Laporan Praktek Lapang.pdf PDF

Title Laporan Praktek Lapang.pdf
Author Athul Fadhli
Pages 50
File Size 1.4 MB
File Type PDF
Total Downloads 298
Total Views 916

Summary

Laporan Praktek Lapang ASPEK KETEKNIKAN PASCA PANEN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaesis guineensis) PADA STASIUN PEREBUSAN (Sterilizer Station) DI PT. GLOBAL SAWIT SEMESTA PMKS SUBULUSSALAM Oleh : ATHUL FADHLI 1105106010029 JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Laporan Praktek Lapang.pdf Athul Fadhli

Related papers Edoc.sit e laporan-kp M Syukron Asnan

47795870-int i-laporan novit a hernawat i LAPORAN PKL KELAPA SAWIT Dicky Firmansyah

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Laporan Praktek Lapang

ASPEK KETEKNIKAN PASCA PANEN PENGOLAHAN KELAPA SAWIT (Elaesis guineensis) PADA STASIUN PEREBUSAN (Sterilizer Station) DI PT. GLOBAL SAWIT SEMESTA PMKS SUBULUSSALAM

Oleh :

ATHUL FADHLI 1105106010029

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH 2016

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman hayati. Iklimnya sangat cocok untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman. Salah satu tanaman yang dinilai berprospek cerah adalah komoditas perkebunan. Tanaman perkebunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan perekonomian, hal ini dikarenakan mampu meningkatkan devisa negara. Sektor perkebunan merupakan salah satu potensi dari subsektor pertanian yang berpeluang besar untuk meningkatkan perekonomian rakyat dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Pada saat ini, sektor perkebunan dapat menjadi penggerak pembangunan nasional karena dengan adanya dukungan sumber daya yang besar, orientasi pada ekspor, dan komponen impor yang kecil akan dapat menghasilkan devisa non migas dalam jumlah yang besar (Asyari, 2007). Kelapa sawit merupakan famili Palmaceae dan berasal dari Afrika Barat. Tanaman ini merupakan tanaman daerah tropis yang tumbuh baik pada suhu optimum 280 C dengan curah hujan optimal 2000-2500 mm. Ketinggian tempat untuk pertumbuhan kelapa sawit adalah 0-500 m diatas permukaan laut. Tanaman kelapa sawit cocok tumbuh dan berkembang dengan baik diluar daerah asalnya, termasuk Indonesia (Lubis, 1992). Pada masa pemerintahan Orde Baru, pembangunan perkebunan diarahkan dalam rangka menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sektor peghasil devisa negara. Pemerintah terus mendorong pembukaan lahan baru untuk perkebunan. Sampai pada tahun 1980, luas lahan 1

2

mencapai 294.560 Ha dengan produksi CPO (Crude Palm Oil) sebesar 721.172 ton. Sejak saat itu lahan perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesat terutama perkebunan rakyat. Hal ini didukung oleh kebijakan Pemerintah yang melaksanakan program Perusahaan Inti Rakyat Perkebunan/PIR-BUN (Corder, 1992 didalam Maulana, 2016). Umur ekonomis kelapa sawit yang dibudidayakan umumnya 25 tahun. Pada umur lebih dari 25 tahun tanaman sudah tinggi dan sulit dipanen, tandan sudah jarang sehingga diperhitungkan tidak ekonomis lagi. Berdasarkan masa berbuah, kelapa sawit dibedakan menjadi dua jenis, yaitu tanaman belum menghasilkan (TBM) berumur 0-3 tahun dan tanaman menghasilkan (TM) berumur >3 tahun (Pardamean, 2008 didalam Hayati, 2014). Kelapa sawit merupakan tanaman komoditas perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cukup cerah. Tanaman kelapa sawit di Indonesia telah menyebar di 16 provinsi. Luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia pada tahun 1994 telah mencapai 1.777.272 Ha. Sampai saat ini Indonesia merupakan salah satu produsen minyak utama kelapa sawit mentah atau disebut dengan Crude Palm Oil (CPO) dunia selain Malaysia dan Nigeria. Tingginya permintaan CPO dan hasil olahannya menjadikan kelapa sawit sebagai salah satu komoditas utama yang dibutuhkan dan dapat diolah pada industri makanan sebagai pembuatan mentega, minyak goreng, biskuit, kue, pada industri tekstil, farmasi, kosmetik, pembuatan kaleng, gliserin dan lain sebagainya (Maksisawit, 2009 didalam Syahputra, 2015).

