TERBENTUKNYA IDENTITAS KEBANGSAAN PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN PDF

Title TERBENTUKNYA IDENTITAS KEBANGSAAN PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN
Author Erli Isma
Pages 175
File Size 2.3 MB
File Type PDF
Total Downloads 639
Total Views 684

Summary

TERBENTUKNYA IDENTITAS KEBANGSAAN PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN Oleh: Drs. Nana Supriatna, M.Ed. DI REKTORAT PENDI DI KAN MENENGAH KEJURUAN DI REKTORAT JENDRAL PENDI DI KAN DASA R DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL 2004 GLOSARI UM • Akomodatif adalah sikap untuk menerima per ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

TERBENTUKNYA IDENTITAS KEBANGSAAN PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN Erli Isma

Related papers Buku deky maryo 1202323-Kelas 12 SMA IPA Sej Rit a William Umboh Buku Kelas 12 Marvin Clarence Karyagunadi

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

TERBENTUKNYA IDENTITAS KEBANGSAAN PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN

Oleh:

Drs. Nana Supriatna, M.Ed.

DI REKTORAT PENDI DI KAN MENENGAH KEJURUAN DI REKTORAT JENDRAL PENDI DI KAN DASA R DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL 2004

GLOSARI UM •

Akomodatif adalah sikap untuk menerima per bedaan pandangan dan kepentingan.



Diskriminasi adalah suatu sikap dan tindakan untuk membeda-bedakan orang berdasarkan golongan, suku, agama, kepentingan kelompok, dan lain-lain.



Egaliter adalah cara pandang yang menganggap orang lain, kebudayaan lain atau kelompok lain me miliki kedudukan yang sama dengan ke lompok nya.



I ntegrasi berarti penyatuan. Bagi I ndonesia, kon sep integrasi menyangkut semua aspek kehidup an, bukan hanya geografis melainkan juga per samaan budaya, kepentingan, bahasa, dan ideologi.



Keragaman adalah diversity atau corak ragam yang berbeda- beda.



Nasionalisme adalah semangat kebangsaan yang dilandasi oleh persamaan nasib. Nasionalisme I ndonesia tumbuh karena persamaan nasib sebagai bangsa yang dijajah oleh kolonialisme Belanda.



Kelompok migran terdidik adalah kelompok mas yarakat yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan mengembangkan ke mampu annya sesuai dengan pendidikan yang dimiliki nya. Pada awal abad ke-20, kelompok ini adalah yang memiliki pendidikan Barat atau yang bersekolah di sekolah-sekolah Belanda.



Konsep bangsa terbentuk karena adanya per samaan dalam hal budaya, sistem kepercayaan, adat-istiadat, dan kepentingan bersama.



Melting pot adalah tempat berbagai etnis me lepaskan identitas budaya asalnya sedikit demi sedikit, dan kemudian merangkul budaya baru yang dimiliki oleh berbagai etnis tersebut.



Tradisi bahari adalah tradisi yang berhubungan dengan pemanfaatan laut sebagai penunjang ke butuhan hidup.

Rezim politik adalah sistem politik dan pemerintahan serta orang-orang yang duduk dalam struktur pemerintahan. Orde adalah jaman. I stilah Orde lama dan Orde baru terbentuk karena sistem pemerintahan yang berlangsung berusasha membedakan antara sistem pemerintahannya dengan sistem pemerintahan sebelumnya. Demokrasi Liberal adalah demokrasi yang mengacu pada negara-negara Barat yanga menganaut sistem perlementer. Demokrasi terpimpin adalah istilah pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden Sukarno yang memegang hampir semua lemba ga kenegaraan di bawah kekuasaan eksekutif. Gerakan disintegrasi adalah gerakan untuk memisahkan diri dari pemeirntahan yang sah. founding fathers adalah istilah lain dalam bahasa I nggeris dari para pendiri bangsa. Bung Karno, Bung Hatta serta tokoh-tokoh lainnya yang berjuang dan berjasa dalam menegakkan negara RI dalam disebut sebagai para pendiri bangsa. lembaga kenegaraan adalah lembaga yang harus ada dalam sebuah engara yang berdaulat. Ketika RI pertama kali berdiri lembaga yang didirikan adalah kepresidenan, parlemen dengan nama KNI P, kementrian, angkatan perang dan lembaga lainnya yang dipandang perlu. wilayah I ndoensia yang dibentuk pada proklamasi meliputi bejas Hindia Belanda walaupun secara de fakto RI hanya menguasai beberapa wilayah saja, terutama Jawa. kementrian RI merupakan salah satu lembaga kenegaraan. Jumlah mementrian pada pasca proklamasi masih sangat terbatas sesuai dengan kebutuhan penyelkenggaraan engara.

penyerahan kedaulatan bagia bangsa I ndonesia sebenarnya tidak diperlukan lagi sebab bangsa I ndonesia telah memiliki kedaulatan sejak proklamasi. Oleh karena itu, istilah “ penyerahan kedaulatan” sering kali ditulis dengan menggunakan tanda kutip.

