Title | LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF PROTEIN PADA SAMPEL UDANG |
---|---|
Author | Dadang Ramadhan |
Pages | 19 |
File Size | 383.3 KB |
File Type | |
Total Downloads | 36 |
Total Views | 310 |
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF PROTEIN PADA SAMPEL UDANG Dosen Pengampu : Gun-gun Gumilar, M.Si. Tanggal awal percobaan : 24 Maret 2021 Tanggal akhir percobaan : 7 April 2021 Kelompok 9: Nama : Dadang Ramadhan NIM : 1705665 Teman Kelompok: - Dina Daniati - Nenden Nurhalima...
LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA UJI KUALITATIF DAN KUANTITATIF PROTEIN PADA SAMPEL UDANG
Dosen Pengampu
:
Gun-gun Gumilar, M.Si.
Tanggal awal percobaan Tanggal akhir percobaan
: 24 Maret 2021 : 7 April 2021
Kelompok 9: Nama
: Dadang Ramadhan
NIM
: 1705665
Teman Kelompok: -
Dina Daniati Nenden Nurhalimah
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG 2021
ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PROTEIN PADA SAMPEL UDANG Tanggal awal percobaan
: 24 Maret 2021
Tanggal akhir percobaan
: 7 April 2021
A. TUJUAN 1. Dapat memahami protein ditinjau dari segi kimia. 2. Memperkirakan jenis protein dan asam amino yang terkandung dalam sampel udang dengan metode tinjauan pustaka. 3. Menentukan kadar protein dari data sekunder yang telah disediakan. B. DESKRIPSI 1. Protein Protein merupakan persenyawaan kompleks yang dihasilkan dari polimerisasi asam asam amino yang terikat satu sama lain melalui ikatan peptide(-CO-NH-). Protein merupakan senyawa yang sangat penting dalam sistem kehidupan karena protein memainkan peran yang sangat vital dalam semua aktivitas sel-sel tubuh makhluk hidup. Protein tersusun beberapa atas asam amino yang terikat dalam rantai lurus yang disebut ikatan peptida. Ada dua jenis protein yaitu protein sederhana dan protein kompleks. Protein memiliki karakteristik sebagai katalis biokimia, pengukur pergerakan, penunjang mekanisme tubuh dan pengendali pertumbuhan (Ash, 2010). Berdasarkan analisa dari data penelitian yang di dapat telah di keluarkan maka kesimpulannya hasil uji kualitatif dari udang air tawar dan udang air laut positif mengandung protein. Kadar rata-rata yang di dapat protein pada udang air tawar yaitu 12,2814% dan udang air laut 12,2791% dari hasil keduanya menujukan selisi yang tidak jauh berbeda. 2. Kandungan Protein dalam Udang Udang merupakan salah satu primadona ekspor perikanan Indonesia, yang telah memberikan pemasukan devisa yang cukup besar bagi negara. Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor udang terpenting didunia disamping Cina, Thailand, India,Vietnam dan beberapa negara di Amerika Latin (Sugiarto, 2012). Udang merupakan salah satu bahan makanan sumber protein hewani yang bermutu tinggi. Udang terdiri atas udang air tawar dan udang air laut. Udang air tawar termasuk keluarga Palaemonidae sehingga disebut sebagai kelompok udang palaemoid, contohnya seperti udang galah (Macrobranchium ronserbergii) sedangkan udang air laut selain termasuk keluarga penaeidae juga ada yang masuk keluarga Palimuridae scllariade dan suku Stomatopoda (Sugiarto, 2012). Makanan laut seperti ikan dan udang merupakan sumber makanan yang kaya akan asam amino. Asam amino yang umumnya terdapat pada udang adalah asam glutamat, asam aspartat, arginin, lisin, leusin, slisin dan alanin. Kandungan asam amino pada udang berbeda tiap musim. Dalam arti bahwa musim turut mempengaruhi akumulasi kadar asam amino dalam tubuh udang (Yanuar dkk., 2015). 3. Uji Kualitatif Protein a. Tes Biuret
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Uji biuret dilakukan pada komponen yang memiliki 2 atau lebih ikatan peptida. CuSO4 akan bereaksi dengan NaOH untuk membentuk Cu(OH)2 yang bereaksi dengan ikatan peptida membentuk senyawa kompleks berwarna ungu dalam kondisi basa. Reaksi akan menunjukan hasil positif apabila terdapat ikatan peptida 2 atau lebih (Falk, 2011).
