GEO REGIONAL KONSEP WILAYAH PDF

Title GEO REGIONAL KONSEP WILAYAH
Author Zulfikar Yahya
Pages 14
File Size 332.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 318
Total Views 728

Summary

WILAYAH DAN KONSEP DASAR GEOGRAFI REGIONAL DUNIA SERTA PENERAPANNYA DALAM STUDI GEOGRAFI Oleh Zulfikar Yahya1,*) 1) 140722600570 *) Prodi Ilmu Geografi Universitas Negeri Malang, FIS Abstrak Permukaan bumi tempat tinggal manusia dapat dikelompokkan menjadi beberapa wilayah atau region. Tiap region m...


Description

WILAYAH DAN KONSEP DASAR GEOGRAFI REGIONAL DUNIA SERTA PENERAPANNYA DALAM STUDI GEOGRAFI

Oleh Zulfikar Yahya1,*) 1)

*)

140722600570 Prodi Ilmu Geografi Universitas Negeri Malang, FIS

Abstrak

Permukaan bumi tempat tinggal manusia dapat dikelompokkan menjadi beberapa wilayah atau region. Tiap region mempunyai ciri khas dengan region lainnya. Dengan kata lain region adalah sebahagian permukaan bumi yang dalam hal-hal tertentu berbeda dari daerah sekitarnya. Perkembangan konsep wilayah mempunyai sejarah yang panjang. Meskipun demikian penyajiannya secara sistematik baru dimulai sejak abad ke-19 yaitu tatkala ahli-ahli geografi berpendapat bahwa unit politik merupakan dasar yang belum cukup untuk menggambarkan suatu wilayah oleh ahli-ahli geografi pada saat itu lebih mengutamakan kepada unit alamiah. Penggolongan wilayah seperti tersebut terakhir ini disebut wilayah alamiah (natural region). Disamping penggolongan ini terdapat penggolongan wilayah yang didasarkan kepada kenampakan tunggal (single feature) seperti kenampakan iklim, vegetasi, atau hewan. Köppen misalnya membuat wilayah iklim yang meliputi seluruh permukaan bumi.Natural region dan single feature region, seperti disebutkan di atas adalah konsep wilayah sebelum perang dunia I. Perang dunia I dan II kedua konsep tersebut terus berkembang. Kata Kunci: Region, Regional Dunia, Realm, Wilayah

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep wilayah dalam geografi regional memiliki permasalahan dalam penerapannya di lapangan selama ini. Pada penerapannya, sering kali terjadi kesalahan pengklasifian dalam menentukan satuan wilayah. Hal ini karena wilayah bersifat dinamis. Adanya kesulitan dalam melakukan studi kasus diantaranya adalah karena cakupan wilayah yang diteliti harus benar-benar dipikirkan. Jika studi wilayah sedemikian umum, maka akan kabur maknanya, sebaliknya bila sedemikian detail, maka akan hilang gambaran umumnya. Hal inilah yang harus dipertimbangkan bila menggunakan studi wilayah. Apabila penerapan metoda regional tidak tepat, bisa disalah gunakan untuk kepentingan politik. Pendekatan regional telah digunakan oleh ahli-ahli politik untuk merasionalisasi kepentingan politik. Selanjutrnya, kadang kala dalam melakukan studi kasus lapangan yang diteliti sedemikian dinamis sehingga dalam waktu yang cukup singkat telah terjadi perubahan kompoisi dan perubahan struktur dalam daerah tersebut. Hal ini menyebabkan studi kasus yang kita lakukan akan menjadi kurang akurat di masa mendatang sehingga diperlukan studi kasus lanjutan.

STUDI WILAYAH DAN PEMBAHASAN Geografi sebagai suatu ilmu yang mempelajari dunia sebagai kesatuan organisme dan juga sebagai tempat peradaban manusia perlu mengklasifikasi satuan-satuan lahan. Dalam hal ini maka diciptakan klasifikasi untuk mempermudah dalam mempelajari geografi regional. Satuan klasifikasi yang terbesar adalah Realm. Pengertian Realm disini adalah suatu kesatuan lahan yang mencakup daerah yang sangat luas yang dihuni manusia. Dalam lanjutannya, maka yang dimaksud dengan Realm perlu didefinisikan secara lebih rinci. 

Pertama, Relm geografi adalah kesatuan keruangan yang terbesar, yakni ditempati dunia sebagai tempat tinggal manusia dan selanjutnya dapat dibagi menjadi sub-sub yang lebih kecil.



