KONSEP WILAYAH (WILAYAH HOMOGEN, NODAL, PERENCANAAN, DAN ADMINISTRASI) PDF

Title KONSEP WILAYAH (WILAYAH HOMOGEN, NODAL, PERENCANAAN, DAN ADMINISTRASI)
Author Kusuma Dewi
Pages 3
File Size 20.2 KB
File Type PDF
Total Downloads 444
Total Views 520

Summary

Kusuma Dewi, Agustus 2019 Nama : Kusuma Dewi NIM : 170721636583 Offering : K/2017 Prodi : Pendidikan Geografi Matakuliah : Geografi Pengembangan Wilayah KONSEP WILAYAH (WILAYAH HOMOGEN, NODAL, PERENCANAAN, DAN ADMINISTRASI) Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah suatu ...


Description

Kusuma Dewi, Agustus 2019

Nama NIM Offering Prodi Matakuliah

: Kusuma Dewi : 170721636583 : K/2017 : Pendidikan Geografi : Geografi Pengembangan Wilayah

KONSEP WILAYAH (WILAYAH HOMOGEN, NODAL, PERENCANAAN, DAN ADMINISTRASI) Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang, wilayah adalah suatu ruang kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administrasi dan atau aspek fungsional. Menurut Budiharsono (2001) mengartikan wilayah sebagai suatu unit geografi yang dibatasi oleh kriteria tertentu yang bagian-bagiannya tergantung secara internal. Sedangkan Adisasmita (2005:86) berpendapat bahwa wilayah adalah ruang dalam kesatuan geografi beserta unsur terkait dengan batasan dan sistemnya yang ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau fungsional. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu wilayah adalah daerah yang memiliki kesamaan fisik, sosial, ataupun aspek lainnya yang dapat dibagi menjadi dua hal berdasarkan administrasi dan fungsionalnya. Wilayah dibagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut: 1. Wilayah Homogen (Homogeneous Region) Wilayah Homogen merupakan wilayah yang memiliki karakteristik (ciri) beberapa daerah. Sifat dan ciri kehomogenan tersebut, misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan struktur produksi dan konsumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan rendah, dan lain-lain), geografi (seperti wilayah yang memiliki kesamaan iklim atau topografi), agama, suku dan lainnya. Wilayah homogen dibatasi berdasarkan keseragaman secara internal (internal uniform). Secara teori ekonomi, keserupaan dalam tingkat pendapatan per kapita merupakan kriteria yang lazim dipakai untuk menentukan kehomogenan (Adisasmita, 2005). Adapun contoh wilayah homogen sebagai berikut: a. Wilayah sentra penghasil buah naga di Kabupaten Banyuwangi yaitu Kecamatan Tegalsari, Kecamatan Bangorejo, dan Kecamatan Purworejo. b. Kawasan Pantura yang merupakan daerah penghasil udang terbesar di Jawa Timur yang meliputi Tuban, Lamongan, Gresik, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, dan Kawasan Timur Banyuwangi. c. Daerah tambak di Jawa Timur yaitu Gresik, Lamongan, Tuban, Sidorjo. d. Kota Blitar, dimana tiga kecamatan yang ada di Kota Blitar (Kecamatan Nglegok, Garum dan Gandusari) menjadi sentar penghasil tanaman manggis, (Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur) 2. Wilayah Nodal Menurut Prisyarsono & Sahara wilayah nodal (Nodal/Polarized Region) merupakan wilayah yang secara fungsional mempunyai keterkaitan dan ketergantungan antar pusat (inti) dan daerah belakangnya (hinterland). Tingkat keterkaitan tersebut diukur berdasarkan arus lalu lintas barang, penduduk, modal, dan transportasi. Sedangkan menurut Glasson (1977) dalam Prisyarsono & Sahara, secara geografis wilayah nodal memperlihatkan suatu koherensi

