SINTESIS SENYAWA 1-(3,4-DIMETOKSIFENIL)-3-(NAFTALEN- 2-ILAMINO)-2 PROPANOL DARI METIL EUGENOL DAN NAFTILAMIN SEBAGAI ANTIMALARIA MELALUI PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME PDF

Title SINTESIS SENYAWA 1-(3,4-DIMETOKSIFENIL)-3-(NAFTALEN- 2-ILAMINO)-2 PROPANOL DARI METIL EUGENOL DAN NAFTILAMIN SEBAGAI ANTIMALARIA MELALUI PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME
Author Atika Nurkhotijah
Pages 77
File Size 5.5 MB
File Type PDF
Total Downloads 434
Total Views 877

Summary

SINTESIS SENYAWA 1-(3,4-DIMETOKSIFENIL)-3-(NAFTALEN- 2-ILAMINO)-2-PROPANOL DARI METIL EUGENOL DAN NAFTILAMIN SEBAGAI ANTIMALARIA MELALUI PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sains (S.Si.) pada Program Studi Kimia Fakult...


Description

SINTESIS SENYAWA 1-(3,4-DIMETOKSIFENIL)-3-(NAFTALEN2-ILAMINO)-2-PROPANOL DARI METIL EUGENOL DAN NAFTILAMIN SEBAGAI ANTIMALARIA MELALUI PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sains (S.Si.) pada Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia

Disusun Oleh:

ATIKA NURKHOTIJAH No. Mahasiswa: 15612167

PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2019

MOTTO Manusia harus selalu berdo’a dan berikhtiar dengan sungguh-sungguh, dan hasilnya tawakal kepada Alloh SWT sudah menentukan pilihan yang terbaik. Apabila kita punya tekad kuat untuk mempersungguh dalam berusaha, maka Alloh SWT insya Alloh akan memberikan jalan kemudahan dan pertolongan

ْ ‫ص ْر ُك ْم َويُث َ ِب‬ َّ ‫ص ُروا‬ ‫ت أ َ ْقدَا َم ُك ْم‬ ُ ‫َّللاَ َي ْن‬ ُ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُوا ِإ ْن ت َ ْن‬ Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, jika kalian menolong agama Allah maka Allah akan menolong perkara-perkara kalian dan Allah akan menetapkan telapak kaki kalian di dalam keimanan.

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN Penelitian tugas akhir dan penulisan laporan skripsi ini khusus saya persembahkan kepada kedua orang tua dan saudara-saudara saya yang telah sangat banyak memberikan do’a, dukungan, motivasi dan harapan yang besar kepada saya sehingga saya dapat segera menyelesaikan studi di Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam, Universitas Islam Indonesia. Semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi kampus Universitas Islam Indonesia, para peneliti dan kepada semua pihak pada umumnya.

v

KATA PENGANTAR Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh. Alhamdulilah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Tidak lupa sholawat serta salam penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan tepat pada waktunya guna untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Sains (S.Si.) Program Studi Ilmu Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta dengan judul “Sintesis Senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-3(naftalen-2-ilamino)-2-propanol dari Metil Eugenol dan Naftilamin sebagai Antimalaria melalui Penghambatan Polimerisasi Heme”. Selama penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik berupa saran, kritik, bimbingan maupun masukan lainnya. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat serta hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal tugas akhir ini dengan baik. 2. Prof. Riyanto, S.Pd., M.Si., Ph.D selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. 3. Dr. Dwiarso Rubiyanto, S.Si., M.Si. selaku Ketua Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia. 4. Tatang Shabur Julianto, S.Si., M.Si dan Amri Setyawati, M.Sc selaku pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan penulis selama melakukan perencanaan penelitian dan penulisan skripsi. 5. Bapak, Ibu, Kakak, dan adik-adikku yang selalu mendo’akan dan memberi dukungan, baik materiil maupun non materiil. 6. Tita Maya Sari, Indah Nikita Sari, Dwi Nur Halimah, Dina Rahmayanti, Dini Fadila Rosad, Miftahul Fauziah dan Tiara Dwi Saraswati selaku sahabat baik penulis yang

selalu memberikan dukungan do’a, semangat, serta motivasi dalam pelaksanaan dan penyusunan skripsi. 7. Semua pihak, khususnya teman-teman yang telah memberi pertolongan selama kuliah di Program Studi Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia Yogyakarta. Harapan penulis, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi diri saya sendiri dan kepada para pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan sarang sangat penulis harapkan sehingga tercipta karya tulis yang lebih baik. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Yogyakarta, 12 Februari 2018 Penulis

