CBR INDO KEL 8 - Critical book review PDF

Title CBR INDO KEL 8 - Critical book review
Course Konsep Dasar Pembelajaran Bahasa Indonesia
Institution Universitas Negeri Medan
Pages 27
File Size 319.1 KB
File Type PDF
Total Downloads 35
Total Views 257

Summary

CRITICAL BOOK REVIEWBAHASA INDONESIAPENDIDIKAN BAHASA INDONESIAUntuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia(Drs. Sanggup Barus, M. dkk, 2020)Kelompok 8NAMA : ADE GHAIRI ZAHRA (1182111001) DYAH HAZANAH (1181111063) MEILANI SYAHFITRI (1182111008) RISKA AMALIA LUBIS (1181111068) DOSEN PENGAMPU : D...


Description

CRITICAL BOOK REVIEW BAHASA INDONESIA

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA Untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia (Drs. Sanggup Barus, M.Pd. dkk, 2020)

Kelompok 8

NAMA

: ADE GHAIRI ZAHRA (1182111001) DYAH HAZANAH

(1181111063)

MEILANI SYAHFITRI (1182111008) RISKA AMALIA LUBIS (1181111068) DOSEN PENGAMPU : Dra. Inayah Hanum, M.Pd MATA KULIAH

: BAHASA INDONESIA

KELAS

: B Reguler PGSD 2018

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2020

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratnya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan critical book review mata kuliah Bahasa Indonesia ini. Critical book review ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan critical book review ini. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan critical book review ini. Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki critical book review ini. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, penulis yakin masih banyak kekurangan dalam critical book review ini. Semoga Critical Book Review sederhana ini dapat dipahami bagi siapa pun pembacanya. Sekiranya Critical Book Review ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun bagi orang yang membacanya.

Medan, 9 Mei 2020

Penulis

i

DAFTAR ISI Hal KATA PENGANTAR..............................................................................................................i DAFTAR ISI..........................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................1 A. Latar Belakang............................................................................................................1 B. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1 C. Manfaat Penulisan.......................................................................................................1 D. Identitas Buku..............................................................................................................2 BAB II RINGKASAN BUKU Buku Utama............................................................................................................................3 A. Bab 1 Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia........................................................3 B. Bab 2 Penulisan Teks Akademik.................................................................................3 C. Bab 3 Penulisan Teks Ulasan Buku.............................................................................5 D. Bab 4 Penulisan Teks Proposal....................................................................................7 E. Bab 5 Penulisan Teks Artikel Ilmiah...........................................................................7 Buku Pembanding A. Bab 1 Mengeksplorasi Teks Akademik Dalam Gengre Makro.................................8 B. Bab 2 Menjelajahi Dunia Pustaka..............................................................................8 C. Bab 3 Mendesain Proposal Penelitian dan kegiatan..................................................9 D. Mengaktualisasikan diri melalui artikel ilmiah........................................................10 BAB III PEMBAHASAN....................................................................................................11 A. Pembahasan Isi Buku................................................................................................11 B. Kelebihan dan Kekurangan Buku..............................................................................12 BAB IV PENUTUP..............................................................................................................14 A. Kesimpulan................................................................................................................14 B. Rekomendasi.............................................................................................................14

ii

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15

iii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Critical Book Review sangat lah penting, karena bukan hanya sekedar laporan atau tulisan tentang isi sebuah buku atau artikel, tetapi lebih menitikberatkan pada evaluasi (penjelasan, interprestasi & analisis) mengenai keunggulan dan kelemahan buku atau artikel tersebut dan apa yang menarik dari artikel tersebut, bagaimana isi buku tersebut yang bisa mempengaruhi cara berpikir & dan menambah pemahaman terhadap suatu bidang kajian tersebut dan lebih kritis menanggapinya. Dengan kata lain dengan Critical Book Review akan menguji pikiran pengarang atau penulis berdasarkan sudut pandang, berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

B. Tujuan Penulisan Alasan dibuatnya CBR ini adalah sebagai salah satu persyaratan penyelesaian tugas, khususnya mata kuliah Bahasa Indonesia, serta untuk menambah wawasan yang luas akan pengetahuan khususnya di bagian evaluasi dalam bidang pendidikan. Meningkatkan daya kritis serta menguatkan materi Bahasa Indonesia.

