Proposal PKM-K.Yusuf (1) PDF

Title Proposal PKM-K.Yusuf (1)
Pages 12
File Size 318.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 197
Total Views 377

Summary

Nama : Muhammad Yusuf Syafrul Kelas/NIM : B/1963041019 RINGKASAN Tangan merupakan media yang sangat mudah untuk penyebaran penyakit dan infeksi pada manusia (Wijoyo, 2016). Menjaga kebersihan tangan menjadi salah satu hal penting dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh infeks...


Description

Accelerat ing t he world's research.

Proposal PKM-K.Yusuf (1) Muh Yusuf Syafrul

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

RYNAMAZER (Eryt hrina lit hosperma Sanit izer) Pemanfaat an Daun Dadap Serap Sebagai Inov… Ryan M Christ ian

DRAGON SPRAY sibara bere BUKU T EKNOLOGI PANGAN UNT UK KELAS 10 SMK Idik Saeful Bahri

Nama

: Muhammad Yusuf Syafrul

Kelas/NIM

: B/1963041019

RINGKASAN Tangan merupakan media yang sangat mudah untuk penyebaran penyakit dan infeksi pada manusia (Wijoyo, 2016). Menjaga kebersihan tangan menjadi salah satu hal penting dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan penyakit menular lainnya (WHO, 2005). Banyak cara dilakukan untuk menghindarkan diri dari paparan patogen tersebut, salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan tangan (Octavia, 2016). Namun realitanya masih banyak orang yang malas melakukannya dengan berbagai alasan, seperti ketiadaan waktu (tidak sempat), lokasi wastafel yang jauh dimana tangan yang harus berkali-kali dicuci menggunakan sabun kemudian dikeringkan sehingga merepotkan, hingga sulit mendapatkan air (Kemenkes RI, 2014). Saat ini masyarakat lebih menyukai mencuci tangan dengan hand sanitizer dari pada mencuci tangan secara konvensional karena lebih praktis, sederhana, dan tanpa menggunakan air. Menurut data survei, dari 50 orang responder 33 orang lebih memilih menggunakan hand sanitizer , 11 orang memilih tisu basah, dan 6 orang memilih mencuci dengan air dan sabun. Alasan mereka memlih hand sanitizer yaitu karena kepraktisan, aroma yang segar, dan kemasan yang menarik. Menurut food and drug administration (FDA), hand sanitizer dapat menghilangkan kuman kurang dari 30 detik. Beberapa studi menyatakan penggunaan hand sanitizer terbukti efektif dalam menurunkan infeksi berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen (Hammond et al ., 2000). Namun menurut penelitian walidah et al . (2014), tingkat keefektifan hand sanitizer yang berbasis alkohol dalam membunuh bakteri akan menurun setelah digunakan berulang kali, hal ini karena alkohol merupakan zat yang volatil (mudah menguap). Disisi lain, kandungan alkohol dalam hand sanitizer menyebabkan gangguan kesehatan pada kulit seperti iritasi, keriput, pucat dan kering (Larson, 2005), serta tidak efektif membunuh bakteri Escherichia coli yang menjadi penyebab utama terganggunya kesehatan manusia (Dina, 2007). Untuk meminimalisir ketidakefektifan dan

dampak yang ditimbulkan hand sanitizer yang berbasis alkohol, berbagai bahan alam digunakan untuk menggantikan peran alkohol dalam hand sanitizer sehingga didapatkan hand sanitizer yang efektif dalam membunuh bakteri patogen dan aman terhadap kulit.

DAFTAR ISI BAB 1. PENDAHULUAN.........................................................................................

1

1.1. Latar Belakang........................................................................

1

1.2. Rumusan Masalah...................................................................

2

1.3. Tujuan Kegiatan......................................................................

2

1.4. Luaran yang Diharapkan.........................................................

2

1.5. Manfaat...................................................................................

2

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA....................................................

3

2.1. Gambaran Umum Lingkungan................................................... 3 2.2. Gambaran dan Analisa Produk................................................... 3 2.3. Kapasitas Produksi.....................................................................

