Laporan Koordinasi Strategis Reformasi Agraria Nasional Tahun 2014 PDF

Title Laporan Koordinasi Strategis Reformasi Agraria Nasional Tahun 2014
Author Oswar Mungkasa
Pages 53
File Size 2.8 MB
File Type PDF
Total Downloads 26
Total Views 477

Summary

KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala hidayah-Nya penyusunan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini memuat capaian pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional pada Tahun 2014. Kegiatan tersebut telah diinisiasi p...


Description

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala hidayah-Nya penyusunan laporan ini dapat diselesaikan dengan baik. Laporan ini memuat capaian pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional pada Tahun 2014. Kegiatan tersebut telah diinisiasi pada tahun 2013 dan kembali dilanjutkan pada Tahun 2014 melalui Surat Keputusan Menteri PPN/Bappenas Nomor Kep.55/M.PPN/HK/03/2013 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional. Tim Koordinasi Strategis tersebut beranggotakan Perwakilan dari Kementerian PPN/Bappenas, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Perwakilan Kementerian atau Lembaga (K/L) terkait kegiatan pertanahan nasional. Kegiatan koordinasi ini dilakukan sebagai upaya untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan bidang pertanahan sebagaimana tertuang dalam White Paper Kebijakan Pertanahan Nasional yang meliputi: Kebijakan Sistem Pendaftaran Tanah Stelsel Positif, Kebijakan Redistribusi tanah dan access reform, Kebijakan Pembentukan Kamar Khusus Pertanahan pada Pengadilan Negeri, Kebijakan Penyediaan Tanah untuk Kepentingan Umum, dan Kebijakan Sumberdaya Manusia bidang Pertanahan, serta kegiatan-kegiatan koordinasi lintas sektor dan daerah. Secara umum, capaian pelaksanaan kegiatan tersebut pada Tahun 2014 telah sesuai dengan rencana kerja yang telah ditetapkan. Namun demikian terdapat beberapa kegiatan yang harus dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang. Disadari bahwa pelaksanaan kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional ini mendapat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak antara lain Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional di Pusat dan Kanwil BPN di Daerah, Kementerian Kehutanan. Bappeda Provinsi Jawa Timur, Bappeda Provinsi Bangka Belitung, Bappeda Provinsi Kalimantan Timur, serta berbagai pihak lainnya. Untuk itu pada kesempatan ini disampaikan terima kasih dan apresiasi atas segala partisipasi dan bantuan yang diberikan. Semoga laporan ini bermanfaat sebagai salah satu referensi dalam bidang pertanahan.

Jakarta, Desember 2014

Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................ i DAFTAR ISI ........................................................................................................................................ii DAFTAR TABEL................................................................................................................................. iii DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................ iv DAFTAR ISTILAH ...............................................................................................................................v BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................... 1 BAB 2 TUJUAN DAN SASARAN KOORDINASI STRATEGIS REFORMA AGRARIA NASIONAL ........... 3 BAB 3 RUANG LINGKUP KOORDINASI STRATEGIS REFORMA AGRARIA NASIONAL...................... 5 BAB 4 CAPAIAN KERJA KOORDINASI STRATEGIS REFORMA AGRARIA NASIONAL TAHUN 2014 .. 7 4.1 INTERVENSI KEBIJAKAN ......................................................................................................... 7 4.1.1 Kebijakan Sistem Publikasi Tanah Stelsel Positif ........................................................... 7 4.1.2 Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform ....................................................... 24 4.1.3 Kebijakan Pembentukan Kamar Khusus Pertanahan pada Pengadilan Negeri ........... 33 4.1.4 Kebijakan Sumber Daya Manusia Bidang Pertanahan................................................. 34 4.2 KOORDINASI LINTAS SEKTOR DAN DAERAH....................................................................... 36 4.2.1 Sertifikasi Tanah Transmigrasi ..................................................................................... 37 4.2.2 Program Nasional Agraria Daerah (PRODA) Kalimantan Timur................................... 39 4.3 PUBLIKASI DAN SOSIALISASI REFORMA AGRARIA.............................................................. 41 4.3.1 Majalah ........................................................................................................................ 41 4.3.2 Media CD...................................................................................................................... 42 4.3.3 Media Online................................................................................................................ 43 BAB 5 PENUTUP ........................................................................................................................... 44

