Ranah Kognitif Dalam Pembelajaran | Domain Kognitif Bloom | Instructional Taxonomies Bloom, Ausubel, Anderson, Merril und Reigeluth PDF

Title Ranah Kognitif Dalam Pembelajaran | Domain Kognitif Bloom | Instructional Taxonomies Bloom, Ausubel, Anderson, Merril und Reigeluth
Author Yamta Siyamta
Pages 39
File Size 980.9 KB
File Type PDF
Total Downloads 502
Total Views 885

Summary

Makalah Mata Kuliah Filsafat Ilmu RANAH KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN Mata Kuliah : Teori dan Model dalam TEP Dosen Pembina: Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Pd., M.Ed. Oleh: NAMA : SIYAMTA NIM : 130121909684 PROGRAM STUDI S3 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DESEM...


Description

Makalah Mata Kuliah Filsafat Ilmu

RANAH KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN

Mata Kuliah : Teori dan Model dalam TEP

Dosen Pembina: Prof. Dr. H. Punaji Setyosari, M.Pd., M.Ed.

Oleh: NAMA : SIYAMTA NIM : 130121909684

PROGRAM STUDI S3 TEKNOLOGI PEMBELAJARAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG DESEMBER 2013

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

--

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami Haturkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan Ijin dan Kehendak-Nya Makalah tentang “Ranah Kognitif Dalam Pembelajaran” ini dapat diselesaikan oleh penulis. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Akhir Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP Program Doktor (S3) Teknologi Pembelajaran Universitas Negeri Malang. Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Bapak Prof Dr. Punadji Setyosari, M.Pd., M.Ed, selaku dosen Pembina mata kuliah Teori dan Model dalam TEP yang telah membimbing penulis, sehingga berhasil menyelesaikan makalah ini. Kritik dan saran yang bersifat konstuktif sangatlah Penulis harapkan demi penyempurnaan lebih lanjut. Namun demikian, semoga yang sederhana ini bermanfaat bagi para pembacanya.

Malang, Desember 2013 Penulis

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 | -i-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Ranah Kognitif Dalam Pembelajaran

Siyamta Mahasiswa Program S3-TEP UM

ABSTRAK Pembelajaran merupakan kegiatan interaktif dan timbal balik antara pendidik dan peserta didik. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan maka seorang pendidik seharusnya menyiapkan berbagai kebutuhan sebalum mengajar termasuk kebutuhan setelah mengajar. Merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran merupakan kegiatan wajib yang harus dilakukan oleh guru. Dengan demikian guru dapat berkreasi dan berinovasi pada kelasnya dengan teori yang mendasari proses pembelajaran tersebut. Tujuan dari pembelajaran adalah untuk membantu siswa untuk memahami konsep utama pada suatu topik atau mata pelajaran. Kemampuan berpikir merupakan faktor penting dalam proses pembelajaran siswa. Kemampuan berpikir seseorang dapat dikembangkan melalui belajar, bertanya pada diri sendiri, memiliki keinginan untuk menghasilkan sesuatu yang baru, berkemauan memanfaatkan sesuatu yang ada di sekitar, sehingga menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya maupun bagi orang lain. Terdapat banyak teori belajar yang mendasari proses pembelajaran. Beberapa diantaranya yaitu teori Bloom, Gagne, Ausubel, Anderson, Merril, dan Reigeluth. Teori belajar Bloom secara umum memeparkan tentang ranah pembelajaran (kognitif, afektif dan psikomotor). Teori belajar Gagne menyatakan bahwa belajar dipengaruhi oleh faktor dari luar diri dan faktor dalam diri dan keduanya saling berinteraksi.Teori Ausubel secara umum memaparkan bahwa pembelajaran harus bermakna yang terbagi dalam dua dimensi yaitu penyampaian informasi dan penemuan. Teori Anderson berkaitan dengan deklaratif dan prosedural knowledge, sedangkan Taksonomi Reigeluth berkaitan dengan memorize information, understand relationship, Apply skill dan Apply generic skill.

Kata kunci : Kognitif Domain, Pembelajaran, Taksonomi Pembelajaran

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 | -ii-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i ABSTRAK .................................................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................ 1 A.

Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B.

Rumusan Masalah ............................................................................................. 2

C.

Tujuan Penulisan ............................................................................................... 2

D.

Metode Penulisan .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 3 A.

Hakekat Belajar dan Pembelajaran .................................................................... 3

B.

Taksonomi dalam Pembelajaran ........................................................................ 4

C.

Domain Cognitive Bloom ................................................................................... 8

D.

Framework Dalam Pembelajaran..................................................................... 14

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 19 A.

Kesimpulan ...................................................................................................... 19

B.

