pelayanan // 16 3.1.2 Rencana Sistem Perwilayahan // 20 3.1.3 Rencana Sistem Pergerakan // 23 3.1.4 Rencana Sistem Evakuasi // 1 3.1.4.1 Rencana Jalur Evakuasi // 1 3.1.3.2 Rencana Moda Transportasi Evakuasi // 24 3.2 Rencana Sosial Demografi 3.2.1 Kependudukan // 30 3.2.2 Ketenagakerjaan // 32 3.2.3 Sosial Budaya // 33 3.3 Rencana Pembangunan Sarana 3.3.1 Rencana Pengembangan Sarana Pendidikan // 33 3.3.2 Rencana Pengembangan Sarana Kesehatan // 35 3.3.3 Rencana Pengembangan Sarana Peribadatan // 36 3.3.4 Rencana Pengembangan Sarana Perdagangan // 36 3.4 Rencana Pengembangan Jaringan 3.4.1 Rencana Jaringan Air Bersih // 36 3.4.2 Rencana Jaringan Drainase // 39

daftar isi 3.4.3 Jaringan Irigasi // 39 3.4.4 Jaringan Persampahan // 39 3.4.5 Jaringan Air Limbah // 40 3.4.6 Jaringan Listrik // 40 3.5 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Grobogan // 40

BAB IV RENCANA POLA RUANG 4.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung 4.1.1 Kawasan yang memberikan perlindungan kawasan di bawahnya // 42 4.1.2 Hutan Lindung // 42 4.1.3 Kawasan Perlindungan Setempat // 43 4.1.4 Sawah Lestari // 42 4.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya 4.2.1 Permukiman // 44 4.2.2 Industri // 45 4.2.3 Hutan Budidaya // 45 4.2.4 Pertanian // 45 4.2.5 Pariwisata // 45 4.2.6 Kebun // 45

BAB V RENCANA KAWASAN STRATEGIS 5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Ekonomi 5.1.1 Rencana Pengembangan Kawasan Industri // 48 5.1.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata // 51 5.1.3 Rencana Koridor Pengembangan // 51 5.1.4 Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan // 54 5.1.5 Rencana Pengembangan Kawasan Agropolitan // 56 5.2 Rencana Kawasan Strategis Daya Dukung Lingkungan // 61 5.3 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Grobogan // 62

BAB VI ARAHAN PEMANFAATAN RUANG 6.1 6.2 6.3 6.4

Usulan Program Pemanfaatan Ruang // 66 Pendanaan dan Sumbernya // 67 Pelaksana Program Pemanfaatan Ruang // 67 Tahapan Waktu Pelaksanaan Program // 67

BAB VII PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG 7.1 7.2 7.3

Ketentuan Umum Peraturan Zonasi Untuk Pola Ruang Wilayah Kabupaten 7.1.1 Ketentuan Perizinan // 84 Ketentuan Insentif-Disinsentif // 88 Ketentuan Sanksi // 91

BAB VIII KELEMBAGAAN DAN PERAN SERTA MASYARAKAT 8.1 Kelembagaan // 81 8.1.1 Badan Usaha Milik Desa // 93 8.1.2 Arahan Hubungan Antarlembaga // 94 8.2 Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat // 97

daftar tabel Tabel 1.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan // 5 Tabel 1.2 Pusat-pusat Kegiatan // 7 Tabel 3.1 Pusat Pelayanan // 17 Tabel 3.2 Pembagian BWP // 20 Tabel 3.3 Rencana Proyeksi Penduduk Berdasarkan Pembagian BWP dan Pusatnya // 30 Tabel 3.4 Rencana Proyeksi Kepadatan Penduduk Berdasarkan Pembagian BWP dan Pusatnya // 31 Tabel 3.5 Perbandingan Rencana Daya Tampung dengan Proyeksi Penduduk // 31 Tabel 3.6 Rencana Penambahan Sarana Pendidikan di Kabupaten Grobogan // 34 Tabel 3.7 Rencana Penambahan Sarana Kesehatan di Kabupaten Grobogan per Sub BWP Tahun 2037Tahun 2037 // 35 Tabel 5.1 Rencana Pengembangan Sub-Sistem Pra-Produksi Pertanian // 57 Tabel 5.2 Rencana Pengembangan Sub Sistem Produksi Pertanian // 58 Tabel 5.4 Rencana Pengembangan Sub Sistem Pasca Produksi Pertanian // 59 Tabel 5.5 Komoditas Olahan Kabupaten Grobogan // 61 Tabel 6.1 Program Pemanfaatan Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan // 68 Tabel 7.1 Ketentuan Pengendalian Pemanfaatan Ruang // 85 Tabel 7.2 Tindakan Insentif dan Disinsentif Kabupaten Grobogan // 90 Tabel 8.1 Kelembagaan Dinas Daerah Terkait Inovasi // 95