KATA PENGANTAR

Modul ketiga ini disusun sesuai dengan deskripsi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah dan mengacu pada kurikulum berbasis kompetensi atau Kurikulum tahun 2004. Oleh karena itu, uraian pada setiap kegiatan belajar pada modul ini memuat kompetensi tertentu yang harus dimiliki oleh peserta didik dan harus nampak pada akhir kegiatan belajar. Beberapa kegiatan untuk menunjang tercapainya kompetensi dapat dipelajAri pada keseluruhan materi modul ini. Semoga modul ini bermanfaat dan mencapai tujuan yang diharapkan. Modul kedua ini berisi kajian mengenai wawasan kebangsaan yang harus dipahami oleh peserta didik. I dentitas kebangsaan sebagai bangsa I ndonesia yang kita kenal sekarang tidak terbentuk dalam waktu serta proses yang singkat. Proses tersebut terbentuk dan didasari oleh kondisi serta perkembangan masyarakat I ndonesia sejak jaman prasejarah hingga sekarang. Walaupun konsep kebangsaan baru terbentuk pada awal abad ke-20, kondisi ke arah terbentuknya identitas kebangsan tersebut dapat dikaji lebih jauh pada awal terbentuknya masyarakat I ndoensia yaitu sejak jaman kedatangan bangsa I ndonesia ke kepulauan I ndoensia pada jaman prasejarah, jaman terbentuknya pengaruh Hindu-Budha dan I slam serta pertemuan bangsa I ndoensia dnegan bangsa-bangsa Barat pada jaman penjajahan. Sejak proses migrasi bangsa I ndoensia dari luar wilayah I ndoensia serta terbentuknya pemukim di kawasan Nusantara dan pertemuan dengan bangsa-bangsa lain tersebut maka identitas masyarakat I ndonesia mulai terbentuk yang ditandai dengan sistem kemasyarakatan, sistem religi dan kepercayaan, sistem kerajaan dan ketatanegaraan, serta sistem sosial-budaya lainnya. Melalui pertemuan dnegan bangsa-bangsa asing, baik secara politis, sosial-budaya, ekonomi dan kultural maka bangsa I ndoensi pun mulai menyadari tentang pentingnya membentuk identitas kebangsaaan pada awal abad ke-20. Pada modul kedua ini akan dikaji masyarakt prasejarah I ndoensia, masyarakat pada masa tradisi Hindu-Budha, Masyarakat Muslim, serta masyarakat pada masa penjajahan sejak abad ke-17 hingga abad ke-20. Modul Kedua ini akan dibagi menjadi beberapa penggalan berikut ini. Modul ini tersusun atas kerjasama Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan – Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Nasional dengan Lembaga Penelitian Universitas Pendidikan I ndonesia. Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Dr.Gatot Hari Priowirjanto

DAFTAR I SI Halaman Kata Pengantar………………………………………………………………………....... Daftar isi………………………………………………………………………………........ Glosarium…………………………………………………………………………….........

i ii iii

Bab 1. PENDAHULUAN……………………………………………………………....... A. Deskripsi………………………………………………………………......... B. Prasyarat………………………………………………………………........ C. Petunjuk Penggunaan Modul……………………………………........ D. Tujuan akhir…………………………………………………………......... E. Kompetensi……………………………………………………………........ F. Cek Kemampuan……………………………………………………........

