Makalah PAK dikonversi PDF

Title Makalah PAK dikonversi
Author Anggi Putri
Pages 19
File Size 228.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 32
Total Views 786

Summary

KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA PT. TIRTA FRESINDO JAYA Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Aplikasi Komputer Dosen Pembimbing : Muhamad Ekhsan, S.Kom, M.M Disusun oleh : Anggi Putri Wardani 112011049 MA.20.C15 PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVE...


Description

KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA PT. TIRTA FRESINDO JAYA

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pengantar Aplikasi Komputer Dosen Pembimbing : Muhamad Ekhsan, S.Kom, M.M

Disusun oleh :

Anggi Putri Wardani 112011049 MA.20.C15

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA 2021

1

PRAKATA Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT karena atas berkah dan rahmat serta karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah dengan judul “KASUS PELANGGARAN ETIKA BISNIS PADA PT TIRTA FRESINDO JAYA”. Dalam pembuatan serta penyelesaian makalah ini tentu tidak terlepas dari berbagai kendala yang terjadi, namun dengan usaha dan kerja keras akhirnya mampu saya sajikan, bagi pembaca yang benar-benar berkeinginan membaca makalah ini. Pada kesempatan kali ini saya juga ingin menyampaikan terimakasih pada dosen saya dan teman-teman yang secara langsung ataupun membantu saya menyelesaikan makalah ini. Kritik dan saran yang sifatnya membangun penyempurnaan isi makalah ini sangat saya harapkan, agar kiranya dapat menjadi acuan untuk pembuatan makalah berikutnya. Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Cikarang, 08 April 2020

Penyusun

2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................................ 1 PRAKATA ........................................................................................................................ 2 DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3 BAB I : PENDAHULUAN ............................................................................................... 4 1.1.

Latar Belakang Masalah ...................................................................................... 4

1.2.

Rumusan Masalah .............................................................................................. 5

1.3.

Tujuan ................................................................................................................. 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................... 6 BAB III : PEMBAHASAN ............................................................................................... 7 2.1.

Pengertian Etika ................................................................................................... 7

2.2.

Pengertian Bisnis.................................................................................................. 7

2.3.

Pengertian Etika Bisnis ....................................................................................... 8

2.4.

Profil Perusahaan ............................................................................................... 10

2.5.

Permasalahan ..................................................................................................... 11

2.6.

Pembahasan Masalah ........................................................................................ 12

2.7.

Pelanggaran Etika Bisnis PT. Tirta Fresindo Jaya ............................................ 13

BAB VI : PENUTUP ...................................................................................................... 16 3.1.

Kesimpulan ........................................................................................................ 16

3.2.

Saran ................................................................................................................... 16

LAMPIRAN .................................................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 19

3

BAB I PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang Dalam proses mencapai tujuannya perusahaan tidak hanya memiliki tanggung

jawab terhadap para pemegang sahamnya saja namun perusahaan juga dituntut untuk bertanggung jawab terhadap karyawan, pemerintah, masyarakat sekitar dan stakeholder lainnya. Hal ini dikarenakan perusahaan yang menjalankan kegiatan operasionalnya akan secara langsung ataupun tidak langsung bersinggungan dengan para stakeholder tersebut. Oleh karena itu penerapan etika bisnis dalam proses operasional perusahaan mempunyai peranan yang sangat krusial. Pada intinya yang dimaksud dengan etika bisnis ialah metode yang digunakan perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Proses tersebut yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Seluruh proses ini mencakup bagaimana perusahaan menjalankan bisnis secara adil, mematuhi hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Namun terkadang kita tidak bisa memungkiri bahwa terkadang masih banyak perusahaan-perusahaan baik skala besar atau kecil masih enggan untuk menerapkan etika bisnis dalam menjalankan usahanya. Tindakan yang tidak etis yang dilakukan oleh perusahaan akan memancing tindakan balasan dari konsumen ataupun masyarakat dan akan sangat kontra produktif, misalnya melalui gerakan pemboikotan, larangan beredar, larangan beroperasi dan lain sebagainya. Dan tentu saja hal-hal semacam ini akan menurunkan nilai dan citra perusahaan dimata para stakehoders nya Persaingan antar bisnis dewasa ini membuat perusahaan terutama perusahaanperusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali melakukan pelanggaran etika dalam berbisnis, bahkan terkadang melanggar undang-undang ataupun norma-norma yang berlaku. Seperti kasus yang sedang menimpa PT Tirta