3

Minyak sawit dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan, hal ini dikarenakan keunggulan sifat yang dimiliki yaitu tahan oksidasi dengan tekanan tinggi, mampu melarutkan bahan kimia yang tidak larut oleh bahan pelarut lainnya, tidak menimbulkan iritasi pada tubuh dalam bidang kosmetika dan mempunyai daya lapis yang tinggi. Selain itu, kegunaan utama minyak sawit sebagai minyak makan sawit juga digunakan sebagai pengganti lemak susu dalam pembuatan susu kental manis dan tepung susu skim. Sawit yang telah dipanen diangkut menuju pabrik olahan kelapa sawit untuk dilakukan proses penangan sawit secara bertahap yang dimulai pada stasiun perebusan (sterilisasi), perontokkan buah sawit dari tandannya dengan menggunakan thrasher untuk kelapa sawit, selanjutnya berlanjut pada tahap pelumatan buah sawit pada Steam Jacket yang berfungsi untuk memecahkan buah, setelah proses pelumatan selesai dilanjutkan pada proses pengepresan (ekstrasi minyak sawit) kemudian disalurkan menuju stasiun pemurnian (klarifikasi minyak sawit) hingga menjadi CPO. Menurut Sukarno (2007), proses perebusan (sterilisasi) biji sawit bertujuan untuk mematikan enzim-enzim yang merupakan katalisator dalam reaksi penguraian minyak menjadi asam lemak bebas gliserin, menguraikan zat lendir dengan cara hidrolisis (lendir akan menyulitkan pemisahan air dengan minyak dalam klasifikasi), melunakkan daging buah untuk mempermudah pengadukan di ketel pengadukan, memudahkan buah lepas dari tandan pada penebahan, merenggangkan buah inti dengan cangkang untuk memudahkan pemecahan biji pada mesin pemecah (Cracker), menurunkan kadar air buah dan memperbaiki proses penjernihan minyak.

4

Pada proses ini digunakan uap air bertekanan dengan suhu yang tinggi. Perebusan ini biasanya menggunakan waktu sekitar 90 menit. Hal ini tentu saja menjadi suatu pertimbangan mengenai banyaknya air yang digunakan dalam proses perebusan ini. Karena volume air yang banyak membutuhkan sumber air yang banyak pula. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dilakukan kegiatan praktek lapang dengan judul Aspek Keteknikan Pasca Panen Pengolahan Kelapa Sawit (Elaesis guineensis) Pada Stasiun Perebusan (Sterilizer Station) di PT. Global Sawit Semesta, PMKS Subulussalam. 1.2. Tujuan Praktek Lapang Tujuan praktek lapang ini adalah untuk meninjau aspek keteknikan pasca panen pengolahan kelapa sawit terutama pada stasiun perebusan (Sterilizer Station) di PT. Global Sawit Semesta, PMKS Subulussalam. 1.3. Ruang Lingkup Praktek Lapang Ruang lingkup yang dikaji dalam kegiatan Praktek Lapang ini antara lain : 1.

Pengolahan Pabrik kelapa sawit dan struktur organisasinya secara umum pada PT. Global Sawit Semesta, PMKS Subulussalam.

2.

Mengenal peralatan dan mesin pengolahan kelapa sawit beserta fungsinya.

3.

Mengamati cara kerja mesin Sterilizer pada proses pengolahan kelapa sawit.

5

1.4. Manfaat Praktek Lapang Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Praktek Lapang ini adalah: 1.

Bagi Penulis a. Memperoleh pengetahuan yang nyata tentang kondisi suatu lembaga, meliputi segi kondisi fisik perusahaan, peralatan yang digunakan, kondisi karyawan dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan. b. Memperoleh pengalaman nyata serta mampu menyajikan pengalaman dan data-data yang diperoleh selama praktek lapang kedalam sebuah laporan praktek lapang yang dapat berguna untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan di bidang keteknikan pertanian. c. Mengembangkan dan mengaplikasikan pengalaman praktek di lapangan untuk dijadikan sebagai pertimbangan tugas akhir. d. Mampu beradaptasi

dengan suasana kerja

sebenarnya sehingga

memperoleh pengalaman dan pengetahuan.

2.

Bagi Perguruan Tinggi a. Terjalinnya hubungan antara Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala khususnya Jurusan Teknik Pertanian dengan Perkebunan Sawit PT. Global Sawit Semesta, PMKS Subulussalam. b. Memperoleh

masukan-masukan

praktis

melalui

mahasiswa

yang

melaksanakan Praktek Lapang dan membandingkan dengan ilmu yang diperoleh lewat teori selama menuntut ilmu.

6

3.