b. Tes Ninhidrin Uji ninhidrin digunakan untuk menunjukkan adanya asam amino dalam zat yang di uji. Dalam uji ini digunakan larutan ninhidrin untuk mendeteksi semua jenis asam amino. Ninhidrin akan bereaksi dengan α-asam amino dan asam amino bebas untuk mrmbentuk senyawa kompleks berwarna biru-ungu atau dikenal dengan nama ruhemann’s purpel. Asam α-amino jika bereaksi dengan ninhidrin akan membentuk senyawa aldehid, gas CO2, NH3, dan hidrindantin. Hidrindantin yang bercampur dengan NH3 dan ninhidrin akan menyebabkan timbulnya warna biru. Prolin dan hidroksiproline jika diuji dengan menggunakan ninhidrin akan menimbulkan warna kuning hal ini dikarenakan tidak adanya asam α-amino (Scopes, 2013).
. (Scopes, 2013) c. Tes Xanthoprotein Tes xanthoprotein digunakan untuk menentukan adanya asam amino aromatik seperti tyrosin dan tryptopan. Prinsip dari tes ini didasarkan pada kenyataan bahwa gugus aromatik dalam asam amino akan ternitrasi oleh pemanasan dan penambahan asam nitrat pekat sehingga menghasilkan produk berwarna kuning yang merupakan turunan senyawa nitro. Kehadiran alkali, garam taumetrik akan mengubah senyawa nitro ini menjadi berwarna orange (Tiwari: 2017).
4. Uji Kualitatif asam amino a. Tes Millon untuk Tyrosin Reaksi ini berdasarkan pada fakta bahwa hidroksibenzena radikal dari tirosin akan bereaksi dengan pereaksi millon, yang mana terdiri dari asam merkuri sulfat dan natrium nitrat untuk menghasilkan kompleks berwarna merah (Tiwari: 2017).
b. Tes Hopkins-Cole untuk Triptofan Tes ini juga sering dikenali sebagai reaksi asam glioksilik, yang merupakan tes spesifik untuk mendeteksi keberadaan cincin indol dan tryptophan didalam protein. Prinsip dari tes ini adalah fakta bahwa lapisan berlebih asam sulfat pada campuran protein dan reagent Hopkins-cole (mengandung asam glioksilik) akan membentuk cincin berwarna ungu pada permukaan campuran tersebut (Tiwari: 2017).
c. Tes Timbal asetat untuk Sulfur Tes timbal asetat merupakan tes spesifik untuk sistein dan sistin. Prinsip dari uji ini, pada keadaan basa sistein akan melepaskan ion sulfida yang kemudian bereaksi dengan timbal asetat dan mengubahnya menjadi timbal sulfida yang berwarna hitam (Tiwari: 2017).
5. Uji Kualitatif Protein lainnya a. Tes dengan logam berat Pada keadaan yang basa protein akan bermuatan negatif, sehingga mampu beraksi dengan kation logam seperti timbal, merkuri, cadmium dan lain. Kation logam dengan protein bereaksi membentuk endapan berwarna putih. Melalui fakta tersebut kita dapat
mengetahui suatu sampel mengandung protein apabila setelah penambahan kation logam membentuk endapan berwarna putih. Prinsip ini juga menjadi dasar penanganan bagi kasus keracunan logam berat yang harus segera diberi susu atau putih telur. Karena protein yang terdapat dalam susu dan putih telur dapat bersifat antidotum terhadap logam berat (Poedjiadi, 2005). b. Tes Helier Uji Heller digunakan untuk mengetahui adanya kandungan protein dalam bahan uji dengan cara mendenaturasikan menggunakan pH asam. Perubahan pH yang terjadi karena penambahan asam mineral atau penambahan basa pada protein dapat merusak ikatan garam yang terdapat pada protein tersebut. Ikatan garam dalam molekul protein adalah secara ionic dan terjadi karena gaya tarik-menarik Antara gugus –COO- dan gugus NH3+ yang berdekatan. Penambahan asam berarti penambahan ion H+ akan mengubah –COOmenjadi COOH dan mengakibatkan gaya tarik-menarik hilang atau kerusakan ikatan garam dalam molekul protein. Penambahan basa yang berarti penambahan ion OH- akan mengubah –NH3- menjadi –NH3dan air, yang mengakibatkan hilangnya gaya tarikmenarik atau rusaknya ikatan garam pada protein tersebut. Penambahan asam atau basa pada kondisi ekstrem ke dalam larutan protein tidak hanya merusak ikatan garam tersebut, tetapi juga memutus ikatan-ikatan peptide yang terdapat dalam molekul protein. Produk denaturasi disebut protein terkoagulasi yang tidak larut dalam air tapi larut dalam larutan basa kuat dan asam kuat karena terhidrolisis menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana (Scopes, 2013). c. Tes Salting Out Prinsip percobaan Uji Salting Out adalah garam amonium sulfat bersifat dapat menarik air. Mineral air dari protein ditarik sehingga kestabilan protein terganggu dan mengendap (Scopes, 2013).
