Title | Fordyce spot |
---|---|
Author | K. 115 |
Pages | 14 |
File Size | 225.1 KB |
File Type | |
Total Downloads | 312 |
Total Views | 680 |
LAMPIRAN LAPORAN KASUS LK 1 Fordyce Spot UNIVERSITAS TRISAKTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT NAMA MAHASISWA : Arisha Dewanti NIM PROFESI : 041.215.018 IDENTITAS PASIEN Nama Pasien : Novi Indriyani Nama Orang Tua : Jasari Jenis Kelamin : Wanita Tanggal Lahir : 22-11-1985 Status P...
LAMPIRAN LAPORAN KASUS Fordyce Spot
LK 1
UNIVERSITAS TRISAKTI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BAGIAN ILMU PENYAKIT MULUT
NAMA MAHASISWA
:
Arisha Dewanti
NIM PROFESI
:
041.215.018
IDENTITAS PASIEN Nama Pasien
: Novi Indriyani
Nama Orang Tua
: Jasari
Jenis Kelamin
: Wanita
Tanggal Lahir
: 22-11-1985
Status Perkawinan
: Kawin
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Pendidikan
: SMA
Berat Badan
: 82 kg
Tinggi Badan
: 164 cm
Keinginan Pasien
: Ingin memeriksakan bintik-bintik pada bibirnya
KELUHAN UTAMA : Ingin memeriksakan bintik-bintik pada bibir atas dan bawah, serta ingin mengetahui apakah penyakit tersebut berbahaya atau tidak.
ANAMNESIS : Pasien wanita datang dengan keluhan bintik-bintik pada bibir atas dan bawah. Pasien menyadari keadaan tersebut 3 bulan yang lalu saat suaminya mengatakan terdapat bintik-bintik pada bibir pasien. Pasien 1
selama ini tidak merasakan sakit pada bibir atas dan bawah namun bintik-bintik tersebut masih terus menetap sampai sekarang.
RIWAYAT PENYAKIT UMUM : Pasien menilai kondisi kesehatan baik. Pasien tidak sedang perawatan dokter, juga tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang. Pasien tidak mengalami demam sebelum menyadari adanya bintik-bintik pada bibir atas dan bawah.
PEMERIKSAAN UMUM : • Kesadaran
: Compos Mentis
• Suhu badan
: tidak dilakukan
• Nadi
: 65 kali/menit
• Tinggi badan
: 164 cm
• Pernafasan
: 24 kali/menit
• Berat badan
: 82 kg
• Tekanan darah
: 110/90 mmHg
• Skor rasa nyeri 1-10 : 0
• Sklera
: Putih
• Konjungtiva
: Merah Muda
PEMERIKSAAN SEKITAR MULUT ( EKSTRA ORAL ) : 1. Bentuk muka
: Ovoid, Simetris
2. Pembengkakan
: Tidak ada
3. Kelenjar limfe
: Submental
4. Bibir
: Tidak teraba dan tidak sakit
Submandibula
: Tidak teraba dan tidak sakit
Servikal
: Tidak teraba dan tidak sakit
: Pada vermillion bibir atas dan bawah, terdapat makulo papular berwarna putih kekuningan pada bibir atas berukuran 1mm-2mm dengan konsistensi sama dengan jaringan sekitar dan lesi berkelompok.