4

2.4. Perencanaan Tempat Produksi...................................................

4

2.5. Perencanaan Pemasaran.............................................................

4

BAB 3. METODE PELAKSANAAN................................................................................ 5

3.1. Bahan dan Alat............................................................................ 5 3.2. Diagram Alur Produksi................................................................ 6 3.3. Cara Pembuatan MORIFA Hand Sanitizer................................ 6 3.4. Tahap-tahap Pelaksanaan Kegiatan............................................. 6

BAB 1. PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tangan merupakan media yang sangat mudah untuk penyebaran penyakit dan infeksi pada manusia (Wijoyo, 2016). Menjaga kebersihan tangan menjadi salah satu hal penting dalam upaya pencegahan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan penyakit menular lainnya (WHO, 2005). Banyak cara dilakukan untuk menghindarkan diri dari paparan patogen tersebut, salah satunya adalah dengan menjaga kebersihan tangan (Octavia, 2016). Namun realitanya masih banyak orang yang malas melakukannya dengan berbagai alasan, seperti ketiadaan waktu (tidak sempat), lokasi wastafel yang jauh dimana tangan yang harus berkali-kali dicuci menggunakan sabun kemudian dikeringkan sehingga merepotkan, hingga sulit mendapatkan air (Kemenkes RI, 2014). Saat ini masyarakat lebih menyukai mencuci tangan dengan hand sanitizer dari pada mencuci tangan secara konvensional karena lebih praktis, sederhana, dan tanpa menggunakan air. Menurut data survei, dari 50 orang responder 33 orang lebih memilih menggunakan hand sanitizer , 11 orang memilih tisu basah, dan 6 orang memilih mencuci dengan air dan sabun. Alasan mereka memlih hand sanitizer yaitu karena kepraktisan, aroma yang segar, dan kemasan yang menarik. Menurut food and drug administration (FDA), hand sanitizer dapat menghilangkan kuman kurang dari 30 detik. Beberapa studi menyatakan penggunaan hand sanitizer terbukti efektif dalam menurunkan infeksi berbagai penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen (Hammond et al ., 2000). Namun menurut penelitian walidah et al . (2014), tingkat keefektifan hand sanitizer yang berbasis alkohol dalam membunuh bakteri akan menurun setelah digunakan berulang kali, hal ini karena alkohol merupakan zat yang volatil (mudah menguap). Disisi lain, kandungan alkohol dalam hand sanitizer menyebabkan gangguan kesehatan pada kulit seperti iritasi, keriput, pucat dan kering (Larson, 2005), serta tidak efektif membunuh bakteri Escherichia coli yang menjadi penyebab utama terganggunya kesehatan manusia (Dina, 2007). Untuk meminimalisir ketidakefektifan dan

dampak yang ditimbulkan hand sanitizer yang berbasis alkohol, berbagai bahan alam digunakan untuk menggantikan peran alkohol dalam hand sanitizer sehingga

didapatkan hand sanitizer yang efektif dalam membunuh bakteri patogen dan aman terhadap kulit. Potensi tanaman lokal di Indonesia yang bisa menjawab permasalahan di atas salah satunya adalah kelor ( Moringa oleifera). Tanaman kelor merupakan tanaman yang mudah dan cepat tumbuh pada iklim tropis seperti di Indonesia. Salah satunya yaitu kampung konservasi kelor di daerah Blora, Jawa Tengah yang mampu menghasilkan 100 ribu ton daun kelor/bulan (Infoblora, 2017). Daun kelor mengandung flavonoid, fenolik, dan lebih dari 40 zat antioksidan (Kurniasih, 2013). Berdasarkan penelitian Saputra et al. (2013), daun kelor mengandung senyawa fenolik seperti flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dll sebesar 5,52%. Kandungan flavonoid dapat dimanfaatkan sebagai agen antibakterial dan antivirus yang mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Shigella sonnei dan Bacillus subtilis. Ekstrak flavonoid ini memiliki efektivitas antibakteri yang lebih baik daripada etanol 70% (Rizkia, 2014). Sedangkan, kandungan zat antioksidan pada daun kelor dapat dimanfaatkan untuk menjaga kulit tetap segar dan halus, karena mampu memperbaiki sel-sel dan jaringan kulit yang rusak akibat serangan radikal bebas. Selain itu, kemampuan antioksidan daun kelor terbukti lebih efektif daripada vitamin E yang biasa ditambahkan pada produk hand sanitizer. Oleh karena itu, inovasi produk yang kami berikan yaitu dengan membuat hand sanitizer dari bahan alami ekstrak daun kelor untuk menggantikan peran alkohol. Hal ini menjadi keunggulan produk hand sanitizer sebagai agen antibakterial yang efektif dan mampu menjaga kulit tetap segar dan halus. Sehingga diharapkan dengan adanya produk yang dinamakan MORIFA Hand Sanitizer akan menjadi produk alternatif kebersihan tepat guna dan dapat bersaing dipasaran luas serta membantu meningkatkan perekonomian petani kelor. 1.2.