d. Tes Koagulatif Pada penambahan asam (biasanya asam asetat) berlebih sampel protein akan membentuk suatu agregat, semakin banyak jumlah asam yang diberikan maka agregat akan terus membesar hingga membentuk suatu gumpalan. Koagulasi protein juga akan terjadi apabila sampel yang mengandung protein terdapat pada suhu lingkungan diatas 50℃ (Poedjiadi, 2005). 6. Uji Kuantitatif Protein Metode biuret merupakan metode yang paling sederhana untuk memperkirakan konsentrasi protein, dimana metode ini didasarkan pada fakta bahwa gugus –CONH- (ikatan peptida), yang terdapat dalam semua protein, dapat membentuk komplek berwarna dengan
ion tembaga pada kondisi basa. Kompleks tersebut memiliki serapan maksimum pada 540 nm, dimana intensitas warna yang dihasilkan proporsional dengan jumlah ikatan peptida yang terdapat dalam sampel. Pada konsentrasi protein relatif tinggi (200–1300 μg) akan dihasilkan warna ungu muda sampai ungu tua, tergantung jumlah protein dalam sampel. Warna yang dihasilkan merupakan akibat terjadinya proses chelating ikatan peptida oleh ion tembaga pada suasana basa.
Pereaksi biuret yang digunakan terdiri atas CuSO4, Na-K-tartrat dan KI dalam KOH. Metode biuret merupakan metode yang sederhana, one-step process, dan paling banyak digunakan untuk menentukan protein-protein plasma dan deteksi protein di dalam urin (Tim Praktikum Biokimia, 2021). C. PENGAMATAN a. Pengamatan Uji Kualitatif No.
Langkah Kerja
1.
Tes
Pengamatan
Umum Sampel + NaOH : tidak berwarna Protein
a. Tes Biuret
Analisis Sampel berwarna
menjadi ungu
menunjukkan adanya ikatan sehingga
peptida, sampel
Ketika ditambahkan CuSO4 menjadi warna positif mengandung protein. ungu
Qualitative Tests for Proteins - YouTube b. Tes
Sampel + larutan ninhydrin: tidak berwarna
Ninhydrin
Sampel berwarna
menjadi ungu
menunjukkan adanya asam amino bebas ( – NH2) dalam sampel
Setelah dipanaskan menjadi berwarna ungu
Qualitative Tests for Proteins - YouTube c. Tes
Sampel + HNO3: tidak berwarna
Xantoprotein
Sampel warna
menjadi ungu
menunjukkan dalam sampel asam aromatik,
terkandung amino sehingga
Setelah dipanaskan, kemudian didinginkan sampel mengandung dan ditambah NaOH/NH4OH menjadi warna asam amino Tyr, Trp, oranye
Qualitative Tests for Proteins - YouTube
dan Phe.
2.
identifikasi Sampel + pereaksi Millon: endapan berwarna putih asam amino Tes
terbentuk Endapan merah yang
tertentu a. Tes
terbentuk
pada
sampel menunjukkan Millon
bahwa
untuk tyrosin
terdapat
tyrosin pada sampel
Sampel + pereaksi Millon setelah dipanaskan: terbentuk endapan merah bata
Qualitative Analysis for Protein - Youtube b. Tes Hopkins Sampel + pereaksi Hopkins Cole: terbentuk Pada endapan putih Cole untuk terbentuk triptofan
sampel cincin
berwarna ungu ketika ditambahkan H2SO4 menunjukkan bahwa pada Sampel + pereaksi Hopkins Cole + H2SO4 = mengandung terbentuk cincin ungu/violet pada batas triptofan antara kedua cairan
Reaction of Proteins - Youtube
sampel
c. Tes Pb-asetat Sampel + larutan NaOH 5%: larutan Sampel yang menjadi berwarna putih keruh untuk sulfur berwarna hitam dan stabil
membentuk endapan abu
menunjukkan
bahwa pada sampel terkandung
asam
Sampel + larutan NaOH 5% + Pb-asetat: amino yang memiliki larutan berwarna hitam dan ada endapan abu gugus belerang (sistein
dan
metionin)
Qualitative Tests for Proteins - YouTube 3.