Saran ............................................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 20 Biografi ...................................................................................................................... 21 Lampiran Slide Power Point ..................................................................................... 22

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 | -iii-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Taksonomi pada dasarnya merupakan usaha pengelompokan yang disusun dan diurut berdasarkan ciri-ciri suatu bidang tertentu. Sebagai contoh, taksonomi dalam bidang ilmu fisika menghasilkan pengelompokan benda kedalam benda cair, benda padat, dan gas. Taksonomi dalam bidang ilmu botani mengelompokkan tumbuhan berdasakan karakteristik tertentu, misalnya kelompok tumbuhan bersel satu dan tumbuhan bersel banyak. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran, sebab

segala

kegiatan

pembelajaran

bermuara

pada

tercapainya

kegiatan

pembelajaran tersebut. Dilihat dari sejarahnya tujuan pembelajaran pertama kali diperkenalkan oleh B.F. Skinner pada tahun 1950 yang diterapkannya dalam ilmu perilaku (behavioral science) dengan maksud untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Kemudian diikuti oleh Robert Mager yang menulis buku yang berjudul Preparing Instructional Objective pada tahun 1962. Keuntungan yang dapat diperoleh melalui penuangan tujuan pembelajaran antara lain sebagai berikut : (1) Waktu mengajar dapat dialokasikan dan dimanfaatkan secara tepat, (2) Pokok bahasan dapat dibuat seimbang sehingga tidak ada materi pelajaran yang dibahas terlalu mendalam atau terlalu sedikit, (3) Guru dapat menetapkan berapa banyak materi pelajaran yang dapat atau sebaiknya disajikan dalam setiap jam pelajaran, (4) Guru dapat menetapkan urutan dan rangkaian materi pelajaran secara tepat, (5) Guru dapat dengan mudah menetapkan dan mempersiapkan strategi belajar mengajar yang paling cocok dan menarik, (6) Guru dapat dengan mudah mempersiapkan berbagai keperluan peralatan maupun bahan dalam keperluan belajar, (7) Guru dapat dengan mudah mengukur keberhasilan siswa dalam belajar, (8) Guru dapat menjamin bahwa hasil belajarnya akan lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar tanpa tujuan yang jelas. Seorang guru profesional harus merumuskan tujuan pembelajaran dalam bentuk perilaku siswa yang dapat diukur yaitu menunjukkan apa yang dapat dilakukan oleh siswa tersebut sesudah mengikuti pelajaran. Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-1-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1. Apa hakekat belajar dan pembelajaran? 2. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi Pembelajaran? 3. Apa yang dimaksud dengan Kognitif Domain beserta Hirarkinya? 4. Bagaimana deskripsi perbandingan antar Framework pembelajaran ? C. Tujuan Penulisan Makalah ini bertujuan untuk : 1. Untuk mengetahui hakekat pembelajaran 2. Untuk mengetahui berbagai macam taksoni pembelajaran 3. Untuk mengetahui kognitif domain 4. Untuk mengetahui perbandingan antar framework pembelajaran D. Metode Penulisan Metode yang digunakan penulis dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan melalui literatur buku-buku yang relevan serta dari berbagai media lainnya terutama internet.

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-2-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

BAB II PEMBAHASAN

A. Hakekat Belajar dan Pembelajaran Pada hakikatnya belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri seseorang. Seseorang menjadi dewasa karena dia telah melewati sebuah proses yang direncanakan maupun tidak direncanakan. Mereka belajar sesuatu dari berbagai aspek kehidupan baik itu formal maupun nonformal. Dengan belajar seseorang diharapkan menjadi manusia yang sesungguhnya, atau didalam konsep pendidikan Islam dinamakan manusia yang berkepribadian kaffah/insan kamil atau manusia paripurna. Salah satu indikator manusia kaffah selain memiliki kecerdasan adalah memiliki perilaku yang baik (akhlakul karimah), mungkin inilah yang dirasa cukup berat oleh para pendidik karena pada kenyataannya proses belajar belum mampu sepenuhnya mencapai hal tersebut. Proses pembelajaran yang terjadi pada umumnya adalah seseorang lebih banyak dituntut untuk mendengarkan dari pada aktif atau kreatif, mereka hanya dijadikan obyek dalam belajar hal ini terjadi dari jenjang pendidikan tingkat dasar sampai menengah atas, hampir 12 tahun mereka belajar seperti itu, maka tidak heran ketika memasuki perguruan tinggi mereka tidak siap dengan metode belajar mandiri. Pada dasarnya proses pendidikan itu berkesinambungan artinya proses pendidikan sebelumnya akan memengaruhi proses pendidikan selanjutnya, oleh karenanya konsep “student centre” atau siswa merupakan subyek dalam pembelajaran harus benar-benar diterapkan oleh para pendidik disemua jenjang pendidikan karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap cara mereka belajar dijenjang berikutnya. Ketidaksiapan seseorang dalam memasuki perguruan tinggi juga dikarenakan faktor „mindset‟ atau cara pandang seseorang dalam memaknai belajar. Sedikitnya ada beberapa potensi yang harus dikembangkan dalam proses belajar diantaranya aspek kognitif, menurut Bloom (Djahiri, 1996) aspek tersebut mencakup “hapalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi”. Dalam hal ini mahasiswa dituntut untuk dapat mengingat, memahami, menganalisis dan menyimpulkan serta menerapkan sebuah teori dalam permasalahan yang sesungguhnya, dengan itu mereka diharapkan menjadi seorang pembelajar aktif, kritis serta reaktif terhadap permasalahan yang ada. Sementara secara afektif yang meliputi “emosi, feelingminding, cita rasa, kemauan, kecintaan, sikap, sistem nilai serta sistem keyakinan (Djahiri, 2007)”. Itu berarti mahasiswa diharapkan memiliki motivasi atau minat yang Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-3-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

