Penggunaan Konsep Bilangan Oksidasi PDF

Title Penggunaan Konsep Bilangan Oksidasi
Author Amrudly dly
Pages 5
File Size 621 KB
File Type PDF
Total Downloads 135
Total Views 769

Summary

Penggunaan Konsep Bilangan Oksidasi Definisi reaksi redoks berdasarkan konsep bilangan oksidasi lebih bisa diterima. Dengan konsep bilangan oksidasi, kita akan lebih mudah membedakan reaksi redoks dan bukan redoks. Pada reaksi redoks, dikenal juga reaksi autoredoks, yaitu satu zat berfungsi sebagai ...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Penggunaan Konsep Bilangan Oksidasi Amrudly dly

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

PUSAT PERBUKUAN Graha HandyCraft SOAL-SOAL REAKSI REDUKSI OKSIDASI DAN JAWABANNYA gibran abinaya BUKU KIMIA UNT UK KELAS X SMA Idik Saeful Bahri

Penggunaan Konsep Bilangan Oksidasi Definisi reaksi redoks berdasarkan konsep bilangan oksidasi lebih bisa diterima. Dengan konsep bilangan oksidasi, kita akan lebih mudah membedakan reaksi redoks dan bukan redoks. Pada reaksi redoks, dikenal juga reaksi autoredoks, yaitu satu zat berfungsi sebagai oksidator juga reduktor. Reaksi autoredoks dengan udah dijelaskan dengan konsep bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi digunakan pula pada persamaan senyawa yang salah satu unsurnya memiliki biloks lebih dari satu. 1. Membedakan Reaksi Redoks dan Bukan Redoks Suatu reaksi redoks dapat kita bedakan dari reaksi bukan redoks dengan melihat perubahan bilangan oksidasi pada unsur-unsur yang menyusun senyawa yang bereaksi. Jika terjadi kenaikan bilangan oksidasi, artinya unsur tersebut mengalami oksidasi dan bersifat sebagai reduktor. Sementara itu, jika terjadi penurunan bilangan oksidasi, artinya unsur tersebut mengalami reduksi dan bersifat sebagai oksidator. Contoh dari reaksi redoks dan bukan redoks adalah sebagai berikut.

H2 + Cl2 → 2HCl 0

0

+1 -1

oksidasi reduksi Unsur H mengalami kanikan biloks daro 0 menjadi +1 (beroksidasi). Unsur Cl mengalami penurunan biloks dari 0 menjadi -1 (bereduksi). Artinya, reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks.

CuO + 2HCl → CuCl2 + H2O +2

+2 bukan redoks

Tidak ada kenaikan biloks dari unsur-unsur yang terlibat dalam reaksi. Artinya, reaksi yang terjadi bukan reaksi redoks. Beberapa reaksi kimia melibatkan unsur bebas yang memiliki biloks sama dengan 0 (nol). Jika bereaksi dengan zat lain, molekul atau unsur bebas tersebut akan menjadi ion negatif untuk nonlogam dan ion positif untuk logam. Jadi dapat disimpulkan bahwa

jika suatu reaksi kimia melibatkan unsur bebas, maka reaksi kimia tersebut termasuk reaksi redoks. Contohnya sebagai berikut.

SnCl2 + I2 + 2HCl → SnCl2 + 2HI +2

0

+4

-1

oksidasi reduksi

2Ag + Cl2 → AgCl 0

0

+1 -1

oksidasi reduksi Reaksi di atas menunjukkan reaksi redoks. I2 merupakan unsur bebas yang mengalami reduksi dari biloks 0 menjadi -1. Sementara itu, Sn mengalami oksidasi dari biloks +2 (dalam SnCl2) menjadi biloks +4 (dalam SnCl2). Contoh lainnya pada reaksi di atas, reaksi antara logam perak dengan gas klorin. Reaksi di samping merupakan reaksi redoks. Ag dan Cl merupakan unsur bebas yang memiliki biloks sama dengan nol. Ketika bereaksi, Ag mengalami kenaikan biloks menjadi +1, dan Cl mengalami penurunan biloks menjadi -1. 2. Reaksi Autoredoks Pada beberapa reaksi redoks, zat-zat yang bertindak sebagai oksidator dan reduktor merupakan zat yang sama. Reaksi redoks seperti ini disebut reaksi autoredoks (reaksi disproporsionasi). Contohnya pada reaksi berikut. oksidasi