Bagi Perusahaan Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama praktek lapang dapat

menjadi masukan bagi pihak perusahaan atau untuk menentukan kebijaksanaan perusahaan di masa yang akan datang khususnya di bidang Teknik Pertanian.

BAB II. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT. Global Sawit Semesta berdiri sejak tahun 2002 dan diresmikan pada tahun 2008 yang bernama PT. Lestari Tunggal Pratama dengan Direktur Utama yaitu Sukian Khairudin, kemudian pada tahun 2010 dengan nama PT. Global Sawit Semesta, dengan direktur utama Edy Saputra, dan pada awal tahun 2014 Direktur Utama diganti dengan bapak Nurman Muliadi hingga saat ini. Proses pembangunan PMKS dan perkebunan kelapa sawit PT. Global Sawit Semesta telah memiliki izin dari instansi-instansi pemerintah guna memenuhi segala persyaratan dari pembangunannya antara lain : 1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) dengan nomor: 87/01-03/PB/V 2010 2. Kelembagaan sebagai Supplier 3. Kegiatan Usaha KLBI industri/pengolahan kelapa sawit (KLUI 15141) 4. Rekomendasi Dokumen Lingkungan yaitu rekomendasi Kelayakan Lingkungan.

2.2. Lokasi PT. Global Sawit Semesta Perkebunan PT. Global Sawit Semesta terletak di kecamatan Penanggalan. Kecamatan Penanggalan adalah salah satu kecamatan yang berbeda diwilayah pemerintah Kota Madya Subulussalam-Aceh, Indonesia. Luas areal pabrik meliputi : a. Luas pabrik 3,55 HA b. Luas perumahan karyawan 2,88 HA

7

8

c. Luas kebun kelapa sawit 28,91 HA d. Luas hutan 24,17 HA e. Luas limbah 6,87 HA f. Pelebaran pabrik 2,61 HA 2.3. Manajemen Dan Struktur Organisasi Struktur organisasi di PMKS PT. Global Sawit Semesta umumnya mempunyai struktur organisasi yang serupa dengan kebanyakan PMKS. Dimana dalam organisasi ini hanya ada satu komando. Setiap anggota hanya menerima perintah dari satu atasan dan hanya bertanggung jawab kepada atasan yang memberi tugas kepadanya. PT. Global Sawit Semesta dipimpin oleh seorang Manager yang memiliki wewenang eksekutif dan dapat mengambil keputusan yang bersifat menentukan demi kepentingan perusahaan. 2.3.1. Ketenagakerjaan Tenaga kerja yang terdapat di PMKS PT. Global Sawit Semesta ini terdiri dari tenaga kerja tetap, yaitu manager, mill manager, asisten, staff, karyawan dan tenaga kerja kontrak. Tenaga kerja pada PMKS PT. Global Sawit Semesta pada umumnya berasal dari masyarakat yang berada disekitar pabrik dan dari luar daerah. Adapun jumlah keseluruhan tenaga kerja yaitu 106 orang. Pembagian tugas dari karyawan PT. Global Sawit Semesta terdiri dari aktivitas perkantoran dan operasional pabrik yang berlangsung selama 7 jam bekerja yang dimulai pada pukul 08.00 – 15.00 WIB dengan waktu istirahat pukul 12.00-14.00 WIB, sedangkan diluar jam jam kerja dihitung sebagai jam lembur. Hari kerja dipabrik berlangsung selama 6 hari dimuali dari hari senin sampai sabtu terkeculi pada hari

9

jumat yang beroperasi hanya 5 jam bekerja yang terdiri dari shift siang dan shift malam. Tugas dan wewenang masing-masing jabatan adalah sebagai berikut : 1.

Manager

A. Tugas Manager a. Manager bertanggung jawab kepada direksi PMKS PT. Global Sawit Semesta menjaga rahasia perusahaan. b. Mengajukan saran kepada pemilik perusahaan. c. Memimpin dan mengawasi pelaksanaan pedoman kerja dan instruksi yang telah digariskan oleh pemimpin perusahaan dan bertanggung jawab atas pelaksanaannya. d. Penyusunan laporan produksi mengenai pekerjaan. e. Memimpin rapat dengan staff yang dilakukan secara periodik. B. Wewenang Manager a. Sebagai pimpinan tertinggi di PMKS PT. Global Sawit Semesta. b. Manager pabrik mempunyai wewenang eksekutif dan dapat mengambil keputusan yang bersifat menetukan demi kepentingan perusahaan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perusahaan. 2.