1 1 1 2 2 3 3

Bab I I . PEMBELAJA RAN ………………………………………………………......... Kegiatan Belajar 1 ……………………………………………………….. A. Karakteristik I ndonesia dan Peranan Sejarah I slam Proses I ntegrasi ………………………………………………………………….. B. Pelayaran dan Perdagangan Menuju Terbentuknya Wawasan Kebangsaan ……………………………………………….. C. Peranan Bahasa Melayu dalam Proses Terbentuknya Wawasan Kebangsaan ……………………………………………….. D. Mobilitas Penduduk Menuju I ntegrasi Bangsa ……………….. E. Belajar dari Pengalaman Sejarah Menuju Terbentuknya Wawasan Kebangsaan ……………………………………………….. Kegiatan Belajar 2 ……………………………………………………………. A. Pertumbuhan dan Perkembangan dan Pergerakan Nasional I ndonesia …………………………………………………………………… B. Pertumbuhan dan Perkembangan Wawasan Kebangsaan pada masa Pergerakan Nasional I ndonesia ……………………. C. Pembentukan Wawasan Kebangsa an pada Zaman Pendudukan Jepang …………………………………………………….. Kegiatan Belajar 3 ……………………………………………………………. A. Membentuk Lembaga Kenegaraan ……………………………….. B. Upaya Mempertahankan Kedaulatan Negara ………………….. C. Ujian Terhadap Wawasan Kebangsaan pada saat Demokrasi Terpimpin ……………………………………………………. D. Perdebatan dalam Konstituante dan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 …………………………………………………………………………… E. Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin ……………………………….. F. Kehidupan/ Pergolakan Politik di Daerah semasa Demokrasi Liberal dan Terpimpin …………………………………………………..

4 4 4 9 12

14 22 26

50 68 68 75 83 89 92 98

Kegiatan Belajar 4 …………………………………………………………….. A. Kelahiran Orde Baru ……………………………………………………… B. Masa Transisi dari Orde Lama ke Orde Baru …………………… C. Pembangunan Nasional ……………………………………………….. D. Kekuasaan Negara dan Dampaknya bagi Kehidupan Masyarakat …………………………………………………………………. E. Wawasan Kebangsaan di Era Reformasi ………………………… F. Menguji Wawasan Kebangsaan di Era Reformasi ……………. G. BAB I I I EVALUASI ...........................................................................

113 116 119 122 124 135 147

TERBENTUKNYA IDENTITAS KEBANGSAAN PADA MASA SEBELUM DAN SESUDAH KEMERDEKAAN

Oleh:

Drs. Nana Supriatna, M.Ed.

DI REKTORAT PENDI DI KAN MENENGAH KEJURUAN DI REKTORAT JENDRAL PENDI DI KAN DASA R DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDI DI KAN NASI ONAL 2004

GLOSARI UM •

Akomodatif adalah sikap untuk menerima per bedaan pandangan dan kepentingan.



Diskriminasi adalah suatu sikap dan tindakan untuk membeda-bedakan orang berdasarkan golongan, suku, agama, kepentingan kelompok, dan lain-lain.



Egaliter adalah cara pandang yang menganggap orang lain, kebudayaan lain atau kelompok lain me miliki kedudukan yang sama dengan ke lompok nya.



I ntegrasi berarti penyatuan. Bagi I ndonesia, kon sep integrasi menyangkut semua aspek kehidup an, bukan hanya geografis melainkan juga per samaan budaya, kepentingan, bahasa, dan ideologi.



Keragaman adalah diversity atau corak ragam yang berbeda- beda.



Nasionalisme adalah semangat kebangsaan yang dilandasi oleh persamaan nasib. Nasionalisme I ndonesia tumbuh karena persamaan nasib sebagai bangsa yang dijajah oleh kolonialisme Belanda.



Kelompok migran terdidik adalah kelompok mas yarakat yang berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dan mengembangkan ke mampu annya sesuai dengan pendidikan yang dimiliki nya. Pada awal abad ke-20, kelompok ini adalah yang memiliki pendidikan Barat atau yang bersekolah di sekolah-sekolah Belanda.



Konsep bangsa terbentuk karena adanya per samaan dalam hal budaya, sistem kepercayaan, adat-istiadat, dan kepentingan bersama.



Melting pot adalah tempat berbagai etnis me lepaskan identitas budaya asalnya sedikit demi sedikit, dan kemudian merangkul budaya baru yang dimiliki oleh berbagai etnis tersebut.



Tradisi bahari adalah tradisi yang berhubungan dengan pemanfaatan laut sebagai penunjang ke butuhan hidup.