daftar gambar Gambar 2.1 Konsep Pengembangan Sinergitas Antar Sektor Unggulan // 13 Gambar 2.2 Konsep Pengembangan Agropolitan Didukung Industri dan Wisata Lokal // 14 Gambar 3.1 Grafik Produktifitas Tenaga Kerja Kabupaten Grobogan Tahun 2016 // 32 Gambar 8.1 Diagram Venn Kelembagaan // 93 Gambar 8.2 Ilustrasi Arahan Hubungan Antarlembaga Agropolitan // 94 Gambar 8.3 Konsep Pengembangan Sinergitas Antar Sektor Unggulan // 94 Gambar 8.4 Alur Koordinasi Kelembagaan Terkait Inovasi // 95

daftar peta Peta 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Grobogan // 4 Peta 3.1 Rencana Pusat Pelayanan Kabupaten Grobogan // 19 Peta 3.2 Rencana Pembagian Bagian Wilayah Perencanaan Kabupaten Grobogan // 22 Peta 3.3 Rencana Pengembangan Sistem Transportasi // 25 Peta 3.4 Rencana Pegembangan Sarana Prasarana Penunjang Transportasi // 26 Peta 3.5 Rencana Pengembangan Efektivitas Pengembangan Moda Transportasi Evakuasi Kabupaten Grobogan // 27 Peta 3.6 Rencana Evakuasi Kabupaten Grobogan // 29 Peta 3.7 Rencana Struktur Ruang Kabupaten Grobogan // 41

Peta 4.1 Rencana Pola Ruang Kabupaten Grobogan 2017 – 2037 // 46 Peta 5.1 Rencana Pengembangan Kawasan Industri // 49 Peta 5.2 Rencana Pengembangan Kawasan Pariwisata // 52 Peta 5.3 Rencana Koridor Pengembangan // 53 Peta 5.4 Kawasan Strategis Perkotaan // 55 Peta 5.5 Rencana Kawasan Strategis Pertanian // 60 Peta 5.6 Peta Kawasan Strategis Karst // 63 Peta 5.7 Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Grobogan // 64

1 • pendahuluan

1.1 Latar Belakang Kabupaten Grobogan merupakan wilayah bagian dari KEDUNGSEPUR. KEDUNGSEPUR merupakan sebuah wilayah kerjasama yang meliputi lima wilayah administratif, yaitu Kendal, Demak, Ungaran, Semarang, dan Purwodadi. Purwodadi merupakan wilayah bagian di dalam Kabupaten Grobogan. Di dalam RTR Jawa Bali disebutkan bahwa wilayah KEDUNGSEPUR merupakan wilayah potensial agropolitan, dimana agropolitan meliputi potensi di sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan. Potensi tersebut juga terdapat di Kabupaten Grobogan. Salah satu kegiatan yang unggul di Kabupaten Grobogan adalah pertanian.

2 Sektor pertanian di Kabupaten Grobogan berperan penting bagi masyarakat. Hal ini terlihat dari sebagian besar wilayah Grobogan merupakan lahan sawah dan mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani. Sektor pertanian sangat berperan dalam meningkatkan perekonomian wilayah. Ini juga dibuktikan dalam PDRB Kabupaten Grobogan, bahwa sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar Selain dari sektor pertanian, masyarakat juga mengandalkan sektor perkebunan, perikanan, dan peternakan untuk memenuhi kebutuhan. Akan tetapi, potensi dari sektor perkebunan, perikanan, dan peternakan tidak sebesar potensi pertanian di Kabupaten Grobogan. Sektor-sektor tersebut hanya sebagai pendukung bagi masyarakat. Oleh karena itu, sektor pendukung tidak dapat dikesampingkan, melainkan harus tetap dipertimbangkan dalam upaya mendukung pengembangan potensi unggulan wilayah.

s

u

i

2

1

Dalam Bab I Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan 2017-2037, akan dijelaskan mengenai Latar Belakang, Ruang Lingkup, Landasan Hukum, Tinjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 dan Tinjauan RTRW Kabupaten Grobogan Tahun 2011-2031 terkait wilayah perencanaan.

