STUNTING DENGAN PENDEKATAN FRAMEWORK WHO BUKU REFERENSI PDF

Title STUNTING DENGAN PENDEKATAN FRAMEWORK WHO BUKU REFERENSI
Author Stefanus M E N D E S Kiik
Pages 150
File Size 16.2 MB
File Type PDF
Total Downloads 43
Total Views 316

Summary

Stefanus Mendes Kiik, M.Kep., Sp.Kep.Kom. Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep., Ns., M.Kep. STUNTING DENGAN PENDEKATAN FRAMEWORK WHO BUKU REFERENSI STUNTING – DENGAN PENDEKATAN FRAMEWORK WHO Penulis: Stefanus Mendes Kiik, M.Kep., Sp.Kep.Kom. Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep., Ns., M.Kep. Editor Robert Fahik Desai...


Description

Accelerat ing t he world's research.

STUNTING DENGAN PENDEKATAN FRAMEWORK WHO BUKU REFERENSI Stefanus M E N D E S Kiik Buku Stunting

Cite this paper

Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers

Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Eksplorasi Prakt ik Pemberian Prelakt eal pada Bayi di Masyarakat Adat Kaluppini di Sulawesi S… Nurbaya Nurbaya ST UNT ING t ri siswat i Prosiding Simposium Int ernasional Gizi & Pangan 2018(1).pdf Rahmawat i Syarifuddin

Stefanus Mendes Kiik, M.Kep., Sp.Kep.Kom. Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep., Ns., M.Kep.

STUNTING BUKU

REFERENSI

DENGAN PENDEKATAN FRAMEWORK WHO

STUNTING – DENGAN PENDEKATAN FRAMEWORK WHO

Penulis: Stefanus Mendes Kiik, M.Kep., Sp.Kep.Kom. Muhammad Saleh Nuwa, S.Kep., Ns., M.Kep. Editor Robert Fahik Desain Sampul: Kotak Hitam Rancang Isi Erwan Supriyono Diterbitkan Oleh: CV. Gerbang Media Aksara Jl. Sampangan No. 58A, RT 01, Banguntapan Bantul, Yogyakarta ISBN:978­602­6248­86­2 Cetakan pertama, Juni 2020 Halaman: x + 141 hlm., Ukuran: 14,5 x 21 cm

Hak cipta dilindungi undang-undang. Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin tertulis dari penerbit.

PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan buku ini. Buku ini merupakan luaran dari penelitian yang berjudul: Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Stunting Menggunakan Kerangka Konseptual WHO Terhadap Pengetahuan Ibu Eks Pengungsi Timor Leste di Kabupaten Kupang. Buku ini membahas tentang masalah pendek atau kerdil atau yang lebih dikenal dengan istilah stunting. Stunting merupakan sebuah fenomena global. Idealnya anak-anak akan hidup, tumbuh, berkembang, bermain, belajar, berpartisipasi dan berkontribusi dalam lingkungannya sendiri. Namun karena kondisi ini, 144 juta anak di dunia harus hidup dalam kondisi “gagal tumbuh” sehingga masa depannya dan generasi selanjutnya terancam. Mereka akan hidup dalam kondisi tinggi badan yang tidak maksimal, otak mereka tidak akan berkembang secara sempurna sehingga mereka akan mengalami kesulitan saat bersekolah, berisiko lebih tinggi mengalami berbagai penyakit dan akan memengaruhi kinerja mereka saat dewasa yang pada akhirnya akan menyebabkan kerugian besar bagi negaranya dan bahkan dapat menyebabkan kematian.