5. Kulit sekitar mulut
: Tidak ada kelainan
6. Lain-lain
: Tidak ada kelainan
PEMERIKASAAN RONGGA MULUT ( INTRA ORAL ) : 2
Higiene oral
: Sedang
a. Debri
: Tidak ada debri
b. Stain
: Tidak ada stain
c. Kalkulus
: Ada pada bagian lingual gigi 32, 31, 41, 42
Mukosa labial
: Tidak ada kelainan
Mukosa bukal
: Tidak ada kelainan
Mukosa dasar mulut
: Tidak ada kelainan
Mukosa lidah
a. Dorsal
: Terdapat variasi bentuk berupa fisura sedalam 1mm
b. Lateral
: Tidak ada kelainan
c. Ventral
: Tidak ada kelainan
Mukosa gingiva
: Terdapat bercak kecoklatan pada seluruh unattached gingiva bagian labial dan bukal rahang atas dan rahang bawah
Mukosa palatum a. Durum
: Tidak ada kelainan
b. Molle
: Tidak ada kelainan
Mukosa orofaring
Lain-lain
: Tidak ada kelainan
Gigi-geligi
:
X8 7 X8 7
:
6 5 4 3 2 1
1 2 3X 4 5 6 7X 8
6 5 4 3 2 1
1 2 3 4 5 6 7X 8 3
PEMERIKSAAN RADIOLOGIK
: Tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
: Tidak dilakukan
ANALISIS KASUS :
Wanita, 32 tahun
Bintik-bintik pada bibir atas dan bawah berwarna putih kekuningan.
Terdapat bercak kecoklatan pada mukosa labial kanan, namun tidak prominen
Terdapat fisura pada dorsal lidah namun tidak prominen
Tidak ada rasa sakit pada lesi tersebut dan kondisi tersebut tidak menggaggu aktivitas
Tidak memiliki penyakit sistemik
Memiliki kebiasaan buruk merokok
Belum pernah memeriksakan lesi tersebut
Lesi tersebut belum pernah diobati
Ekstraoral: Pada vermillion bibir atas dan bawah terdapat lesi makula papular berukuran 1mm-2mm berwarna putih kekuningan berbatas jelas. Intraoral: Terdapat bercak kecoklatan pada seluruh unattached gingiva bagian labial dan bukal rahang atas dan rahang bawah dan terdapat variasi bentuk lidah berupa fisura/groove sedalam 1mm pada dorsum lidah.
DIAGNOSIS KERJA : Diagnosis sementara : Fordyce spots Diagnosis banding
: Herpes Labialis. Infeksi yang disebabkan oleh rekurensi virus herpes simpleks tipe I dengan gambaran klinisnya berupa lesi vesikel berkelompok, dapat pecah dan membentuk ulserasi yang sakit didahului gejala prodromal, gatal, dengan konsistensi lunak pada bibir.
DIAGNOSIS TETAP : Fordyce spots 4
RENCANA PERAWATAN :
Identifikasi faktor etiologi dan predisposisi a. Faktor etiologi
: adanya penyimpangan letak kelenjar dalam mulut pada periode fusi prosesus maksilaris dan mandibularis selama perkembangan embrional
b. Faktor predisposisi
: Usia dan merokok
Terapi simptomatik
: Tidak dilakukan karena tidak ada gejala sakit
Terapi kausatif
: Tidak dilakukan karena merupakan varian normal
Terapi suportif
: Tidak dilakukan karena pasien memiliki asupan gizi cukup
Komunikasi, edukasi dan intruksi: • Komunikasi
: Memberikan dukungan agar pasien tidak bingung dengan kondisi tersebut yang bukan merupakan suatu kelainan yang berbahaya.
• Intruksi
: Menginstruksikan pasien untuk menjaga kebersihan mulut dan kontrol berkala 23x per tahun ke dokter gigi
• Edukasi
: Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa kondisi tersebut merupakan bintikbintik yang merupakan kelenjar minyak yang letaknya abnormal, bukan kelainan yang membutuhkan perawatan.
PERAWATAN Tanggal
Kegiatan
Anamnesis
Pemeriksaan ekstraoral dan intraoral
Foto profil ekstraoral dan intraoral
17/8/2018
5
Komunikasi
: Memberikan dukungan agar pasien
tidak bingung dengan kondisi tersebut yang bukan merupakan suatu kelainan yang berbahaya.
Instruksi : Menginstruksikan pasien untuk menjaga kebersihan mulut dan kontrol berkala 2-3x per tahun ke dokter gigi.