ATIKA NURKHOTIJAH No. Mhs 15612167

SINTESIS SENYAWA 1-(3,4-DIMETOKSIFENIL)-3-(NAFTALEN2-ILAMINO)-2-PROPANOL DARI METIL EUGENOL DAN NAFTILAMIN SEBAGAI ANTIMALARIA MELALUI PENGHAMBATAN POLIMERISASI HEME Atika Nurkhotijah NIM: 15612167 INTISARI Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium melalui perantara nyamuk Anopheles sp. betina. Saat ini sudah banyak terjadi resistensi malaria terhadap obat yang tersedia, sehingga diharuskan untuk mengembangkan obat antimalaria baru yang efektif terhadap malaria. Tujuan dari penelitian ini untuk mensintesis senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-3-(naftalen-2-ilamino)-2-propanol dari metil eugenol dan naftilamin sebagai antimalaria melalui penghambatan polimerisasi heme. Penelitian ini dilakukan dengen mensintesis PAA yang bertindak sebagai agen pengoksidasi yang kemudian ditambahkan senyawa metil eugenol melalui reaksi epoksidasi untuk membentuk cincin epoksida. Selanjutnya, dilakukan reaksi pembukaan cincin epoksida dengan penambahan senyawa naftilamin. Senyawa hasil dari sintesis kemudian diidentifikasi menggunakan KLT dan KLTP kemudian dikarakterisasi menggunakan FTIR, 1H-NMR, dan ESI-MS. Dari data spektra FTIR, 1 H-NMR dan ESI-MS dapat disimpulkan bahwa senyawa tersebut adalah 1-(3,4dimetoksifenil)-3-(naftalen-2-ilamino)-2-propanol yang memiliki berat molekul 337,41 g/mol. Senyawa hasil sintesis kemudian diuji aktivitas penghambatan polimerisasi heme menggunakan microplate reader. Nilai IC50 dari senyawa uji menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu sebesar 1,269 mg/mL dibandingkan IC50 kontrol positif (klorokuin) yang diperoleh sebesar 1,391 mg/mL. Kata kunci: Metil Eugenol, IC50, Polimerisasi Heme.

viii

SYNTHESIS OF COMPOUND 1-(3,4-DIMETHOXYPHENYL)-3(NAPHTHALEN-2-YLAMINO)PROPAN-2-OL FROM METIL EUGENOL AND NAPHTYLAMINE AS ANTIMALARIAL INHIBITION OF HEME POLYMERIZATION Atika Nurkhotijah NIM: 15612167 ABSTRACT Malaria is a disease caused by parasites from the genus Plasmodium through the intermediary of female Anopheles sp. At present there has been a lot of malaria resistance to available drugs, so it is required to develop new antimalarial drugs that are effective against malaria. The purpose of this study was to synthesize compounds 1-(3,4-dimethoxyphenyl)-3-(naphthalene-2-ilamino)-2-propanol from methyl eugenol and naphthylamine as antimalarials through inhibition of heme polymerization. This research was conducted by synthesizing PAA which acts as an oxidizing agent which is then added to the methyl eugenol compound through an epoxidation reaction to form epoxide rings. Next, an epoxide ring opening reaction is carried out with the addition of naphthylamine compounds. The resulting compounds from synthesis were then identified using TLC and TLC Preparative then characterized using FTIR, 1H-NMR, and ESI-MS. From the spectra of FTIR, 1H-NMR and ESI-MS, it can be concluded that these compounds are 1-(3,4-dimethoxyphenyl)-3-(naphthalene-2-ilamino)-2propanol which has a molecular weight of 337.41 g / mole. The synthesized compound was then tested for inhibition of heme polymerization activity using a microplate reader. The IC50 value of the test compound showed better results, which was 1.269 mg / mL compared to IC50 positive control (chloroquine) which was obtained at 1.391 mg / mL. Keywords: Metil Eugenol, IC50, Heme Polymerization.