C. Manfaat Penulisan 1. Dapat menambah wawasan yang luas, khususnya tentang materi Bahasa Indonesia 2. Penulis dapat lebih berpikir kritis lebih dari yang ia tahu. 3. Pembaca dapat mengetahui bahwa ada kekurangan dan kelebihan dari buku yang di kritisi oleh penulis 4. Untuk memenuhi tugas Critical Book Review Mata Kuliah Bahasa Indonesia. 5.

1

D. Identitas Buku Buku Utama 1. Judul

: Pendidikan Bahasa Indonesia

2. Penulis

: Drs. Sanggup Barus, M.Pd. dkk

3. Penerbit

: Unimed Press. Universitas Negeri Medan

4. Kota Terbit

: Medan

5. Tahun Terbit : 2020 6. Tebal Buku 7. ISBN

: 119 + cover : 976-602-7938-06-9

Buku Pembanding 1. Judul

: Pendidikan Bahasa Indonesia Perguruan Tinggi

2. Penulis

: Intan Ahmad

3. Penerbit

: Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi

4. Kota Terbit : Jakarta 5. Tahun Terbit : 2016 6. Tebal Buku 7. ISBN

: 272 + cover : 978-602-70098-6-0

2

BAB II RINGKASAN BUKU BUKU UTAMA BAB I Pendahuluan A.

Kedudukan dan Fungsi Bahasa – Bahasa di Indonesia Bahasa – bahasa di indonesia dapat di kelompokkan menjadi 3 macam bahasa, yaitu

Indonesia, bahasa daerah, dan juga bahasa asing. Dan di bawah ini setiap kelompok bahasa akan di uraikan secara singkat. 1. Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa Melayu dan termasuk ke dalam rumpun bahasa Austronesia. Dalam hal ini, bahasa Melayu itu sudah lama (berabad-abad) digunakan sebagai sebagai liguana franca “bahasa perhubungan” di nusantara ini selama masa Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa pemerintahan kolonial Belanda bahasa Melayu di kenal sebagai bahasa sehari – hari dengan istilah Melayu Pasar. Bahasa Melayu itu sendiri mudah di mengerti, memiliki toleransi kesalahan yang sangat besar serta mudah menyerap istilah – istilah dari bahasa lain dari para penggunanya. Karena itu juga, bahasa Melayu pasar di katakan sebagai bahasa yang sangat lentur. Selain itu ada pula bahasa Melayu Tinggi yang digunakan oleh para kalangan keluargakerjaan di sekitar Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk bahasa Melayu Tinggi sedikit lebih sulit di pahami dari pada Melayu pasar karena penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, dan tidak seekspresif Melayu pasar. Pemerintah Kolonial Belanda merasa bahasa Melayu pasar yang sangat lentur bisa mengancam keberadaan bahasa dan budaya, sehingga mereka mulai mempromosikan bahasa Melayu Tinggi namun bahasa Melayu pasar sudah terlanjur di gunakan para pedagang yang melintasi Indonesia. Penamaan bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari peristiwa Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dalam butir ketiga ikar nya berbunyi “kami, Putra Putri Indonesia, Menjunjung tinggi bahasa persatuan bahasa Indonesia. Soekarno pada saat itu tidak memilih bahasa jawa bahasa daerahnya sendiri (pada saat itu mayoritas penggunanya sangat banyak) dan memilih bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.Bagi bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia memiliki kedudukan yang sangat tinggi karena 3

