Title | Laporan Praktikum Sistem Produksi II Modul IV - Material Requierement Planning (MRP) |
---|---|
Author | Novi Yohana Sudiro |
Pages | 18 |
File Size | 403.7 KB |
File Type | |
Total Downloads | 359 |
Total Views | 476 |
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3 BAB IV MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP) 4.1 Pendahuluan 4.1.1 Latar Belakang Perencanaan dan persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proses produksi, terutama pada industri manufaktur. Apabila persediaan bahan ba...
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
BAB IV MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
4.1 Pendahuluan 4.1.1 Latar Belakang Perencanaan dan persediaan bahan baku merupakan hal yang sangat penting dalam suatu proses produksi, terutama pada industri manufaktur. Apabila persediaan bahan baku tidak tersedia dengan baik sesuai dengan rencana atau kebutuhan produksi, maka akan menghambat proses produksi. Persediaan adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan pembantu, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan permintaan. Persediaan bahan baku harus diatur dengan baik, agar proses produksi terus berjalan sesuai dengan permintaan pelanggan memenuhi kebutuhan pasar. Persediaan bahan baku tidak boleh kurang ataupun berlebih. Jika persediaan bahan baku kurang, akibatnya akan menghambat proses produksi bahkan sampai terhenti. Jika persediaan berlebih maka akan mengganggu proses penyimpanan dan menimbulkan biaya berlebih. Kedua kondisi tersebut berpengaruh terhadap besarnya biaya produksi. Dengan adanya pengaturan perencanaan persediaan bahan baku yang baik, diharapkan akan memberikan peningkatan efisiensi untuk menekan biaya produksi. Produksi dan operasi dalam arti luas sebagai suatu kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (output) tercakup semua kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa serta kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut (Assauri, 2004). Dari uraian diatas, pastinya manajemen produksi dan operasi sangat berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam mengatur jumlah produksi maupun biaya produksi. Salah satu cara untuk mengendalikan persediaan adalah dengan metode Material Requierment Planning (MRP). MRP merupakan teknik
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
46
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
pendekatan yang bertujuan meningkatkan produktivitas perusahaan dengan cara menjadwalkan kebutuhan akan material dan komponen untuk membantu perusahaan dalam mengatasi kebutuhan minimum dari komponen-komponen yang kebutuhannya dependen dan menjamin tercapainya produksi akhir. Manajemen material memiliki banyak metode yang dapat digunakan untuk menentukan waktu dan volume pengadaan material, mengharuskan para pengambil keputusan harus menguasai setiap metode pengadaan material
dalam
manajemen
material,
mengetahui
kelebihan
dan
kekurangan setiap metode serta dapat menggunakan metode yang tepat sesuai dengan keadaan yang dihadapi. Salah satu metode didalam manajemen material adalah Material Requirement Planning (MRP) yang pada mulanya adalah suatu metode pemesanan material, maka pada saat ini metode tersebut telah digunakan sebagai alat perencanaan dan pengawasan terhadap fungsi manajemen. Material requirement planning juga merupakan konsep dari suatu mekanisme untuk menghitung material yang dibutuhkan, kapan diperlukan dan berapa banyak. Penggunaan metode MRP memerlukan ketelitian yang tinggi, dan bila digunakan untuk struktur produk yang kompleks dan dalam jangka waktu produksi yang panjang, pengerjaan secara manual akan sulit dilakukan dan memerlukan waktu yang lama, dengan memperhatikan faktor tersebut, perlu dikembangkan sebuah program bantu berbasis komputer yang akan mempermudah penerapan metode MRP. PT. Tamia Akprind merupakan perusahaan yang sudah berdiri sejak tahun 2015. Perusahaan tersebut memproduksi mainan tamia 4WD dengan konsep make to stock dan siklus perencanaan produksinya adalah setiap setahun sekali. PT. Tamia Akprind pada saat ini ingin menentukan jumlah material yang harus dipesan kepada suplier dan waktu pemesanan, PT. Tamia Akprind membutuhkan perencanaan kebutuhan material, dengan menggunakan metode material requirement planning diharapkan mampu memberikan berapa jumlah material yang harus dipesan dan kapan pemesanan harus dilakukan dengan efisien dan optimal.
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
47
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
4.1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini adalah: a.
Menentukan berapa jumlah material yang harus dipesan kepada supplier.
b.