Kedua, Realm Geografi merupakan hasil interaksi manusia dengan lingkungan alam sebagai interaksi fungsional yang ditandai oleh kenampakan pertanian, pertambangan, pelabuhan, route transparansi, dam, jembatan, desa dan kenampakan lain sebagai tanda-tanda dalam landscapenya.

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

2



Ketiga, Realm geografik harus mencerminkan definisi yang komprehensif dan mencakup pengelompokan umat manusia yang menghuni dunia ini.



Keempat, diaman realm geografik bertemu maka terbentuk zona transisi, diaman batas-batasnya tidak jelas sebagai tanda kontak mereka.

Di dunia ini terdapat 12 Realm yang selanjutnya dapat dibagi menjadi dua Realm utama, Realm geografik yang didominasi oleh kesatuan politik utama, baik dalam pengertian wilayah, maupun penduduknya.

KRITERIA WILAYAH Kriteria wilayah yang pertama adalah setiap wilayah mempunyai area yang dibatasi oleh kriteria tertentu sesuai keinginan penyusunnya. Berdasarkan tipenya wilayah terbagi menjadi dua, yaitu wilayah formal dan fungsional : 1.

Wilayah formal adalah kawasan geografis yang melmiliki kritera-kriteria tertentu yang

homogen atau seragam misalnya kriteria fisik adalah iklim, vegetasi dan topografi, sedangkan kriteria sosial dan politik adalah partai politik, tipe pertanian, tipe industri, jumlah pengangguran, tingkat pendapatan dan laju pertumbuhan ekonomi. Wilayah formal sering juga disebut uniform regional. 2.

Wilayah fungsional adalah kawasan Geografis yang di fungsikan menurut jenis dan

kekuasaannya atau suatu wulayah yang sering berhubungan antara bagian satu dengan yang lainnya. Wilayah fungsional sering disebut wilayah nodal atau Polaried Region. Wilayah ini memiliki bagian-bagian yang Heterogon misalnya desa dan kota secara fisik berbeda tetapi secara fungsional saling berhubungan.

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

3

Perbedaan kedua wilayah tersebut antara lain wilayah formal merupakan wilayah yang statis seragam dan tidak aktif, contohnya wilayah pedesaan. Sedangkan wilayah fungsional merupakan wilayah yang dinamis, heterogen, aktif dan terbentuk secara terus-menerus oleh dorongan yang merubahnya, contohnya pusat kota dan sekitarnya. Daerah adalah bagian permukaan bumi yang mempunyai kriteria yang akan selalu berhubungan dengan pemerintah dalam batasan kewenangan pemerintah, misalnya propinsi, kabapaten, kotamadya. Pengertian tentang wilayah tidak hanya berdasarkan tipenya tetapi juga ditinjau dari rank dan kategorinya. Perwilayahan Secara Formal Dan Fungsional Perwilayahan atau regionalisasi adalah proses penentuan batas-batas wilayah atau usaha untuk membagi-bagi permukaan bumi tertentu untuk tujuan tertentu juga. Pembagiannya berdasarkan kriteria-kriteria tertentu seperti administrasi, fisik, sosial, ekonomi, dan geografis. Secara tehnik pembagian perwilayahan berkaitan dengan penentuan batas wilayah yang bentuknya tergantung tujuan regionalisasi kriteri yang digunakan dan ketersediaan data. 1.

Penentuan batas-batas wilayah formal

Tujuannya adalah untuk mengetahui pengelompokan unit-unit lokal yang mempunyai ciri-ciri serupa atau seragam menurut kriteria tertentu. Dalam pelaksanaannya, penentuan wilayah formal tidak semudah teorinya karena wilayahnya terdiri atas unsur-unsur yang kompleks misalnya suatu wilayah kepadatan wilayah rendah, tetapi di wilayah itu kepadatan penduduknya sedang atau tinggi. Dalam wilayah formal terdapat 2 wilayah yaitu: a.

Wilayah inti adalah bagian dari wilayah yang memiliki derajat deferensiasi (perbedaan)

yang tidak dengan wilayah lain. Contohnya wilayah kota, penduduk bermata pencaharian non pertanian seperti industri pegawai swasta atau negeri atau pedagang. b.

Wilayah peralihan adalah bagian dari wilayah yang memiliki derajat perbedaan kecil

dengan wilayah lain. Contohnya wilayah pinggiran kota penduduk yang bermata pencaharian non pertanian lebih banyak dibandingkan dibidang pertanian. Metode penentuan batas-batas wilayah formal antara lain a.

