Resume Audit Arens BAB 8 PDF

Title Resume Audit Arens BAB 8
Author Adit Nu
Course Audit
Institution Universitas Diponegoro
Pages 5
File Size 88.5 KB
File Type PDF
Total Downloads 290
Total Views 758

Summary

BAB 8Perencanaan Audit dan Prosedur AnalitisA. PerencanaanTiga alasan utama auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat yaitu: Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi pada situasi yang dihadapi Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar Untuk menghindar kesala...


Description

Bima Adhitya Nugroho KELOMPOK 12 BAB 8 Perencanaan Audit dan Prosedur Analitis

A. Perencanaan Tiga alasan utama auditor harus merencanakan penugasan dengan tepat yaitu: 1. Untuk memungkinkan auditor mendapatkan bukti yang tepat dan mencukupi pada situasi yang dihadapi 2. Untuk membantu menjaga biaya audit tetap wajar 3. Untuk menghindar kesalahpahaman dengan klien Resiko audit yang dapat diterima adalah ukuran seberapa besar ukuran auditor bersedia menerima bahwa laporan keuangan akan salah saji secara material setelah audit diselesaikan dan pendapat wajar tanpa pengecualian telah dikeluarkan. Resiko inheren adalah ukuran penilaian auditor atas kemungkinan adanya salah saji yang material dalam suatu saldo akun sebelum mempertimbangkan keefektifan internal.

B. Menerima Klien dan Melakukan Perencanaan Audit Awal Perencanaan audit awal melibatkan empat hal: 1. Auditor memustuskan apakah yang akan menerima klien baru atau terus melayani klien yang ada sekarang 2. Auditor mengidentifikasi mengapa klien menginginkan atau membutuhkan audit 3. Untuk menghindari kesalahpahaman, auditor harus memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan klien 4. Auditor mengembangkan strategi audit secara keseluruhan Sebelum menerima klien baru, kebanyakan KAP akan menyelidiki perusahaan tersebut untuk menentukan akseptabilitasnya. Kantor akan melakukan dengan memeriksa, sejauh memungkinkan, prospektif klien dalam komunitas bisnis, stabilitas keuangan, dan hubungannya dengan kantor akuntan publik sebelumnya. Untuk calon klien yang sebelumnya telah diaudit oleh KAP lain, auditor yang baru diharuskan oleh standar auditing untuk berkomunikasi dengan auditor pendahulu.

Setiap tahun banyak KAP mengevaluasi klien-klien yang ada saat ini guna menentukan apakah ada alasan untuk menghentikan audit. Dua faktor utama yang mempengaruhi resiko audit yang dapat diterima adalah pemakai laporan keuangan yang mungkin dan maksudnya menggunakan laporan tersebut. Penggunaan laporan keuangan yang paling mungkin dapat ditentukan dari pengalaman sebelumnya dengan klien serta diskusi dengan manajemen. Standar auditing mensyaratkan bahwa auditor harus mendokumentasikan pemahamannya dengan klien dalam surat penugasan. Auditor harus menempatkan staf yang tepat pada penugasan agar sesuai dengan standar auditing dan untuk meningkatkan efisiensi audit.

C. Memahami Bisnis dan Industri Klien Auditor mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji yang material, apakah karena kecurangan atau kesalahan, berdasarkan pemahaman tentang entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian internal. Tiga alasan utama untuk mendapat pemahaman tentang industri dan lingkungan eksternal: 1. Resiko yang berkaitan dengan industri tertentu dapat mempengaruhi penilaian auditor atas resiko bisnis klien dan resiko audit yang dapat diterima 2. Resiko inheren tertentu sudah umum bagi semua klien dalam inndustri tertentu 3. Banyak industri memiliki persyaratan akuntansi yang unik yang harus dipahami auditor untuk mengevaluasi apakah laporan keuangan klien telah sesuai dengan standar akuntansi. Untuk memperoleh pemahaman tentang industri auditor bisa melakukan kunjungan ke pabrik dan kantor serta mengidentifikasi pihak yang berkaitan. Dan untuk memahami tetntang manajemen dan tata kelola dengan melihat kode etik dan notulensi rapat. Auditor harus memahami tujuan klien yang berkaitan dengan: 1. Reliabilitas pelaporan keungan 2. Efektivitas dan efisiensi operasi

3. Ketaatan pada hukum dan peraturan

D. Menilai Risiko Bisnis Klien Auditor menggunakan pengetahuan yang diperolehnya dari pemahaman strategis atau bisnis dan industri klien untuk menilai risiko bisnis klien yaitu risiko bahwa klien akan gagal dalam mencapai tujuannya. Risiko bisnis klien dapat timbul dari banyak faktor yang mempengaruhi klien dan lingkungannya, seperti teknologi baru yang mengikis keunggulan kompetitif klien, atau klien gagal melaksanakan strategi sebaik pesaing. Perhatian utama auditor tertuju pada risiko salah saji yang material dalam laporan keuangan yang disebabkan oleh risiko bisnis klien. Manajemen adalah sumber utama untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien. Manajemen harus melaksanakan evaluasi yang menyeluruh atas resiko bisnis klien yang relevan yang mempengaruhi pelaporan keuangan agar mampu menyakinkan laporan keuangan kuartalan dan tahunan, dan untuk mengevaluasi efektivitas pengendalian dan prosedur pengungkapan yang sekarang disyaratkan oleh Sarbanes-Oxley Act.