| iii

Buku ini berisi tentang stunting, permasalahan stunting secara global, nasional dan lokal. Penyebab stunting berdasarkan framework WHO juga dibahas pada buku ini. Framework WHO ini merupakan pembeda dengan bukubuku lain karena berisi hasil penelitian terkini tentang penyebab stunting. Buku ini juga membahas tentang ciri dan cara mengukur stunting, dampak stunting, program penanganan stunting, dan pendidikan kesehatan terkait stunting. Penulis berharap, setelah membaca buku ini, pembaca dapat memahami permasalahan stunting dan dapat membuat perubahan-perubahan untuk mencegah stunting yang dimulai dari keluarga. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terbitnya buku ini. Pertama, kepada Deputi Bidang Penguatan Riset dan Pengembangan Kementerian Riset dan Teknologi/ Badan Riset dan Inovasi Nasional, yang telah membiayai, serta semua pihak yang telah berkontribusi yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Mari kita belajar dari ilmu mentari, “Berjuta kali ia memberi tak ingin ambil pulang atau merusakinya.” Semoga buku ini membawa manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Kupang, 2 April 2020 Penulis

iv |

Daftar Isi

Pengantar ........................................................................ iii Daftar Isi ......................................................................... v Daftar Singkatan ........................................................... vii BAB I STUNTING DAN PERMASALAHANNYA Definisi ............................................................... Permasalahan Stunting .................................... Kondisi stunting di Indonesia ......................... Kondisi stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur ................................................ BAB 2 PENYEBAB STUNTING SESUAI FRAMEWORK WHO ..................................... Penyebab Stunting ........................................... Faktor Rumah Tangga dan Keluarga ............ Pemberian Makanan Pendamping Yang tidak Mencukupi (Inadequate Complementary Feeding) ............................................................... Pemberian Asi (Breastfeeding) ......................... Infeksi (Infection) ............................................... Faktor Kontekstual: Komunitas Dan Sosial..

1 1 3 6 12 14 16 16

28 33 36 38

BAB 3 CIRI STUNTING DAN CARA PENILAIAN STATUS GIZI .......................... 40

| v

Ciri-Ciri Stunting ............................................. 40 Cara Penilaian Status Gizi............................... 41 Cara Mengukur Tinggi Badan dan Panjang Badan.................................................................. 43 BAB 4 DAMPAK STUNTING .................................. Pendahuluan ..................................................... Dampak Jangka Pendek .................................. Dampak Jangka Panjang .................................

51 51 52 56

BAB 5 PROGRAM PENANGANAN STUNTING DI INDONESIA .............................................. Pendahuluan ......................................................... Intervensi Gizi Spesifik........................................ Intervensi Gizi Sensitif ........................................

62 62 63 92

BAB 6 PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU .......... Pentingnya pengetahuan ibu dalam upaya penurunan stunting ............................. Perlunya pendidikan kesehatan bagi ibu sebagai caregiver ............................................... Konsep Pendidikan Kesehatan ...................... Hasil penelitian terkini tentang pentingnya pendidikan kesehatan bagi ibu DAFTAR PUSTAKA .................................................... GLOSSARIUM .............................................................. INDEKS .......................................................................... Lampiran ......................................................................... TENTANG PENULIS ...................................................

vi |

98 98 100 101 103 105 121 125 133 139

DAFTAR SINGKATAN

ACT AIDS ANC ARV ASI BABS Baduta Balita BBLR BCG BUMD BUMN CI CTPS DALYs DKI DPT D1-D3 e-PPGBM HAZ HB Hib

: Artemisinin Combination Therapy : Acquired Immune Deficiency Syndrome : Ante Natal Care : Antiretroviral : Air susu Ibu : Buang Air Besar Sembarangan : Usia bawah dua tahun : Bayi di bawah lima tahun : Berat bayi lahir rendah : Bacillus Calmette-Guérin : Badan Usaha Milik Daerah : Badan Usaha Milik Negara : Confidence Interval : Cuci Tangan Pakai Sabun : Disability-Adjusted Life Years : Daerah Khusus Ibukota : Difteri, pertusis, dan tetanus : Diploma 1-3 : Elektronik pencatatan pelaporan gizi berbasis masyarakat : Hight for age Z-scores : Hepatitis B : Haemophilus Influenza tipe B