merupakan bahasa nasional dan bahasa negara. Bahasa Indonesia mulai di kukuhkan pada 28 Oktober 1928 melalui sumpah pemuda yang di ikrarkan. Dari kedudukannya bahasa Indonesia memiliki fungsi sebagai (1) lambang kebanggaan nasional, (2) lambang identitas nasional, (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa yang berbeda latar belakang sosial, budaya, dan bahasa daerahnya, (4) alat komunikasi antardaerah dan antar budaya. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara di tetapkan pada 18 Agustus 1945, saat Undang – Undang dasar 1945 di sahkan sebagai UUD Negara Republik Indonesia. Dalam Undang – Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 dinyatakan bahwa bahasa Negara adalah Bahasa Indonesia dan kedudukannya sebagai bahasa negara memiliki fungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan (2) bahasa pengantar di dunia pendidikan, (3) bahasa perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta pemerintahan, dan (4) bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi modern. 2. Bahasa Daerah Bahasa daerah adalah bahasa – bahasa suku bangsa di Indonesia yang jumlahnya sangat banyak dan digunakan menyebar di seluruh daerah di Indonesia. Bahasa daerah berfungsi sebagai (1) lambang kebangsaan daerah, (2) lambang identitas daerah, (3) alat perhubungan di dalam keluarga dan masyarakat daerah, (4) sarana pendukung budaya daerah dan bahasa Indonesia. Bahasa daerah di gunakan sebagai pendukung bahasa Indonesia yang di ajarkan di sekolah dasar di daerah tersebut untuk mempermudah proses penyampaian pembelajaran, dan sumber kebahasaan dalam memperkaya bahasa daerah. 3. Bahasa Asing Bahasa asing mempunyai fungsi sebagai alat penghubung antarbangsa dan sarana pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk pembangunan nasional. Selain dari fungsinya untuk pemanfaatan ilmu pengetahun dan teknologi modern, bahasa asing hanyalah pelengkap fungsi bahasa Indonesia yang dikembangkan menjadi sarana serupa. B.

Bahasa Indonesia Baku 1. Pengertian Bahasa Baku dan Nonbaku Istilah bahasa baku telah di kenal oleh masyarakat luas. Namun, pengenalan istilah tidak

menjamin mereka memahami secara komprehensif konsep dan makna istilah itu. Hal ini 4

terbukti masih banyak masyarakat yang berpendapat bahasa baku adalah bahasa yang baik dan benar. Makna kata baku dan bahasa baku itu sendiri tidak di pahami secara benar karena keengganan orang mencari makna istilah baku dan bahasa baku di dalam kamus umum dan kamus istilah linguistik. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia karya Poerwadarminta diterangkan sebagai berikut. Baku I (Jawa), (1) yang menjadi pokok, yang sebenarnya ; (2) sesuatu yang di pakai sebagai dasar ukuran (nilai, harga, standar), Baku II Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 2008:123), kata baku dijelaskan sebagai berikut. Baku III Pokok, utama ; (2) tolak ukur yang berlaku untuk kuantitas atau kualitas dan yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan ; standar ; Baku dalam bahasa baku di dalam kamus di atas bermakna sama dengan baku I. Maka karena itu, bahasa baku adalah bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar. Jadi, bahasa Indonesia baku adalah ragam bahasa yang menjadi pokok, yang menjadi dasar ukuran, atau yang menjadi standar.Dengan demikian bahasa nonbaku adalah bahasa yang tidak menjadi pokok, tidak menjadi dasar ukuran, atau tidak menjadi dasar standar. Dengan kata lain merupakan ragam bahasa Indonesia yang tidak menjadi pokok, dasar ukuran, atau menjadi standar. Bahasa baku adalah bentuk bahasa yang biasa memakai kata-kata atau ungkapan, struktur kalimat, ejaan, dan pengucapan yang biasa di pakai oleh mereka yang berpendidikan seperti pejabat, ahli, dosen, guru, ilmuwan, cendikiawan, dan sebagainya. 2. Fungsi Bahasa Indonesia Baku Ada empat fungsi dari bahasa Indonesia Baku yaitu: Pertama, bahasa Indonesia baku berfungsi sebagai pemersatu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan atau memperhubungkan penutur berbagai dialek bahasa itu. Bahasa Indonesia baku mempersatukan mereka menjadi satu masyarakat, mengikat menjadi kebhinekaan rumpun dan bahasa yang ada dengan mengatasi batass-batas kedaerahan, wahana atau alat dan pengungkap kebudayaan nasional yang utama. Kedua, berfungsi sebagai penanda kepribadian. Bahasa Indonesia baku merupakan ciri khas yang membedakannya dengan bahasa-bahasa lainnya. Bahasa Indonesia baku memperkuat 5