4

Fresindo Jaya yang merupakan anak perusahaan Mayora Grup, yang memproduksi air minum kemasan Le Minerale. Dalam menjalankan roda bisnisnya PT Tirta Fresindo Jaya diduga menggunakan cara-cara yang menurut masyarakat sekitar pabrik tidaklah etis dan sangat merugikan masyarakat dan lingkungan sekitar. Menurut dugaan pabrik PT Tirta Fresindo Jaya yang berlokasi di Kecamatan Baros melakukan tindakan privatisasi air dengan menutup delapan mata air sumber pertanian warga sekitar untuk kepentingan perusahaan. Hal ini menyebabkan lahan sawah warga tidak terairi sejak perusahaan ini berdiri. Dari peristiwa tersebut sehingga memicu demo besar di lokasi pabrik oleh aliansi masyarakat dan mahasiswa yang menuntut penutupan pabrik tersebut. 1.2.

RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat

ditarik rumusan masalah sebagai berikut, yaitu: 1. Apakah PT Tirta Fresindo Jaya

menerapkan etika bisnis dalam

menjalankan bisnisnya? 2. Jika PT Tirta Fresindo Jaya tidak menerapkan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya dan bagaimana cara mengatasinya? 1.3.

TUJUAN 1. Untuk mengetahui pelaksanaan penerapan etika bisnis pada PT Tirta Fresindo Jaya 2. Untuk mengetahui pelanggaran-pelangaran etika bisnis dan cara antisipasi apabila PT Tirta Fresindo Jaya tidak menggunakan etika bisnis.

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian eksploitasi adalah suatu tindakan yang bertujuan untuk mengambil keuntungan atau memanfaatkan sesuatu secara berlebihan dan sewenang-wenang. Tindakan eksploitasi ini umumnya mengakibatkan kerugian pada pihak lain, baik pada manusia maupun lingkungan. Secara etimologi, kata “Eksploitasi” berasal dari bahasa Inggris “Exploitation” yang artinya politik untuk memanfaatkan subjek tertentu dengan sewenang-wenang. Penggunaan kata Eksploitasi sering digunakan dalam berbagai bidang, baik politik, sosial, lingkungan, dan lain-lain. Definisi eksploitasi sumber daya alam adalah tindakan mengeruk sumber daya alam secara berlebihan demi untuk mendapatkan keuntungan sebesarbesarnya untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Hal ini dapat menimbulkan anomali Global Warming dan cuaca ekstrim. Eksploitasi sumber daya alam seringkali menimbulkan kerusakan parah terhadap lingkungan. Beberapa contoh eksploitasi sumber daya alam yang sering terjadi adalah: •

Pembakaran hutan berskala besar untuk kepentingan membuka lahan kelapa sawit. Hal ini menimbulkan kerusakan habitat hewan dan tanaman dan dapat mengakibatkan bencana alam.



Penyedotan air dengan menggunakan pompa secara berlebihan



Menangkap ikan dengan menggunakan bahan peledak atau kimia yang akhirnya merusak habitat ikan dan lingkungan lebih luas.



Membangun tambang-tambang liar tanpa ijin dari pihak berwenang untuk mengeruk sumber daya alam. Misalnya tambang batu bara, tambang pasir, tambang emas, dan lain-lain.

6

BAB III PEMBAHASAN

2.1.

Pengertian Etika Menurut kajian ilmu etimologi kata etika berasal dari bahasa Yunani Kuno

“ethikos” yang mempunyai arti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik. Dalam perkembangannya etika sangat erat mempengaruhi kehidupan manusia. Dengan menerapkan etika yang benar maka manusia mempunyai orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Bisa dikatakan bahwa etika sangat berperan bagi manusia untuk mengambil sikap dan tindakan secara tepat dalam menjalani hidup. Berikut ini penulis mencoba untuk menjabarkan definisi etika menurut para ahli: Definisi etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia etika adalah sebuah ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak). Menurut Keraf (1998: 13), Etika adalah sesuatu yang berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilainilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan diwariskan dari satu orang ke orang lain, kebiasaan ini lalu terungkap dalam perilaku berpola yang terus berulang sebagai sebuah kebiasaan. Dari definisi diatas penulis menyimpulkan bahwa Etika adalah pedomanpedoman yang mengatur perilaku manusia secara normatif dalam artian dapat memberi norma bagi perilaku seseorang dan dengan demikian dapat menyatakan apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

7

2.2.

Pengertian Bisnis Kata bisnis berasal dari bahasa Inggris yaitu busy yang berarti sibuk.

Sedangkan kata busy berasal dari kata bahasa inggris lama yakni bisignis yang mempunyai arti keadaan dimana seseorang sibuk “state of being busy“. Sedangkan secara etimologi, bisnis yaitu keadaan dimana individu atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang dapat menghasilkan laba atau keuntungan. Menurut Steinford (1979) bisnis adalah segala aktifitas yang menyediakan barang atau jasa yang diperlukan atau diinginkan oleh konsumen. 2.3.