3MnO42- + 4H+ → 2MnO4- + MnO2 + 2H2O reduksi Pada reaksi tersebut, MnO42- merupakan pereduksi sekaligus pengoksidasi. Biloks pada Mn dalam MnO42- = +6. Sedangkan biloks Mn dalam MnO4- dan MnO2 berturutturut adalah +7 dan +4.

3. Menentukan Nama Senyawa Ionik dan Kovalen (Biloks Lebih dari Satu) Anda pasti sudah paham bagaimana menentukan nama senyawa. Maka kali ini akan membahas cara penamaan senyawa jika unsur penyusunnya mempunyai biloks lebih dari satu. A. Penamaan Senyawa Ion yang Unsur Logamnya Berbiloks Lebih dari Satu Penamaan senyawa yang mengandung unsur logam lebih dari satu macam didasarkan pada sistem stock. Caranya dengan membubuhkan angka Romawi sesuai dengan bilangan oksidasi logam dalam tanda kurung di belakang logam dan diikuti dengan nama unsur nonlogam, lalu diberi akhiran -ida. Rumus Biloks Bilangan Nama Kimia Oksidasi (Kation) FeCl2 +2 besi(II) klorida FeCl3 +3 besi(III) klorida PbO +2 timbel(II) oksida PbO2 +4 timbel (IV) oksida Cu2SO2 +1 tembaga (I) sulfat CuSO4 +2 tembaga (II) sulfat Ada juga cara lain memberi nama suatu senyawa yang mengandung unsur logam dengan biloks lebih dari satu unsur. Unsur logam dengan biloks yang rendah diberi akhiran o , sedangkan biloks yang lebih tinggi diberi akhiran i . Rumus Biloks Nama Senyawa Kimia Logam HgCl +1 merkuro klorida HgCl2 +2 merkuri klorida SnO +2 stano oksida SnO2 +4 stani oksida B. Penamaan Senyawa Ion Poliatomik yang Unsur Nonlogamnya Berbiloks Lebih dari Satu Umumnya senyawa ion poliatomik tersusun atas logam yang berbiloks satu jenis dengan ion poliatomik yang salah satu unsurnya berbiloks lebih dari satu jenis. Penamaan senyawa seperti itu juga didasarkan pada sistem stock. Bubuhkan angka Romawi sesuai dengan bilangan oksidasi unsur dalam tanda kurung di belakang nama anion poliatomik.

Rumus Jenis Biloks Nama Senyawa Kimia Ion KClO K+ +1 Kalium hipoklorit (nama biasa) ClO +1 (Cl) Kalium klorat(I) (nama sistem stock) + KClO3 K +1 Kalium klorat (nama biasa) ClO3 +5 (Cl) Kalium klorat(V) (nama sistem senyawa stock) C. Penamaan Senyawa Kovalen yang Unsur Nonlogamnya Berbiloks Lebih dari Satu Penamaan senyawa kovalen yang mengandung unsur nonlogam berbiloks lebih dari satu macam juga didasarkan pada sistem stock. Caranya adalah dengan menuliskan unsur nonlogam bermuatan positif diikuti oleh angka Romawi yang sesuai dengan bilangan oksidasinya dalam tanda kurung, sedangkan unsur nonlogam yang bermuatan negatif diletakkan di belakang dan diberi akhiran -ida. Rumus Biloks Nama Senyawa Kimia Nonlogam N2O +1 nitrogen(I) oksida NO +2 nitrogen(II) oksida N2O3 +3 nitrogen(III) oksida NO2 +4 nitrogen(IV) oksida N2O5 +5 nitrogen(V) oksida Sumber: http://cerdaskimia.com/penggunaan-konsep-bilangan-oksidasi/...


Similar Free PDFs