Rezim politik adalah sistem politik dan pemerintahan serta orang-orang yang duduk dalam struktur pemerintahan. Orde adalah jaman. I stilah Orde lama dan Orde baru terbentuk karena sistem pemerintahan yang berlangsung berusasha membedakan antara sistem pemerintahannya dengan sistem pemerintahan sebelumnya. Demokrasi Liberal adalah demokrasi yang mengacu pada negara-negara Barat yanga menganaut sistem perlementer. Demokrasi terpimpin adalah istilah pemerintahan yang dijalankan oleh Presiden Sukarno yang memegang hampir semua lemba ga kenegaraan di bawah kekuasaan eksekutif. Gerakan disintegrasi adalah gerakan untuk memisahkan diri dari pemeirntahan yang sah. founding fathers adalah istilah lain dalam bahasa I nggeris dari para pendiri bangsa. Bung Karno, Bung Hatta serta tokoh-tokoh lainnya yang berjuang dan berjasa dalam menegakkan negara RI dalam disebut sebagai para pendiri bangsa. lembaga kenegaraan adalah lembaga yang harus ada dalam sebuah engara yang berdaulat. Ketika RI pertama kali berdiri lembaga yang didirikan adalah kepresidenan, parlemen dengan nama KNI P, kementrian, angkatan perang dan lembaga lainnya yang dipandang perlu. wilayah I ndoensia yang dibentuk pada proklamasi meliputi bejas Hindia Belanda walaupun secara de fakto RI hanya menguasai beberapa wilayah saja, terutama Jawa. kementrian RI merupakan salah satu lembaga kenegaraan. Jumlah mementrian pada pasca proklamasi masih sangat terbatas sesuai dengan kebutuhan penyelkenggaraan engara.

penyerahan kedaulatan bagia bangsa I ndonesia sebenarnya tidak diperlukan lagi sebab bangsa I ndonesia telah memiliki kedaulatan sejak proklamasi. Oleh karena itu, istilah “ penyerahan kedaulatan” sering kali ditulis dengan menggunakan tanda kutip.

BAB I

PENDAHULUAN

A. DESKRI PSI Modul ketiga ini berjudul Terbentuknya I dentitas Kebangsaan dan merupakan bagian dari modul Pendidikan Kewarganegaraan dan Sejarah. Modul ini terdiri dari empat kegiatan belajar yaitu 1) Proses I ntegrasi Menuju Terbentuknya Wawassan Pergerakan

Nasional.

2)

Bentuk-bentuk

Kebangsaan pada Masa Perjuangan

Pada

Masa

Pergerakan Nasional I ndonesia, 3) Ujian Mempertahankan Wawasan Kebangsaan Pasca Kemerdekaan Hingga Meletusnya G-30S/ 1965, dan 4) Memperkuat Wawasan Kebangsaan Pada Masa Orde Baru dan Reformasi. Modul

ini

merupakan

kelanjutan

dari

modul

kedua tentang

menganalisis hakikat wawasan kebangsaan dan menjadi materi yang penting

untuk

memberikan

pemahaman

mempelajari modul berikutnya. peserta

didik

diharapkan

bagi

peserta

didik

untuk

Setelah mempelajari modul ini para

memiliki

kompetensi

berupa

pemahaman

mengenai wawasan kebangsaan.

B. PRASYARAT Untuk menguasai modul ini para peserta didik memiliki: kemampuan membaca teks sejarah serta keinginan untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari teks yang dibacanya. Keinginan untuk memiliki wawasan kebangsaan sebagai salah satu syarat menjadi warga negara dewasa.

1 Modul 3, Terbentuknya I dentitas Kebangsaan pada Masa Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan BAB I Pendahuluan (hal. 1 - 3)

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL a. Petunjuk bagi sisw a: - gunakan modul ini sebagai salah satu sumber untuk memahami sejarah I ndonesia dan meningkatkan wawasan kebangsaan Anda.

- Bacalah

seluruh kebangsaan Anda.

isi

modu

untuk

meningkatkan

wawasan

- Lakukanlah kegiatan diskusi kelas dengan teman dan bertanyalah pada guru Anda apabila menemukan masalah yang sulit.

- Yakinlah bahwa kem ampuan anda tergantung dari kegiatan mempelajari dan memahami modul ini.

b. Petunjuk untuk guru: - pelajari modul ini sebelum disampaikan kepada para siswa - jelaskanlah kepada para siswa setelah Anda menguasai modul ini. - Bimbinglah para siswa dalam mehamami modul ini. - Catatlah kemajuan belajar siswa. - Lakukan

evaluasi secara berkala pegnetahuanserta kompetensinya.

terutama

untuk

mneguji

- Beri

kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi dan mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya dalam kehidupan seahri-hari.

-

D. TUJUAN AKHI R Tujuan akhir yang diharapkan adalah agar para siswa memiliki wawasan kebangsaan, wawasan yang luas sehingga dengan kemampuan yang dimilikinya mereka memiliki kemampuan untuk menentukan yang terbaik bagi dirinya. 2 Modul 3, Terbentuknya I dentitas Kebangsaan pada Masa Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan BAB I Pendahuluan (hal. 2 - 3)

E. KOMPETENSI Kompetensi

yang

harus dimiliki

siswa

adalah

mengembangkan

wawasan kebangsaan.

