PENANGANAN DISPARITAS DI WILAYAH GERBANGKERTOSUSILA MELALUI KONSEP NETWORK STRATEGY.pdf PDF

Title PENANGANAN DISPARITAS DI WILAYAH GERBANGKERTOSUSILA MELALUI KONSEP NETWORK STRATEGY.pdf
Author Hanik Listyaningrum
Pages 23
File Size 2.6 MB
File Type PDF
Total Downloads 220
Total Views 416

Summary

i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pada mata kuliah Ekonomi Wilayah yang berjudul“Penanganan Disparitas di Wilayah Gerbangkertosusila melalui Konsep Network Strategy” Selama proses penyusunan lapo...


Description

Accelerat ing t he world's research.

PENANGANAN DISPARITAS DI WILAYAH GERBANGKERTOSUSILA MELALUI KONSEP NETWORK STRATEGY.pdf hanik listyaningrum

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Analisa Ket impangan Pada Wilayah Kabupat en dan Kot a Gerbangkert asusila Wit ri Najwa II

2_ Bu Ema_ New Economic Geography sebagai penanganan Disparit as Ekonomi di Jawa T imur.docx Radimas Anant a Arahan Pengembangan Wilayah Gerbangkert asusila Unt uk Mengurangi Kesenjangan Ekonomi Wilayah … dini rokhmawat i

i

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pada mata kuliah Ekonomi Wilayah yang berjudul“Penanganan Disparitas di Wilayah Gerbangkertosusila melalui Konsep Network Strategy” Selama proses penyusunan laporan ini banyak mendapatkan bantuan dari pihakpihak lain sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan optimal. Pada Kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini yaitu : 1. Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg. sebagai dosen mata kuliah Ekonomi Wilayah yang telah membimbing kami dan memberikan ilmu dan saran yang sangat bermanfaat. 2. Vely Kukinul Siswanto, ST.,MT.,M.Sc. sebagai dosen mata kuliah Ekonomi Wilayah yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan materi ini dan memberikan banyak masukan dan saran yang bermanfaat dalam menyelesaikan tugas ini. 3. Serta semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Penulis berharap laporan presentasi ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan pembaca. Penulis menyadari bahwa laporan presentasi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata kami ucapkan terimakasih. Surabaya, Mei 2017

Tim Penulis

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................................ii DAFTAR ISI............................................................................................................................ iii BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1 1.1.

Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2.

Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1

1.3.

Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 2

1.4.

Metode Pendekatan ..................................................................................................... 2

1.5.

Sistematika Penulisan.................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................... 3 2.1.

Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................................ 3

2.2.

Disparitas Ekonomi ..................................................................................................... 3

Disparitas Antar Daerah ..................................................................................................... 4 2.3.

Pengukuran Disparitas................................................................................................. 5

Indeks Williamson ............................................................................................................. 5 2.4.

Analisis Tipologi Klassen ........................................................................................... 6

2.5.

Tinjauan Kebijakan ..................................................................................................... 7

RTRW Jawa Timur ............................................................................................................ 7 2.6.

Network Strategy......................................................................................................... 8

BAB III GAMBARAN UMUM .............................................................................................. 11 3.1.

Gambaran Umum Wilayah........................................................................................ 11

3.2.

Pembangunan Infrastruktur Wilayah ........................................................................ 11

3.3.

Disparitas Wilayah GKS ........................................................................................... 12

BAB IV ANALISIS ................................................................................................................. 14 4.1

Analisis Ketimpangan ............................................................................................... 14

4.1.1

Identifikasi PDRB Perkapita Wilayah GKS ...................................................... 14

4.1.2

Analisis Indeks Williamson ............................................................................... 15

4.2

Tipologi Klassen ....................................................................................................... 16

BAB V KONSEP PENANGANAN ........................................................................................ 17 Penerapan Network Strategy................................................................................................ 17 BAB VI PENUTUP ................................................................................................................. 19 Kesimpulan .......................................................................................................................... 19

iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap wilayah pasti mengalami sebuah masalah baik jumlah penduduk yang terlalu tinggi, kurangnnya lahan untuk kegiatan masyarakat, minimnya infrastruktur , dll. Hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja bahkan seluruh bagian negara juga mengalami hal tersebut. Tetapi yang paling terlihat adalah dimana tidak meratanya pembangunan yang terjadi di antar wilayah bahkan dalam satu provinsi sekalipun. Tidak meratanya pembangunan tersebut merupakan hal serius bagi pemerintah Indonesia yang dimana pembangunan disuatu tempat sangat cepat dan di daerah lainnya begitu lambat. Pembangunan antar wilayah yang tidak merata terjadi akibat setiap daerah mempunyai sumber daya yang berbeda sehingga investor cenderung untuk memilih daerah yang mempunyai prasarana yang lengkap seperti jaringan listrik, jaringan telepon, jaringan jalan yang memadahi, fasilitas perbankan dan bahkan setiap daerah mempunyai distribusi pendapatan yang berbeda dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Beberapa faktor diatas akan berdampak langsung pada pembangunan ekonomi antar daerah. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses dimana pemerintah daerah dan seluruh komponen masyarakat mengelola berbagai sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut (Lincolin Arsyad, 1999 ;Blakely E. J, 1989). Tolok ukur keberhasilan pembangunan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antarpenduduk, antar daerah dan antarsektor. Kawasan Gerbangkertosusila merupakann salah satu contoh penerapan megacities di Provinsi Jawa Timur. Konsep pengembangan megacities yang akan diterapkan merupakan kerjasama lintas daerah dari beberapa Kota dan Kabupaten di Jawa Timur yang meliputi, Kota Surabaya, Gresik, Kabupaten Bangkalan, Kota Mojokerto, Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo, dan Lamongan. Dalam RTRW Jawa Timur telah ditetapkan Kota Surabaya sebagai pusat dan wilayah lainya seperti Sidoarjo, Gresik, dan Bangkalan sebagai wialyah penunjang kawasan pusat. Pada perkembangannya kawasan Gerbangkertosusila terjadi beberapa permasalahan yang muncul seperti masalah tingginya tingkat urbanisasi di Kota Surabyaa, dan masalah disparitas pembangunan di beberpaa wilayah di Gerbangkertosusila. Adanya faktor pertumbuhan penduduk dalam perkembangan kota ini harus segera disikapi dengan strategi pengendalian kota yang sesuai. Strategi pengendalian ini dibutuhkan agar kota dengan tingkat megacities tetap mampu memenuhi kebutuhan penduduknya dan juga mampu memberikan fungsi maksimal terhadap penduduk secara merata. 1.2. Rumusan Masalah Dari beberapa uraian latar belakang maka dapat diketahui rumusan masalah sebagai berikut : 1. Berapa besaran kesenjangan ekonomi antar wilayah di Gerbangkertosusila? 2. Apa saja faktor-faktor yang dapat menyebabkan kesenjangan ekonomi antar wilayah di Gerbangkertosusila? 3. Bagaimana konsep untuk menangani kesenjangan ekonomi antar wilayah di Gerbangkertosuila?