ix

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium melalui perantara nyamuk Anopheles sp. betina. Parasit tersebut masuk ke dalam sel darah manusia lalu menginfeksi dan menyebabkan penyakit. Malaria pada manusia dapat disebabkan dari beberapa jenis Plasmodium, diantaranya adalah P. malariae, P. ovale, P. vivax dan P. falciparum (Achmadi, 2005). Malaria merupakan penyakit yang penyebarannya sangat luas di dunia yaitu antara garis bujur 60˚ di Utara dan 40˚ di Selatan yang meliputi lebih dari 100 negara. Sebagian besar negara tersebut memiliki iklim tropis dan sub tropis. Penduduk yang berisiko terkena malaria berjumlah sekitar 2,3 miliar atau 41% dari penduduk dunia. Setiap tahun jumlah penderita penyakit malaria berkisar 300-500 juta jiwa dan mengakibatkan kematian berkisar 1,5–2,7 juta jiwa, terutama di bagian Afrika SubSahara (WHO, 2008). Wilayah di dunia yang kini sudah terbebas dari penyakit malaria adalah Eropa, Amerika Utara, sebagian besar Timur Tengah, sebagian besar Karibia, sebagian besar Amerika Selatan, Australia dan Cina (Gunawan, 2000). Nyamuk Anopheles sp. memiliki spesies kurang lebih 4000 jenis dan telah ditemukan 67 spesies yang dapat menularkan penyakit malaria, 24 diantaranya ditemukan di Indonesia (Takken dkk., 1990). Indonesia merupakan negara yang memiliki iklim tropis sehingga sebagian besar daerah Indonesia masih merupakan daerah endemik infeksi penyakit malaria, seperti daerah Indonesia bagian Timur meliputi Papua, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan bahkan beberapa daerah seperti Riau, Bengkulu, Bali dan daerah Jawa (Harijanto, 2011). Penduduk yang berisiko terkena malaria adalah wanita hamil, anak balita dan penduduk non-imun yang mengunjungi daerah endemik malaria seperti pekerja imigran (khususnya pertanian, pertambangan, kehutanan), pengungsi dan wisatawan (Gunawan, 2000). Beberapa faktor penyebab malaria adalah faktor parasit, faktor lingkungan, faktor manusia dan faktor nyamuk (Gunawan, 2000). Konferensi Mlarua Global yang

1

2

dihadiri semua menteri kesehatan di dunia yang diadakan di Amsterdam pada tahun 1992, telah menetapkan strategi global pemberantasan malaria, antara lain: menyediakan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, merencanakan dan melaksanakan upaya preventif yang selektif dan berkesinambungan termasuk pengendalian vektor, menanggulangi atau mencegah wabah malaria dan meningkatkan kemampuan lokal di bidang penelitian dasar dan terapan (WHO-SEARO, 1998). Namun, sekitar 80% penduduk dunia diperkirakan masih menggunakan obat tradisional untuk pengobatan penyakit malaria (Harijanto, 2011). Saat ini, masalah penting yang mempersulit penanganan penyakit malaria adalah berkembangnya resistensi terhadap klorokuin, khususnya dari P. falciparum di sebagian besar wilayah endemik malaria. Resistensi P. vivax terhadap klorokuin telah dilaporkan di daerah Papua New Guinea, Irian Jaya, Pulau Nias dan beberapa daerah lainnya. Resistensi terhadap sulfoksin atau pirimetamin dan meflokuin juga telah ditemukan di berbagai daerah Asia Tenggara dan Amerika Selatan (WHO-CTD, 1996; WHO-SEARO, 1998). Dari penjelasan tentang bahayanya penyakit malaria dan resistensi obat yang begitu luas maka para peneliti terdorong untuk menemukan jenis obat antimalaria baru dengan mekanisme reaksi yang baru. Di sisi lain, Indonesia merupakan negara terkaya kedua akan keanekaragaman hayati. Sebagian besar keanekaragaman hayati berupa tumbuhan obat. Salah satu tumbuhan yang tersebar luas di Indonesia dan dapat dijadikan bahan dasar obat adalah tanaman cengkeh yang biasanya hanya digunakan sebagai bumbu dapur. Kandungan utama dari minyak cengkeh murni adalah eugenol dan salah satu turunan dari senyawa eugenol ialah metil eugenol. Dilihat dari strukturnya, metil eugenol merupakan senyawa fenil propanoid yang memiliki ikatan rangkap pada rantai alifatiknya sehingga berpotensi sebagai bahan dasar yang mudah untuk dikonversi menjadi senyawa lain. Penelitian mengenai penemuan obat antimalaria terus berkembang. Beberapa tahun terakhir terdapat berbagai kelompok penelitian yang tertarik pada studi aril amino alkohol. Aril amino alkohol memiliki aktivitas yang tinggi sebagai antimalaria