Pendahuluan bab satu

3

t

w

l

0

6

Dilihat dari letaknya Kabupaten Grobogan memiliki posisi yang strategis karena berbatasan langsung dengan wilayah SUBOSUKOWONOSRATEN dan KEDUNGSEPUR. Ini juga berpengaruh dalam pengembangan kegiatan-kegiatan sekunder atau kegiatan-kegiatan selain kegiatan agropolitan. Salah satu kegiatan yang ada yaitu kegiatan industri. Sektor industri tersebar cukup banyak di Kabupaten Grobogan. Akan tetapi, industri yang terdapat di wilayah perencanaan didominasi oleh industri-industri pengolahan pertanian dan perkebunan. Wilayah yang didominasi pedesaan ini juga memiliki keunikan-keunikan yang patut dipertimbangkan khususnya dalam hal penataan ruang. Keunikan tersebut terlihat dari budaya yang dimiliki masyarakatnya serta sarana-sarana wisata yang tersebar. Budaya dan wisata yang terdapat di wilayah perencanaan mayoritas merupakan sektor alami, atau wisata alam. Karena hal itu, Kabupaten Grobogan memerlukan sebuah konsep penataan ruang yang memprioritaskan pertanian dengan tetap memperhatikanbudaya sertapotensialamnya.

Konsep yang dapat mewujudkan penataan ruang pertanian dan potensi alam tersebut adalah

“ A g r o p o l i t a n

didukung

industri dan wisata lokal” Konsep Agropolitan merupakan salah satu alternatif bagi Pemerintah Daerah untuk mengembangkan perekonomian wilayahnya. Menurut Departemen Pertanian (2002), Agropolitan terdiri dari kata agro dan politan (polis). Agro berarti pertanian dan politan berarti kota. Dengan demikian Agropolitan dapat didefinisikan sebagai kota pertanian atau kota di daerah lahan pertanian atau pertanian di daerah kota. Sementara didukung industri dan wisata lokal (local tourism) yang dimaksud adalah pengembangan potensi kota pertanian atau kota di daerah lahan pertanian atau pertanian di daerah kota harus tetap memperhatikan potensi-potensi alam yang dimiliki wilayah perencaaan. Artinya dalam pengembangan industri harus tetap industri-industri yang berbahan dasar dari alam, pengembangan wisata-wisata alam perlu digalakkan untuk mendukung pengembangan pertanian, dan begitupun sebaliknya. Penataan ruang wilayah Kabupaten Grobogan harus tetap mempertimbangkan berbagai karakteristik wilayah yang ada. Tindakan yang dapat dilakukan dapat berupa perumusan arahan pengembangan tata ruang.

4

s

u

i

2

1

Peta 1.1 Administrasi Kabupaten Grobogan Sumber : Kelompok 3 Studio Perencanaan Wilayah Kabupaten Grobogan, 2016

1 • pendahuluan

1.2 Ruang Lingkup Tabel 1.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan

1.2.1 Ruang Lingkup Wilayah Ruang lingkup wilayah perencanaan dalam Studio Perencanaan Wilayah dengan konsep “Agropolitan Berbasis Kearifan Lokal” ini terdiri dari 19 kecamatan. Adapun 19 kecamatan ini memiliki potensi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah.

1.2.2 Ruang Lingkup Waktu

5

Sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, maka periode Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan ini adalah 20 (dua puluh) tahun ke depan yaitu tahun

2 0 1 7 - 2 0 3 7 Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2016

t

1.2.3 Ruang Lingkup Substansi w l

0

6

Dalam dokumen Rencana Tata Ruang Kabupaten Grobogan memakai salah satu prinsip perencanaan yaitu komprehensif. Prinsip perencanaan komprehensif ini berarti mencakup semua aspek-aspek perencanaan sehingga ruang lingkup substansi dari rencana ini meliputi:

1.