Pengertian Etika dan Bisnis Pengertian etika bisnis menurut Velasquez (2005) Etika bisnis merupakan

studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis. Pada hakikatnya penerapan etika bisnis yang baik dan benar dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra kerja, pemegang saham, masyarakat. Perusahaan meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang beretika, yakni bisnis dengan kinerja unggul dan berkesinambungan yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika sejalan dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Prinsip Otonomi Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan. Orang bisnis yang otonom adalah orang yang sadar sepenuhnya akan apa yang menjadi kewajibannya dalam dunia bisnis.

8

b. Prinsip Kejujuran Prinsip ini merupakan prinsip yang paling problematik karena banyak pelaku bisnis yang mendasarkan kegiatan bisnisnya dengan melakukan penipuan atau bertindak curang, entah karena situasi eksternal tertentu atau memang dengan sengaja dilakukan. Kejujuran terkait erat dengan kepercayaan. Kepercayaan adalah aset yang sangat berharga bagi kegiatan bisnis. Sekali pihak tertentu tidak jujur, dia tidak bisa lagi dipercaya dan berarti sulit bertahan dalam bisnis. c. Prinsip Keadilan Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat dipertanggungjawabkan. Prinsip ini menuntut agar setiap orang dalam kegiatan bisnis entah dalam realisasi eksternal perusahaan maupun realisasi internal perusahaan perlu diperlakukan sesuai dengan haknya masing-masing. d. Prinsip Saling Menguntungkan Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini menuntut agar tidak boleh ada pihak yang dirugikan hak dan kepentingannya, prinsip saling menguntungkan secara positif menuntut hal yang sama, yaitu agar semua pihak berusaha untuk saling menguntungkan satu sama lain, sehingga melahirkan suatu win-win situation. e. Integritas Moral Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaannya. Dengan kata lain, prinsip ini merupakan tuntutan dan dorongan dari dalam diri pelaku dan perusahaan untuk menjadi yang terbaik dan dibanggakan, dan ini tercermin dalam seluruh perilaku bisnisnya dengan siapa saja, baik ke luar maupun ke dalam perusahaan.

9

Jadi dapat disimpulkan bahwa etika bisnis dapat menjadi standar dan pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang luhur, jujur, transparan dan sikap yang profesional. 2.4.

Profil Perusahaan PT. Mayora Indah Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1977 dengan

pabrik pertama berlokasi di Tangerang. Kemudian menjadi perusahaan publik pada tahun 1990. Sesuai dengan Anggaran Dasarnya, kegiatan usaha PT. Mayora Indah Tbk. diantaranya adalah dalam bidang industri. Saat ini, PT. Mayora Indah Tbk. memproduksi dan memiliki 6 (enam) divisi yang masing masing menghasilkan produk berbeda namun terintegrasi dan salah satu divisinya adalah PT Tirta Fresindo Jaya dengan lokasinya di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur dan beberapa lokasi pabrik yang tersebar di Pulau Jawa. Beberapa divisi bisnis PT. Mayora Indah Tbk. Adalah sebagai berikut: a.

Divisi Biscuit Merek dagangnya antara lain Roma, Danisa, Royal Choice, Better, Muuch Better, Slai O’Lai, Sari Gandum, Sari Gandum Sandwich, Coffeejoy, Chees’kress.

b.

Divisi Wafer Merek dagangnya antara lain Beng Beng, Beng Beng Maxx, Astor, Astor Skinny Roll, Roma Wafer Coklat, Roma Zuperrr Keju.

c.

Divisi Kembang gula Merek dagangnya antara lain Kopiko, Kopiko Milko, Kopiko Cappuccino, Kis, Tamarin, Juizy Milk.

d.

Divisi Kopi

10

Merek dagangnya antara lain Torabika Duo, Torabika Duo Susu, Torabika Jahe Susu, Torabika Moka, Torabika 3 in One, Torabika Cappuccino, Kopiko Brown Coffee, Kopiko White Coffee, Kopiko White Mocca. e.

Divisi Coklat Merek dagangnya adalah Choki-choki.

f.

Divisi Makanan kesehatan Merek dagangnya antara lain Energen Cereal, Energen Oatmilk, Energen Go Fruit.

g.

Divisi Beverage Merek dagangnya antara lain Teh Pucuk Harum, Kopiko 78, Q Guava, Kopikap dan Le Minerale. Di Indonesia PT. Mayora Indah Tbk. tidak hanya dikenal sebagai perusahaan

yang memproduksi makanan dan minuman olahan, tetapi juga dikenal sebagai market leader yang sukses menghasilkan produk produk yang menjadi pelopor pada kategorinya masing masing. 2.5.