Menentukan kapan pemesanan akan dilakukan.
4.2 Landasan Teori 4.2.1 Konsep Dasar Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning (MRP) dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantungan (Saleh, 2012). Motto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat. Dari sumber yang tepat untuk menempatkan yang tepat dan pada waktu yang tepat. Tujuan dari sistem MRP yaitu : a.
Menjamin tersedianya material, item atau komponen pada saat dibutuhkan untuk memenuhi jadwal produksi dan menjamin tersedianya produk jadi bagi konsumen.
b.
Menjaga tingkat persediaan pada kondisi minimum.
c.
Merencanakan aktivitas pengiriman, penjadwalan dan aktivitas pembelian.
4.2.2 Masukan Sistem dalam MRP Input yang terdapat dalam sistem MRP adalah: a.
Jadwal Induk Produksi Jadwal induk produksi dibuat berdasarkan permintaan (yang diperoleh dari daftar pesanan atau peramalan) terhadap semua produk jadi yang dibuat.
b.
Catatan Keadaan Persediaan Catatan keadaan persediaan menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan.
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
48
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
c.
Struktur Produk Struktur produk berisi informasi tentang hubungan antara komponenkomponen dalam suatu perakitan (Baroto,2002).
4.2.3 Keluaran MRP Keluaran dari sistem MRP adalah berupa rencana pemesanan atau rencana produksi yang dibuat atas dasar lead time. Rencana pemesanan memiliki dua tujuan yaitu: a.
Menentukan Kebutuhan bahan pada tingkat lebih awal.
b.
Memproyeksikan kebutuhan kapasitas.
c.
Memberikan catatan tentang pemesanan yang harus dilakukan atau direncanankan, baik dari pabrik sendiri atau dari supplier.
d.
Memberikan indikasi bila diperlukan penjadwalan ulang.
e.
Memberikan indikasi atas pembatalan pemesanan.
f.
Memberikan indikasi tentang keadaan dari persediaan.
4.2.4 Tahapan MRP Adapun tahapan dalam MRP adalah: a.
Netting Netting adalah proses perhitungan kebutuhan bersih untuk setiap periode selama horizon perencanaan. Rencana kebutuhan bersih untuk suatu komponen di suatu level akan didasarkan atas jadwal rencana pemesanan komponen atau produk yang menjadi induknya, yang disesuaikan dengan faktor penggunaan (usage factor) dari komponen tersebut untuk membentuk komponen induknya.
b.
Lotting Lotting adalah proses penentuan besarnya ukuran kuantitas pesanan, yang dimaksudkan untuk memenuhi beberapa periode kebutuhan bersih (Rt) sekaligus. Besarnya ukuran kuantitas pesanan tersebut dapat ditentukan berdasarkan pada jumlah pemesanan yang tetap, periode pemesanan yang tetap, atau keseimbangan antara ongkos pengadaan (set up cost) dengan ongkos simpan (carrying cost).
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
49
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
c.
Offseting Offseting adalah suatu proses penentuan saat atau periode dilakukannya pemesanan sehingga kebutuhan bersih (Rt) dapat dipenuhi. Dengan kata lain, offseting bertujuan untuk menentukan kapan
kuantitas
pesanan
yang
dihasilkan
proses lotting harus
dilakukan. Penentuan rencana saat pemesanan ini diperoleh dengan cara mengurangkan saat kebutuhan bersih (Rt) harus tersedia dengan waktu ancang-ancang (lead time). d.
Exploding Exploding adalah proses perhitungan dari ketiga langkah-langkah di atas, yaitu netting, lotting, dan offseting, yang dilakukan untuk komponen atau item yang berada pada level di bawahnya.
4.3 Pengumpulan Data Untuk menentukan jumlah material yang harus dipesan kepada supplier dan
kapan
pemesananya,
PT.
TAMIYA
AKPRIND
membutuhkan
perencanaan ebutuhan material (MRP). Berikut ini Tabel 4.1, Tabel 4.2, dan tabel 4.3 adalah data yang dibutuhkan untuk perencanaan tersebut berdasarkan data tersebut, anda sebagai perencana sistem produksi,silahkan membuat perencanaan kebutuhan materialnya.
Tabel 4.1 Daftar Komponen Tamiya No.Komp.