tinggi terhadap proses belajar sehingga mereka dapat menghargai proses belajar serta dapat mengintegrasikan nilai-nilai yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. Berikutnya aspek psikomotorik dimana mahasiswa dapat mempraktikkan kompetensi atau keahliannya dalam dunia kerja, wirausaha dan kehidupan bermasyarakat. Proses belajar seperti ini harus didukung oleh seluruh stakeholder kampus khususnya dosen yang

bertindak

sebagai

pembimbing,

patner,

serta

motivator

bagi

seluruh

mahasiswanya.

B. Taksonomi dalam Pembelajaran Taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein berarti untuk mengklasifikasi dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda diam, tempat, dan kejadian-kejadian sampai pada kemampuan berpikir dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi. Taksonomi tujuan pembelajaran adalah pengelompokan tujuan pembelajaran dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik. Tujuan pembelajaran merupakan salah satu aspek yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembelajaran, karena segala kegiatan pembelajaran bermuara pada tercapainya tujuan tersebut. Agar proses pembelajaran dapat terkonsepsikan dengan baik, maka seorang guru dituntut untuk mampu menyusun dan merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan tegas. Kendati demikian, dalam kenyataan di lapangan saat ini, tampaknya kita masih dapat menemukan permasalahan yang dihadapi guru (calon guru) dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dilakukannya, yang berujung pada inefektivitas dan inefesiensi pembelajaran. Taksonomi adalah suatu klasifikasi atau pengelompokan benda menurut ciri-ciri tertentu. Dalam bidang pendidikan, taksonomi digunakan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional.

Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-4-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

Beberapa taksonomi pembelajaran dituliskan dalam tabel 2.1 berikut ini. Tabel 2.1. Taksonomi Pembelajaran

Keterangan : Bloom yang warna Merah (Sudah direvisi / New Bloom).

Berdasarkan pada tabel di atas, maka maka terdapat 6 Taksonomi, yaitu Taksonomi Bloom, Taksonomi Gagne, Taksonomi Ausubel, Taksonomi Anderson, Taksonomi Merril, Taksonomi Reigeluth. 1. Taksonomi Bloom Taksonomi Bloom memiliki hirarki yang paling banyak (6 hirarki), baik yang belum direvisi maupun yang sudah direvisi. Pembahasan tentang Taksonomi Bloom lebih lanjut apa pada Point B. 2. Taksonomi Gagne Gagne mengkategorikan taksonomi hasil belajar dalam lima komponen, yaitu: informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan keterampilan motorik. Dengan demikian, maka tiga ranah dalam taksonomi Bloom tercakup semua di dalam taksonomi Gagne. Gagne mengelompokkan kedalam lima komponen dikarenakan atas asumsi bahwa hasil belajar yang berbeda tersebut memerlukan kondisi belajar yang berbeda pula. Artinya, untuk membangun strategi kognitif siswa memerlukan kondisi berbeda dengan ketika kita ingin membangun sikap atau keterampilan motorik. Gagne membagi hasil belajar menjadi lima kategori kapabilitas sebagai berikut : Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-5-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

1). Informasi verbal Kapabilitas informasi verbal merupakan kemampuan untuk mengkomunikasikan secara lisan pengetahuannya tentang fakta-fakta. Informasi verbal diperoleh secara lisan, membaca buku dan sebagainya. Informasi ini dapat diklasifikasikan sebagai fakta, prinsip, nama generalisasi. Contoh, siswa dapat menyebutkan dalil Phytagoras yang berbunyi, “pada segitiga siku-siku berlaku kuadrat sisi miring sama dengan jumlah kuadrat sisi-sisi siku-sikunya. 2). Keterampilan Intelektual Kapabilitas

keterampilan

intelektual

merupakan

kemampuan

untuk

dapat

memperbedakan, menguasai konsep, aturan, dan memecahkan masalah. Kemampuan-kemampuan

tersebut

diperoleh

melalui

belajar.