Metode bilangan indeks tertimbang

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

4

Metode ini dilakukan dengan mempertimbangkan beberapa kriteria misalnya menentukan wilayah formal yangperekonomiannya rendah. Kriteria yang digunakan adalah jumlah pengangguran dan pendapatan perkapita. b.

Metode analisis faktor Metode ini merupakan regionalisasi yang rumit karena penentuan batas-batas wilayah menggunakan beberapa faktor dan masing-masing faktor terdiri dari beberapa kriteria. Baik buruknya metode ini ditentukan oleh baik buruknya pemilihan dan kualitas data yang digunakan.

2.

Penentuan batas-batas fungsional Penentuan batas-batas fungsional adalah pembatasan suatu wilayah fungsional yang menyangkut pengelompokan beberapa unit wilayah yang memiliki tingkat kepentingan hubungan. Wilayah fungsional lebih ditekankan pada arus atau interaksi antar pembagian wilayah dan keseragaman unsur wilayah. Ada 2cara pendekatan untuk melakukan regionalisasi fungsional yaitu pendekatan analisis arus atau aliran barang dan analisis grafitasi.

a.

Analisis arus barang atau orang Analisis ini merupakan penentuan batas-batas wilayah fungsional berdasarkan arah dan intensitas arus atau interaksi antara wilayah pusat atau inti dan diluar wilayah inti. Jadi interaksi akan semakin berkurang jika arah semakin jauh dari wilayah inti dan interaksi akan semakin bertambah jika jarak dengan wilayah inti semakin dekat. Arus atau interaksi dalam wilayah fungsional ada beberapa tipe antara lain : 1)

Tipe ekonomi, misalnya arus pengangkutan barang, arus penumpang, jalan raya

atau kereta api. 2)

Tipe maksud atau alasan, misalnya hilir mudik dari tempat tinggal ke tempat kerja

atau pusat perbelanjaan. 3)

Tipe sosial, misalnya arus pelajar dari rumah ke sekolah/ kampus, atau pasien dari

rumah ke rumah sakit. 4)

Tipe informasi, misalnya surat kabar, telepon, faksimile.

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

5

Penjelasan

di

atas

merupakan

contoh

regionalisasi

fungsional

dengan

pendekatan analisis arus atau aliran. Suatu wilayah dengan wilayah lain bisanya dihubungkan oleh jalur-jalur transportasi melalui darat, laut dan udara. Jaringan transportasi ini membentuk pola-pola jaringan tertentu. Kompleksitas jaringan merupakan kekuatan interaksi antar wilayah. Suatu wilayah yang dihubungkan oleh jaringan jalan yang kompleks memiliki pola interaksi keruangan yang lebih tinngi di bandingkan dengan wilayah yang di hubungkan dengan satu jalur transportasi yang berupa garis lurus saja. b.

Analisis gravitasi Analisis gravitasi didasarkan pada asumsi bahwa intirekasi dua weilayah memiliki hubungan berbanding lurus dengan ”masa“ dan berbanding terbalik dengan “jarak“. Masa dapat berupa variabel-varibel seperti jumlah penduduk, kesempatan kerja dan pendapatan. Jarak berupa variabel jarak mutlak ( km atau mil), waktu dan harga.

C.

Perwilayahan Fenomena Geografis Di permukaan bumi terdapat dua aspek pokok, yaitu aspek alam dan aspek kemanusiaan yang tidak dapat dipisahkan. Dalam perwilayahaan berdasarkan fenomena geografis. terdapat tiga hal yang perlu di perhatikan, antara lain :

1.

Keadaan fisik meliputi luas daratan dan perairan, iklim, tanah, air, dan bentuk daratan

atau bentang alam. 2.

Keadaan ekonomi meliputi pengembangan SDA serta potensi dan daya dukung wilayah.

3.

Keadaan sosial dan budaya, meliputi penyebaran penduduk.

Metode perwilayahan berdasarkan fenomena grafis ada dua macam yaitu : 1.

Generalisasi wilayah ( region generalization ) Suatu proses untuk membagi bumi atau bagian dari permukaan bumi tertentu menjadi beberapa bagian dengan cara menghilangkan faktor-faktor tertentu yang kurang penting untuk menonjolkan unsur-unsdur tertentu. Untuk membuat perwilayahan dilakukan delimitasi. Delimitasi adalah cara-cara penentuan batas terluas suatu wilayah untuk tujuan tertentu. delimitasi ada dua macam, yaitu :

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

6

a.