Edukasi
: Memberikan penjelasan kepada pasien bahwa
kondisi tersebut merupakan bitnik-bintik yang merupakan kelenjar minyak yang letaknya abnormal, bukan kelainan yang membutuhkan perawatan.
6
Arisha Dewanti 041.215.018 040.12.017 081280394566
Laporan Kasus Fordyce Spots pada Vermillion Bibir Arisha Dewanti *Program Studi Profesi, Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Trisakti, Jakarta, Indonesia Jl. Kyai Tapa 260, Grogol, Jakarta Barat, Indonesia
ABSTRAK Varian normal merupakan keadaan normal dalam mulut yang tidak terdapat pada setiap individu. Salah satu varian normal yaitu Fordyce spots. Fordyce spots merupakan varian normal dimana kelenjar sebasea mengalami ektopik. Secara klinis memiliki ciri khas tampak berupa lesi makulo papular yang sedikit menonjol, berwarna putih atau kuning, multiple, membentuk kelompok plak atau bercak dan tidak sakit. Dalam kasus ini terdapat seorang pasien wanita berusia 32 tahun yang datang dengan keluhan bintik-bintik pada bibir atas dan bawah. Pasien menyadari kondisi tersebut sejak masih remaja namun tidak pernah memeriksakan ke dokter. Dari pemeriksaan ekstra oral terdapat gambaran papula berwarna putih kekuningan berkelompok berukuran 1-2 mm pada vermillion bibir atas dan bawah. Pemeriksaan radiologi dan penunjang tidak dilakukan karena dari pemeriksaan klinis dan anamnesis pun sudah cukup jelas untuk menentukan diagnosis dari lesi pada pasien tersebut. Perawatan simptomatis, kausatif, dan suportif tidak dilakukan.Komunikasi harus dilakukan untuk dukungan kepada pasien agar tidak cemas dengan kondisi bibirnya karena lesi tidak berbahaya dan tidak menular. Edukasi kepada pasien bahwa kelainan pada bibir tersebut merupakan kondisi yang normal dan sudah ada sejak lahir namun semakin jelas seiring berjalannya usia dan merokok. Pasien pun harus diberikan instruksi untuk menjaga kebersihan mulutnya dan kontrol berkala.
Kata kunci: Fordyce spots, kelenjar sebasea, varian normal
Pendahuluan Rongga mulut dapat mencerminkan kesehatan tubuh seseorang, karena rongga mulut merupakan pintu pertama masuknya bahan-bahan makanan untuk kebutuhan pertumbuhan individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal. Walaupun hanya
terdiri dari rongga kecil, rongga mulut mempunyai
peranan
penting
dalam
menentukan
keadaan
kesehatan
setiap
manusia.
Rongga
mulut
sering
sekali
mengalami berbagai macam iritiasi seperti iritasi mekanik, fisik dan kimiawi yang dapat menimbulkan penyakit mulut.
7
Secara teoritis, variasi dalam rongga mulut pun dibagi menjadi variasi normal dan
akan kondisi didalam mulutnya karena takut lesi tersebut merupakan lesi ganas.
variasi patologis. Didalam kelainan mulut biasanya
gejalanya
dapat
memberikan
keluhan atau tanpa keluhan, dapat terasa nyeri atau tidak nyeri, dapat merupakan kelainan warna, kelainan yang bersifat jinak atau ganas. tidaklah
1
Kelainan di rongga mulut
menunjukkan
penyakit
yang
terlokalisir saja tetapi dapat menunjukkan
Fordyce spots secara klinis tampak seperti lesi berukuran kecil, tidak sakit, pucat, berwarna putih kekuningan dengan diameter sekitar 1 hingga 2 mm. Lesi ini biasanya tidak terlihat pada pasien berusia muda dan sering baru tampak pada pasien yang
telah
mengalami
pubertas
dan
bertambah jelas seiring berjalannya usia.3
manifestasi secara sistemik dari seluruh Ilmu penyakit mulut merupakan bagian
kesehatan tubuh.