E. Melaksanakan Prosedur Analitis Pendahuluan Auditor melaksanakan prosedur analitispendahuluan untuk memahami dengan lebih baik bisnis klien dan untuk menilai risiko bisnis klien.

Salah satu prosedur tersebut

membandingkan rasio klien dengan benchmark industri atau pesaing untuk mengindikasikan kinerja perusahaan. Pengujian pendahuluan seperti itu dapat mengungkapkan perubahan yang tidak biasa dalam rasio yang dibandinngkan dengan tahun sebelumnya, atau dengan rata-rata industri, sehingga membantu auditor mengidentifikasi area yang mengalami kenaikan rasio salah saji yang membutuhkan perhatian lebih lanjut selama audit.

F. Prosedur Analitis Prosedur analitis menurut standar auditin adalah evaluasi atas informasi keuangan yang dilakukan yang dilakukan dengan menganalisis hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan nonkeuangan. Prosedur analitis menggunakan perbandingan dan hubungan

untuk menilai apakah saldo akun atau data lain terlihat wajar berkaitan dengan ekspektasi auditor. Prosdur analitis dapat dilakukan pada salah satu dari ketiga waktu selama penugasan: 1. Prosedur analitis diwajibkan dalam tahap perencanaan untuk membantu menentukan sifat, luas, dan penetapan waktu prosedur audit 2. Prosedur analitis sering kali digunakan selama tahap pengujian audit sebagai pengujian substansif untuk mendukung saldo akun 3. Prosedur analitis juga diwajibkan selama tahap penyelesaian audit

G. Lima Jenis Prosedur Audit Kegunaan prosedur analitis sebagai bukti audit sangat bergantung pada auditor yang mengembangkan ekspektasi tentang berapa saldo akun atas rasio yang harus dicatat, tanpa memperhatikan jenis prosedur analitis yang digunakan. Dalam setiap kasus, auditor membandingkan data klien dengan: 1. Data industri Auditor harus menentukan apakah kedua hal yang terjadi terakhir memberikan kepastian yang layak bahwa laporan keuangan tidak salah saji. Manfaatnya adalah membantu memahami bisnis klien dan sebagai indikasi atas kemungkinan adanya kegagalan keuangan, tetapi mungkin kurang membantu auditor dalam mengidentifikasi salah saji yang potensial. 2. Data periode sebelumnya yang serupa Bisa dengan membandingkan saldo tahun berjalan dengan tahun sebelumnya, membandingkan rincian total saldo dengan rincian yang serupa untuk tahun sebelumnya, menghitung rasio dan hubungan presentase untuk membandingkan dengan tahun sebelumnya. 3. Hasil yang diharapkan yang ditentukan klien Kebanyakan perusahaan menyiapkan anggaran untuk berbagai aspek operasi dan hasil keuangannya. Karena anggaran merupakan ekspektasi klien selama periode berjalan, auditor harus menyelidiki perbedaan yang paling signifakan antara hasil yang

dianggarkan dan hasil yang aktual., karena area dapat mengandung salah saji yang potensial. 4. Hasil yang diharapkan yang ditentukan auditor Auditor menghitung saldo yang diharapkan untuk dibandingkan dengan saldo aktual. Auditor membuat estimasi tentang saldo akun apa yang seharusnya dengan menghubungkannya ke beberapa akun neraca atau akun laporan laba-rugi lainnya. 5. Hasil yang diharapkan dengan menggunakan data nonkeuangan Pendekatan dilaksanakan untuk melakukan estimasi dalam situasi lain. Kepentingan utamanya pada keakuratan data.

H. Rasio Keuangan yang Umum Kemampuan membayar utang jangka pendek (likuiditas) => rasio lancar (current ratio), rasio kas (cash ratio), dan rasio cepat (quick ratio) Rasio aktivitas likuiditas => kemampuan membayar utangnya adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengkonversi aktiva lancar yang kurang likuid menjadi kas. Kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka panjang (solvabilitas) => bergantung pada keberhasilan operasi dan kemampuannya untuk memperoleh modal guna perluasan, serta kemampuannya untuk melakukan pembayaran pokok dan bunga. Rasio Profitabilitas => kemampuan perusahaan untuk memnghasilkan kas demi membayar kewajiban, perluasan, dan deviden sangat bergantung pada profitabilitas. Yang paling umum adalah laba per saham. Yang lainnya antara lain presentase laba kotor, marjin laba, pengembalian atas aset, dan pengembalian atas ekuitas saham biasa....


Similar Free PDFs