ii

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1 Capaian Cakupan Peta Dasar Pertanahan di Luar Kawasan Hutan ........................... 12 Tabel 4. 2 Rekapitulasi Cakupan Bidang Tanah Bersertipikat yang Terdigitasi BPN-RI ............. 16 Tabel 4. 3 Data Tanah Objek Landreform (TOL) di Provinsi Jawa Tengah ................................. 26 Tabel 4. 4 Data Tanah Objek Landreform (TOL) di Provinsi Kep. Bangka Belitung .................... 27 Tabel 4. 5 Data Tanah yang Telah Diredistribusi di Indonesia ................................................... 28 Tabel 4. 6 Data Tanah yang Telah Diredistribusi di Provinsi Jawa Tengah ................................ 28 Tabel 4. 7 Data Tanah yang Telah Diredistribusi di Provinsi Kep. Bangka Belitung ................... 29 Tabel 4. 8 Data Capaian Sertipikasi L:intas K/L di Provinsi Jawa Tengah dan Kep. Bangka Belitung...................................................................................................................... 30 Tabel 4. 9 Proporsi Sumber Daya Manusia Bidang Pertanahan ................................................ 36 Tabel 4. 10 Data Hasil Kesepakatan Target Sertipikasi Proda Tahun 2015 ................................. 40

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4. 1 Bagan Lingkup Informasi Peta Dasar Pertanahan ................................................... 9 Gambar 4. 2 Presentase Luas Cakupan Peta Dasar Pertanahan di Luar Kawasan Hutan .......... 10 Gambar 4. 3 Cakupan Peta Dasar Pertanahan di Luar Kawasan Hutan ..................................... 11 Gambar 4. 4 Peta Cakupan Bidang Bersertipikat yang Telah Terdigitasi ................................... 15 Gambar 4. 5 Cakupan Bidang Tanah Bersertipikat yang Terdigitasi BPN-RI.............................. 16 Gambar 4. 6 Bidang Sertipikasi Terdigitasi yang Salah Sistem Proyeksi atau Zona ................... 18 Gambar 4. 7 Bidang Sertipikasi Terdigitasi yang Saling Tumpanng Tindih ................................ 19 Gambar 4. 8 Bidang Sertipikasi Terdigitasi yang Masuk Kawasan Hutan .................................. 20 Gambar 4. 9 Bidang Sertipikasi Terdigitasi Berpotongan dengan Batas Administrasi Provinsi Versi BIG ................................................................................................................ 20 Gambar 4. 10 Orientasi Tata Batas Kawasan Hutan Yeh Ayeh, Provinsi Bali .............................. 22 Gambar 4. 11 Orientasi Tata Batas Kawasan Hutan Gunung Mangkol, provinsi Kepulauan Bangka Belitung .................................................................................................... 23 Gambar 4. 12 Orientasi Tata Batas Kawasan Hutan Pantai Rebo, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ................................................................................................................. 24 Gambar 4. 13 Outline Draf Pedoman Pelaksanaan Reforma Agraria .......................................... 32 Gambar 4. 14 Majalah Agraria Indonesia Edisi I .......................................................................... 41 Gambar 4. 15 Majalah Agraria Indonesia Versi Web (www.agrariaindonesia.org) .................... 42 Gambar 4. 16 Media Publikasi Berupa CD (Compact Disc) .......................................................... 43 Gambar 4. 17 Media Online Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional .............. 43

iv

DAFTAR ISTILAH

1.

Tim Koordinasi Reforma Agraria Nasional adalah Tim Koordinasi yang dibentuk oleh Menteri PPN/Kepala Bappenas yang bertugas untuk memperbaiki kebijakan bidang pertanahan nasional.

2.

Pertanahan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pendaftaran, penyediaan, peruntukan, penguasaan, penggunaan dan pemeliharaan tanah, serta perbuatan mengenai tanah, yang diatur dengan hukum tanah.