Kebijakan, program, dan rencana pembangunan berjalan yang berlaku, baik meliputi kebijakan lokal maupun regional

2. 3. 4. 5.

Fisik dasar dan sumberdaya alam

6. 7.

Demografi dan sosial-budaya penduduk Perekonomian dan kegiatan usaha Sarana prasarana dan sistem transportasi Tata guna lahan dan tata lingkungan Kelembagaan dan pembiayaan pembangunan

1 • pendahuluan

1.3 Landasan Hukum Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah dengan konsep “Agropolitan Berbasis Kearifan Lokal” ini didasarkan pada peraturan dan undang-undang sebagai berikut:

1.

Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang

2.

UU Nomor 38 tahun 2004 tentang Jalan

3.

UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

4.

UU No. 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

5.

UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

6.

Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

7.

PP No. 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban Serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang

8.

Peraturan Menteri Pertanian Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Kriteria Teknis Kawasan Peruntukan Pertanian

9.

Peraturan Menteri PU No. 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Kriteria Teknis Kawasan Budidaya

10.

PP No.10 Tahun 2000 tentang Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah

11.

PP No. 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah

12.

PP No. 20 Tahun 2006 tentang Irigasi

13.

PP No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan

14.

PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

15.

Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

16.

UU No. 25 Tahun 2000 tentang Propenas menyusul Undangundang No. 7 1996 tentang Pangan yang Menyebutkan Perlunya Dibangun Ketahanan Pangan yang meliputi Ketersediaan, Distribusi dan Konsumsi Pangan untuk Mengantisipasi Kemungkinan Terjadinya Kerawanan Pangan jika Dikaitkan dengan Peningkatan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP)

17.

Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 13 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tata Cara Pembentukan Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa

1.4 Tinjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029

6

s

u

i

Peninjauan RTRW Provinsi Jawa Tengah dilakukan untuk mengetahui kebijakan provinsi Jawa Tengah dalam mengatur penataan ruang Kabupaten Grobogan.

1.4.1 Arahan Struktur Ruang Kabupaten Grobogan Dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah disebutkan bahwa konsep struktur ruang Provinsi Jawa Tengah terhadap Kabupaten Grobogan yaitu: 1. PKN (Pusat Kegiatan Nasional) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. 2. PKL (Pusat Kegiatan Lokal) : kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kabupaten atau beberapa kecamatan.

2

1

1 • pendahuluan

1.4.2 Arahan Pola Ruang Kabupaten Grobogan Pola ruang untuk Kabupaten Grobogan disebutkan dalam RTRW Provinsi Jawa Tengah antara lain: 1. Kawasan lindung : merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya buatan. 2. Kawasan Budidaya : merupakan wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumber daya alam, sumber daya manusia dan sumber daya buatan.

1.5 Tinjauan RTRW PPL meliputi :

7

a. Desa Karangasem Kecamatan Wirosari b. Desa Boloh Kecamatan Toroh c. Desa Jeketro Kecamatan Gubug d. Desa Nambuhan Kecamatan Purwodadi e. Desa Putatsari Kecamatan Grobogan f. Desa Truwolu Kecamatan Ngaringan g. Desa Simo Kecamatan Kradenan h. Desa Kapung Kecamatan Tanggungharjo i. Desa Sedadi Kecamatan Penawangan j. Desa Telawah Kecamatan Karangrayung

Penetapan kawasan lindung, kawasan budidaya, dan kawasan strategis dapat dilihat sebagai berikut

t

Penetapan Kawasan Lindung berupa : •Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan meliputi Kawasan Bledug Kuwu di Kecamatan Kradenan, Kawasan Api Abadi Mrapen di Kecamatan Godong, Kawasan Gua Lawa dan Macan di Kecamatan Grobogan, Kawasan Gua Urang, Kawasan Makam Ki Ageng Selo, dan Kawasan Makam Ki Ageng Tarub di Kecamatan Tawangharjo. •Kawasan rawan bencana banjir, longsor dan kekeringan. •Kawasan lindung karst yang merupkan bagian dari bentang alam karst Sukolilo di Kecamatan Brati dan Kecamatan Grobogan. Penetapan Kawasan Budidaya berupa kawasan peruntukan hutan produksi, kawasan peruntukan hutan rakyat, kawasan peruntukan pertanian, kawasan peruntukan perikanan, kawasan peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan industri, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan peruntukan permukiman, dan kawasan peruntukan lainnya.