Tes lain-lain sifat
(+) Mengandung
protein
protein
a. Pengendapan
A.
dengan logam-logam
Gambar: Pembentukan endapan protein akibat penambahan kation merkuri (II). Sumber Youtube.com
b. Tes Helier
Terbentuk
endapan
putih albumin
(positif :
asam
amino Tyr, Phe, Trp) Gambar: Pembentukan endapan protein akibat penambahan asam mineral Protein. Sumber Youtube.com
c. Pembentukan
Terjadi
endapan
garam
berwarna putih saat
(salting out)
ditambahkan amonium Gambar: Salting Out Protein. Sumber Youtube.com
sulfat
jenuh (+globulin)
Test millon diduga positif
karena
globulin mengandung
asam
amino tirosin.
penambahan pada
biuret
filtrat
akan
menghasilkan larutan berwarna ungu. d. Tes
terbentuk
Koagulasi
sistem
koloid
(gumpalan)
setelah
penabahan
asam
asetat
pemanasan. Gambar: Koagulasi protein akibat penambahan asam cuka berlebih. Sumber: Youtube.com
dan
(positif
protein globular yang terbentuk dari asam amino metionin, dan tirosin)
sistin, triftofan
b. ngamatan Uji Kuantitatif No. 1.
Langkah Kerja Persiapan pereaksi biuret 0,3 g CuSO4 dan 0,9 Na-K-tartrat - Dilarutkan dalam 50 mL NaOH 0,2 N - Ditambahkan 0,5 g KI
Pengamatan Pereaksi biuret: cairan, warna biru Larutan stok BSA: cairan, tidak berwarna Aquades: cairan tidak berwarna Blanko (aquades + biuret): cairan, warna biru seulas (no. 2)
- Dibuat volume menjadi 100 mL dengan NaOH 0,2 N Pereaksi biuret 2.
1
2
3
4
5
6
Penentuan absorbansi sampel
Larutan standar 500 ppm (2): warna biru Larutan stok BSA seulas Larutan standar 1000 ppm (3): warna biru - Disiapkan standar dengan konsentrasi 5 seulas mg/mL Larutan standar 3000 ppm (4): warna biru seulas keunguan - Dibuat buat deret larutan standar protein Larutan standar 4000 ppm (5): warna biru dengan konsentrasi 500, 1000, 3000, keunguan Larutan standar 500 ppm (6): warna ungu 4000, dan 5000 ppm Deret standar BSA
sampel protein - Ditimbang 0,25 g - Dilarutkan dengan aquades sampai volume 25 mL labu takar larutan sampel protein
Absorbansi larutan standar Konsentrasi (ppm) Absorbansi 500
0,03
1000
0,036
3000
0,15
4000
0,166
5000
0,202
Absorbansi sampel: 0,0079 Tabung reaksi - Disiapkan 8 buah - Diisi masing-masing larutan Tabung 1 Blanko (aquades) Tabung 2 Lar. std 500 ppm Tabung 3 Lar. std 1000 ppm
Tabung 4 Lar. std 2000 ppm Tabung 5 Lar. std 3000 ppm Tabung 6 Lar. std 4000 ppm Tabung 7 Lar. std 5000 ppm Tabung 8 Larutan sampel protein - Ditambahkan masing-masing tabung reaksi dengan 8 mL pereaksi biuret - Dikocok dan dipastikan tercampur sempurna - Diinkubasi pada suhu 37 C selama 10 menit - Disetting absorbansi nol dengan blanko - Diukur absorbansi untuk tabung 2-7 pada panjang gelombang 540 nm - Dihitung
sampel
protein
dengan
membandingkan nilai absorbansinya dengan kurva standar Hasil D. PERHITUNGAN Absorbansi sampel = 0,079 Absorbansi standar Konsentrasi (ppm) Absorbansi 500
0,03
1000
0,036
3000
0,15
4000
0,166
5000
0,202
Kurva kalibrasi Kurva Kalibrasi Absorbansi Terhadap Konsentrasi BSA 0.25 y = 4E-05x + 0.0077 R² = 0.9732
Absorbansi
0.2 0.15 0.1 0.05 0
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
Konsentrasi (ppm)
Perhitungan konsentrasi sampel y
= (4 × 10–5)x + 0,0077
0,079
= (4 × 10–5)x + 0,0077
x
=
x
= 1782.5 ppm
0,079 − 0,0077 4 × 10–5