3.

Tanah adalah permukaan bumi baik berupa daratan maupun yang tertutup air dalam batas tertentu sepanjang penggunaan dan pemanfaatannya terkait langsung dengan permukaan bumi termasuk ruang di atas dan di dalam tubuh bumi.

4.

Tanah Negara adalah Tanah yang tidak dipunyai dengan suatu Hak Atas Tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria dan/atau tidak merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat.

5.

Reforma Agraria adalah penataan struktur penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan Tanah yang lebih berkeadilan disertai dengan akses reform.

6.

Akses Reform (access reform) adalah pemberian akses bagi penerima tanah obyek reforma agraria untuk menggunakan dan memanfaatkan tanahnya secara optimal baik untuk bidang pertanian maupun nonpertanian.

7.

Tanah Obyek Reforma Agraria yang selanjutnya disingkat TORA adalah Tanah yang dikuasai oleh negara untuk didistribusikan atau diredistribusikan dalam rangka Reforma Agraria.

8.

Penerima TORA adalah orang yang memenuhi persyaratan dan ditetapkan untuk menerima TORA.

9.

Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

10. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau wali kota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 11. Pengadilan Pertanahan adalah pengadilan khusus yang dibentuk di lingkungan pengadilan negeri yang berwenang memeriksa, mengadili, dan memberi putusan terhadap perkara pertanahan. v

12. PRONA (singkatan dari Proyek Operasi Nasional Agraria) adalah salah satu bentuk kegiatan legalisasi asset dan pada hakekatnya merupakan proses administrasi pertanahan yang meliputi; adjudikasi, pendaftaran tanah sampai dengan penerbitan sertipikat/tanda bukti hak atas tanah dan diselenggarakan secara massal. 13. PRODA (singkatan dari Proyek Operasi Nasional Agraria Daerah) adalah salah satu bentuk kegiatan legalisasi asset pada suatu daerah yang dibiayai oleh pemerintah daerah, dan pada hakekatnya merupakan proses administrasi pertanahan yang meliputi; adjudikasi, pendaftaran tanah sampai dengan penerbitan sertipikat/tanda bukti hak atas tanah dan diselenggarakan secara massal. 14. Sertifikasi tanah lintas K/L adalah adalah salah satu bentuk kegiatan legalisasi asset yang dibiayai pemerintah untuk beberapa target sektor seperti: petani, nelayan, transmigrasi, UKM, dan masyarakat berpenghasilan rendah.

vi

BAB 1 PENDAHULUAN Selama Tahun 2012 sampai saat ini seringkali muncul kasus-kasus yang terkait dengan bidang pertanahan. Di berbagai daerah marak terjadi sengketa, konflik, maupun perkara pertanahan baik skala besar maupun kecil dan yang gencar diberitakan oleh media massa secara nasional maupun lokasl. Data BPN (2013) mencatat terdapat 4.786 kasus pertanahan yang terdiri dari sisa kasus pertanahan pada Tahun 2012 sejumlah 2.905 dan kasus baru Tahun 2013 sejumlah 1.881. Dari jumlah kasus tersebut BPN telah menyelesaikan sebanyak 2.771 kasus pertanahan, sehingga masih terdapat sisa kasus sebanyak 2.015. Maraknya terjadi kasus pertanahan tersebut menjadi salah satu gambaran belum baiknya pengelolaan bidang pertanahan. Perbaikan sistem pengelolaan pertanahan nasional diperlukan untuk memberikan arah yang lebih baik bagi upaya pencegahan terjadinya kasus pertanahan. Selain itu agar pengelolaan pertanahan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sehingga dapat lebih menjamin terlaksananya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Perbaikan sistem pengelolaan pertanahan nasional tersebut di atas memerlukan koordinasi lintas sektor yang melibatkan kementerian/lembaga terkait. Memperhatikan salah satu tupoksi Kementerian PPN/Bappenas yang mengemban fungsi koordinasi, maka pada tahun 2013 telah diinisiasi kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional. Kegiatan tersebut ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri PPN/Bappenas Nomor Kep.55/M.PPN/HK/03/2013 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional. Tim Koordinasi Strategis tersebut beranggotakan Perwakilan dari Kementerian PPN/Bappenas, Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Perwakilan Kementerian atau Lembaga (K/L) terkait kegiatan pertanahan nasional. Pada Tahun 2014 kembali dibentuk Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional melalui Surat Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor Kep. 9/M.PPN/HK/02/2014 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional. Pada Tahun 2014 tim tersebut beranggotakan beberapa Kementerian/Lembaga terkait seperti Kementerian Kehutanan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pertanian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Perumahan Rakyat, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Badan Pertanahan Nasional, dan Kementerian PPN/Bappenas. Secara umum tujuan kegiatan tersebut adalah melaksanakan tugas dalam menyelenggarakan fungsi koordinasi dan sinkronisasi yang melibatkan Kementerian/Lembaga terkait, pemerintah daerah, dan organisasi non pemerintah dalam melaksanakan program dan kegiatan bidang pertanahan yang telah dirumuskan dalam Dokumen White Paper Kebijakan Pengelolaan Pertanahan Nasional yang diterbitkan pada Bulan Desember 2013. Secara umum usulan kebijakan pengelolaan 1