1

1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah : 1. Mengetahui besaran disparitas antar wilayah di Gerbangkertasusila 2. Mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kesenjangan antar wilayah di Gerbangkertosusila 3. Mengetahui konsep untuk menangani kesenjanagan ekonomi antar wilayah di Gerbangkertosusila 1.4. Metode Pendekatan Dalam penulisan makalah kali ini membahas kesenjangan ekonomi antar wilayah di Gerbangkertosusila. Metode pendekatan yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode analisis perhitungan indeks Willamson. Hal ini dirasa cocok karena dapat mengetahui kesenjangan / ukuran ketimpangan di setiap daerah yang nantinya bisa dijadikan input untuk rekomendasi pengembangan ekonomi di wilayah Gerbangkertosusila. 1.5. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan makalah yang berjudul “Penanganan Disparitas di Kawasan Gerbangkertosusila melalui Network Strategy” adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Merupakan bab pendahuluan yang berisikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode pendekatan, dan sistematika penulisan dari makalah ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Merupakan bab tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang pertumbuhan ekonomi, disparitas ekonomi, pengukuran disparitas, tinjauan kebijakan serta konsep penanganan disparitas menggunakan metode network analysis. BAB III GAMBARAN UMUM Merupakan bab gambaran umum yang berisi tentang gambaran umum wilayah studi yaitu di Gerbangkertasusilo. Gambaran umum sendiri antara lain berisi kondisi ekonomi di kawasan Gerbangkertosusila. BAB VI ANALISIS Merupakan bab analisis untuk mengetahui ketimpangan wilayah menggunakan indeks Williamson dan tipologi klassen BAB V KONSEP PENANGANAN Merupakan bab konsep penanganan disparitas wilayah melalui konsep network strategy BAB VI PENUTUP Merupakan bab penutup yang berisi tentang kesimpulan dan lesson learned dari penulisan semua bab yang dijelaskan.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Menurut Sukirno (2002) Pertumbuhan ekonomi merupakan perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang mengakibatkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah sehingga meningkatkan kemakmuran masyarakat. Pertumbuhan ekonomi dapat digunakan untuk mengukur prestasi dari perkembangan suatu perekonomian dari satu periode ke periode berikutnya. Perkembangan perekonomian yang meningkat dapat disebabkan oleh faktor-faktor produksi yang mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya. Investasi juga mempengaruhi perkembangan perekonomian dalam hal menambah barang modal dan teknologi. Selain itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat dari perkembangan penduduk seiring meningkatnya pengalaman kerja dan pendidikan. Pertumbuhan ekonomi sangat diperlukan untuk meningkatkan kekayaan suatu negara atau wilayah. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi menjadi salah satu tujuan utama dari pembangunan suatu negara atau wilayah. Menurut Soubbotina dan Sheram (2000) dalam Bhinadi (2003), selain meningkatkan kekayaan suatu negara pertumbuhan ekonomi juga berpotensi untuk menurunkan kemiskinan dan mengatasi permasalahan-permasalahan sosial lainnya. Meskipun terkadang pertumbuhan ekonomi tidak diikuti oleh kemajuan di dalam pembangunan sumberdaya manusianya. Tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai oleh suatu negara atau wilayah yang satu dengan lainnya berbeda-beda. Perbedaan tersebut tentu saja disebabkan oleh beberapa faktor yang menjadi sumber-sumber pertumbuhan ekonomi. Menurut Todaro (2000) terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya adalah: (1) Akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya manusia, (2) Pertumbuhan penduduk beberapa tahun selanjutnya yang akan memperbanyak jumlah akumulasi kapital, dan (3) kemajuan teknologi. Menurut pandangan ekonomi klasik, Adam Smith, David Ricardo, Thomas Robert Malthus dan John Straurt Mill, maupun ekonom neo klasik, Robert Solow dan Trevor Swan, mengemukakan bahwa pada dasarnya ada empat faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi yaitu (1) jumlah penduduk, (2) jumlah stok barang modal, (3) luas tanah dan kekayaan alam, dan (4) tingkat teknologi yang digunakan (Sukirno, 1985). Suatu perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan atau berkembang apabila tingkat kegiatan ekonomi lebih tinggi dari pada apa yang dicapai pada masa sebelumnya. Menurut Boediono (1985) pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Penekanan pada proses karena proses mengandung unsur dinamis. Para teoritis ilmu ekonomi pembangunan masa kini, masih terus menyempurnakan makna, hakikat dan konsep pertumbuhan ekonomi. Para teoritis tersebut menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya diukur dengan pertambahan PDB dan PDRB saja, tetapi juga diberi bobot yang bersifat immaterial seperti kenikmatan, kepuasan dan kebahagiaan dengan rasa aman dan tentram yang dirasakan masyarakat luas (Arsyad, 1999). 2.2. Disparitas Ekonomi Masalah ketimpangan ekonomi antar daerah sudah tampak di setiap daerah di Indonesia baik dari bagian barat maupun kawasan timur. Berbagai program yang dikembangkan untuk menjembatani ketimpangan antar daerah selama ini ternyata belum mencapai hasil yang memadai. Strategi alokasi pengangaran pembangunan seharusnya dapat mendorong dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional sekaligus menjadi alat