Rumusan Masalah

Hand sanitizer yang beredar dipasaran kebanyakan berbasis alkohol yang kurang efektif dalam membunuh bakteri setelah berulang kali pakai dan berbahaya bagi kulit manusia. Bahaya alkohol dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada kulit seperti iritasi, keriput, pucat dan kering. Oleh sebab itu, kandungan alkohol dalam hand sanitizer harus diganti dengan zat aktif lainnya dengan fungsi yang sama bahkan lebih baik. Zat aktif yang mampu menggantikan alkohol yaitu dari ekstrak daun kelor yang mengandung flavonoid sebagai zat antibakterial dan 40 lebih zat antioksidan yang berperan melindungi kulit dari kerusakan sehingga kulit tetap terjaga segar dan halus. Sehingga inovasi yang kami berikan adalah dengan membuat produk hand sanitizer dengan kandungan zat aktif alami ekstrak daun kelor yang diaplikasikan menjadi produk MORIFA Hand Sanitizer. 1.3.

Tujuan Kegiatan

1.3.1. Tujuan Umum

Proposal ini bertujuan untuk membuat produk MORIFA sebagai hand zer antibakteri yang lebih aman terhadap kulit tubuh.

1.3.2. Tujuan Khusus a. Membuat produk MORIFA Hand Sanitizer. b. Melakukan penetrasi pasar untuk produk MORIFA Hand Sanitizer. 1.4.

Luaran yang Diharapkan

1. Produk MORIFA Hand Sanitizer yang dapat dijual skala komersial. 2. Mendaftarkan draf paten dari MORIFA Hand Sanitizer. 3.

Start up pemasaran produk MORIFA Hand Sanitizer

4. Pendapatan hasil penjualan produk MORIFA Hand Sanitizer 5. Menyusun laporan kemajuan dan laporan akhir. 1.5.

Manfaat

Kegunaan program PKM-K ini adalah:

1.

Bagi masyarakat

Program ini diharapkan dapat menghasilkan hand sanitizer yang dapat menjadi salah satu pilihan produk hand sanitizer antibakterial yang lebih aman dan efektif kepada masyarakat serta membuka lapangan pekerjaan. 2.

Bagi pemerintah

Program ini diharapkan mampu membantu pemerintah mengembangkan produk kesehatan yang aman bagi masyarakat.

BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA 2.1.

Gambaran Umum Lingkungan

Tanaman kelor merupakan tanaman yang mudah dan cepat tumbuh pada iklim tropis seperti di Indonesia. Tanaman ini tersebar luas di Pulau Jawa, NTT, Aceh, dan Sumbawa. Salah satunya yaitu kampung konservasi kelor di daerah Blora, Jawa Tengah yang mampu menghasilkan 100 ribu ton daun kelor perbulan (Infoblora, 2017). Sehingga dengan produksi yang cukup banyak tersebut diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bahan baku. 2.2.

Gambaran dan Analisa Produk

Produk MORIFA Hand Sanitizer diolah dengan cara higienis dari proses pembuatan hingga ke proses pengemasan untuk mempertahankan mutu produk terjamin. Produk MORIFA dikemas dengan takaran 50 ml dalam kemasan botol dan gantungan kunci yang menarik dan mudah dibawa. Berikut adalah rincian biaya untuk membuat produk MORIFA tiap 50 L. Rincian biaya bahan baku : 1. Daun kelor 30 kg Rp. 150.000