| vii

: Human Immunodeficiency Virus : Hari Pertama Kehidupan : Human papillomavirus : Inisiasi Menyusu Dini : Indeks Massa Tubuh : Inactivated Polio Vaccine : Intrauterine growth restriction : Infant and Young Child Feeding : Jaminan Kesehatan Nasional : Kabupaten : knowledge, attitude and practice/ Pengetahuan, sikap, dan praktik KB : Keluarga Berencana KEK : Kurang Energi Kronik Kemenkes : Kementerian Kesehatan KemenPUPR : Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Kemensos : Kementerian Sosial KMS : Kartu menuju sehat LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat MP-ASI : Makanan Pendamping air susu ibu MGRS : Multy centre Growth Reference Study MMN : Multiple mikronutrien NTB : Nusa Tenggara Barat NTT : Nusa Tenggara Timur OR : Odds Ratio ORS : Oral Rehydration Solution PAH : Penampungan Air Hujan PAMM-RT : Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga HIV HPK HPV IMD IMT IPV IUGR IYCF JKN Kab KAP

viii |

PAMSIMAS : Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi berbasis Masyarakat PAUD : Pendidikan Anak Usia Dini PB : Panjang Badan PBI : Penerima Bantuan Iuran (PBI) PB/U : Panjang badan menurut umur PCV : Pneumococcal Conjugate Vaccine PDB : Produk Domestik Bruto PIN : Pekan Imunisasi Nasional PKHS : Pendidikan dan Keterampilan Hidup Sehat PLCRT : Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga PMBA : Pemberian makan bayi dan anak PMT : Pemberian makanan tambahan PNS : Pegawai negeri sipil POLRI : Polisi Republik Indonesia Posyandu : Pos Pelayanan terpadu PS-RT : Pengamanan Sampah Rumah Tangga PSG : Pemantauan Status Gizi PT : Perguruan Tinggi Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat RCT : Randomized controlled trial Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar SBD : Sumba Barat Daya SD : Sekolah Dasar SDM : Sumber Daya Manusia SEAR : South-East Asia Regional (regional Asia Tenggara) SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

| ix

SPAL STBM SUN TB TB/U TNI TTD TTS TTU UNAIDS UNDP UNESCO UNFPA UNICEF USG WFP WHO WUS

x |

: Sistem Pembuangan Air Limbah : Sanitasi Total Berbasis Masyarakat : Scaling Up Nutrition : Tinggi Badan : Tinggi badan menurut umur : Tentara nasional Indonesia : Tablet tambah darah : Timor Tengah Selatan : Timor Tengah Utara : United Nations Programme on HIV/AIDS : United Nations Development Programme : United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization : United Nations Population Fund : United Nations Emergency Children’s Fund : Ultrasonografi : World Food Programme : World Health Organization : Wanita usia subur

BAB I STUNTING DAN PERMASALAHANNYA

TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan mampu: v Memahami definisi stunting v Memahami permasalahan stunting di dunia v Memahami permasalahan stunting di Indonesia v Memahami permasalahan stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur

DEFINISI Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah usia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS (Multy centre Growth Reference Study) 2006, balita stunted apabila nilai z-scorenya kurang dari -2SD (standar deviasi) dan severely stunted apabila kurang dari

| 1

– 3SD (Department of Nutrition, World Health Organization & Members of the WHO Multicentre Growth Reference Study Group, 2006). Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan orang seusianya (Kemendes, 2017).

Gambar 1.1. Anak stunting (Sumber: dok pribadi)

Stunting diidentifikasi dengan membandingkan tinggi seorang anak dengan standar tinggi anak pada populasi yang normal sesuai dengan usia dan jenis kelamin yang sama. Stunting merupakan salah satu bentuk gangguan pertumbuhan masa bayi dan anak. Juga merupakan pertanda telah terjadi gangguan kekurangan gizi kronik (waktu lama) yang berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek ditengarai sebagai kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi 2 | Stefanus Mendes Kiik & Muhammad Saleh Nuwa

berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga anak berusia 23 bulan (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2018). PERMASALAHAN STUNTING Kejadian stunting merupakan salah satu masalah gizi yang dialami oleh balita di dunia saat ini. Pada tahun 2019 sebesar 21,3% atau sekitar 144 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun angka ini sudah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan angka stunting pada tahun 2000 yaitu 32,5% (199,5 juta).