E. PEMBAHASAN Pada percobaan uji kualitatif dan kuantitatif pada sampel udang dengan tujuan percobaan yaitu untuk mengetahui kandungan protein yang terdapat pada udang dengan menggunakan cara studi literatur dan menentukan kandungan protein pada sampel yang mengandung protein dengan data sekunder yang telah disediakan. Penentuan jenis protein atau uji kualititaf yang pertama harus dilakukan dalam menentukan jenis protein yaitu menguji ada tidaknya protein dalam sampel. Sehingga hal yang pertama meski dilakukan adalah uji umum protein. Uji ini terdapat 3 bagian uji diantaranya uji biuret, uji ninhydrin lalu kemudian uji xanthoprotein. Pada uji biuret, yang mana reagent biuret sendiri tersusun atas CuSO4, sampel akan dianggap positif protein apabila membentuk komplek berwarna violet. Uji ini dilakukan dalam keadaan basa, namun penambahan basa berlebih tidak disarankan karena uji sukar memberikan hasil positif, meskipun sampel positif protein. hal ini karena adanya persaingan ligan OH- dengan -NH pada protein. Uji selanjutnya pada tes umum protein ini adalah uji ninhydrin, karena uji biuret menunjukan hasil positif maka uji ninhydrin pun menunjukan hasil positif juga. Hal ini dikarenakan uji ninhydrin bertujuan menguji keberadaan asam amino (semua jenis). Dalam konteks uji ini alfa asam amino dan asam amino bebas akan bereaksi dengan reagent ninhydrin membentuk kompleks berwarna biru. Selanjutnya adalah uji xanthoprotein digunakan untuk menentukan adanya
asam amino aromatik seperti tyrosin dan tryptopan. Prinsip dari tes ini didasarkan pada kenyataan bahwa gugus aromatik dalam asam amino akan ternitrasi oleh pemanasan dan penambahan asam nitrat pekat sehingga menghasilkan produk berwarna kuning yang merupakan turunan senyawa nitro. Sesuai dengan referensi yang diperoleh sampel ini positif mengandung triftopan dan tirosin. Setelah uji umum protein dilakukan dalam tahapan uji kualitatif dilanjutkan kepada uji asam amino diantaranya adalah tes Millon, Hopkins-Cole, dan timbal asetat, karena sampel udang positif triftopan dan tirosin, maka tes millon akan memberi hasil positif mengingat tes millon digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan tirosin. Begitupun Hopkins-Cole juga akan memberikan hasil positif karena tes ini digunakan untuk mengidentifikasi asam amino triftopan. Lalu kemudian uji timbal asetat, uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi keberadaan sulfur didalam sampel, dengan membuat sampel bermuatan negatif pada pH diatas 7, sehingga sulfur pada sampel akan memberikan hasil positif dengan dicirikan terbentuk endapan hitam (timbal sulfida). Dari referensi sampel udang akan memberikan hasil positif terhadap uji ini. Pada sampel terbentuk cincin berwarna ungu ketika ditambahkan H2SO4 menunjukkan bahwa pada sampel mengandung triptofan. Pada sampel terbentuk cincin berwarna ungu ketika ditambahkan H2SO4 menunjukkan bahwa pada sampel mengandung triptofan. Sampel yang menjadi berwarna hitam dan membentuk endapan abu menunjukkan bahwa pada sampel terkandung asam amino yang memiliki gugus belerang (sistein dan metionin). A. Protein bersifat zwitter ion pada keadaan negatif terutama pada keadaan basa. Protein akan aktif mereduksi kation logam (bermuatan positif) termasuk logam berat dan berbahaya seperti merkuri, timbal, cadmium dan sebagainya sehingga bereaksi dengan kation logam dan membentuk endapan. Berdasarkan fenomena ini, protein menjadi antidotum untuk kasus keracunan logam berat. Penambahan asam mineral pekat (asam nitrat) mampu mengurangi konsentrasi air yang menstabilkan protein sehingga protein akan membentuk endapan. Albumin merupakan protein dengan kadar air tinggi bisa mengend...