3

seperti β-amino alkohol yang lebih banyak diteliti dibandingkan dengan γ-amino alkohol (Quiliano dkk., 2018). Struktur wajib sebagai aktivitas antimalaria yaitu kehadiran senyawa aromatik dan bagian-bagian alkohol amino yang dihubungkan oleh dua rantai karbon atau lebih sehingga berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan jenis antimalaria baru (Karle dan Bhattacharje, 1996). Skrining antimalaria dapat dilakukan dengan beberapa cara, salah satunya melalui penghambatan polimerisasi heme. Mekanisme aksinya adalah melalui penghambatan polimerisasi heme menjadi hemeozoin. Plasmodium memetabolisme hemoglobin eritrosit menjadi asam amino dan heme. Asam amino diperlukan Plasmodium untuk kelangsungan hidupnya, sedangkan heme yang bersifat toksik bagi Plasmodium diubah menjadi hemeozoin dan disimpan dalam vakuola digestifnya. Hemeozoin akan dilepaskan dalam darah pada saat Plasmodium pecah menjadi merozoit dan skizon. Penghambatan polimerisasi heme menjadi hemeozoin ini telah digunakan sebagai skrining awal uji aktivitas antiplasmodium (Basilico dkk., 1998). Dari latar belakang tersebut, maka perlu adanya penelitian mengenai sintesis senyawa aril amino alkohol dari metil eugenol yang direaksikan dengan naftilamin sebagai senyawa antimalaria melalui penghambatan polimerisasi heme. Senyawa yang diperoleh diharapkan dapat menjadi alternatif terbarukan dalam bidang kesehatan yang memiliki aktivitas sebagai antimalaria. 1.2 Rumusan Masalah 1.

Bagaimana cara sintesis dan karakterisasi senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-3(naftalen-2-ilamino)-2-propanol dari metil eugenol dan naftilamin?

2.

Bagiamana hasil karakterisasi senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-3-(naftalen-2ilamino)-2-propanol?

3.

Bagaimana uji aktivitas senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-3-(naftalen-2-ilamino)-2propanol sebagai antimalaria melalui penghambatan polimerisasi heme?

4

1.3 Tujuan Penelitian 1.

Melakukan sintesis dan karakterisasi senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-3-(naftalen2-ilamino)-2-propanol dari metil eugenol dan naftilamin.Melakukan pembacaan hasil karakterisasi 1-(3,4-dimetoksifenil)-3-(naftalen-2-ilamino)-2-propanol.

2.

Melakukan uji aktivitas senyawa 1-(3,4-dimetoksifenil)-3-(naftalen-2-ilamino)-2propanol sebagai antimalaria melalui penghambatan polimerisasi heme

1.4 Manfaat Penelitian a.

Bagi Mahasiswa Penelitian ini diharapkan bermanfaat dalam bidang kimia, farmasi, kedokteran dan bidang lainnya serta dapat memberikan informasi bahwa senyawa 1-(3,4dimetoksifenil)-3-(naftalen-2-ilamino)-2-propanol dapat digunakan sebagai obat antimalaria.

b.

Bagi Keilmuan Senyawa ini diharapkan dapat menjadi penemuan senyawa baru yang berasal dari bahan alam dan dapat memberikan manfaat dalam dunia kesehatan karena memiliki aktivitas sebagai antimalaria.

6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Antimalaria Antimalaria merupakan obat yang didesain untuk mengobati pasien yang terkena penyakit malaria. Upaya pencegahan yang dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi jenis antimalaria yang telah dilakukan penduduk yang bertempat di daerah endemik malaria yang tidak memiliki imunitas (Yapi dkk., 2000). Faktor yang mempersulit kemoterapi malaria modern adalah munculnya galur Plasmodium (khusunya P. falciparum) yang resisten terhadap obat antimalaria standar seperti klorokuin. Antimalaria yang sudah lama dikenal seperti kuinina (Gambar 1.a.) merupakan alkaloid yang diperoleh dari pohon kina yang memiliki aktivitas melawan P. vivax dan P. malariae. Kuinina juga aktif terhadap P. falciparum tetapi kurang efektif dan lebih toksik daripada klorokuin. Klorokuin (Gambar 1.b.) merupakan obat antimalaria yang digunakan secara luas di beberapa negara. Namun, resistensi parasit terhadap klorokuin telah meluas di beberapa negara endemik malaria (Winstanley, 2000). Antimalaria yang ideal adalah efektif terhadap semua jenis dan stadium parasit, tidak resisteni terhadap parasit, menyembuhkan infeksi akut maupun laten, cara pemakaiannya mudah, harga terjangkau oleh semua lapisan masyarakat, efek samping yang ditimbulkan ringan serta toksisitas yang rendah (Yuliani dkk., 2005).