dari kedokteran Keadaan normal dalam mulut yang tidak terdapat pada setiap individu biasa dinamakan dengan varian normal.1 Varian normal tidak membahayakan individu yang terlibat
namun
terkadang
mengganggu
aktivitas dari individu yang terkait. Pada kasus
tertentu
varian
normal
harus
dihilangkan seperti torus mandibula, apabila pasien ingin dibuatkan gigi tiruan pada rahang bawah, penempatan gigi tiruan sulit dilakukan karena terdapat torus mandibula, maka
torus
mandibula
tersebut
harus
gigi
non
bedah
yang
berfokus pada diagnosis dan penatalaksaan kondisi medis yang memiliki kelainan pada daerah oral mukosa dan maksilofasial.4 Kelainan dalam mulut terdiri dari berbagai macam variasi normal dan patologis. Kita sebagai kedokteran
tenaga gigi
kesehatan harus
dibidang
mampu
untuk
mengidentifikasi penyakit tersebut melalui gambaran klinis, etiologi, diagnosis banding dari
masing-masing
penyakit
sehingga
dapat menentukan rencana perawatan yang tepat.
dihilangkan agar gigi tiruan dapat digunakan dengan baik. LAPORAN KASUS Salah satu contoh variasi normal lain adalah Fordyce spots yaitu dimana kelenjar subasea
mengalami
ektopik
dan
menimbulkan bintik-bintik putih kekuningan pada suatu daerah rongga mulut.
1,2,3
Saat
varian normal terlihat prominen, tidak sedikit pasien yang merasa tidak tenang dan panik
Seorang pasien wanita usia 32 ` tahun datang dengan keluhan terdapat bintik-bintik pada bibir atas dan bawah. Pasien menyadari keadaan tersebut 3 bulan yang
lalu
saat
suaminya
mengatakan
terdapat bintik-bintik pada bibir pasien. Pasien selama ini tidak merasakan sakit pada bibir atas dan bawah namun bintik8
bintik tersebut masih terus menetap sampai
variasi bentuk berupa fisura sedalam 1mm.
sekarang. Pasien bernama Novi Indriyani,
Mukosa gingiva terdapat bercak kecoklatan
lahir pada tanggal 22 November tahun
pada seluruh unattached gingiva bagian
1985, seorang ibu rumah tangga, sudah
labial dan bukal rahang atas dan rahang
menikah, beragama islam, berat badan 82
bawah namun tidak prominen. Mukosa
kg, dan tinggi badan 164 cm.
palatum baik palatum durum maupun molle
Pasien mengeluhkan terdapat bintik-
tidak ada kelainan.
bintik pada bagian bibir atas dan bawah sejak 3 bulan yang lalu. Pasien tidak memiliki riwayat sistemik, tidak sedang dalam
perawatan
mengkonsumsi
dokter,
obat
dan
tertentu.
tidak Pasien
memiliki ras mongoloid dan berkulit sawo matang.
Pasien
pernah
dilakukan
perawatan gigi 2 bulan yang lalu untuk pencabutan
gigi.