Deilimitasi kualitatif yaitu cara penentuan batas terluar, suatu wilayah berdasarkan

kenampakan-kenampakan yang dominan pada suatu tempat. Pada pengertian ini ditentukan bukan batas-batas wilayah tetapi inti wilayah. Contohnya interpretasi foto udara untuk wilayah sempit dan interpretasi citra satelit untuk wilayah luas. b.

Delimitasi kuantitatif yaitu cara penentuan batas wilayah berdasarkan ukuran-ukuran

yang bersifat kuantitatif. Ukuran itu di ambil dari data yang terkumpul kemudian di gambarkan ke dalam peta sehingga memberikan gambaran persebaran data secara keruangan. Contohnya perwilayahan iklim. 2.

Klasifikasi wilayah (regionm classification ) Klasifikasi wilayah adalah suatu usaha untuk menggolongkan wwilayah kedalam bagian-bagian tertentu. Penggolongan ini harus memperhatikan keseragam bagian wilayah. Tujuan klasifikasi wilayah yaitu untuk mencari perbedaan dari tiap bagian wilayah. Klasifikasi dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Berdasarkan tujuannya, klasifikasi wilayah dapat dilakukan berdasarkan dua perbedaan, yaitu perbedaan jenis dan perbedaan tingkat.

a.

Klasifikasi wilayah berdasarkan jenis Diperlukan untuk mendapat gambaran tentang karakteristik suatu wilayah. Contoh : persebaran tata guna lahan. Berdasarkan klasifikasi tersebut dapat digambarkan wilayah karakteristik yang berbeda dengan karakteristiknya.

b.

Klasifikasi wilayah berdasarkan tingkat Untuk membuat perbedaan tingkat dalam klasifikasi wilayah dapat di ambil contoh klasifikasi wilayah berdasarkan kepadatan penduduk yang dapat digolongkan sebagai berikut:

1)

Wilayah dengan penduduk 100 orang per ha digolongkan padat.

Perbedaan dan persebaran antara klasifikasi wilayah dan generalisasi wilayah:

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

7

a. 1.

Klasifikasi wilayah Usaha menggolongkan wilayah secara sistematis kedalam bagian-bagianberdasarkan

kriteria-kriteria tertentu 2.

Semua unsur, kriteria, dan individu diperhitungkan dalam proses klasifikasi

3.

Tujuannya mencari perbedaan antara bagian wilayah

4.

Memperhatikan skala peta dan tujuan pewilayahan

5.

Dappat menggunakan cara-cara delimitasi, kuantitatif dan kualitatif

b.

Generalisasi wilayah

1.

Usaha menggolongkan wilayah dalam bagian-bagian tertentu dengan cara menonjolkan

karakter-karakter tertentu 2.

Menghilangkan unsur-unsur yang kurang atau tidak penting dan tidak relevan.

3.

Tujuannyya menonjolkan sifat tertentu yang dominan dari suatu wilayah

4.

Memperhatikan skala peta dan tujuan pewilayahan

5.

Dapat menggunakan cara-cara delimitasi, kualitatif dan kuantitatif. Sebagian besar

menggunakan metode kualitatif. D.

Pusat-Pusat Pertumbuhan

1.

Pengertian pusat pertumbuhan Secara definitif pusat pertumbuhan diartikan sebagai suatu wilayah/lokasi yang pertumbuhannya sangat pesat dalam berbagai bidang sehingga dapat mempengaruhi wilayah-wilayah lain disekitarnya. Contoh: a.

Jakara merupakan titik lokasi pusat pertumbuhan untuk wilayah Bogor,

Tangerang, Bekasi (Jabotabek) b. c.

Pulau jawa merupakan pusat pertumbuhan bagi wilayah negara indonesia. Segitiga Sijori (Singapura, Johor, Riau) dan Subajo (Segitiga pertumbuhan

industri Singapura, Batam dan Johor) merupakan pusat pertumbuhan berskala regional.

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

8

Daerah maju disebut pusat pertumbuhan, daerah yang belum maju disebut pinggiran. Gejala ketidak seimbangan antara pusat pertumbuhan dan pinggiran akan hilang jika terjadi dua mekanisme pokok yaitu: a.

Spread effect, adalah pertumbuhan disuatu wilayah kota mendorong pertumbuhan

keguatan dalam bidang pertanian dipedesaan sekitarnya. b.