Nama Komponen
Jumlah Unit
Kode
Unit Cost (Rp)
1
Tamiya
1 Unit
TMY
HPP
2
Sekrup
4 Unit
S
2% HPP
3
Roller
5 Unit
R
3% HPP
4
Pengunci Body
1 Unit
KBD
5% HPP
5
Body
1 Unit
BD
5% HPP
6
Chasis Assy 1
1 Unit
CI Assy
9% HPP
7
Pengunci Plat Depan
1 Unit
KPD
3% HPP
8
Plat Depan
1 Unit
PD
3% HPP
9
Tuas ON-OF
1 Unit
T
2% HPP
10
Gear Kecil
1 Unit
GK
2% HPP
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
50
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3 Lanjutan Tabel 4.1 Daftar Komponen Tamiya 11
Roda Depan Kanan
1 Unit
RDKi
5% HPP
12
Pengunci Baterai
1 Unit
KBt
2% HPP
13
Baterai
1 Unit
Bt
7% HPP
14
Pengunci Dinamo
1 Unit
KD
3% HPP
15
Dinamo
1 Unit
D
7% HPP
16
Roda Kiri
2 Unit
RKi
3% HPP
17
Eyelet
2 Unit
Ey
2% HPP
18
Gardan
1 Unit
G
3% HPP
19
Gear Besar
1 Unit
GB
3% HPP
20
Roda Belakang Kanan
1 Unit
RBKa
5% HPP
21
Chasis
1 Unit
C
7% HPP
Sumber. Laboratorium SISPRO II, 2018
Untuk semua komponen pada tabel 4.1, setup cost (biaya pesannya) dan holding cost (biaya simpanya) adalah sebagai mana pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Daftar Biaya Keterangan
Soal Tipe 4
HPP
Rp. 45.000
Biaya Pesan
Rp. 15.000
Biaya Simpan
6% HPP
Sumber. Data Praktikum
Tabel 4.3 Status Inventori No.
Nama Komponen
Kode
OH
SS
SR (Periode)
Komponen 1
Tamiya
TMY
637
200
20000 (4)
2
Sekrup
S
1567
200
-
3
Roller
R
1986
200
15000 (1,8)
4
Pengunci Body
KBD
1366
200
15750 (2,11)
5
Body
BD
665
200
-
6
Chasis Assy 1
CI Assy
2356
200
-
7
Pengunci Plat
KPD
393
200
15000 (1,8)
Depan 8
Plat Depan
PD
1999
200
16000 (1,9)
9
Tuas ON-OF
T
2234
200
-
10
Gear Kecil
GK
2419
200
17800(3,10)
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
51
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3 Lanjutan Tabel 4.3 Status Inventori 11
Roda Depan
RDKi
1736
200
-
Kanan 12
Pengunci Baterai
KBt
1653
200
-
13
Baterai
Bt
1363
200
-
14
Pengunci Dinamo
KD
314
200
-
15
Dinamo
D
756
200
15000 (1,8)
16
Roda Kiri
RKi
1785
200
7000 (4,8)
17
Eyelet
Ey
2458
200
-
18
Gardan
G
2159
200
15000 (2,8)
19
Gear Besar
GB
2115
200
-
20
Roda Belakang
RBKa
421
200
-
C
368
200
-
Kanan 21
Chasis
Sumber. Laboratorium SISPRO II, 2018
4.4 Hasil dan Pembahasan 4.4.1 Hasil Analisa Langkah pertama, praktikan membuka software WinQSB dan memilih Material Requirement Planning (MRP). Selanjutnya praktikan mengisi MRP Spesification yang hasilnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.1 MRP Spesification (Sumber: Data Praktikum)
Praktikan mengisi judul permasalahan dengan format yang sudah ditentukan, selanjutnya mengisi jumlah produk dan komponen sesuai dengan data yang diberikan, mengisi saruan waktu disetiap periode, banyaknya periode perencanaan serta periode perencanaan pertahun,
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
52
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
terakhir mengisi banyaknya komponen maksimum yang dapat dirakit menjadi subassembly atau produk parent – nya. Setelah mengisi spesifikasi data, selanjutnya adalah mengisi form item master yang terdiri dari
kode
komponen/produk,
satuan
komponen,
leadtime
setiap
komponen, ketentuan ukuran lot pesanan produk, Lot Size Multiple (diisi jika lot size – nya adalah fixed order quantity atau fixed period requirement), biaya tiap unit, dan biaya simpan tahunan sehingga hasil masukan data dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.2 Masukan Data Item Master (Sumber: Data Praktikum)
Langkah selanjutnya adalah mengisi data Bill of Material (BOM) sesuai data given dengan cara klik menu view lalu pilih BOM (Bill of Material). Hasil masukan data BOM dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.3 Masukan Data BOM (Sumber: Data Praktikum)
