Kegagalan Konstruksi Akibat Kesalahan Analisis Geologi DOCX

Title Kegagalan Konstruksi Akibat Kesalahan Analisis Geologi
Author Carol Jepsen
Pages 1
File Size 171 KB
File Type DOCX
Total Downloads 278
Total Views 608

Summary

1. PROYEK HAMBALANG turun drastis dan tanah bersifat seperti lumpur. Peristiwa amblasnya tanah di kawasan Proyek Permukaan tanah juga mengalami penurunan secara Hambalang pekan mendapat banyak perhatian. perlahan dan beberapa bagian bangunan mulai retak- Bermula dari hujan yang cukup deras, tiba-tib...


Description

1. PROYEK HAMBALANG Peristiwa amblasnya tanah di kawasan Proyek Hambalang pekan mendapat banyak perhatian. Bermula dari hujan yang cukup deras, tiba-tiba tanah di sekitar dua bangunan: Lapangan Indoor dan Power House amblas sedalam 2 hingga 5 meter diikuti dengan rubuhnya dua bangunan tersebut. Proyek akhirnya dihentikan sementara sambil menunggu penyelidikan tanah yang lebih detail dari pihak yang berkompeten untuk mencari penyebab peristiwa ini. Proyek Hambalang dilaksanakan di Hambalang Desa Citeurep Sentul Kabupaten Bogor Jawa Barat. Kondisi geologi di daerah ini merupakan batuan vulkanik yang mengalami pelapukan, (lapisan lempung dan lanau) yang kemudian terkompaksi melalui proses tekanan dalam jangka waktu yang lama. Batuan lempung tersusun dari lapisan- lapisan tipis sehingga mudah sekali pecah menjadi serpihan-serpihan(=disebut juga shale). Tanah lempung yang terbentuk dari shale dikenal dengan nama clay shale. Ketika dalam kondisi kering, ia menyusut dan mengeras, namun ketika menyerap air, ia akan mengembang dan pada batas tertentu akan kehilangan gaya gesernya sehingga penurunan tanah bisa terjadi tiba-tiba bahkan dengan akibat beratnya sendiri. Dikarenakan oleh sifat kembang-susutnya, tanah clay shale dapat digolongkan sebagai tanah ekspansif (expansive soil) atau tanah yang mudah kolaps (collapsing soil). Oleh karena itu, jenis lapisan tanah ini kurang cocok sebagai tanah dasar pondasi. 2. JALAN TOL CIPULARANG Pada bulan Februari 2006, Jalan Tol Cipularang, jalan bebas hambatan menghubungkan Jakarta dan Bandung sempat terhenti beroperasi dikarenakan adanya tanah longsor di Km. 97+500. Longsor terjadi pada timbunan badan jalan tol dimana kaki lerengnya terdapat lapisan tanah clay shale. Memang pada saat pembangunannya, pernah dilakukan pengupasan lapisan clay shale ini sedalam 30 cm hingga 2 meter. Namun upaya ini ternyata masih menyisakan lapisan clayshale pada kaki lereng. Akibatnya proses pelapukan ditambah rembesan air yang tinggi yang mengalir ke kaki lereng telah mentrigger runtuhnya lereng. Pada kondisi ini, kuat geser tanah menjadi turun drastis dan tanah bersifat seperti lumpur. Permukaan tanah juga mengalami penurunan secara perlahan dan beberapa bagian bangunan mulai retak-retak. Tekanan air pada tanah juga meningkat, mengakibatkan tekanan lateralnya bertambah. Seiring berjalannya waktu, beban struktur makin bertambah karena masa konstruksi, kuat geser tanah yang sudah menurun tersebut tidak mampu lagi menahan beban struktur dan pada akhirnya dia amblas. Satu hal yang bisa dijadikan catatan penting dari kasus ini adalah bahwa pembangunan di tanah ekspansif seperti tanah clay shale memang membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian. Mendirikan bangunan di areal tanah ekspansif bukanlah hal yang tidak mungkin, namun mutlak disertai treatment/teknologi khusus. 3. BENDUNGAN TETON Bendungan Teton jebol pada 1976. Bendungan yang dibangun pemerintah federal Amerika Serikat di tenggara Idaho ini pecah saat pengisian pertama pada 5 Juni. Air yang mengalir deras dari bendungan menewaskan 11 orang dan menenggelamkan lebih dari 13 ribu ekor sapi, dengan kerusakan diperkirakan mencapai USD2 miliar. Tanah yang berpori dan fondasi yang retak merupakan penyebab kolapsnya bendungan. Bendungan kosong hanya dalam beberapa jam, setelah 2 juta meter kubik air per detik tumpah ke ngarai di Sungai Teton. Kegagalan proyek bendungan membuat pemerintah Amerika memberlakukan peraturan yang lebih...


Similar Free PDFs