Kapabilitas

keterampilan intelektual menurut Gagne dikelompokkan dalam 8 tipe belajar yaitu, belajar isyarat, belajar stimulus respon, belajar rangkaian gerak, belajar rangkaian verbal,

belajar

memperbedakan,

belajar

pembentukan

konsep,

belajar

pembentukan aturan, dan belajar pemecahan masalah. Tipe belajar tersebut terurut kesukarannya dari yang paling sederhana (belajar isyarat) sampai kepada yang paling kompleks belajar pemecahan masalah. 3). Strategi Kognitif Kapalilitas strategi kognitif adalah kemampuan untuk mengkoordinasikan serta mengembangkan proses berpikir dengan cara merekam, membuat analisis dan sintesis. Kapabilitas ini terorganisasikan secara internal sehingga memungkinkan perhatian, belajar, mengingat, dan berfikir anak terarah. Contoh tingkah laku akibat kapabilitas strategi kognitif, adalah menyusun langkah-langkah penyelesaian masalah matematika. 3. Taksonomi Ausubel David Ausubel (1963) merupakan seorang psikolog pendidikan, melakukan beberapa penelitian rintisan menarik di waktu yang hampir sama dengan Burner, Ia sangat tertarik dengan cara mengorganisasikan berbagai ide. Ia menjelaskan bahwa dalam diri seorang pelajar sudah ada organisasi dan kejalasan tentang pengetahuan dibidang subjek tertentu. Ia menyebut organisasi ini sebagai struktur kognitif dan percaya bahwa struktur ini menentukan kemampuan pelajar untuk menangani berbagai ide dan hubungan baru. Makna dapat muncul dari materi baru hanya bila materi itu terkait Nama Mahasiswa : Siyamta, NIM 130121909684 |

-6-

Makalah Mata Kuliah Teori dan Model dalam TEP

dengan struktur kognitif dari pembelajaran sebelumnya. David Ausubel terkenal dengan teori belajar yang dibawanya yaitu

belajar bermakna (meaningful learning)

dan belajar menghafal (rote learning). Menurut Ausubel belajar bermakna terjadi jika suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang, selanjutnya bila tidak ada usaha yang dilakukan untuk mengasimilasikan pengertian baru pada konsep-konsep yang relevan yang sudah ada dalam struktur kognitif, maka akan terjadi belajar hafalan. Faktorfaktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel adalah struktur kognitif yang ada, stabilitas dan kejelasan pengetahuan dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu. Seseorang belajar dengan mengasosiasikan fenomena baru ke dalam skema yang telah ia punya. Dalam prosesnya siswa mengkonstruksi apa yang ia pelajari dan ditekankan pelajar mengasosiasikan pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam system pengertian yang telah dipunyainya. Teori belajar bermakna Ausubel ini sangat dekat dengan inti pokok konstruktivisme.

Keduanya

menekankan

pentingnya

siswa

mengasosiasikan

pengalaman, fenomena, dan fakta-fakta baru kedalam sistem pengertian yang telah dipunyai. Keduanya menekankan pentingnya asimilasi pengalaman baru kedalam konsep atau pengertian yang sudah dipunyai sisw. Keduanya mengandalkan bahwa dalam pembelajaran itu aktif. 4. Taksonomi Anderson Taksonomi menurut Anderson dibedakan menjadi declarative Knowledge dan Procedural Knowledge. Pengetahuan Deklaratif, yaitu pengetahuan yang bisa dideklarasikan biasanya dalam bentuk kata atau singkatnya pengetahuan konseptual. Pengetahuan Prosedural, yaitu pengetahuan tentang tahapan yang harus dilakukan misalnya dalam hal pembagian satu bilangan ataupun cara kita mengemudikan sepeda, singkatnya “pengetahuan bagaimana” atau bersifat aplikasi. 5. Taksonomi Merril Taksonomi Merril. M. D. Merril sendiri menamakan taksonomi buatannya itu sebagai Componen Display Theory (CDT). Merril (dalam Uno, Sofyan, dan Candiasa, 2001) mengembangkan taksonominya dengan menyempurnakan teori Robert Gagne. Taksonomi Merril membagi tujuan-tujuan pendidikan jadi dua kategor...


Similar Free PDFs