Langkah selanjutnya adalah mengisi data Master Production Schedule (MPS) sesuai data given dengan cara klik menu view lalu pilih MPS
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
53
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
(Master Schedule Production). Hasil masukan data MPS dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.4 Masukan Data MPS (Sumber: Data Praktikum)
Langkah selanjutnya adalah mengisi data inventory (persediaan) sesuai data given dengan cara klik menu view lalu pilih Inventory. Hasil masukan data Inventory dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4.5 Masukan Data Inventory (Sumber: Data Praktikum)
Perhitungan MRP dapat dilakukan dengan cara klik solve lalu klik explode material requirement lalu klik item ID dan pilih all item lalu klik OK. Hasil MRP disimpan dan dilanjutkan dengan mencari gambar struktur produk dengan cara klik menu results lalu pilih show product structure in graph, pilih end item, pilih multi level, pilih show lead time, pilih show usage, dan klik OK. Hasil WinQSB diatas akan dibahas pada subbab selanjutnya.
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
54
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
4.4.2 Pembahasan Hasil keluaran WinQSB dari data yang diinput diatas adalah sebagai berikut:
Gambar 4.6 Output WinQSB (Sumber: WinQSB)
Gambar 4.7 Output lanjutan WinQSB (Sumber: WinQSB)
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
55
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
Gambar 4.8 Output Lanjutan WinQSB (Sumber: WinQSB)
Gambar 4.9 Output Lanjutan WinQSB (Sumber: WinQSB)
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
56
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
Gambar 4.10 Output Lanjutan WinQSB (Sumber: WinQSB)
Dari hasil program WinQSB ditampilkan keterangan perencanaan kebutuhan material dari produk TMY dan masing – masing komponen penyusun produk TMY. Lead time untuk produk TMY adalah 1 bulan yang berarti jarak waktu antara saat pemesanan dan saat produk dikirim adalah 1 bulan. Persediaan tambahan (Safety Stock) tambahan yang diadakan untuk menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan persediaan (stock out) untuk produk TMY sebanyak 200 unit/bulan. Ukuran lot untuk produk TMY adalah Lot for Lot dengan harga produk sebesar Rp.45.000/unit, biaya pesan sebesar RP.15.000/unit, dan biaya simpan sebesar Rp.2.700/unit. Kebutuhan kotor produk TMY sebesar 631415 unit/periode, pesanan diterima pada periode keempat sebesar 20000 unit, persediaan awal produk TMY digudang sebanyak 673 unit, dan persediaan akhir ditiap periodenya yaitu sebesar 200 unit. Permintaan bersih produk TMY pada periode pertama sebanyak 630942 unit karena perusahaan telah memiliki persediaan awal sebanyak 673 unit dikurangi dengan safety stock sebesar 200 unit, pada periode kedua, ketiga, kelima hingga keduabelas permintaan bersih sebesar 631415 unit karena persediaan sudah dipakai diperiode pertama. Rencana pemesanan pada periode yaitu sebesar 630942
Jurusan Teknik Industri – Institut Sains & Teknologi AKPRIND
57
Laporan Praktikum Sistem Produksi II – MRP – Kelompok H3
unit dan rencana pemesanan untuk keduabelas periode berikutnya sebesar 631415 unit. Planned order release pada periode pertama sebesar 630942 unit karena memiliki persediaan awal, selanjutnya diperiode kedua PORel sebesar 631415 unit karena sudah tidak memiliki persediaan. Hasil MRP untuk komponen – komponen pembentuk produk TMY dapat dilihat pada gambar dengan keterangan yang sama seperti yang telah dijelaskan untuk produk TMY sebelumnya. Dengan ukuran lot, harga produk, dan biaya pesan yang sama, berikut hasil MRP untuk masing – masing komponen: a. Komponen Sekrup Kebutuhan kotor untuk komponen ini sebesar 2525660 unit/perio...