Pasien
menyebutkan
keluarga pasien tidak ada yang memiliki
Gambar 1. Gambaran klinis Fordyce spots pada gingiva sisi depan pasien
kelainan serupa. Pasien datang dalam keadaan compos mentis. Tekanan darah 110/90 mmHg, frekuensi nadi 65 kali per menit, dan frekuensi nafas 24 kali per menit. Bentuk muka pasien ovoid simetris, tidak terdapat pembengkakan pada kelenjar limfe
baik
submental,
submandibula,
maupun servikal tidak teraba dan tidak terasa sakit, pada vermillion bibir atas dan bawah pasien terdapat lesi makulo papular
Gambar 2. Gambaran klinis Fordyce spots pada gingiva sisi kanan pasien
berwarna putih kekuningan berukuran 1mm2mm, berkelompok, dengan konsistensi sama dengan jaringan sekitar. Kebersihan mulut pasien sedang. Terdapat kalkulus pada bagian lingual gigi 32, 31, 41, 42. Pada mukosa labial, bukal. dan dasar mulut tidak terdapat kelainan. Pada mukosa lidah bagian dorsal terdapat 9
Gambar 3. Gambaran klinis Fordyce spots pada gingiva sisi kiri pasien
Pemeriksaan penunjang
tidak
radiologi
dilakukan
dan
karena
cukup
jelas
untuk
Fordyce spots merupakan varian normal yang tidak berbahaya. Rencana perawatan diawali
dengan
mengidentifikasi etiologi dan predisposisi, yakni dalam kasus ini telah ditentukan kelenjar sebasea yang terjebak pada embrio saat
proses
maksila
penggabungan
dan
mandibula
prosesus
menjadi
faktor
etiologi, sedangkan faktor predisposisinya merupakan Perawatan suportif
usia
yang
simptomatis,
tidak
bertambah. kausatif,
dilakukan.
PEMBAHASAN Fordyce spots atau Granula Fordyce
dan
Komunikasi,
kasus ini.
sebasea
yang
sebasea pada Fordyce spots merupakan kelenjar yang ektopik yakni jaringan normal pada
lokasi
yang
abnormal.
Kelenjar
sebasea umumnya normal berada pada lapisan atas dermis atau kulit.
5
Lesi ini
sering ditemukan pada vermillion border dan oral mukosa.5,6 Secara klinis Fordyce spot memiliki ciri khas tampak berupa
lesi
makulo papular yang sedikit menonjol, berwarna putih seperti krim atau kuning, multiple, membentuk kelompok plak atau bercak. Kelompok yang membesar dapat terasa kasar apabila diraba atau dirasakan
Komunikasi harus dilakukan untuk dukungan kepada pasien agar tidak cemas keadaan
bibirnya,
serta
harus
dijelaskan bahwa kondisi bibir tersebut merupakan
variasi
normal
yang
tidak
berbahaya,
tidak
menular
dan
tidak
mengancam jiwa pasien. Edukasi kepada pasien
kelenjar
ditemukan di dalam mukosa mulut. Kelenjar
edukasi dan instruksi sangat penting dalam
dengan
dan
merokok dalam kasus ini.
merupakan
Prognosis pada kasus ini baik karena
pasien
mulutnya
menghilangkan kebiasaan buruk seperti
menentukan
diagnosis dari lesi pada pasien tersebut.
pada
kebersihan
dari
pemeriksaan klinis dan anamnesis pun sudah
menjaga
bahwa
bintik-bintik
pada
bibir
tersebut merupakan kondisi yang normal
dengan lidah. Selain pada mukosa bukal dan vermillion border, lesi ini dapat juga terdapat pada mukosa labial, retromolar pad, gingiva cekat, lidah dan frenulum.5 Secara histologi, Fordyce spots merupakan kelenjar sebasea atau kelenjar minyak yang tidak
disertai
folikel
rambut.
Kelenjar
sebasea terdapat didalam duktus kecil sebasea yang menuju ke permukaan epitel.6
dan sudah ada sejak lahir namun semakin
Fordyce spots merupakan lesi yang
jelas seiring berjalannya usia dan merokok.
muncul dari kelenjar sebasea yang pada
Pasien pun harus diberikan instruksi untuk
waktu
embrio
terjebak
selama 10
penggabungan mandibula.
prosesus
Terkadang
maksila
terdapat
dan
rambut
Fordyce
bahwa
lesi
ini
tidak
berbahaya dan tidak menular.
intraoral pada lesi Fordyce spots.5,7 Setelah pubertas biasanya lesi akan lebih tampak.7
spots
Dari beberapa penelitian didapatkan hasil bahwa lesi Fordyce spots lebih banyak
Setelah dilakukan anamnesis dan
terdapat...