Asisten Manager

A. Tugas Asisten Proses a. Asisten bertanggung jawab langsung kepada manager. b. Bertanggung jawab atas kelancaran proses pengolahan kelapa sawit dari bahan mentah menjadi bahan baku hasil pabrik. c. Memonitori dan mengawasi kegiatan pengolahan TBS, baik secara langsung maupun tidak.

0

B. Wewenang Asisten Proses a. Sebagai pemberi instruksi kerja dan pengarahan pada seluruh karyawan yang berada dalam bidang teknologi pengolahan sawit. b. Merencanakan penyediaan dan pengajuan bahan/material. 3.

Asisten Laboratorium Tugas Asisten Laboratorium adalah : a.

Memimpin kegiatan laboratorium untuk menentukan kualitas produksi agar dapat berjalan dengan baik.

b.

Melakukan analisa dilaboratorium yang diperlukan pabrik secara optimal, guna mengendalikan jalannya proses pengolahan TBS, inti sawit, air boiler dan air limbah agar mutu dan kerugian yang timbul berada dalam batas normal.

c.

Menghitung persediaan produk dan mengirim produk sehingga kualitas produk dapat di kontrol.

4.

Asisten Personalia dan Umum Asisten personalia dan umum bertanggung jawab dalam menyusun dan

mengusulkan RAB sesuai dengan ketentuan yang ada sehingga dapat menunjang kinerja perusahaan juga bertanggung jawab dalam mengevaluasi kebutuhan tenaga kerja dikebun. Asisten personalia dan umum juga bertanggung jawab dalam mengimplementasikan dan menjaga keakuratan data dan proses yang berhubungan dengan pekerjaan bidang personalia dan umum.



5.

Mandor Mandor bertugas sebagai pembantu asisten, maka mandor mengawasi para

pekerja yang berada dibawah tanggung jawabnya dan membantu segala tanggung jawab asisten.

BAB III. METODOLOGI PRAKTEK LAPANG

3.1. Tempat dan waktu Praktek Lapang 3.1.1. Tempat Praktek lapang ini dilaksanakan di PT. Global Sawit Semesta, Kecamatan Penanggalan, Kota Subulussalam, Provinsi Aceh. 3.1.2. Waktu Kegiatan Praktek Lapang dilaksanakan selama ± 1 bulan dimulai dari tanggal 21 Februari 2016 sampai 22 Maret 2016. 3.2. Metode Praktek Lapang Metode digunakan dalam Praktek Lapang ini di adalah : 1. Observasi Pengamatan langsung di Pabrik kelapa sawit PT. Global Sawit Semesta, PMKS Subulussalam, Aceh. 2. Wawancara Dilakukan dengan cara berkomunikasi secara langsung dengan pihak terkait, yakni Pimpinan dan Pegawai setempat serta Pembimbing di lapangan. 3. Studi Kepustakaan Dilakukan dengan membaca literatur-literatur yang berkaitan dengan tema Praktek Lapang yang berupa buku-buku bacaan, buletin, brosur, dan artikelartikel yang ada di PT. Global Sawit Semesta, PMKS Subulussalam, Aceh, perpustakaan dan juga media elektronik.

12

13

3.3. Jadwal Kegiatan Praktek Lapang Pelaksanaan Praktek Lapang dibagi dalam beberapa tahapan kegiatan antara lain : 1. Peninjauan dan pengamatan langsung terhadap pengolahan tandan buah segar di Pabrik Kelapa Sawit PT. Global Sawit Semesta. 2. Peninjauan dan pengamatan langsung terhadap cara kerja alat rebusan (Sterilizer) di Pabrik Kelapa Sawit PT. Global Sawit Semesta.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Aspek Keteknikan Pertanian pada Pengolahan Kelapa Sawit Kelapa sawit (Elaeis guinensis jacq.) adalah salah satu dari beberapa palma yang menghasilkan minyak untuk tujuan komersil. Minyak sawit selain digunakan sebagai minyak makan, dapat juga digunakan untuk industri sabun, lilin, dan dalam pembuatan lembaran-lembaran timah serta industri kosmetik (Dinas Perkebunan Dati I Irian Jaya, 1992). Buah kelapa sawit ada yang berwarna hitam, ungu hingga merah tergantung bibit yang digunakan. Buah bergerombol dalam tandan yang muncul dari tiap pelepah. Kandungan minyak bertambah sesuai kematangan buah. Setelah melewati fase matang, kandungan asam lemak bebas akan meningkat dan buah akan rontok dengan sendirinya (Adi, 2008). Menurut Sukarno (2007), tandan kelapa sawit yang ideal panen adalah saat kandungan minyak dan daging buahnya maksimal dan kandungan asam lemak bebasnya serendah mungkin. Proses pemasakan tandan sawit dapat dilihat dari perubahan warna buahnya dari hijau menjadi merah atau orange, dan jumlah buah sawit yang lepas dari tandannya.