perasaan kepribadian nasional masyarakat bahasa Indonesia baku, mengatakan identitas kita, berbeda dengan bahasa malaysia atau bahasa Melayu di Singapura dan Brunei Darussalam, dan berbeda dengan bahasa Melayu Riau yang menjadi induknya. Ketiga, berfungsi sebagai penambah wibawa yang berkaitan dengan usaha mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi melalui pemerolehan bahasa baku. Fungsi yang menyangkut kewibawaan itu juga terlaksana jika bahasa Indonesia baku dapat dipautkan dengan hasil teknologi baru dan unsur kebudayaan baru. Gengsi juga melekat pada bahasa Indonesia karena ia dipergunakan oleh masyarakat yang berpengaruh dan menambah wibawa pada setiap orang yang mampu menggunakan bahasa Indonesia baku. Keempat, berfungsi sebagai kerangka acuan bagi pemakaiannya dengan adanya norma atau kaidah yang dikodifikasi secara jelas. Norma atau kaidah bahasa Indonesia baku menjadi tolak ukur pemakaian bahasa Indonesia baku secara benar. 3. Konteks Pemakaian Bahasa Indonesia Baku Bahasa Indonesia baku di pakai di dalam beberapa konteks.pertama dalam komunikasi resmi, yaitu surat menyurat resmi, pengumuman oleh instansi resmi, perundang – undangan dan lainnya. Kedua, dalam wacana teknis, yaitu laporan resmi dan karya ilmiah berupa skripsi, tesis, di sertai, dan laporan penelitian. Ketiga, dalam pembicaraan dengan orang yang dihormati, yaitu atasan dengan bawahan, guru dengan siswa, mahasiswa dan dosen. 4. Ciri – ciri Bahasa Indonesia Baku Secara umum dapat diketahui bahasa Indonesia baku mempunyai tiga ciri : (1) memiliki keunggulan wilayah dan waktu penggunaan, (2) kemantapan dinamis, (3) cendikia. Dalam hal ini, kemantapan dinamis berarti kaidah bahasa Indonesia baku relatif tetap tidak berubah setiap saat.Secara lebih spesifik dapat di sajikan beberapa ciri bahasa Indonesia baku sebagai hasil sintesis dari hasil penelitian yang di lakukan oleh Harimurti Kridalaksana, Anto M. Muliono, dan Suwito (Barus dkk., 2014 : 13-15), yaitu sebagai berikut : a) Pelafalan sebagai bahagian fonologi bahasa Indonesia baku yang relatif bebas atau sedikit warna bahasa daerah. Misalnya: Kata [keterampilan] diucapkan [katarampilan] (salah), [ketrampilan] (salah).

6

b) Bentuk kata berawalan me- dan ber-, dan lain-lain sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya: Banjir menyerang kampung yang banyak penduduknya Kuliah sudah berjalan dengan baik. c) Konjungi sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat Misalnya: Sampai dengan hari ini ia tidak percaya kepada siapapun, karena semua dianggapnya penipu. d) Partikel –kah, -lah, dan –pun sebagai bahagian morfolofi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat Misalnya: Turunkanlah jangkar itu! Bagaimanakah cara merawat kapal? Bagaimanapun kita harus mengantisipasi ombak besar yang mungkin dating. e) Preposisi atau kata depan sebagai bahagian morfologi bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat. Misalnya: Saya bertemu dengan kapten kapal itu kemarin Ia benci sekali kepada orang itu. f) Kosakata sebagai bahagian semantik bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat Misalnya: mengapa, kapal, harus, dirawat. g) Ejaan resmi sebagai bahagian bahasa Indonesia baku dituliskan jelas dan tetap dalam kalimat maupun tanda – tanda baca sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia.