Permasalahan Permasalahan antara warga dengan PT Tirta Fresindo Jaya yang

merupakan salah satu anak perusahaan Mayora Group ini bermula pada tahun 2012. Waktu itu pihak PT Tirta Fresindo Jaya datang ke dua wilayah yakni di Kecamatan Baros, Serang dan Kecamatan Cadas Sari, Pandeglang dan berencana akan membangun gudang di wilayah tersebut, sehingga warga kehilangan 17 hektare areal persawahan dari rencana 32 hektar yang akan dibangun perusahaan diperuntukkan sebagai gudang. Namun dengan seketika, izin areal tersebut berubah menjadi pabrik pengelolaan air minum kemasan setelah mendapat izin dari Dinas Tata Ruang dan Tata Wilayah melalui SK No. 600/548.b/SK-DTKP/XII/2013 yang imbasnya

11

adalah sumber mata air yang biasa digunakan warga untuk kegiatan sehari-hari menjadi turun drastis. Hal ini jelas melanggar Perda Kabupaten Pandeglang No.3/2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pandeglang yang menyatakan bahwa kawasan Cadasari merupakan kawasan lindung geologi, yang memiliki beberapa titik mata air. Disisi lain secara demografi dan monografi wilayah ini juga diisi dengan kearifan lokal, dimana banyak pendidikan pondok pesantren yang melahirkan para ulama-ulama, santri-santri. Bahkan, wilayah ini merupakan sentral kawasan lahan pangan yang berkelanjutan, profesi masyarakat lebih didominasi oleh petani. Sejak saat itu, gelombang penolakan terus berdatangan baik dari masyarakat Cadas Sari dan Baros maupun dari elemen organisasi masyarakat lainya. Dengan berbagai penolakan dan protes yang dilakukan masyarakat tersebut akhirnya Bupati Pandeglang yang waktu itu masih dijabat oleh Erwan Kurtubi mengeluarkan pembatalan ijin Perusahaan melalui SK 0454/1669-BPPT/2014. Pembatalan ini diperkuat dengan himbauan oleh Ketua DPRD Pandeglang agar pembangunan pabrik tersebut dihentikan. 2.6.

Pembahasan Masalah Karena tidak ada tindakan tegas dari pemerintahan Provinsi Banten dan

Kabupaten Pandeglang. PT Tirta Fresindo Jaya pun terus melakukan aktivitasnya dengan melakukan eksploitasi air di wilayah Cadas Sari dan Baros dan tidak mengindahkan SK pencabutan izin yang dikeluarkan Bupati serta himbauan dari DPRD Pandeglang tersebut. Tanggal 11 November 2016, ratusan kiai dan santri yang tergabung dalam Jam’iyatul Muslimin Provinsi Banten melakukan istighosah di area Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B), tepatnya di samping Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten. Istighosah ini merupakan buntut dari kekecewaan warga atas kelakuan perusahaan yang tidak kunjung menghentikan kegiatannya.

12

Menyikapi tuntutan warga tersebut, pihak DPRD Banten akhirnya mengeluarkan pokok-pokok pikiran yang beberapa diantaranya; 1. PT Tirta Fresindo Jaya agar menghormati surat Bupati Pandeglang atas nama Erwan Kurtubi No. 0454/1669-BPPT/ 2014 tertanggal 21 November 2014 perihal penghentian kegiatan investasi PT. Tirta Fresindo Jaya. 2. PT. Tirta Fresindo Jaya agar segera menghentikan aktivitas kegiatannya. 3. Kepada Bupati Pandeglang yang saat ini dijabat oleh Irna Narulita dan Jajaran SKPD terkait Pemda Pandeglang untuk segera dapat mengambil langkah langkah guna menghentikan kegiatan PT. Tirta Fresindo Jaya. 4. Kepada aparat kepolisian agar dapat membantu untuk menghentikan kegiatan PT. Tirta Fresindo Jaya (Mayora Group) dilokasi sebagai mana maksud. Menurut perwakilan warga yang tergabung Cadas Sari – Baros pihak PT. Tirta Fresindo Jaya tetap tidak mengindahkan pokok-pokok pikiran DPRD Banten tersebut dan tetap melakukan aktivitasnya di lapangan seperti biasa. Akhirnya pada tanggal 6 Februari 2017, warga kembali bergerak menuju pendopo Bupati Pandeglang. Sekitar 300 warga ini ingin berdiskusi dengan Bupati Pandeglang, yakni IIrna Narulita. N...


Similar Free PDFs