4.2. Uraian Produksi Sawit merupakan bahan baku yang digunakan dalam produksi pada PT. Global Sawit Semesta PMKS Subulussalam. Proses pengolahan sawit dibagi pada beberapa stasiun. Adapun tahap-tahap proses produksi dari awal sampai akhir pengolahan kelapa sawit menjadi CPO dapat dilihat pada bagan dibawah ini :





Dari proses panen sawit dikebun

Pengangkutan TBS menuju pabrik

Fruit Reception Stasion

Tekanan uap 2,8-3 kg/cm2

Sterilizer Station

Perebusan 75 menit

0 Perebusan TBS Suhu Perebusan 60-130 C

Kecepatan putaran 21 rpm

Thressing Station Perontokkan TBS

Pelumatan TBS

Clarification Station

Proses pemurnian

Penyelesaian

Gambar 1. Bagan Pengolahan Sawit Menjadi CPO

6

Pengolahan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dipabrik bertujuan untuk mendapatkan minyak yang berkualitas baik. Hasil pengolahan daging buah kelapa sawit yaitu minyak mentah atau crude palm oil (CPO). CPO harus diolah lebih lanjut untuk dijadikan produk jadi lainnya. Setelah dilakukan pemanenan, TBS harus segera diolah, yaitu maksimal 24 jam setelah panen TBS. Buah yang tidak segera diolah akan mengalami kerusakan. Untuk itu TBS harus segera diangkut dari kebun ke pabrik pengolahan (Suwarto, 2010). Pembentukan minyak pada buah kelapa sawit akan berhenti saat buah dipanen, apabila disimpan kadar air akan berkurang, tetapi kandungan asam lemak bebas akan naik terus. Oleh karena itu, buah yang telah dipanen harus segera dipanaskan (diuapkan, direbus) agar pembentukan asam lemak bebas berhenti (Muchtadi, 2013).

4.3. Pengolahan CPO 4.3.1. Pemanenan Kelapa Sawit Kelapa sawit biasanya mulai berbuah pada umur 3 - 4 tahun dan buahnya menjadi masak 5 – 6 bulan setelah penyerbukan. Pemasakan buah sawit bisa dilihat adanya perubahan pada warna kulit buah, yang pada mulanya berwarna hijau muda berubah menjadi jingga yang menandakan buah telah masak. Buah kelapa sawit yang masih mentah berwarna hijau, karena pengaruh pigmen klorofil. Selanjutnya, buah akan berubah menjadi merah atau oranye akibat pengaruh pigmen betakaroten. Adapun kriteria buah panen sawit dapat dilihat pada tabel.

7

Tabel 1. Kriteria Buah Panen PT. Global Sawit Semesta. No

Kriteria Buah

Jumlah Brondol

Keterangan

Mentah

Tidak ada

Buah berwarna hitam pekat

Agak

12,5 - 25%

Buah berwarna kemerahan

25 - 50%

Buah berwarna merah

Matang Buah Normal

Matang

mengkilat Lewat

51 - 100%

Buah busuk

-

Muncul bunga jantan/betina

Matang Buah Buah

Banci

Abnormal

Buah

dalam satu tandan -

Buah berlapis dan tidak

Mantel

memiliki inti

Adapun TBS hasil pemanenan di PT. Global Sawit Semesta dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. TBS hasil panen

8

Proses pemanenan kelapa sawit pada tanaman kelapa sawit adalah meliputi pekerjaan memotong tandan buah masak, memungut brondolan, dan mengangkutnya ketempat pengumpulan hasil (TPH). Kriteria panen yang perlu diperhatikan adalah matang panen, cara panen, alat panen, rotasi, sistem panen serta mutu panen (Suwarto, 2010). Alat – alat panen yang digunakan diareal perkebunan PT. Global Sawit Semesta adalah dodos, kampak dan gancu di areal tanaman muda (3-5 tahun). Sedangkan untuk areal tanaman dewasa dan tua (>5 tahun) alat yang digunakan untuk memanen adalah kampak, egrek, galah egrek dan gancu. Jenis alat pemanenan dapat dilihat pada Gambar 3.

(a)

(b)

(c) Gambar 3. Alat pemanenan: (a) Dodos, (b) Egrek, (c) Gancu.

9

4.3.2. Pengangkutan Buah kelapa sawit yang ...


Similar Free PDFs