BAB II Penulisan Teks Akademik A. PENGERTIAN TEKS AKADEMIK Kridalaksana (2011:238) menyatakan bahwa teks adalah: (1) satuan bahasa terlengkap yang bersifat abstrak, (2) deretan kalimat, kata dan sebagainya yang membentuk ujaran, (3) ujaran yang dihasilkan dalam interaksi manusia. Dapat dikatakan bahwa teks adalah satuan bahasa yang bisa berupa bahasa tulis dan bisa juga berupa bahasa lisan yang dihasilkan dari interaksi atau komunikasi manusia. Maka, teks akademik adalah teks yang diproduksi dan digunakan dalam keperluan akademik. Teks akademik atau teks ilmiah dapat berwujud dalam berbagai jenis, misalnya buku, ulasan buku, proposal penelitian, laporan penelitian, laporan praktikum dan artikel ilmiah. Teks akademik atau sering disebut teks ilmiah adalah tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan,

7

peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya /keilmiahannya. B. PERBEDAAN TEKS AKADEMIK DENGAN TEKS NON-AKADEMIK Perbedaan teks akademik dan teks non-akademik perlu dijelaskan secara memadai dengan mengidentifikasi ciri-ciri yang ada. Pendapat tentang teks akademik yang berkembang selama ini adalah bahwa teks akademik mempunyai ciri-ciri antara lain sederhana, padat, objektif dan logis. Akan tetapi, selama ini pula belum terdapat bukti-bukti empiris yang diajukan untuk memberikan penjelasan yang memadai secara linguistik tentang pengertian sederhana,padat, objektif dan logis itu. Akibatnya ciri-ciri tersebeut biasanya hanya dipahami secara naluri tanpa didasarkan pada data atau teori tertentu. Teks akademik yang dihasilkan harus memperhatikan ada/tidaknya penggunaan kalimat minor. Kalimat minor adalah kalimat yang tidak lengkap. Kalimat minor berkekurangan salah satu dari unsur pengisi subjek atau finit/predikator. Akibatnya kalimat tersebut dapat

dianalisis dari

sudut

pandang

leksikogramatika, serta tidak dapat pula dianalisis menurut jenis dan fungsinya. Keberadaan kalimat minor pada teks akademik tidak saja menyebabkan tidak dapat diidentifikasinya unsur-unsur leksikogramatika secara ideasional dan interpersonal, tetapi juga menyebabkan terhentinya arus informasi secara tekstual. Berkaitan dengan hal itu, perlu diketahui hal-hal berikut ini. Pertama, didalam teks nonakademik banyak digunakan kata kita sebagai subjek kalimat, sedangkan di dalam teks akademik penggunaannya dihindarkan. Kedua, untuk menyatakan proses pada teks akademik digunakan nomina, sedangkan pada teks non akademik cenderung menggunakan verba. Karena itu, dalam menulis teks akademik pemakai bahasa seyogyanya selalu berusaha menggunakan nomina dalam menyatakan proses itu. Nominalisasi digunakan dalam penulisan teks akademik untuk memadatkan informasi. Ketiga,dalam penulisan teks akademik bentuk pasif dimanfaatkan untuk menghilangkan pelaku manusia sehingga unsur kalimat yang berperan sebagai subjek dijadikan pokok persoalan yang dibicarakan di dalam teks. Dengan menganggap pelaku itu tidak penting, subjek atau pokok pembicaraan yang bukan pelaku dianggap lebih penting, dan karenanya ditemakan. Pemilihan tema seperti itu sangat diperlukan karena teks akademik tidak membahas para pelaku, tetapi membahas pokok persoalan te...


Similar Free PDFs