(a) (b) Gambar 1. Struktur kimia (a) kuinina, (b) klorokuin Penelitian mengenai penemuan obat antimalaria terus berkembang pesat seiring dengan peningkatan resistensi parasit terhadap obat antimalaria yang terdahulu. Beberapa usaha untuk menemukan jenis antimalaria baru telah dilakukan, diantaranya melalui isolasi senyawa aktif dari bahan obat alami yang telah diketahui memiliki

5

6

aktivitas sebagai antimalaria. Selain itu, dapat dilakukan dengan sintesis golongan yang telah dikenal mempunyai aktivitas antimalaria, seperti golongan aril amino alkohol. Beberapa tahun terakhir terdapat berbagai kelompok penelitian yang tertarik pada studi aril amino alkohol. Aril amino alkohol memiliki aktivitas yang tinggi sebagai antimalaria seperti β-amino alkohol yang lebih banyak diteliti dibandingkan dengan γamino alkohol (Quiliano dkk., 2018). Amino alkohol merupakan senyawa aromatik yang memiliki ikatan rangkap dan dihubungkan oleh dua rantai karbon atau lebih sehingga berpotensi sebagai dasar pembuatan jenis obat antimalaria baru (Karle dan Bhattacharje, 1996). Telah dilaporkan mengenai suatu senyawa baru yang memiliki aktivitas antimalaria, yaitu (a) 1,2,3-triaminopropanes, (b) 2-amino-3-arylpropan-1ols dan (c) 1-(2,3-diaminopropyl)-1,2,3-triazoles (Ja’in dkk., 2017). Struktur senyawa antimalaria baru dapat dilihat pada Gambar 4. 2.2 Aril Amino Alkohol sebagai Antimalaria Penelitian yang dilakukan oleh Robin dkk (2007), membahas tentang senyawa 1-aminopropan-2-ol (Gambar 2.) yang digunakan sebagai kemoterapi Plasmodium. Salah satu agen penyebab penyakit malaria adalah P. falciparum. Manfaat dari daya tarik transporter sebagai target obat berguna dalam pertumbuhan parasit, salah satunya ialah aquaporin (PfAQPa). Menurut Beitz (2006), aquaporin (PfAQPa) adalah membran protein yang selektif dan efisien untuk aliran air (ortodoks aquaporin) atau molekul bermuatan kecil (aquaglyceroporins) pada membran sel. Senyawa 1-aminopropan-2-ol digunakan sebagai analog gliserol sehingga dapat digunakan dalam kemoterapi Plasmodium yang dikembangkan dari pembukaan cincin epoksida (Gambar 3.) dan memiliki kemungkinan bereaksi dengan beberapa reagen seperti amina, tiol dan alkohol. Penelitian yang dilakukan oleh Robin dkk (2007), menunjukkan reaksi pembukaan cincin epoksida tanpa menggunakan katalis dapat dilakukan dibawah radiasi gelombang mikro. Metode yang digunakan untuk sintesis β-amino alkohol sebagai antimalaria relatif cepat dan lebih efisien (Ollevier dan Lavie, 2004). Kemudian, metode pembukaan cincin ini diterapkan secara umum pada berbagai reaksi amina primer dan sekunder.

7

Gambar 2. 1-aminopropan-2-ol

Gambar 3. Reaksi pembukaan cincin epoksida dari benzyl glycidyl ether dengan amina dibawah radiasi gelombang mikro Hasil yang didapatkan dari sintesis β-amino alkohol ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1. Sintesis β-amino alkohol (1a-x) Hasil (produk) R1R2NH 96% (1a) PhCH2NH2 62% (1c)

R1R2NH Et2NH

Hasil (produk) 95% (1b) 92% (1d)

94% (1e)

85% (1f)

92% (1g) 47% (1i)

89% (1h) 82% (1j)

57% (1k)

96% (1l)

87% (1m)

81% (1n)

59% (1o)

99% (1p)

79% (1q)

58% (1r)

73% (1s)

84% (1t)

99% (1u)

99% (1v)

57% (1w)

95% (1x)

.

8

Penggunaan FCR3 (chloroquine-resistant) dan 3D7 (chloroquine-sensitive) untuk pengujian semua senyawa hasil reaksi secara in vitro pada P. falciparum ditunjukkan pada Tabel 2. Awalnya, senyawa diuji menggunakan FCR3 supaya dapat menemukan senyawa antimalaria dengan spektrum luas. Selanjutnya, senyawa yang menunjukkan aktivitas melawan FCR3 diuji kembali dengan 3D7. Tabel 2.Hasil uji biologi terhadap P. falciparum FCR3 dan 3D7 Senyawa IC50 FCR3 IC50 3D...


Similar Free PDFs