2. Air 3 m3 Rp. 30.000 3. Aquades

75 L

4. Botol packaging

Rp. 112.500 1000

Rp. 1.000.000

5. Gliserol

0,5 L Rp. 24.000

6. Parfum

0,025 L

7. Propilen etilen glikol

Rp. 12.750 5L

Rp. 225.000

8. Propilen glikol

0,5 L Rp. 13.000

9. Ethanol 96%

21 L

10. Triethanolamine (TEA)

Rp. 777.000 0,25 L Rp. 17.000

11. Tokoferil asetat (Vit. E) 2,5 L Rp. 150.000 12. Carbopol 940

0,25 kg

Rp. 6.250

Total Rp. 2.517.500 Harga Pokok Produksi: Tabel 1. Harga pokok produksi MORIFA Hand Sanitizer

Keterangan

Harga (Rp.)

Biaya Bahan Baku

2.517.500

Biaya Tenaga Kerja

450.000

Biaya Overhead Pabrik Biaya Distribusi 100.000 Listrik 50.000 Promosi

400.000

Administrasi 100.000 Total 3.617.500 Harga produksi per unit = HPP/Jumlah Unit = Rp. 3.617.500/1000 unit

= Rp. 3.617,5/unit Keuntungan per unit = Harga Jual – harga produksi per unit

= Rp. 8.000 – Rp. 3.617,5 = Rp. 4.382,5/unit

2.3.

Kapasitas Produksi

Produksi MORIFA Hand Sanitizer dapat dijelaskan dengan rincian sebagai berikut: 1. Bulan II dalam masa promo, target penjualan sebanyak 850 kemasan. 2. Bulan III target penjualan sebanyak 900 kemasan. 3. Bulan IV target penjualan sebanyak 950 kemasan. 4. Bulan V target penjualan sebanyak 1000 kemasan. 5. Bulan VI-seterusnya penjualan sebanyak 1000 kemasan. 2.4.

Perencanaan Tempat Produksi

Produksi akan dilaksanakan dengan penjualan secara online melalui contact person yang tertera dan bisa datang ke tempat produksi di JL. AP PETTARANI MAKASSAR 2.5.

Perencanaan Pemasaran

2.5.1. Segmen Pasar Segmen dari produk ini adalah masyarakat menengah ke atas maupun menengah bawah yang mengutamakan kebersihan dan kesehatan.

Bahan dan Alat 3.2.1. Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan yaitu daun kelor, ethanol 96%, triethanolamin (TEA), propilen glikol, carbopol 940, propilen etilen glikol, tokoferil asetat (Vit. E), parfum, gliserol, dan aquades. 3.2.2. Alat yang Digunakan Alat yang dibutuhkan yaitu oven, blender, neraca analitik, stopwatch, pH meter, gelas ukur, ayakan stainless steel 80 mesh.

3.3.

Diagram Alir Produksi

Gambar 3. Diagram Alir Produksi

3.4.

Cara Pembuatan MORIFA H and Sanitizer

1. Daun kelor dikeringkan dengan sinar matahari selama 2 hari, kemudian dioven pada suhu 60°C selama 2 jam untuk menghilangkan kandungan air. 2. Daun kelor kering dihaluskan menggunakan blender dan didapatkan serbuk, kemudian diayak dengan ayakan 80 mesh untuk memperoleh ukuran yang seragam. 3. Serbuk daun kelor sebanyak 30 kg direndam dengan etanol selama 30 menit lalu dibiarkan selama 24 jam 4.

Hasil perendaman disaring untuk memisahkan ampas dangan cairan hasil

(filtrat) mengunakan kain saring. Didapat ekstrak daun kelor dalam etanol. 5. Filtrat diuapkan pada suhu 60°C sampai volumenya berkurang 90% dan didapatkan ekstrak daun kelor pekat. 6.

Carbopol 940 sejumlah 0,25 Kg ditambahkan ke aquades 1,5L dengan

pengadukan pada suhu 30°C selama 15 menit 7. Selanjutnya, tambahkan 0,25 L TEA, 2,5 L Vit. E, 0,5 L gliserol, dan 5 L PEG ke dalam campuran, lalu aduk selama 25 menit pada suhu 30°C 8.

Tambahkan 10 L ekstrak daun kelor dan 0,5 L propilen glikol dengan

diaduk pada suhu 30°C selama 20 menit.