F. CEK KEMAMPUAN Untuk mengecek kemampuan, pelajari tujuan pembelajaran yang dicantumkan pada awal modul.

3 Modul 3, Terbentuknya I dentitas Kebangsaan pada Masa Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan BAB I Pendahuluan (hal. 3 - 3)

BAB I I PEMBELAJARAN Kegiatan Belajar 1. Proses I ntegrasi Menuju Terbentuknya Waw asan Kebangsaan pada Masa Pergerakan Nasional. A. Karakteristik I ndonesia dan Peranan Sejarah I slam dalam Proses I ntegrasi Kondisi geografis kepulauan I ndonesia merupakan salah satu faktor yang paling sulit dalam membentuk kesatuan Nusantara. Kesulitan itu akan bertambah besar dengan keanekaragaman suku bangsa yang memiliki adatistiadat dan bahasa ber beda yang tinggal di pulau-pulau yang terpisah itu. Oleh karena itu, makna integ rasi bagi bangsa I ndonesia merupakan hal yang paling penting. Dalam peta terlihat bahwa wilayah I ndonesia terdiri dari kepulauan besar dan kecil yang jumlahnya belasan ribu. Banyak di antara pulau-pulau tersebut dipisahkan oleh selat dan laut yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer. Misalnya, jarak antara Pulau Sumatra dan Sulawesi, Maluku dan Papua, lebih dari 2000 km. Begitu juga jarak antara Kepulauan Nusa Tenggara di selatan dan Kepulauan Sangir Talaud di ujung paling utara lebih dari 2000 km. Pulaupulau besar dan kecil tersebut dihuni oleh berbagai suku bangsa yang masingmasing memiliki keragaman etnis dan budaya. Dalam konsep integrasi, laut-laut dan selat yang berada di wilayah I ndonesia merupakan penyatu. Demikian pula keragaman suku-suku bangsa, budaya, dan bahasa yang secara alami telah mengalami proses evolusi sejak migrasi bangsa Austronesia ribuan tahun yang lalu. Terintegrasinya kepulauan yang tersebar di garis khatulistiwa dan memiliki keragaman budaya daerah, bahasa, dan bentuk fisik tersebut menuju kesatuan politis merupakan proses yang sulit dan panjang. Untuk itu diperlukan keinginan, tekad, dan upaya suku-suku bangsa yang tinggal di kepulauan tersebut.

4 Modul 3, Terbentuknya I dentitas Kebangsaan pada Masa Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan BAB I I Pembelajaran (hal. 4 - 1436)

Mengapa I slam yang berkembang di I ndonesia menjadi faktor yang mempercepat

proses

integrasi

bangsa

I ndonesia?

Jawaban

terhadap

pertanyaan ter sebut dapat dilihat secara etis, kultural, historis, dan ideologis. Secara etis,

ajaran I slam tidak mengakui adanya perbedaan

golongan dalam masyarakat. Dapat dikatakan bahwa etika I slam bersifat demokratis karena agama I slam tidak mengenal strata sosial. Bagi penganut I slam, semua orang yang menganut I slam dianggap sebagai saudara dan memiliki kedudukan yang sama. Cara pandang seperti ini dipraktekkan oleh par a pedagang I slam di seluruh Nusantara, dalam pergaulan di kota-kota pelabuhan Nusantara. Di kota-kota dagang penting Nusantara, seperti Malaka, Pasai, Banten, Cirebon, Tuban, Demak, Makassar, Ambon, dan lain-lain terjadi hubungan yang egaliter (berada dalam posisi yang sama). Misalnya, para pedagang yang berada di Malaka, Banten, dan lain-lain menganggap para pedagang I slam yang berasal dari berbagai daerah dan suku bangsa I ndonesia sebagai saudara. Terjadilah keterikatan di antara mereka dan perasaan sebagai saudara. Perbedaan-perbedaan latar belakang suku, adat-istiadat, bahasa, tradisi, dan lain-lain menjadi tidak begitu penting karena semuanya merasa berada dalam satu pandangan dan kedudukan yang sama. Mereka merasa bersatu karena pandangan mereka yang sama tersebut. Dari persamaan pandangan mengenai etika sosial tersebut terdapat dua hal yang dipengaruhinya. Pertama, perdagangan di antara orang-orang I slam berkembang dengan pesat. Seperti dijelaskan pada Bab 5, masuknya I slam ke I ndonesia terjadi melalui proses perdagangan. Dengan adanya perdagangan tersebut selain I slam menyebar di Nusantara, per dagangan di kepula...


Similar Free PDFs