3

mengurangi kesenjangan/ketimpangan regional. Adanya heterogenitas dan beragam karakteristik suatu wilayah menyebabkan kecenderungan terjadinya ketimpangan antardaerah dan antarsektor ekonomi suatu daerah. Namun, Ardani (1992:3) mengemukakan bahwa kesenjangan/ ketimpangan antar daerah merupakan konsekuensi logis pembangunan dan merupakan suatu tahap perubahan dalam pembangunan itu sendiri. Perbedaan tingkat kemajuan ekonomi antar daerah yang berlebihan akan menyebabkan pengaruh yang merugikan (backwash effects) mendominasi pengaruh yang menguntungkan (spread effects) terhadap pertumbuhan daerah, dalam hal ini mengakibatkan proses ketidakseimbangan (Myrdal, 1957). Pelaku-pelaku yang mempunyai kekuatan di pasar secara normal akan cenderung meningkat bukannya menurun, sehingga mengakibatkan ketimpangan antar daerah (Arsyard, 1999: 129). Disparitas Antar Daerah Berbicara tentang disparitas antar wilayah, berarti berbicara tentang distribusi pendapatan. Isu mengenai distribusi pendapatan menjadi sorotan dalam debat politik sejak abad 19. Menurut Bigsten (1983) Jika diasumsikan bahwa setiap individu di suatu wilayah mempunyai fungsi kepuasan yang sama, artinya bahwa equality pendapatan akan memaksimalkan kesejahteraan sosial. Iskandar (1993) menjelaskan pula betapa pentingnya pemeratan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi terutama disebabkan oleh adanya peningkatan pendapatan dan perubahan distribusi pendapatan. Tetapi peningkatan pendapatan tidak akan banyak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Sedangkan peningkatan pendapatan dalam arti meningkatkan pemerataan pendapatan akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara nyata. Menurut Rachoni (2001) pendidikan, penelitian, kesehatan dan sebagainya ternyata memberikan kontribusi yang besar, artinya bagi pengembangan efisiensi dan sistem ekonomi yang kompleks. Justifikasi mengenai hubungan disparitas dengan pertumbuhan ekonomi yang positif hingga saat ini masih menjadi perdebatan (Todaro, 2000). Tadaro menambahkan bahwa terdapat lima alasan yang dapat dijadikan kritik terhadap justifikasi di atas, diantaranya : (1) Pertama, disparitas dan kemiskinan yang cukup besar dapat menciptakan kondisi dimana masyarakat miskin tidak dapat memperoleh kredit, tidak dapat membiayai anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang lebih baik, tidak ada kesempatan investasi fisik maupun moneter yang membuat anak-anak menjadi beban finansial bagi pemerintah. Secara bersama-sama hal di atas menyebabkan pertumbuhan akan lebih rendah. (2) Kedua, berdasarkan kenyataannya bahwa pelaku bisnis, politisi, dan komunitas kalangan kaya lainnya diketahui banyak menghabiskan pendapatannya untuk mengimpor barang-barang mewah, emas (perhiasan), rumah mewah, sehingga tidak ada investasi pada sumber-sumber yang produktif. (3) Ketiga, masyarakat dengan pendapatan rendah yang mana dimanifestasikan sebagai masyarakat yang memiliki tingkat kesehatan rendah, pendidikan rendah serta produktifitas yang pula rendah secara langsung dan tidak langsung akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang lambat. (4) Keempat, peningkatan tingkat pendapatan masyarakat miskin akan menstimulus keseluruhan peningkatan permintaan produk, yang pada akhirnya menciptakan kondisi pertumbuhan ekonomi yang semakin baik.

4

(5) Kelima, disparitas pendapatan yang cukup lebar akan menjadi disinsentif dalam pembangunan ekonomi 2.3. Pengukuran Disparitas Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dapat menjadi indikator yang dapat menunjukkan perubahan atau peningkatan di bidang ekonomi. Dari perubahan besaran Produk Domestik Regional Bruto dari tahun ke tahun, maka didapatlah angka pertumbuhan ekonomi yang memperlihatkan peningkatan perekonomian. Untuk mengukur tingkat kesenjangan ekonomi antar wilayah dapat menggunakan berbagai macam pendekatan. Salah satunya adalah menggunakan Indeks Williamson. Indeks Williamson Williamson (1965) meneliti hubungan antar disparitas regional dengan tingkat pembangunan ekonomi, dengan menggunakan data ekonomi yang sudah maju dan ekonomi yang sedang berkembang. Melalui penelitian tersebut ditemukan bahwa selama tahap awal pembangunan, disparitas regional menjadi lebih besar dan pembangunan terkonsentrasi di daerah-daerah tertentu. Pada tahap yang lebih matang dari pertumbuhan ekonomi tampak adanya keseimbangan antar daerah dan disparitas berkurang dengan signifikan. Indeks Disparitas Wilayah atau Indeks Ketimpangan Williamson merupakan besaran/nilai yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesenjangan antar wilayah yang didasarkan pada keragaman yang terjadi atas hasil-hasil pembangunan ekonomi antar wilayah. Indeks Williamson merupakan salah satu indeks yang digunakan dalam melihat disparitas yang terjadi antar wilayah dan lebih sensitif terhadap perubahan ketimpangan dan paling sering digunakan untuk melihat disparitas wilayah secara horisontal. Perhitungan disparitas dilakukan dengan pendekatan wilayah, dengan sumber data yang digunakan antara lain : a. Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku maupun Konstan (PDRB ADHB & ADHK) per kabupaten b. Produk Domestik Regional Bruto Perkapita (PDRB Perkapita) wilayah Gerbangkertasusila c. Jumlah Penduduk Per Kabupaten di wilayah Gerbangkertasusila Untuk mengetahui ketimpangan pembangunan antar kabupaten yang terjadi di wilayah Gerbangkertasusila dapat dianalisis dengan menggunakan indeks ketimpan...


Similar Free PDFs