Kusuma Dewi, Agustus 2019

fungsional tertentu, suatu interdependensi dari bagian-bagian, apabila didefinisikan berdasarkan kriteria tertentu, seperti kota dna desa, yang secara fungsional saling berkaitan. Wilayah nodal merupakan wilayah yang paling ideal digunakan dalam analisis mengenai ekonomi wilayah, dengan mengartikan wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang yang dikuasai oleh satu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi (Sukirno, 1976 dalam Prisyarsono & Sahara). Batas wilayah nodal ditentukan sejauh mana pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi bila digantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lainnya. Struktur wilayah nodal saling melengkapi, dimana ada hubungan keterkaitan dan kepentingan masyarakat dalam wilayah tersebut. Daerah hinterland akan menjual barangbarang mentah (raw material) dan jasa tenaga kerja kepada daerah inti, sedangkan daerah inti akan menjual barang jadi ke daerah hinterland. Wilayah yang menjadi contoh sebagai berikut: a. Surabaya yang menjadi daerah inti dalam wilayah GERBONGKERTOSUSILA. Dimana dalam wilayah ini tergabung beberapa kota (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan). b. Daerah Tapal Kuda yang memiliki daerah inti yaitu Surabaya dan Sidoarjo dan daerah hinterland meliputi Sumenep, Sampang, Pemekasan, Bangkalan, Pasuruan, Probolinggo, dan Situbondo. 3. Wilayah Perencanaan (Planning Region) Wilayah perencanaan merupakan wilayah yang memperlihatkan koherensi atau kesatuan keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapat dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan perubahan penting yang terjadi dalam penyebaran penduduk dan kesempatan kerja. Klaassen ciri-ciri dari wilayah perencanaan sebagai berikut (Glasson, 1978 dalam Prisyarsono & Sahara): a. Cukup besar untuk mengambil keputusan investasi yang berskala ekonomi b. Mampu mengubah industri sendiri dengan tenaga kerja yang ada c. Mempunyai sekurang-kurangnya satu titik pertumbuhan (growth point) d. Menggunaan suatu cara pendekatan perencanaan pembangunan e. Mempunyai struktur ekonomi yang homogen f. Masyarakat dalam wilayah tersebut mempunyai kesadaran bersama dalam persoalan-persoalannya. Wilayah di Jawa Timur yang dikategorikan sebagai wilayah perencanaan sebagai berikut: a. Daerah Aliran Sungai Lesti (DAS Lesti) yang meliputi Sumbermanjing Wetan, Turen, Wajak, Bululawang, Gondang Legi, Pagelaran, Gedangan, Bantur, dan Pagak. b. Daerah perencanaan pengembangan cluster agropolitan Madura c. Daerah perencanaan pengembangan cluster agropolitan Ijen d. Daerah perencanaan pengembangan cluster agropolitan Bromo Tengger Semeru e. Daerah perencanaan pengembangan cluster agropolitan Wilis f. Daerah perencanaan pengembangan cluster Segetiga Emas yang meliputi wilayah Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan g. Daerah perencanaan pengembangan cluster agropolitan Regional Kelud yang meliputi Kabupaten/Kota Kediri dan Kabupaten/Kota Wilayah Pengembangan Blitar.

Kusuma Dewi, Agustus 2019

h. Desa Pujon yang menjadi wilayah perencanaan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah. 4. Wilayah Administrasi Wilayah administrasi (Prisyarsono & Sahara) adalah wilayah yang batasbatasannya ditentukan berdasarkan kepentingan administrasi pemerintah atau politik, seperti provinsi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan dan RT/RW. Wilayah ini sangat penting dalam pembahasan pengembangan wilayah dikarenakan 2 hal, yaitu dalam melaksanakan kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah perlu tindakan dari berbagai badan pemeritah, selanjutnya dengan wilayah yang memiliki batasan satuan administrasi pemerintah akan lebih mudah dianalisis karena sejak lama pengumpulan data di berbagai bagian wilayah berdasarkan pada satuan wilayah administrasi tersebut. Wilayah di Jawa Timur yang dikategorikan sebagai wilayah administrasi sebagai berikut: a. Kabupaten Banyuwangi secara administratif berbatasan dengan Kabupaten Situbondo disebelah utara dan disebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso. b. Kabupaten Malang secara administrasi berbatasan dengan Kota Malang ditengah-tengah wilayahnya. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Probolinggo. Selanjutnya sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri. c. Kabupaten Kediri secara administratif seluruh wilayahnya berbatasan dengan Kabupaten Kediri. Daftar Rujukan: Adisasmita, H.R. 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Yogyakarta: Graha Ilmu. Budiharsono, Sugeng. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta: Pradnya Paramita. Prisyarsono & Sahara. Daftar Ilmu Ekonomi Regional, (Online), (http://repository.ut.ac.id/3992/1/ESPA4425-M1.pdf) diakses 05 September 2019. Undang-Undang No.24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang...


Similar Free PDFs