pertanahan nasional yang diusulkan meliputi: (i) Kebijakan Sistem Pendaftaran Tanah Publikasi Positif; (ii) Kebijakan Redistribusi Tanah dan Access Reform; (iii) Kebijakan Pembentukan Kamar Khusus Pertanahan pada Pengadilan Negeri; (iv) Kebijakan Pembentukan Bank Tanah; dan (v) Kebijakan Perbaikan Proporsi Sumber Daya Manusia Bidang Pertanahan. Namun dengan berbagai keterbatasan sumberdaya yang dimiliki sehingga tidak semua usulan kebijakan tersebut dapat dilaksanakan pada Tahun 2014. Untuk menggambarkan berbagai capaian kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional sampai dengan Bulan Desember 2014, Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional menyusun Laporan Akhir (Final Report) Pelaksanaan Kegiatan. Penyusunan laporan akhir dilakukan melalui rangkaian serangkaian rapat anggota tim, focus group discussion (FGD), dan lokakarya yang melibatkan berbagai stakeholder terkait untuk mendapatkan pemahaman yang sama mengenai reforma agraria (perbaikan sistem pengelolaan pertanahan). Secara umum laporan ini memuat tujuan dan sasaran kegiatan, ruang lingkup kegiatan, rencana kebijakan, dan capaian kerja.

2

BAB 2 TUJUAN DAN SASARAN KOORDINASI STRATEGIS REFORMA AGRARIA NASIONAL Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional bertujuan untuk melakukan koordinasi dan penyusunan kebijakan serta rencana program dan kegiatan dalam mengawal pelaksanaan Reforma Agraria di Indonesia. Adapun tujuan khusus, antara lain: a. Melaksanakan pengkajian, perumusan dan pengembangan kebijakan pertanahan nasional yang mendukung pelaksanaan reforma agraria; b. Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana, program dan kegiatan (RPK) terkait reforma agraria nasional serta pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan RPK tersebut; c. Melaksanakan diseminasi kebijakan pertanahan, membangun konsensus, dan mendapatkan dukungan komitmen dari pelaku terkait pelaksanaan reforma agraria. Pada Tahun Anggaran 2014 pelaksanaan Kegiatan Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional meliputi beberapa pokok bahasan untuk menindaklanjuti beberapa arah kebijakan pengelolaan pertanahan nasional yang telah tertuang pada White Paper Kebijakan Pengelolaan Pertanahan Nasional yang telah disusun dan disahkan sebelumnya, antara lain : a. Perubahan kebijakan pendaftaran tanah dari stelsel negatif menjadi stelsel positif; b. Kebijakan redistribusi tanah dan access reform; c. Pembentukan kamar khusus pertanahan pada pengadilan negeri; d. Perbaikan proporsi sumber daya manusia bidang pertanahan. Khusus untuk Kebijakan Pembentukan Bank Tanah, Bappenas melalui Direktorat Perumahan dan Permukiman mendapat bantuan Technical Assisstant (TA) dari Bank Dunia ‘Roadmap for Housing Policy Reform’. Salah satu komponen dari TA tersebut adalah studi mengenai perluasan akses tanah perkotaan bagi permukiman bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Pada temuan awal dalam kajian tersebut mengarah pada perlunya pembentukan bank tanah. Untuk itu Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan bekerja sama dengan Direktorat Perumahan dan Permukiman dalam melakukan kajian pembentukan bank tanah dalam komponen bantuan TA Bank Dunia tersebut. Sasaran yang ingin dicapai dari pokok bahasan kebijakan pengelolaan pertanahan nasional adalah terlaksananya tahapan kebijakan pengelolaan pertanahan sesuai dengan rencana dan indikator sebagaimana tertuang dalam dokumen White Paper Kebijakan Pengelolaan Pertanahan Nasional. Terkait dengan tujuan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi atas rencana, program, dan kegiatan (RKP) reforma agraria nasional, berdasarkan capaian Tim Koordinasi Strategis Reforma Agraria Nasional Tahun 2013 teridentifikasi beberapa pokok bahasan koordinasi lintas sektor 3