Tabel 1.2 Pusat-pusat Kegiatan

w

l

0

6 Sumber: Kabupaten Grobogan dalam Angka, 2016

1 • pendahuluan

Penetapan Kawasan Strategis yaitu meliputi : •Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Pertumbuhan Ekonomi meliputi : Koridor pengembangan Tegowanu – Gubug – Godong – Penawangan – Purwodadi sebagai bagian dari KSN Kedungsepur; Kawasan agropolitan Kutosaringan, di Kecamatan Pulokulon dengan produksi jagung dan kedelai, Kecamatan Toroh dengan produksi jagung, Kecamatan Wirosari dengan produksi sapi potong dan jagung dan Kecamatan Penawangan dengan produksi melon, semangka dan kacang hijau. Kawasan strategis perkotaan, meliputi perkotaan Wirosari di Kecamatan Wirosari danperkotaan Kradenan di Kecamatan Kradenan. •Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Hidup berupa kawasan karst Sukolilo •Kawasan Strategis dari Sudut Kepentingan Fungsi Sosial dan Budaya meliputi Kawasan Mrapen di Kecamatan Godong dan Kawasan Bledug Kuwu di Kecamatan Kradenan.

8

s

u

i

2

1

bab

dua

Tujuan, Konsep, Kebijakan, Strategi, dan Pengembangan Wilayah

Dalam Bab II Laporan Akhir Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan 20172037, akan dijelaskan mengenai Tujuan dan Sasaran Pengembangan Wilayah, Konsep Dasar Penataan dan Pengembangan Wilayah, Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang.

2.1 Tujuan dan Sasaran Tujuan dan sasaran dapat dirumuskan berdasarkan atas visi misi yang telah disusun. Visi dan misi haruslah sesuai dengan karakteristik wilayah perencanaan. Adapun visi Kabupaten Grobogan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Grobogan 2017-2037 adalah:

“Mewujudkan masyarakat Kabupaten Grobogan yang mandiri dan sejahtera dengan mengoptimalkan potensi wilayah”

10

Untuk mencapai misi tersebut, disusun misi antara lain: 1. Meningkatkan kuantitas, kualitas, dan pelayanan sarana prasarana 2. Meningkatkan pengembangan potensi wilayah 3. Pemberdayaan produktifitas masyarakat terkait sektor pertanian 4. Perlindungan usaha pengolahan dalam kesempatan peningkatan ekonomi Tujuan merupakan sesuatu yang ingin dicapai dalam rangka menyelesaikan isu atau perma- s salahan yang ada di dalam kawasan. Pencapaian yang diinginkan ini bersifat memperbaiki keadaan, memecahkan masalah, serta memastikan masa depan yang dapat lebih baik. Dengan demikian tujuan diikuti oleh sasaran yang menunjukkan langkah-langkah yang dapat u diambil untuk menjaga supaya tindakan yang direncanakan tidak meleset dari tujuan awal.

SASARAN

TUJUAN Tujuan dari rencana pengembangan Kawasan Agropolitan Didukung Potensi Lokal ini adalah untuk mewujudkan efektivitas manajemen ruang dan distribusi pemasaran untuk mengembangkan kawasan unggulan pertanian serta potensi industri dan pariwisata di Kabupaten Grobogan Tahun 20172037.

Adapun sasaran yang ditetapkan guna sebagai langkah-langkah guna mencapai tujuan tersebut antara lain adalah sebagai berikut: a. Meningkatan kualitas dan jangkauan pe layanan infrastruktur wilayah secara terpadu b. Mengembangkan potensi pertanian, industri, dan pariwisata c. Mengintegrasikan sistem produksi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi d. Membentuk pusat-pusat ...


Similar Free PDFs