Backwash effect, adalah pertumbuhan suatu kota yang mengakibatkan

pertumbuhan modal dan sumber lain ke daerah lain yang berdekatan, misalnya: tenaga ahli, transportasi dan listrik. Penentuan batas wilayah pertumbuhan dapat dilakukan melalui fase-fase pertumbuhan suatu wilayah antara lain: a.

Fase praindustri

Suatu wilayah yang belum maju atau berkambang ditandai adanya kota-kota kecil yang tersebar merata disuatu wilayah. Setiap kota tidak mendominasi kota lain, sehingga setiap kota hanya dapat melayani wilayahnya sendiri. b.

Fase industri awal

Salah satu kota kecil berkembang lebih cepat daripada kota kecil lainnya sehingga tumbuh menjadi kota besar (primate city) dan wilayah inti (core region) karena kota kecil tersebut mempunyai kelebuhan SDM dan SDA. Pada fase ini terjadi perpindahan tenaga terampil dan modal dari daerah pinggiran (periphery) menuju kota besar. c.

Fase transisi

Industri yang kurang berkembang di primate city masih mendominasi sebagian besar berkembang pusat-pusat pertumbuhan lain. Fase ketiga ini belum stabil karena masih terdapat kanting-kantong wilayah yang terbelakang (back wardeness) di daerah periphery (pinggiran). d.

Fase integrasi sosial

Setiap kota telah berkembang sesuai dengan hierarkinya sehingga sudah terbentuk pusat-pusat pertumbuhan yang lain. Pada fase ini, setiap wilayah telah terintegrasi secara menyeluruh dan tidak ditemukan lagi kantong-kantong wilayah yang terbelakang. Dengan memahami beberapa fase terbentuknya pertumbuhan wilayah, kita JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

9

dapat menentukan batas wilayah pertumbuhan. Batas wilayah pertumbuhan dapat ditentukan dengan melihat kesesuaian antara karakteristik wilayah dan karakteristik fase pertumbuhan wilayah. Pusat pertumbuhan akan berinteraksi dengan daerah sekitarnya dalam bidang sosial, budaya, ekonomi dan iptek dapat terjadi dalam 2 bentuk yaitu a.

Interaksi pada lingkungan daerah sempit yaitu antara kota dan daerah disekitar kota.

b.

Interaksi pada lingkup daerah yang menyangkut luas antar kota atau wilayah.

2.

Teori-teori pusat pertumbuhan

a.

Teori tempat sentral Central place theory pertama kali dikemukaan oleh Walter kristaller pada tahun 1933. Teori ini mengatakan bahwa suatu lokasi pusat aktivitas yang melayani berbagai kebutuhan penduduk harus terletak pada suatu tempat yang central.

b.

Teori kutub pertumbuhan Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Lerroux pada tahun 1955. Hasil observasinya mengatakan bahwa pada kenyataannya, pembangunan dimanapunn adanya bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi mumncul di tempat-tempat tertentu dengan kecepatan dan intensitas berbeda-beda. Tempat-tempat atau kawasan yang menjadi pusat pembangunan ini dinamakan pusat-pusat atau kutub-kutub pertumbuhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi suatu lokasi menjadi pusat pertumbuhan antara lain sebagai berikut : a.

Kondisi fisik wilayah Salah satu aspek alami yang mempengaruhi pembentukan pusat pertumbuhan adalah bentang alam atau topografi.

b.

Kekayaan SDA Suatu titik lokasi yang potensi SDA nya melimpah biasanya akan menjadi pusat pertumbuhan.

JURNAL GEOGRAFI REGIONAL/ZULFIKAR YAHYA

10

c.

Sarana dan prasarana transportasi Sara dan prasarana trasportasi memegang peran penting dalam mendukung terbentuknya pusat-pusat pertumbuhan.

d.

Adanya industri Keberadaan industri pada suatu wilayah berkaitan dengan ketersediaan lapangan kerja diwilayah tersebut.

e.

Kondisi sosial budaya masyarakat Faktor sosial budaya atau masyarakat cakupannya sangat luas, meliputi agama, adat istiadat, pendidikan, kesehatan dan pola hubungan masyarakat.

f.

Pertimbangan ekonomi Berdasarkan pertimbangan ekonomi suatu daerah dapat dijadikan pusat pertumbuhan oleh pemerintah.

Fungsi pusa...


Similar Free PDFs