dan daerah yang perlu ditindaklanjuti pada Tahun 2014 dalam rangka perbaikan sistem pengelolaan pertanahan, meliputi: a. Sertipikasi Tanah Transmigrasi; b. Koordinasi Program Agraria Daerah (PRODA) Provinsi Kalimantan Timur. Sasaran yang ingin dicapai dari pokok bahasan koordinasi lintas sektor dan daerah adalah tercapainya target sertipikasi pada kegiatan Sertipikasi Tanah Transmigrasi dan terlaksananya Program Agraria Daerah (PRODA) di Provinsi Kalimantan Timur.

4

BAB 3 RUANG LINGKUP KOORDINASI STRATEGIS REFORMA AGRARIA NASIONAL Program reforma agraria secara menyeluruh yakni perombakan sistem pertanahan dan pengelolaan pertanahan nasional memerlukan tingkat koordinasi antar Kementerian/ Lembaga (K/L) terkait, baik di tingkat pusat maupun daerah. Terkait dengan fungsi koordinasi yang strategis dan penting dalam menyusun kebijakan pada pelaksanaan reforma agraria tersebut, maka Kementerian PPN/Bappenas berinisiatif untuk membantu mengkoordinasikan, khususnya dalam konteks perumusan rencana kebijakan pada pelaksanaan reforma agraria nasional. Secara teknis, diharapkan Kementerian PPN/Bappenas dapat menyelenggarakan kegiatan fungsi koordinasi serta sinkronisasi dalam perumusan kebijakan reforma agraria nasional yang melibatkan K/L terkait, Pemerintah Daerah, dan organisasi non pemerintah. Selain itu, Kementerian PPN/Bappenas juga perlu melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan reforma agraria nasional yang sedang berjalan. Dengan demikian dalam upaya mencapai tujuan dari koordinasi strategis reforma agraria nasional, beberapa lingkup kegiatan yang diperkirakan dapat diselesaikan dalam satu tahun anggaran meliputi: o Rapat Koordinasi Kebijakan, dilakukan di tingkat Eselon I dan Eselon II untuk mewujudkan kesepahaman antar sektor terkait dengan melakukan review terhadap berbagai kebijakan pertanahan eksisting dalam menemukenali dan melakukan klarifikasi akar permasalahan bidang pertanahan nasional untuk selanjutnya bersama-sama membangun konsensus dalam menentukan arah kebijakan pelaksanaan reforma agraria nasional. o Rapat Koordinasi Teknis, dilakukan di tingkat tim teknis dan kesekretariatan yang melibatkan sektor-sektor terkait dengan pelaksanaan kegiatan, baik didalam Kementerian PPN/Bappenas maupun dengan K/L dan Pemerintah Daerah. Secara khusus ...


Similar Free PDFs