Sumber: UNICEF/WHO/World Bank, Joint Child Malnutrition Estimates, 2020

Pada tahun 2019, lebih dari setengah balita stunting di dunia hidup di Asia (54%) sedangkan lebih dari sepertiganya (40%) tinggal di Afrika. Satu dari 3 anak di Afrika mengalami stunting. Semua benua mengalami penurunan stunting kecuali Afrika yang mengalami

Stunting dan Permasalahannya | 3

peningkatan (UNICEF/WHO/World Bank, Joint Child Mal­ nutrition Estimates, 2020).

Sumber: UNICEF/WHO/World Bank, Joint Child Malnutrition Estimates, 2020

Dari 78,2 juta balita stunting di Asia, proporsi terbanyak berasal dari Asia Selatan dan proporsi paling sedikit di Asia Tengah.

Sumber: UNICEF/WHO/World Bank, Joint Child Malnutrition Estimates, 2020

4 | Stefanus Mendes Kiik & Muhammad Saleh Nuwa

Dari 144 juta balita di dunia yang mengalami stunting lebih dari setengahnya berasal dari negara berpendapatan menengah bawah (lower-middle income country) dan hanya seperempatnya berasal dari negara berpendapatan rendah.

Sumber: UNICEF/WHO/World Bank, Joint Child Malnutrition Estimates, 2020

Data prevalensi balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO), Indonesia termasuk ke dalam negara keenam dengan prevalensi tertinggi di regional Asia Tenggara/South-East Asia Regional (SEAR). Prevalensi tertinggi kedua di Asia Tenggara setelah Timor Leste namun dari segi jumlah, Indonesia merupakan negara dengan jumlah balita stunting terbanyak di Asia Tenggara. Rata-rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2018 adalah 36%. Global Nutrition Report 2016 mencatat bahwa prevalensi stunting di Indonesia berada pada peringkat 108 dari 132 negara. Dalam laporan sebelumnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu dari 17 negara yang mengalami beban ganda gizi, baik kelebihan maupun kekurangan gizi (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2018). Stunting dan Permasalahannya | 5

Sumber: Child stunting data visualizations dashboard, WHO, 2019

Kondisi stunting di Indonesia Kejadian balita stunting (pendek) merupakan salah satu masalah gizi utama yang dihadapi Indonesia. Berdasarkan data Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2017, stunting memiliki prevalensi tertinggi dibandingkan dengan masalah gizi lainnya seperti gizi kurang, kurus, dan gemuk. Prevalensi stunting lebih tinggi baik pada usia 0-23 bulan maupun 0-59 bulan.

Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, 2017

6 | Stefanus Mendes Kiik & Muhammad Saleh Nuwa

Data tahun 2017 menunjukkan terjadinya peningkatan prevalensi pendek dan gemuk namun masalah kurus justru menurun.

Sumber: Ditjen Kesehatan Masyarakat, 2017

Prevalensi balita pendek di Indonesia cenderung statis. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan prevalensi balita pendek di Indonesia sebesar 36,8%. Pada tahun 2010, terjadi sedikit penurunan menjadi 35,6%. Namun prevalensi balita pendek kembali meningkat pada tahun 2013 yaitu menjadi 37,2% dan menurun lagi pada tahun 2018 menjadi 30,8%. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan penurunan prevalensi stunting di tingkat nasional sebesar 6,4% selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8% (2018). Sedangkan untuk balita berstatus normal terjadi peningkatan dari 48,6% (2013) menjadi 57,8% (2018). Adapun sisanya mengalami masalah gizi lain (Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan, 2018).

Stunting dan Permasalahannya | 7

Sumber: Riskesdas, 2018

Gambar 1. 3 Distribusi Geografis Prevalensi stunting menurut Provinsi (Riskesdas, 2018)

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) 2018 menunjukkan prevalensi stunting masih tinggi yaitu 30,8% (Kemenkes RI, 2018). Jumlah tersebut masih di atas angka batas stunting World Health Organization (WHO) yaitu...


Similar Free PDFs