9. Sebanyak 0,025 L parfum (essensial oil) ditambahkan. Kemudian tambahkan aquades sampai volumenya menjadi 50 L dengan pengadukan selama 30 menit pada suhu 30°C, kemudian diamkan hingga terbentuk gel. 3.5.

Tahap-tahap Pelaksanaan Kegiatan 3.5.1. Kegiatan Tahap I : Pra-Produksi

Tahap pra-produksi ini meliputi penyiapan tempat produksi, penentuan pihak pemasok bahan baku, pembelian peralatan, perancangan kemasan dan label, serta pengurusan izin usaha. Tahap selanjutnya tahap penyediaan lokasi produksi yaitu memilih tempat yang mudah diakses dan mendukung sebagai tempat produksi secara higienis. Produksi akan dilaksanakan di rumah yang berada Jalan Banjarsari

Selatan No. 5 Padalangan. Tahap pra-produksi ini juga memuat survei pasar dan kontrak kerjasama dengan mitra yang akan di- supplay dengan produk MORIFA Hand Sanitizer. 3.5.2. Kegiatan Tahap II : Tahap Penentuan Harga dan Promosi Proses penentuan besarnya keuntungan sudah dianalisis sehingga tercipta harga seperti yang sudah dijelaskan pada Bab II. Proses promosi yang dilakukan yaitu dengan sistem offline (Word of Mouth, poster, dan pamflet ) dan online (media sosial Line, Instagram, dan Facebook) 3.5.3. Kegiatan Tahap III : Produksi Awal Setelah alat produksi siap, tahap selanjutnya meliputi pemilihan mitra pembelian bahan baku. Tes produk secara berkala juga dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui permintaan pasar. Tahap ini dilakukan pada bulan kedua pelaksanaan program dan menggandeng lima toko kelontong dan satu apotek sebagai mitra usaha MORIFA Hand Sanitizer. 3.5.4. Kegiatan Tahap IV : Pemasaran Pemasaran yang dilakukan menggunakan sistem offline dan online. Untuk sistem offline menggunakan sistem door to door , yaitu mendatangi rumah ke rumah Memberikan brosur, brosur didesain seperti Gift Card yang didalamnya terdapat buy 1get 1 free pada bulan pertama penjualan dengan maksud menarik perhatian pembeli dan menambah pelanggan. Selain itu dilakukan kerjasama business to business (B2B) dengan toko, rumah sakit, apotek, dan swalayan. Untuk sistem online dilakukan dengan sistem promosi berbayar ( paid

promote) dan endorse melalui aplikasi instagram, Vlog Youtube, dan facebook advertising dengan berbagai testimoni. Dengan tujuan agar para follower atau netizen lebih tertarik terhadap produk yang diiklankan. Sehingga program ini dapat memenuhi supply produk MORIFA Hand Sanitizer pada mitra. 3.6.

Pencatatan Keuangan

Sistem pencatatan keuangan dilakukan dengan mengadobsi sistem pencatatan pada aplikasi “Akuntansi UKM-Money Manager” dari handphone android. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam pencatatan data yang banyak dan praktis.

DAFTAR PUSTAKA Cahyani, Novita Mayla E. 2014. Daun Kemangi (Ocinum cannum) sebagai Alternatif Pembuatan Hand Sanitizer. Jurnal Kesehatan Masyarakat : Universitas Negeri Semarang. Kurniasih. 2013. Khasiat dan Manfaat Daun Kelor Untuk Penyembuhan Berbagai Penyakit. Yogyakarta : Pustaka Baru Press. Octavia, Murlina. 2016. Formulasi Sediaan Gel Hand Sanitizer Minyak Atsiri Pala ( Myristica Fragranshoutt.) : Uji Stabilitas Fisik dan Uji Aktivitas Antibakteri terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus. Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta : Surakarta. Puspasafitri,Devi Umi. 2014. Strategi Pengembangan Bisnis Produk Gel Sanitizer. Departemen Teknologi Industri Pertanian IPB. Rizkia, Putri. 2014. Uji Efektifitas Antioksidan Ekstrak Etanol 70%, Ekstrak dan Isolat Senyawa Flavonoid dalam Umbi Binahong....


Similar Free PDFs